Hipertensi

advertisement
HIPERTENSI
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis kronis dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini mengakibatkan jantung harus bekerja lebih
keras untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor resiko
utaman untuk penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya
aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik
dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara
denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan
atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi
bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Obat-obatan efektif banyak
tersedia, namun angka penderita tetap meningkat. Padahal hipertensi merupakan faktor utama
kerusakan otak, ginjal dan jantung jika tak terdeteksi sejak dini. Data dari Perhimpunan Dokter
Hipertensi Indonesia (InaSH) menyebutkan, angka kematian di Indonesia menyentuh angka 56
juta jiwa terhitung dari tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi adalah
hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk Indonesia.
"Hipertensi di tempat teratas, disusul efek dari rokok, kolesterol, seks tidak aman dan
kelebihan berat badan," kata Yuda Turana, Ketua Pelaksana pertemuan ilmiah The 8th Anuual
Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension di Jakarta, Jum'at 7 Maret 2014.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar
90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab
medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin
menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan sebagai pengukuran tekanan
darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi nilai normal yang dapat diterima
(saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan
ambulatori 24 jam atau pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih rendah (sistolik
135 mmHg atau diastolik 85 mmHg). Beberapa pedoman internasional terbaru tentang hipertensi
juga telah membuat kategori di bawah kisaran hipertensi untuk menunjukkan risiko yang
berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih tinggi dari kisaran normal. Pedoman ESH-ESC
(2007) dan BHS IV (2004), mendefinisikan hipertensi derajat ketiga (derajat III) untuk orang
dengan tekanan darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan diastolik di atas 109 mmHg.
Hipertensi tergolong “resisten” bila obat penurun tekanan darah tertentu tidak mengurangi
tekanan darah (menjadi normal) dan perlu mencoba obat yang lain.
KLASIFIKASI (JNC7)
Tekanan Sistolik
Tekanan diastolik
mmHg
kPa
mmHg
kPa
Normal
90 n- 119
12 – 15,9
60 – 79
8,0 – 10,5
Prahipertensi (normal
120 – 139
16,0
tinggi)
Hipertensi derajat 1
– 80 – 89
10,7 – 11,9
– 90 – 99
12,0 -13,2
18,5
140 – 159
18,7
21,2
Hipertensi derajat 2
≥160
≥21,3
≥100
≥13,3
Hipertensi sistolik
≥140
≥18,7
0
12,0
tersendiri
Penyebab hirpetensi dapat disesuaikan dengan jenis hipertensi itu sendiri, yaitu:
1. Hipertensi Primer (esensial)
Sebagian besar kasus hipertensi primer tidak diketahui secara pasti penyebabnya dan
diduga adanya faktor genetik.
2. Hipertensi Sekunder
Kelompok hipertensi sekunder terjadi akibat adanya komplikasi penyakit ginjal dan
tumor kelenjar anak ginjal (adrenal).
Faktor resiko lain yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi yaitu usia, konsumsi
garam yang berlebih, diabetes dan pecandu alkohol. Hipertensi jarang menunjukkan gejala,
sehingga diperkirakan sebagian dari penderita hpertensi tidak mengetahui bahwa mereka
memiliki penyakit hipertensi. keluhan yang biasa dirasakan oleh penderita antara lain sakit
kepala, sesak, cepat lelah, dan kadang hidung berdarah.
Peningkatan tekanan darah tinggi yang sangat tinggi serimg disebut dengan krisis
hipertensi. Tekanan darah diatas tingkat ini memiliki resiko yang tinggi terjadinya komplikasi.
Orang dengan tekanan darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, namun lebih
cenderung mengeluhkan sakit kepala dan pusing dibandingkan dengan populasi umum.
Gejala lain mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas karena gagal jantung atau
rasa lesu karena gagal ginjal.
Terdapat juga ciri ciri pada tekanan darah tinggi sebagai berikut:
1. Resistensi Insulin
Ketika seseorang menderita sakit darah tinggi, pada dasarnya mereka akan
mengalami resistensi insulin. Ketidaknormalan resistensi atau tingkat insulin
ternyata bisa membuat darah menjadi meningkat yang kemudian dikait-kaitkan
dengan tekanan darah tinggi, meskipun sebenarnya gejala resistensi insuli ini bisa
terjadi bagi mereka yang menderita diabetes. Bagi Anda yang memiliki riwayat
penyakit diabetes elitus tipe 2, maka ketika tercatat bahwa mulai terjadi resistensi
insulin dalam tubuh Anda, maka Anda harus mulai waspada. Pasalnya ketika
glukosa yang ada di dalam tubuh mengalami perubahan berupa peningkatan plasma
insulin, maka akan timbul dampak negatif terutama yang terjadi pada sekitar
dinding pembuluh darah Anda. Dan untuk mengetahui ciri ciri tekanan darah tinggi
ini, tentunya Anda harus sering melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter.
2. Ventrikel Kiri yang Membesar
Ciri ini mungkin juga tidak bisa dilihat secara kasat mata, karena kejadiannya
berlangsung di dalam tubuh. Secara teori ventrikel sebelah kiri berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh jaringan tubuh. Dan ternyata hal tersebut menjadi salah
satu gejala hipertensi. Saat Anda mulai mengalami tekanan darah tinggi, maka
jantung Anda juga dipaksa bekerja lebih keras ketika jantung memompa darah ke
seluruh jaringan tubuh. Yang terjadi adalah pembuluh darah menjadi semakin
sempit dan akan terjadi hambatan pada saluran tersebut. Maka yang akan terjadi
adalah ventrikel kiri akan membesar atau menjadi kaku. Dan yang paling parah dari
ciri ciri hipertensi ini adalah Anda bisa mengalami gagal jantung, atau bahkan
kematian secara mendadak.
