Eksistensi Hukum Al-Qur`an bagi Manusia

advertisement
Madah Ta’lim
Agama dan Etika Islam
Institut Teknologi Bandung
Sains


Sains atau ilmu adalah ilmu pengetahuan yang
teratur (sistematik) yang telah diuji atau bisa
dibuktikan kebenarannya.
Menurut Filsafat Ilmu, Pengetahuan dan Ilmu itu beda. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra,
intuisi dan firasat. Sementara Ilmu adalah pengetahuan yg sdh diklarifikasi,
diorganisasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, dan sudah diuji
kebenarannya.
Sains



Secara filsafata ilmu, Ia merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan.
Setiap ilmu membatasi pada satu bidang kajian saja. Orang
yang memperdalam ilmu tertentu disebut spesialis,
sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam
disebut generalis.
Bidang-bidang keilmuan meliputi misalnya sains fisika,
kimia,biologi, astronomi, termasuk-lah cabang-cabang yang
lebih detil lagi seperti hematologi (ilmu tentang darah),
entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi (ilmu
tentang kajian cuaca), geologi, geofisika, exobiologi (ilmu
tetang kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang
aliran air), aerodinamika (ilmu tentang aliran udara) dan
lain-lain
Teknologi


Teknologi adalah aktifitas atau kajian yang
menggunakan pengetahuan sains untuk tujuan
praktis dalam industri, pertanian, perobatan,
perdagangan dan lain-lain.
Ia juga dapat didefinisikan sebagai kaedah atau
proses menangani suatu masalah teknis yang
berasaskan kajian saintifik termaju seperti
menggunakan peralatan elektronik, proses kimia,
manufaktur, permesinan yang canggih dan lainlain
Teknologi




Istilah teknologi merupakan produk Ilmu Pengetahuan.
Dari sudut budaya, teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasil penerapan praktis dari Ilmu
Pengetahuan.
Meskipun pada dasarnya teknologi jg memiliki karakteristik
obyektif dan netral, tapi dalam situasi tertentu teknologi
tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak
dan kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan Ilmu
Pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dpt membawa dampak positif (kesejahteraan)
dan negatif (ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.

Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia
dengan segala prosesnya. Seni merupakan
ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan
keindahan.
Keindahan yg hakiki adalah kebenaran.
Alam micro macro
Physical Laws
(Kauniyah)
Spiritual Laws
(Din)
Work
of God
Words
of God
Ghair Mathluw
Matluw
Science & Tech
Hukum gravitasi,
rotasi, daur ulang dls
Devine Book
Larangan membunuh,
Zina dan korupsi
Explained in 150 Ayas of Quran
Explained in756 Ayas of Quran
Laws of Nature
Allah telah menciptakan alam (mikro dan makro) dalam
jumlah jenis dan items yang sangat spektakuler. Dalam
tempo enam hari (QS. 11 : 7).
Supaya alam berjalan dengan tertib maka Allah membuat
seperangkat aturan (law). Aturan Allah terbagi dua katagori:
Pertama : Hukum Alam (hukum Kauniyah, ghair
mathluwwi = tidak tertulis) tetapi melekat pada
alam itu sendiri.
Beberapa contoh hukum alam adalah hukum gravitasi,
hukum rotasi, hukum daur, dll.
Kedua : Hukum agama (hukum Qur'aniyah) yang
tertulis (mathluwwi ) di dalam kitab-kitab Allah
Contohnya, seperti larangan berzina, riba, mengumpat dan
perintahj berdzikir, shalat, sabar, tawakkal, dll
Semua hukum Allah, baik hukum Kauniyah maupun
Qur'aniyah BERSIFAT ABSOLUT memiliki sifat yang
sama yakni
1. Pasti (exact).
"Sesungguhnya Aku menciptakan sesuatu menurut
ketentuan yang pasti (QS. 54 : 49).
1. Tetap, yakni tidak berubah sepanjang waktu (QS. 48 :
23).
2. Objektif, yaitu berlaku kepada apa dan siapa saja (QS.
15:21).
Karena hukum Allah bersifat pasti, tetap dan objektif, maka bisa
dibuat rumus. Apabila hukum berubah-ubah maka tidak mungkin bisa
dibuat rumus-rumus hukum alam maupun rumus hukum Agama.
Kalau sesekali ada perubahan hukum Alam seperti nabi
Ibrahim dibakar api tidak mati karena apinya menjadi
dingin,
itu adalah sunnatullah yang khusus yakni
gabungan hukum alam (hukum fisika) dan hukum
spiritual, sebagai upaya Allah SWT untuk memperlihatkan
kekuasaan-Nya. Pada kejadian berikutnya tetap mengikuti
hukum alam murni.
Segenap alam baik yang ada di langit dan di bumi,
secara fisik telah taat kepada hukum alam. Demikian pula
di dalam tubuh manusia sendiri hukum alam berjalan
secara otomatis. Manusia telah menaati hukum alam
tersebut, baik disadari maupun tidak, baik diridhai
(thau'an) maupun dibenci (karhan), seperti hukum alam
dalam tubuh tetap berlaku. (QS. 3 : 83).
Perbedaan hukum Alam dengan hukum Agama adalah
dalam hal time respons (reaksi waktu). Reaksi atau akibat
hukum Alam jauh lebih cepat daripada hukum Agama.
Akibat pelanggaran hukum alam dapat cepat dibuktikan melalui
pengamatan panca indera atau bersifat empirik. Karena bersifat empirik,
maka orang mudah meyakini (mengimani) kebenaran hukum alam. Sikap
percaya ini kemudian melahirkan sikap hati-hati menghadapi hukum
alam. Sikap hati-hati itu disebut taqwa.
Lain dengan hukum Al-Qur’an, reaksi akibat pelanggaran hukum AlQur’an tidak secepat hukum alam, bahkan ada yang baru bisa dibuktikan
di akhirat nanti. Karena akibatnya lambat maka manusia kurang percaya
(kurang iman) terhadap hukum Al-Qur’an. Akibatnya lebih jauh adalah
manusia kurang berhati-hati (tidak taqwa) kalau berhadapan dengan
hukum Al-Qur’an. Dalam keseharian terbukti bahwa orang lebih takut
meminum racun daripada memakan uang riba. Padahal memakan uang
riba juga berbahaya, tetapi karena akibat makan riba sangat lambat
maka orang kurang hati-hati terhadap uang riba.
Azas Kesatuan (Tauhidullah)
antara aturan Agama dan Aturan Alam
Hukum alam adalah ciptaan Allah, dan hukum Al-Qur’an
(Quraniyah) adalah firman Allah. Karena itu, secara logika
tidak mungkin kedua hukum itu bertentangan.
Apa-apa yang dilarang oleh Al-Qur’an pasti bagus menurut hukum Alam,
sebaliknya apa-apa yang dilarang oleh Al-Qur’an pasti buruk menurut
hukum Alam. Apa yang dianggap berbahaya menurut hukum Alam pasti
oleh Al-Qur'an diharamkan. Sebaliknya apa-apa yang baik menurut
hukum Alam, pasti dianjurkan oleh Al-Qur'an.
Inilah azas kesatuan atau disebut azas tauhidullah. Dengan demikian
dalam segala aktivitas manusia harus menyelaraskan dengan kedua
hukum tersebut secara bersamaan
Sungguh banyak manusia di dunia ini yang
membuat aturan menurut ratio yang dipandu
oleh nafsu syaithaniyah, akibatnya banyak
produk hukum/ aturan yang berbahaya bagi
kehidupan manusia, misalnya kebolehan aborsi,
membiarkan praktik riba, mentolelir minuman
keras, melarang poligami, dll.
Dalam hal ini, seorang mukmin wajib memiliki
keyakinan tanpa sedikit pun ragu, bahwa hukum
Al-Qur'an adalah yang paling baik, selaras
dengan hukum Alam, dan paling cocok dengan
sifat tabi'at manusia yang fitrah dan hanief
(lurus).
Karena hukum Allah terbagi dua maka Ilmu-ilmu Allah
pun terbagi dua yakni Ilmu Kauniyah seperti Matematika,
