BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah Kelompok sosial merupakan suatu fenomena yang sangat penting bagi manusia dalam rangka melangsungkan hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Manusia merupakan mahluk sosial yang mana pada hakikatnya membutuhkan manusia lain untuk melangsungkan hidupnya. Atas dasar itu, manusia selalu membentuk kelompok dan menjadi anggota kelompok tersebut dalam rangka melangsungkan kehidupannya. Sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari masyarakat sudah barang tentu mempelajari dan mengkaji mengenai fenomena kelompok di masyarakat. Sosiologi membagi jenis-jenis kelompok menjadi enam model berbeda, yaitu: Quasi-Mechanical Model, Organismic Model, Conflict Model, Equilibrium Model, Structural-Functional Model, dan Cybernetic-Growth Model. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas model kelompok yang kedua, yaitu organismic model. Organismic model merupakan model kelompok yang dianalogikan seperti organisme biologi, tumbuh berkembang dan melakukan perubahan layaknya tubuh manusia, dan terdapat kesalingtergantungan antar bagian-bagian di dalmnya. Kami menggunakan dua pendekatan sosiologis sebagai pisau analisa untuk membahas organismic model tersebut, yaitu teori interaksionis simbolik dan juga konsep solidaritas mekanik. Pemilihan dua pendekatan inipun bukan tanpa alasan. Kami melihat bahwa pada semua model kelompok termasuk organismic model, terdapat interaksi yang dilakukan di dalamnya. Kelompok tersebut juga memiliki simbol-simbol yang menandai keberadaannya di tengahtengah masyarakat. Selain itu, konsep solidaritas organik milik Durkheim kami anggap juga memiliki keterkaitan. Ini terlihat dari ciri organismic model itu sendiri, yaitu terdapat kesalingtergantungan antar bagian, dimana setiap anggota kelompok memilki spesialisasi tersendiri. Kami sengaja menggunakan dua pendekatan yang berbeda, dengan harapan dapat memahami fenomena kelompok ini melalui lebih dari satu sudut pandang. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah agar peserta mata kuliah Dinamika Kelompok Kecil dapat memahami apa yang dimaksud dengan Organism Model dengan memberikan pemaparan serta penjelasan. Selain itu makalah ini dibuat demi memenuhi tugas pada mata kuliah ini. Penulis menyusun makalah ini dengan mengaitkan penjelasan dari Organism Model dengan menyertakan contoh serta analisa dan pemahaman kelompok mengenai. BAB 2 ISI Organisme Model Organisme Model ini termasuk kedalam salah satu jenis dari Model of group yang penerapannya hampir sama dengan organisme biologi dalam tubuh makhluk hidup. Karena kelompok ini pada dasarnya dibentuk, tumbuh, dan pada akhirnya mencapai tingkat kedewasaan. Kemudian setiap anggota dalam kelompok yang termasuk dalam orgnisme model tersebut memiliki ciri-ciri khas tertentu. Ciri khas tersebut dilihat dari kepribadian, kebutuhan, potensi dan batasannya. Sepanjang perkembangannya, dilakukanlah berbagai macam peningkatan seperti meningkatkan pola kebiasaan, penanaman nilai, norma, kepercayaan, dan lain-lain. Setiap anggota memiliki fungsinya masing-masing. Namun setiap anggota dapat terintegrasi oleh sebuah perangkat hubungan yang kompleks, pertukaran, dan mengkoordinir mekanismenya. Kelompok apabila mencapai kedewasaannya maka kelompok akan menjadi lebih kompleks, lebih beda, lebih saling tergantung, dan lebih terintegrasi1.(Mills, 1967) Kelompok yang memiliki kesamaan latar belakang dalam komponennya ( seperti kepribadian anggota, budaya, kebutuhan ,nilai, dll ) cenderung lebih mudah untuk bersatu daripada kelompok yang memiliki latar belakang yang berbeda, agak sulit untuk mempersatukan kelompok tersebut. Perubahan anggota dalam kelompok akan berpengaruh besar, karena akan berubah pula sistem organisme pada kelompok tersebut.Selain itu sulit juga mengganti anggota yang baru. Sebab, adanya proses yang sangat lama untuk menyesuaikan anggota baru dengan kelompok. Seperti, Sebuah band Peterpan yang salah satu personilnya diganti yakni Ariel. Penggantinnya Ariel agak sulit untu diganti, karena apabila Ariel diganti dengan yang lain, tentunya itu akan 1 Mills, Theodore M.1967. The Sociology of Small Group. New Jersey: Prentice Hall Foundation. menyebabkan perubahan pada internal kelompoknya seperti hubungan antar personil, perasaan dalam bermain musik, dan lainnya. Dibandingkan dengan model Quasi-Mechanical. Organism Model ini cenderung lebih kompleks, terlihat dari perubahan dan perkembangan grup. Seperti apa