3. Fungsi Arteri yang Menurun
Ciri ciri tekanan darah tinggi yang ketiga yang harus sangat Anda waspadai
adalah fungsi dari arteri yang semakin lama semakin menurun. Struktur dalam
pembuluh darah akan berubah, dan hal tersebut menjadi salah satu ciri ciri
hipertensi. Selain itu ciri atau pertanda ini juga cukup sulit diketahui sehingga
penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi ini cukup sulit untuk dideteksi. Maka
dari itu Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan yang lebih intensif agar
jika terjadi tekanan darah tinggi dalam tubuh Anda, Anda bisa segera mengatasinya.
World Health Organization telah mengidentifikasi hipertensi, atau tekanan darah tinggi,
sebagai penyebab utama mortalitas kardiovaskuler. World Hypertension League (WHL), sebuah
organisasi yang menaungi 85 organisasi masyarakat dan liga hipertensi nasional, menyatakan
bahwa lebih dari 50% orang yang terkena hipertensi di seluruh dunia tidak menyadari kondisi
mereka. Untuk mengatasi masalah ini, WHL merintis suatu kampanye hipertensi di seluruh dunia
pada 2005 dan menetapkan tanggal 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Dunia (WHD). Selama tiga
tahun terakhir, semakin banyak organisasi masyarakat dari berbagai negara yang terlibat dalam
WHD dan mulai melakukan kegiatan inovatif untuk menyampaikan pesan mereka kepada
masyarakat. Pada 2007, tercatat ada 47 negara anggota WHL yang berpartisipasi. Selama pekan
WHD, semua negara ini bermitra dengan pemerintah setempat, organisasi profesi, organisasi
non-pemerintah, dan industri swasta untuk mempromosikan kesadaran mengenai hipertensi
tersebut melalui beberapa media dan kampanye masyarakat. Dengan menggunakan media
massa seperti Internet dan televisi, pesan tersebut menjangkau lebih dari 250 juta orang. Dengan
semakin meningkatnya momentum ini dari tahun ke tahun, WHL yakin bahwa hampir semua
dari sekitar 1,5 miliar orang yang terkena tekanan darah tinggi dapat dijangkau,
Grafik menunjukkan perbandingan prevalensi kesadaran, pengobatan dan pengendalian
hipertensi antara empat penelitian NHANES
Pencegahan Hipertensi termasuk mempertahankan berat badan yang sehat secara fisik
aktif; mengikuti rencana makan yang sehat yang menekankan buah-buahan, sayuran, dan
makanan rendah lemak susu; memilih dan menyiapkan makanan dengan garam sedikit dan
natrium; sampai pada mengubah kebiasaan seperti berhenti atau paling tidak meminimalkan
minum minuman beralkohol. Pencegahan darah tinggi memungkinkan seseorang untuk terhindar
dari berbagai jenis komplikasi.
1. Pola Makan Sehat
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengikuti rencana makan sehat dapat
mengurangi risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah sudah
tinggi. Langkah ini merupakan awal pencegahan hipertensi yang baik.
2. Mengurangi Garam dan Sodium Ketika Diet
Kunci untuk makan sehat adalah memilih makanan rendah garam dan natrium.
Kebanyakan orang mengkonsumsi garam lebih dari yang mereka butuhkan. Rekomendasi
saat ini adalah untuk mengkonsumsi kurang dari 2,4 gram (2.400 miligram [mg]) sodium
dalam sehari bukan hanya pencegahan darah tinggi, tetapi juga menjaga tekanan darah
tetap normal. Perbandingan itu sama dengan 6 gram (sekitar 1 sendok teh) garam meja
sehari. Bagi seseorang dengan tekanan darah tinggi, dokter mungkin menyarankan makan
lebih sedikit garam dan sodium, karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang diet
mengkonsumsi 1.500 mg sodium bermanfaat menurunkan tekanan darah yang lebih baik.
3. Mempertahankan Berat Badan Normal
Kelebihan berat badan meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi.
Bahkan, tekanan darah meningkat dengan meningkatnya berat badan. Pencegahan
hipertensi dini sangat efektif jika seseorang memiliki berat badan ideal. Lakukan diet
menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan/ obesitas
4. Menjadi Lebih Aktif
Menjadi aktif secara fisik merupakan salah satu langkah yang paling penting yang
dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi atau mengontrol tekanan darah tinggi. Hal ini
juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Cukup dengan olahraga ringan
dalam sehari.
5. Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Minum alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini juga
dapat membahayakan hati, otak, dan jantung. Minuman beralkohol juga mengandung
kalori, yang masalah jika memiliki program untuk menurunkan berat badan.
6. Berhenti Merokok
Merokok melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan
pembuluh darah. Berhenti merokok merupakan salah satu upaya dalam mengubah gaya
hidup sehat demi pencegahan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://dedaunan.com/mengenal-ciri-ciri-tekanan-darah-tinggi-secara-medis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
http://www.obathipertensi.info/
http://www.peterparkerblog.com/1222/pencegahan-hipertensi-secara-sederhana/
Download