Fisika, Biologi, Geologi, Kedokteran serta Ilmu-illmu
Qur'aniyah seperti Ulumul Qur'an, Ulumul Hadits,
dan Syari'ah,
Kedua gugusan ilmu itu mustahil
bertentangan. Kalau ada pertentangan antara keduanya
pasti konklusi salah atau kedua ilmu itu ada yang salah.
Dengan demikian sebenarnya tidak ada dikhotomi ilmu.
Apabila manusia berpaling dari hukum Allah yang
absolut, lantas mengambil hukum produk berfikir
filosofis manusia yang oleh Allah dikatagorikan sebagai
hukum
Jahiliyah,
yang
bersifat
relatif
(mudah
berubah), maka pasti manusia akan mengalami
kehidupan yang sempit dan menyesakkan (ma'isyatan
dhanka).
Eksistensi Hukum Al-Qur’an bagi Manusia :
Sejak manusia lahir, Allah telah membekali manusia dengan
petunjuk yang bersifat naluri (instinc, gharizah, ilham), sehingga
bayi bisa menete tanpa belajar lebih dahulu. Ini disebut hidayah
ilham atau hidayah wizdan. Tidak cukup dengan naluri, Allah pun
memberikan pancaindera. Dengan petunjuk panca indera
manusia bisa melihat, mendengar, mencium, meraba, dan
merasa. Ini disebut hidayah Hawas.
Kedua hidayah di atas tidak bisa membuat manusia lebih
eksis, maka manusia memerlukan akal agar mampu memahami
hukum-hukum alam dengan baik. Dengan akalnya, manusia bisa
melahirkan saintek dan seni. Ini disebut hidayah aqli. Akan tetapi
pada kenyataannya karena daya nalar manusia sangat
terbatas, maka akal manusia tidak sanggup menembus
persoalan yang berada di luar jangkauan akal, misalnya tentang
hakikat hidup, soal jin, syurga, neraka, dll. Oleh karena
itu, manusia memerlukan hidayah agama (din/ adyan).
Selanjutnya kita melihat realita di lapangan, bahwa
orang yang sudah mengetahui ilmu agama pun banyak
yang tidak mau mengamalkan ilmu yang dimilikinya,
sering terjadi pertentangan antara ilmu dengan
amalnya. Oleh karena itu manusia memerlukan hidayah
Taufiq, yakni petunjuk dari Allah SWT yang langsung
masuk ke dalam hatinya agar seseorang mau
melaksanakan ilmu agamanya. Kemauan untuk
mengamalkan ilmu itu disebut hidayah Taufiq (cocok
antara ilmu dan amalnya).
Dengan demikian, hidayah yang diperlukan manusia
ada lima macam yakni (1). Hidayah Ilhami (wizdan) (2).
Hidayah
Hawas
(Pancaindera).
(3).
Hidayah
Aqli (4). Hidayah Din (adyan) (5). Hidayah Taufiq.
Hidayah Din (Adyan) yang terdapat di dalam Al-Qur’an bersifat
absolut , lurus (shirat al-mustaqim) dan mustahil salah.
Fungsi hukum Al-Qur’an adalah untuk mengatur prilaku
manusia, baik dalam soal makan dan minum, rumah tangga,
berdagang, soal kenegaraan dan hubungan antar negara. Lebih
rinci lagi hukum Al-Qur’an (adyan) berfungsi untuk:
(1). Menjaga keselamatan jasad (hifzdu al-jasad). Untuk itu Allah
melarang berkelahi, membunuh, dan memerintah penegakkan hukum
secara tegas dan adil, termasuk hukum qishash dan hudud.
(2). Menjaga keselamatan psikis (hifzdu an-Nafs). Salah satunya
adanya aturan berdzikir, tawakkal, sabar, qanaah, dan syukur nikmat.
(3). Menjaga keselamatan harta (hifdzu al-mal). Salah satunya adalah
aturan jual beli, larangan riba, dan larangan mencuri.
(4). Menjaga keturunan (Hifdzu an-Nasal), Salah satunya adalah
aturan pernikahan dan larangan berzina.
(5). Menjaga aqal (hifdzu 'aqli). Salah satunya adalah keharusan
untuk terus menerus mencari ilmu dan larangan meminum khamr
MISI MANUSIA
Manusia diutus untuk 2 hal:
1. Sebagai hamba Allah
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia itu melainkan agar
mereka beribadah kepadaKu” (Ad Dzariat: 56)
2. Sebagai khalifah Allah
“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah
di muka bumi ini.” (Al Baqarah: 30)
Peran Sains & Teknologi
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tandatanda (Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab. Yaitu
mereka yang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri,
duduk dan dalam keadaan berbaring dan memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami
dari azab neraka.
(QS Al Imron 190-191)
Melalui pengamatan, kajian dan pengembangan
sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia
dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan
keagunganNya
Be-IPTEKS = Beribadah
Abuya Syeikh Imam Ashari Muhammad At Tamimi
menegaskanbahwa semua aktifitas keseharian kita termasuk
mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi dapat bernilai
ibadah bahkan perjuangan di sisi Allah bila memenuhi 5 syarat
berikut:
1. Niat yang lurus, yaitu karena untuk membesarkan Allah.
SabdaRasulullah SAW :
“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung dengan niatnya dan
yang didapat setiap orang itu sesuai dengan apa yang dia niatkan”
2. Pelaksanaannya benar-benar di atas landasan syariat
atau tidak bertentangan dengan aturan Allah
Be-IPTEKS = Beribadah