yan dikatakan pada paragraf sebelumnya bahwa perubahan pada anggota saja bisa merubah keseluruhan struktur maupun hal-hal yang internal dari kelompok. Sedangkan Quasi-Mechanical, meskipun terjadi perubahan anggota pada kelompok. itu tidak akan memberikan efek besar pada kelompok dikarenakan setiap anggota dalam menjalankan fungsinya bersifat homogen. Setiap anggota memiliki fungsi yang sama, jadi apabila ada pergantian anggota, tidak perlu sulit untuk menyesuaikan diri dengan kelompok. BAB 3 Kerangka Konseptual Dalam melakukan analisa organisme model dengan menggunakan contoh kasus dari kelompok x, maka penulis mencoba untuk menyiapkan beberapa konsep yang dianggap sesuai untuk melakukan analisa yang menjelaskan hubungan antara konsep yang telah disiapkan dengan contoh kasus pada.kelompok x tersebut. 3.1 Solidaritas Organik Emile Durkheim membedakan solidaritas ke dalam dua tipe yaitu Solidaritas Mekanik dan solidaritas organik2. Solidaritas organik merupakan tipe solidaritas yang terjadi antara beberapa individu dalam sebuah kelompok yang mencoba bertahan dengan berbagai macam perbedaan yang kompleks antar anggota di dalamnya. Solidaritas organik juga menjelaskan terjadinya spesialisasi kerja di suatu masyarakat modern. Dalam solidaritas organik, setiap anggota kelompok memiliki spesialisasi, kemampuan dan tanggung jawab masing masing yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Penjelasan mengenai solidaritas organik dapat diperkaya dengan konsep struktur sosial yang dikemukakan oleh Hobbes. Hobbes dalam pemikirannya menggambarkan bahwa struktur sosial dapat dianalogikan sebagai organisme biologi dimana tubuh terdiri dari berbagai macam organ, apabila terdapat disfungsi pada salah satu organ maka semua bagian dari tubuh akan mengalami hambatan3. Kembali pada solidaritas organik yang dikemukan oleh Durkheim, bahwa setiap anggota memiliki spesialisasi dan fungsi masing masing dalam kelompok dan masyarakat, apabila anggota tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka kelompok akan terganggu keberlangsungannya. 2 3 Ritzer, Georg. 2004. Teori Sosiologi. New York: Mc Graw Hill hal 90 Diakses dari catatan pada kelas Teori Sosiologi klasik oleh Ery Seda. 3.2 Interaksionisme Simbolik Pada dasarnya paradigma Interaksionisme simbolik terdiri dari dua bagian penting yang saling menjelaskan antara yang satu dengan yang lainnya. Pertama terdapat kata kunci yaitu interaksi, dan kedua adalah simbol. Paradigma ini mencoba menjelaskan mengenai interaksi yang terjadi antar individu yang pada akhirnya menetapkan suatu simbol tertentu yang disepakati bersama oleh setiap individu4. Simbol dalam paradigma interaksionisme simbolik menjadi sangat penting karena simbol dapat dimaknai dengan berbeda beda oleh setiap individu. Hal ini terjadi karena setiap individu memiliki mind masing masing. Bagi Mead, Cooley, dan Blumer, mind adalah suatu proses sosial ketika kita berinteraksi dengan aktor aktor lain. Mead dalam pemikirannya menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk yang membuat simbol agar tetap hidup5, simbol sendiri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan hasil imajinasi individu yang telah disepakati secara bersama oleh setiap anggotanya pemegang simbol (terdapat dalam konteks kelompok). Oleh sebab itu dalam setiap kelompok tentunya memiliki simbol atau kesepakatan bersama yang dapat menopang keberlangsungan kelompok tersebut dengan berbagai kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Dalam studi sosiologi pada umumnya, biasanya pemikiran struktural fungsional dan interaksionisme simbolik jarang digunakan bersamaan dalam melakukan analisa kasus tertentu, namun dalam melakukan analisa terhadap organisme yang melibatkan contoh kasus pada kelompok x, dirasakan terdapat bagian dari kedua pemikiran tersebut yang dapat dikombinasikan dalam melakukan analisa contoh kasus. 4 Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 5 Diakses dari catatan pada kelas Teori Sosiologi klasik oleh Ganda Upaya. Dari pemaparan mengenai solidaritas organik dan interaksionisme simbolik di atas, penulis mencoba melihat adanya benang merah antara solidaritas yang terdiri dari berbagai individu yang berbeda beda, terspesialisasi dan memiliki berbagai fungsi ternyata memiliki simbol tertentu dalam interaksi antar individu. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan kedua konsep tersebut dan penulis akan mencoba menganalisa lebih mendalam keterkaitan kedua konsep tersebut pada contoh kasus kelompok x. 3.3 Analisa Warkop DKI terdiri dari tiga personil yang terdiri dari Dono, Kasino, dan Indro. Ketiga pelawak legendaris Indonesia ini memiliki kemampuan yang berbeda dan selalu menampilkan keunikan masing masing sebagai anggota personal WARKOP DKI. Dono selalu berbicara dengan logat Jogja-Solo hampir pada setiap penampilannya, Kasino menggunakan logat Tegal, serta Indro yang seringkali menggunakan logat Tegal dan Batak. Ketika pelawak ini terus mencoba menghibur setiap penonton dengan keunikan mereka tersebut. Pada akhir tahun 90-an, Kasino meninggal karena mengalami serangan penyakit. Sejak saat itu, Indro dan Dono mencoba tetap menghibur penonton dengan menggunakan kemampuan mereka masing – masing, namun kehilangan sosok Kasino membuat kelopok WARKOP DKI seakan hilang pegangan. Kelompok lawak yang telah berdiri dari puluhan tahun sebelumnya, seakan bubar dan hanya memiliki personil Indro dan Dono. Nama Kelompok WARKOP DKI kini tinggal kenangan, tidak ada lagi WARKOP DKI karena salah satu personilnya telah hilang dan tidak dapat digantikan oleh personil lainnya. Dari cerita di atas, setidaknya dapat dilihat bahwa kelompok WARKOP DKI dapat dijelaskan dengan analisa perspektif model organisme. Persamaan yang terdapat pada kelompok tersebut dengan organisme model adalah kelompok tersebut dapat dianalogikan dengan organisme biologi, ketika salah satu bagian hilang atau rusak, personil lain tidak dapat menjalankan kegiatan menghibur seperti sebelumnya. Setiap personil tumbuh, berkembang dan semakin kompleks dengan kemampuan mereka masing masing, hal ini membuat kehilangan sosok Kasino merupakan pukulan berat dan tidak dapat digantikan oleh personil lainnya. Melihat keadaan yang terjadi dengan kelompok WARKOP DKI, keadaan kelompok tersebut juga memiliki beberapa persamaan dengan konsep solidaritas organik yang diutarakan oleh Durkheim. Dalam penjelasannya, Durkheim menjelaskan bahwa solidaritas organik dibangun atas dasar profesionalisme, spesialisasi dan dapat diandaikan sebagai sebuah organ yang memiliki fungsi masing masing. Apabila salah satu organ(personil) mengalami disfungsi (misalnya: meninggal ) maka kelompok tersebut tidak dapat menggantikan peran organ(personil) yang mengalami disfungsi tersebut. Konsep selanjutnya yang akan dibahas adalah interaksionisme simbolik, konsep atau perspektif tersebut sebenarnya berbeda dengan perspektif solidaritas organik yang dikemukan Durkheim, namun penulis mencoba untuk menggambarkan organisme model dari berbagai pandangan. Dalam pemikiran interaksionisme simbolik, dapat dilihat bahwa setiap anggota kelompok saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam setiap proses lawakan yang mereka lakukan, setiap personil selalu berinteraksi satu dan lainnya di dalam naungan satu nama kelompok yaitu WARKOP DKI. Melihat penjelasan sebelumnya bahwa WARKOP DKI merupakan kelompok bentukan yang dibentuk dari awal oleh mereka bertiga, maka nama WARKOP DKI sendiri merupakan simbol yang disepakati bersama oleh setiap personil untuk mengikat interaksi yang terjadi di antara setiap personil. Setelah kehilangan salah satu personil, WARKOP DKI seakan menjadi tubuh manusia yang kehilangan salah satu organ tubuh, sehingga WARKOP DKI tidak dapat berdiri lagi dan hingga saat ini nama kelompok tersebut masih menjadi nama kelompok yang legendaris di Indonesia, biarpun eksistensinya sudah tidak dapat disaksikan secara langsung dan hanya dapat disaksikan melalui layar kaca. Kesimpulan Jadi, Organisme model itu merupakan suatu model yang kompleks. Karena apabila terjadi pergantian anggota pada kelompok maka akan sulit untuk mencari pengganti, sebab setiap anggota memiliki fungsi spesialisnya masingmasing. Tidak seperti Quasi Mechanical Model, apabila terjadi pergantian anggota, maka tidak ada pengaruhnya pada perubahan sistem atau struktur (fungsi setiap anggotannya sama atau homogen). Seperti contoh yang disebutkan yakni WARKOP. Grup lawak WARKOP (Warung Kopi) mengalami perubahan anggota yang mengakibatkan perubahan nama. Misalnya, personil yang bernama Rudy hengkang. Itu membuat perubahan yang signifikan pada Struktur Grup. Awalnya yang bernama “ Warkop Prambors “ seketika berubah menjadi WARKOP DKI dengan berbeda formasi yakni Dono, Kasino, dan Indro. begitu juga seterusnya sampai perubahan terakhir dengan nama WARKOP yang anggotanya hanya Indro seorang. Terlihat bahwa pergantian anggota memang berpengaruh pada setiap unsur pada kelompok termasuk perubahan nama.