JURNAL BHAYASTRIJ

advertisement
SINDIRAN DALAM MEME HUMOR TERHADAP PRESIDEN SBY
(Studi Analisis Semiotika Sindiran sebagai Kritik Sosial yang
direpresentasikan dalam Meme versi Kenaikan Harga BBM di Media Sosial)
Bhayastrij Ika Nurul Saputri
Haryanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Post-hike fuel prices officially announced by President Susilo Bambang
Yudhoyono in June 2013, there are many rejection action undertaken by various
segments of society. Rejection action which is generally a demonstration that
appeared in various regions and in social media. In social media, demo refusal
applied in the form of memes that satirized the president's policies and not pro
rated for the suffering of the people. This study uses a semiotic analysis of
Charles Sanders Pierce, to know the meaning contained in Meme Humor satire of
President Susilo Bambang Yudhoyono version of the fuel price rises. The purpose
of this study is to find out what the meaning contained in Meme humor against
President Susilo Bambang Yudhoyono version of the fuel price rises. The research
method uses analytics Charles Pierce trichotomy of signs consisting of icon,
index, and symbol contained therein. It also uses the theory of Creation Humor
Arthur Asa Berger. The technique of collecting data using analysis of each corpus
with sources of relevant literature. The results of this study indicate, there are a
variety satirical criticism of the policy of the President after the fuel price rises.
Meme humor satire which is the form of protests through social media.
Keywords : Meme, Semiotics, Satire, Humor, Social Media, Susilo Bambang
Yudhoyono
Pendahuluan
Pasca diumumkannya kenaikan BBM oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) disambut dengan berbagai demonstrasi muncul di berbagai
penjuru tanah air. Demo besar – besaran telah meluas bahkan sebelum kenaikan
BBM resmi diumumkan. Demonstran kebanyakan tidak setuju dengan kenaikan
BBM tersebut karena keputusan itu dianggap semakin menyengsarakan rakyat di
tengah kondisi perekonomian yang kian mencekik. Tak salah memang, karena
1
BBM merupakan kebutuhan primer, maka kebutuhan lain semisal sembako pun
akan mengalami kenaikan juga.Memang, sejak jatuhnya kekuasaan Orde Baru dan
demokrasi lahir, semakin hari perlawanan rakyat terhadap kekuasaan semakin
menggejala di berbagai tempat. Rakyat semakin berani menentang kebijakan
negara. Makin banyaknya rakyat melawan pemerintah tidak lain lantaran makin
hari kebijakanpolitik pemerintahan dinilai semakin tidak memperlihatkan tandatanda berpihak pada rakyat.
Ketidak-berpihakan pemerintah kepada rakyat menjadikan tingkat
kepercayaan rakyat terhadap pemerintah pun menurun. Tingkat kepuasaan publik
berada di bawah 50% menunjukkan kinerja pemerintahan yang stagnan. Dari hasil
survey tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat kecewa dengan kebijakankebijakan presiden pada masa itu sehingga munculah berbagai protes yang
menyuratkan bahwa masyarakat butuh aksi yang konkret bukan yang jalan di
tempat.
Demonstrasi sebagai ungkapan ketidak-puasan selain melalui dunia nyata
rupanya uncul juga di dunia maya. Demo di dunia maya dengan hashtag
#turunkan pada akhirnya menjadi trending topic di twitter jika dikaitkan dengan
jumlah pengguna social media di Indonesia. Selain parodi, status, dan celotehan di
media sosial, muncul satu bentuk baru dalam menunjukkan ekspresi lewat sosial
media yang disebut dengan meme. Meme (baca : mim atau mem) merupakan satu
bentuk ekspresi atau yang sejenisnya yang digunakan untuk ‘membawa’ pesan –
pesan tertentu kepada orang - orang tertentu.
Meme di media sosial seringkali dijumpai dalam berbagai bentuk gambar
tokoh yang dimodifikasi sedemikian rupa kemudian ditambahkan teks yang
dianggap sesuai dengan gambar tokoh tersebut. Beberapa diantaranya sangat
kental dengan kritik atau sinisme.