3. Perkara atau subyek yang menjadi tumpuan untuk
dilaksanakan atau dikaji itu mestilah mendapat keridhaan
Allah.
Subyek yang paling utama mestilah suci agar benar-benar
menjadi ibadah kepada Allah.
4. Natijah (Hasil) mesti baik karena merupakan
pemberian Allah kepada hamba-Nya.
Setelah itu, hamba-hamba yang dikaruniakan rahmat itu
wajib bersyukur kepada ALLAH dengan berzakat,
melakukan korban, serta membuat berbagai amal . Jika
aktifitas tersebut menghasilkan ilmu yang dicari maka ilmu
itu hendaklah digunakan sesuai dengan yang diridhai Allah.
5. Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah shalat,
puasa, zakat dan sebagainya.
Posisi Umat Islam
Menurut Prof. Dr. Abdus Salam, umat Islam tertinggal
dalam bidang sains dan teknologi karena beberapa sebab
diantaranya:
1. Tidak mempunyai komitmen terhadap sains, baik
sains terapan maupun sains murni
2. Tidak memiliki hasrat yang kuat untuk mengusahakan
tercapainya kemandirian sains dan teknologi (self
reliance)
3. Tidak membangunkan kerangka institutional dan
legal yang cukup untuk mendukung perkembangan
sains
4. Menerapkan cara yang tidak tepat
dalam menjalankan manajemen kegiatan di bidang
sains dan teknologi
Posisi Umat Islam
1.
2.
3.
4.
Menurut Prof Baiquni dalam bukunya Al Qur’an Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi menguraikan bahwa diantara
sebab tertinggalnya umat Islam dalam bidang sains dan
teknologi adalah:
Adanya dikotomi di kalangan ulama Islam yang mungkin
tidak begitu memahami atau salah faham terhadap buah
fikiran Imam Al Ghazali, sehingga mereka memisahkan
ilmu-ilmu agama dari sains dan teknologi.
Embargo sains dan teknologi yang dibuat oleh negaranegara maju terhadap negara-negara berkembang, lebihlebihlagi negara umat Islam
Jumlah pakar sains di negara-negara Islam jauh lebih kecil
dari pada yang ada di negara-negara bukan Islam
Institusi pendidikan sains dan teknologi di negara-negara
Islam jauh lebih kecil dari pada yang ada di negara-negara
bukan Islam
Sebab Ketertinggalan
Sebab dasar yang menyebabkan umat Islam khususnya
ilmuwan, teknolog dan industrialis Islam tertinggal dari pada
orang bukan Islam diantaranya :
1. Motivasi atau pendorong yang salah.
Kebanyakan umat Islam belajar sains dan teknologi
karena sebab-sebab yang diuraikan dalam no.1
sampai 6, yaitu karena mabuk ilmu,mengejar
harta, jabatan, nama, agar tidak bodoh serta
karena bangsadan negara. Tidak ada atau hampir
tidak ada yang betul-betul karena Allah Tuhannya,
yang inginkan redho, cinta dan takutkan Allah
Sebab Ketertinggalan
2. Sistem Pendidikan dan Pengajaran yang salah
Kesuksesan besar sistem pendidikan suatu negara ialah bila
dapat melakukan pembangunan insaniah manusia sesuai
dengan kehendak Tuhan sehingga mereka mengalami
perubahan jiwa, fikiran dan fisik.
Insaniahnya dibangunkan sehingga mempunyai ciri-ciri
malaikat, akalnya dibangunkan dengan ilmu-ilmu yang
canggih,b ermanfaat, selamat dan menyelamatkan dan
fisiknya dibangunkan sehingga menjadi sehat dan kuat untuk
beribadah kepada Allah dan berkhidmat kepada sesama
makhluk.
Jadilah dia insan bertaqwa yang dibantu Allah sehingga Allah
anugerahkan ilmu-ilmu yang canggih danunggul seperti yang
Allah janjikan dalam Al Qur’an
Sebab Ketertinggalan
3.Kaedah atau teknik yang digunakan tidak tepat
Sistem pendidikan umat Islam sekarang ini menghasilkan yang lemah
walaupun mereka banyak mengetahui Ilmu Pengetahuan, teknologi,
ilmu Islam, hafal Qur’an dan hafal hadis
Bagaimana kaedah Rasulullah SAW mendidik para sahabat?
Rasulullah SAW mendidik para sahabat dan anggota
masyarakatkebanyakannya secara tidak formal, di semua tempat : di
atas unta, dimasjid, di pasar, di kedai-kedai, waktu istirahat, ketika
musafir, di majliskenduri, di majlis kematian, di medan perang, dan
lain-lain. Hal inilahyang dilakukan dan diteruskan oleh para sahabat
Sistem pendidikan Rasulullah SAW ini kelihatan mempunyai maksud untuk
melahirkan manusia yang mengamalkan ilmunya. Baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi
keutamaan kepada pengamalan ilmu. Hasil dari mengamalkan ilmu itu,
terbentuklah manusia yang bertaqwa. Bila ilmu itu diamalkan, maka Allah
akan beri lagi dia bermacam-macam ilmu yang dia belum ketahui. Sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Naim:
Barang siapa yang mengamalkan apa yang dia tahu nescaya Allah akan Pusakakan ilmu yang dia
tidaktahu (ilmu yang dia tidak belajar)
Sebab Ketertinggalan
4. Ilmu yang dipelajari tidak dikaitkan dengan Allah
Walaupun umat Islam yang bersholat selalu berjanji bahwa hidup, mati,
ibadahnya adalah hanya untuk Allah saja, tetapi dalam aktifitas
keseharian mereka, jarang sekali mereka kaitkan dengan Allah. Belajar
tauhid, syariat dan tasawuf semata-mata atas dasar ilmu sehingga hati
tidak merasa kebesaran dan keagungan Allah.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kaji sehari-hari tidak
menambah rasa cinta dan takut kepada Allah di hati mereka. Lebih-lebih
lagi merasakan kebesaran Allah melalui alam ciptaaanNya. Dalam
mengkaji hewan, tumbuhan, manusia dan alam semesta, fikiran dan hati
mereka tidak mengaitkannya dengan kebesaran dan keagungan Allah.
Bahkan ada diantara mereka yang tenggelam karena terlalu asyik dengan
ilmu mereka sehingga melupakan atau menyepelekan waktu pertemuan
resmi dengan Allah yang lima kali sehari. Sholat tidak menjadi amalan
yang paling utama yang mesti diprioritaskan waktunya dan diusahakan
khusyuknya oleh para saintis dan teknolog. Akhirnya bila urusan
dengan Allah tidak kita selesaikan dengan baik, maka urusan-urusan lain
tidak dibantu oleh Allah
Ilmuwan Muslim
Katip Celebi
Sang ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-17 M
itu biasa dipanggil Katip Celebi. Sejatinya, ia
bernama Mustafa bin Abdallah. Katip merupakan
geografer dan sejarawan agung yang dimiliki
Kekahlifahan Turki Usmani di masa
kejayaaannya. Selain dikenal dengan nama Katip
Celebi, saintis Muslim itu juga kerap disapa Hajji
Khalifa
Adikarya Sang Cendekiawan
* Jihannuma (Penampakan Dunia). Buku ini mengkaji dan membahas keadaan geografi dan penduduknya di
Kekhalifahan Turki Usman yang sangat luas.
* Lawami al-Nur ( Pembiasan Cahaya). Buku ini dikerjakan Katip bersama kawannya Mehmed Ihlas Efendi dan
diterjemahkan dari Atlas Minor karya G. Mercator-J. Hondius. Karya ini meliputi kondisi geografi negara-negara di Eropa.
* Muntahab-i Bahriye. Buku ini dikerjakan Katip saat melakukan ekspedisi militer ke Pulau Kreta. Buku tersebut ditulis
dalam rangka memahami keadaan wilayah Mediterania.
* Fazlakat al-Tawarih ( Rangkuman Sejarah). Buku ini berisi sejarah umum dunia Islam mencakup periode ketika alam
semesta diciptakan.
* Fazlaka ( Rangkuman ). Buku ini mengungkap sejarah Khalifah TurkiUsmani antara 1592 hingga 1655 M.
* Takvim al-Tawarih (Almanak Sejarah). Buku ini berisi rangkaian kejadian yang disusun secara kronologis sejak
zaman Nabi Adam sampai tahun 1648 M. Karya ini sudah ditejemahkan ke dalam bahasa Latin, Italia dan Prancis.
* Tuhfat al-Kibar fi Asfar al-Bihâr ( Hadiah untuk yang agung dalam ekspedisi militer angkatan laut).
Karya ini ditulis untuk menghilangkan pandangan negatif terhadap angkatan laut setelah kegagalannya menaklukkan
Pulau Kreta. Selain itu, karya ini juga dibuat untuk mengingatkan kejayaan angkatan laut mereka di masa lalu serta
memberikan informasi guna memperkuat angkatan laut kekhalifahan.
* Irshad al-hiyara ila tarah al-Yunan wa al-Rum wa al-Nasara (Panduan terbaik sejarah Yunani, Bizantium dan
Orang Kristen). Buku ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi kepada kekhalifahan Utsmani tentang agama
orang-orang Barat termasuk kehidupan sosial dan politiknya.
* Tarih Kostantiniyya wa Kayasira ( Sejarah Istanbul dan Para Kaisar). Buku ini ditulis Katip untuk menjelaskan
tentang Istanbul. Buku ini juga meliputi penyebaran Islam, runtuhnya Bulgaria, Bizantium, Seljuk, Perang Salib, kanalkanal, serta peristiwa kebakaran di Istanbul. Dalam karyanya berjudul Muluk-i Kuffar Tarihi ( Sejarah Raja-raja Orang
Kafir ), dia menerjemahkan sebagian buku sejarah Eropa berjudul Chronik karya Johann Carion.
* Tuhfat al-Ahyar fi al-Hikam wa al-Amsal wa al-Ash'ar ( Hadiah istimewa dari kata-kata bijak, kata-kata mutiara
dan puisi). Buku ini merupakan kamus yang disusun secara ensiklopedia berisi humor, filsafat , legenda, dunia satwa,
anekdot, juga mutiara kehidupan.
* Kashf al-Zunun (Pengungkapan Asumsi).Buku ini berisi informasi mengenai bibliografi dunia Islam. Buku ini,
dikerjakan oleh Katip selama dua puluh tahun. Selain itu dia juga menulis Sullam al-Wusul ila Tabakat al-Fuhul (Makna
keberhasilan bagi orang-orang terbaik) yang berisi tentang biografi pengarang-pengarang buku yang menginspirasi
karya-karyanya
Ibnu Sina
Patung Ibnu Sina di Duishambe
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya
adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak
Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat
terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ‫ابوعلى سينا‬
Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : .)‫أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا‬Ibnu Sina lahir pada
980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian
Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di
antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak
orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina
"ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap: Al-Qanun fi At Tibb)
Al Farghani


Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir AlFarghani adalah insinyur sipil terkemuka yang terlahir di
Farghana, Tansoksiana. Orang Barat biasa menyebutnya
Al-Fraganus. Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil,
sejatinya Al-Farghani adalah seorang astronom. Salah satu
karyanya yang terkenal adalah Kitab fi al-Harakat alSamawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen
Astronomi).
Pada tahun 987 M, Ibnu Al-Nadim mengungkapkan, AlFarghani berhasil menulis dua buku penting dalam bidang
teknik yakni, Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti dan Kitab
Amal Al-Rukhmat atau 'Book on the Construction of Sundials.
Abul Wafa Al Buzjani




Ia adalah seorang ahli matematika Muslim yang fenomenal pada abad ke-10
M. “Ia adalah salah satu matematikus terhebat yang dimiliki perabadan
Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk
“Introduction to the History of Science.
Abul Wafa adalah seorang saintis serba bisa. Selain jago di bidang
matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada
zamannya. Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat.
Abul Wafa tercatat sebagai matematikus pertama yang mencetuskan rumus
umum sinus. Selain itu, sang matematikus pun mencetuskan metode baru
membentuk tabel sinus. Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke
tempat desimel kedelapan. Yang lebih mengagumkan lagi, Abul Wafa
membuat studi khusus tentang tangen serta menghitung sebuah tabel tangen.
Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang
berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang bernama Buwaih itu berkuasa di
wilayah Persia -- Iran dan Irak – pada tahun 945 hingga 1055 M. Kesultanan
Buwaih menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari
Arab ke Turki.



Sumber Ilmu Pengetahuan
Dalam Islam sumber ilmu yaitu akal dan wahyu,keduanya
tdk boleh dipertentangkan.Manusia diberi kebebasan dlm
mengembangkan akal budinya sesuai dg tuntunan AlQur’an danSunnah Rosul.Pemikiran Islam ada yang bersifat
abadi,kebenarannya bersifat mutlak karena dari wahyu
Allah.Ada yg bersifat perolehan tingkat kebenarannya
bersifat nisbi (relatif) karena bersumber dari akal pikiran
manusia.
Dlm Islam IPTEKS adalah hasil pengembangan potensi
manusia yg diberikan Allah berupa akal budi.Prestasi
gemilang dlm pengembangan IPTEKS ,hakikatnnya tdk
lebih dari sekedar menemukan bagai mana sunnatullah itu
terjadi di alam semesta ini,bukan merancang atau
menciptakan suatu hukum baru diluar sunnatullah(hukum
Allah/hukum alam) mengapa manusia menyombongkan
diri?
Muhammad Al Karaji






Di era keemasan Islam, para ilmuwan Muslim memang telah menguasai bidang hidrologi.
Penguasaan di bidang ini meliputi masalah penyediaan berbagai sarana air bersih,
pengendalian gerakan air, serta penemuan berbagai teknologi hidrologi.
Mohammed Abattouy dalam karyanya bertajuk Muhammad Al-Karaji: A Mathematician
Engineer from the Early 11th Century, mengungkapkan, pengusaan teknologi mesin air di
dunia Islam telah melahirkan sebuah revolusi pertanian yang berbasis pada penguasaan di
bidang hidrologi.
Salah seorang ilmuwan Muslim yang menjadi perintis di bidang mesin air adalah Muhammad
al-Karaji. Ia adalah seorang ahli matematika dan juga ahli mesin. Menurut Abattouy, pada
masa itu, al-Karaji sudah mampu menjelaskan tentang air bawah tanah dan segala
perlengkapannya.
Ilmuwan bernama lengkap Abu Bakr Muhammad b al-Hasan (al-Husayn) itu adalah seorang
ahli matematika dan ahli mesin terkemuka. Di usianya yang masih muda, ia telah
melanglang buana ke Baghdad. Di pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, yang saat
itu dikuasai Dinasti Buwaih, ia memegang posisi tinggi dalam bidang administrasi, sekitar
tahun 402 H/1011-12 M. Setelah itu dia kembali ke tanah kelahirannya.
Al-Karaji diyakini telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peradaban Islam dan
umat manusia saat tinggal di Baghdad. Risalah pentingnya dalam aljabar telah didedikasikan
kepada wazir Fakhr al-Mulk, menteri Baha'al-Dawla, penguasa Dinasti Buwaih di Baghdad
(wafat 406 H/1015 M).
Al-Karaji meninggalkan pemerintah Abbasiyah untuk hidup dalam apa yang digambarkannya
sebagai "mountain countries". Dia telah menyumbangkan pemikirannya dalam bidang
hidrologi dan matematika




B.Integrasi Iman,Ilmu,Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu
pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yg
harmonis dan dinamis yg terintegrasi dlm suatu sistem yg
disebut dinul Islam.Di dalamnya terkandung tiga unsur
pokok yaitu akidah,syariah dan akhlak(iman ,ilmu&amal
shalih).
Islam merupakan ajaran yang
sempurna,kesempurnaannyanterkandung dlm inti
ajarannya .Ada 3 intiajaran Islam yaitu Iman,Islam dan
Ikhsan,ketiga inti ajaran itudisebut Dinul
Islam.Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an;Artinya
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yg baik(Dinul Islam) seperti
sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke
bumi)dan cabangnya menjulang ke langit.pohon itu
mengeluarkan buahnya setiap musim dg seizin
Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –perumpamaan
itu agar manusia selalu ingat(QS>14;24-25).

Ayat diatas mengindentikkan
bahwa Iman adalah akar,Ilmu adalah
pohon yg mengeluarkan dahan dan
cabang-cabang ilmu
pengetahuan.Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon itu identik dg
teknologi dan seni.Ipteks
dikembangkan diatas nilai-nilai iman
dan ilmu akan menghasilkan amal
saleh bukan kerusakan alam.



.C.Tanggung jawab ilmuwan thd lingkungan.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang
sempurna.Kesempurnaanya karena dibekali seperangkat
potensi.potensi yang paling utama adalah akal.a kal berfungsi
untuk berfikir,hasil pemikirannya adalah ipteks.
Ilmu-ilmu yg dikembangkan atas dasar keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT,akan memberikan jaminan
kemaslahatan umat manusia termasuk lingkungannya.Allah
berjanji dlm firmanNya:”Allah akan mengangkat derajat orangorang yang beriman dan berilmu (Al-Mujadalah,58;11).


Al-Gozali mengatakan keutamaan orang yg berilmu sbb;
Barang siapa berilmu,membimbing manusia dan memanfaatkan
ilmunya bagi orang lain,bagaikan matahari dan minyak kasturi


Kerusakan alam dan lingkungan adalh ulah manusia
sendiri.Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai kholifah yang
bertugas untuk menjaga kelestarian alam ini.

Benda-benda yg diolah secara kreatif
sehingga muncul keindahan itulah
karya seni. Seni yg lepas dari nilainilai ketuhanan tdk akan abadi krn
ukurannya adalah hawa nafsu bukan
akal budi.Agama dan ilmu harus
sejalan tdk boleh
dipertentangkan.Memang demikian
adanya karena hakikat agama adalah
membimbing dan mengarahkan akal.
Download