Dalam essainya yang berjudul “Analysis On Internet Memes using
Semiotics”, Kariko menyatakan bahwa meme di internet menawarkan cara baru
dalam kuat untuk menggabungkan beberapa aspek seperti, kreativitas, seni, pesan,
2
dan humor dalam budaya internet.1 Hal ini benar adanya, meme tidak seperti
karikatur atau kartun yang membutuhkan kemampuan tersendiri dalam
menciptakan sebuah karya. Meme ini hanya membutuhkan sebuah kreativitas
untuk menggabungkan gambar yang menyimpan pesan tertentu kemudian
ditambah dengan tulisan yang sesuai dan ‘dibumbui’ dengan sedikit humor.
Berbagai meme dengan gambar Presiden SBY muncul di media sosial.
Meme ini muncul sebagai dampak kekecewaan masyarakat kepada kebijakan
pemerintah, khususnya presiden. Meme yangmuncul di media sosial akan
menyesuaikan kondisi atau permasalahan yang sedang aktual. Di beberapa media
sosial itu pula, seakan – akan para pembuat meme bebas menyampaikan apa – apa
saja yang ingin mereka sampaikan dengan tanpa memandang siapa yang mereka
jadikan objek karya mereka.Pembuat memeselalu memiliki alasan tersendiri saat
mereka mem-posting karyanya dalam sosial media, tentu saja termasuk meme
sindiran tersebut. Di antara alasan tersebut adalah yang berkaitan dengan latar
belakang sosial yang terjadi pada saat itu.
Melihat fenomena tersebut, kita dapat menilai bagaimana apresiasi
masyarakat terhadap figur presiden serta kebijakannya. Sindiran tajam yang
mengarah kepada presiden yang biasanya disampaikan lewat demo, ataupun
tulisan di surat kabar, kali ini disampaikan lewat media sosial yang dapat begitu
saja diakses oleh masyarakat. Selain kritik dan sindiran, harapan masyarakat
kepada presidennya juga dapat dilihat dengan banyaknya meme di media sosial.
Yang menarik dari permasalahan ini adalah kesan sinis yang sangat kental
terlihat. Berbagai kegelisahan seakan tersirat dari begitu banyaknya meme yang
tersebar di dunia maya. Entah siapa yang memulai, yang jelas saat ini
memesemakin menjadi trend di masyarakat. Masyarakat semakin berani
menyampaikan keluh kesah dan pendapat mereka termasuk sindiran sinis terhadap
presiden. Mereka merasa tidak dapat menyampaikan protes ataupun harapan
mereka kepada presiden secara langsung sehingga mereka melakukan aksi protes
tersebut melalui sosial media, salah satunya dalam bentuk meme tersebut.
1
Kariko, AnalysisOn Internet Memes using Semiotics, Binus University, 24 Juni 2013.
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah
1.
Bagaimanakah makna pesan-pesan (messages) humor sindiranterhadap
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang direpresentasikan dalam Meme
versi Kenaikan Harga BBM di Media Sosial?
2.
Sindiran berupa apakah yang terdapat dalam Meme versi Kenaikan harga
BBM di Media Sosial?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah, yaitu:
1.
Untuk mengetahui bagaimana makna pesan yang terkandung dalam meme
humor SBY versi Kenaikan Harga BBM di Media Sosial.
2.
Untuk mengetahui sindiran berupa apakah yang terdapat dalam Meme versi
Kenaikan harga BBM di Media Sosial.
Kajian Teori
1.
Komunikasi sebagai Pembangkit Makna
Manusia tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Hal tersebut memang
benar jika kita mampu melihat apa yang ingin disampaikan satu orang kepada
orang lain meskipun dalam keadaan diam. Peristiwa komunikasi seperti itu
seringkali terjadi pada kehidupan sehari-hari. Di dalam proses komunikasi
terdapat pesan dan makna.
Pesan ialah sesuatu yang diterima dan dikirimkan pada saat komunikasi
berlangsung. Kemudian pesan ditafsirkan oleh penerimanya dan menghasilkan
makna. Pesan ini dapat berupa verbal dan non verbal. Onong Uchjana Effendy
menyebutkan dalam Kamus Komunikasi bahwasanya pesan tersebut dapat berupa
lambang, bahasa/lambang-lambang.2Sedangkan menurut D. Lawrence Kincaid
dan Wilbur Schramm3, makna merupakan balasan terhadap pesan, makna timbul
jika ada seseorang yang menafsirkan isyarat atau simbol yang bersangkutan dan
2
Onong Uchyana Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung, PT Mandar Maju, 1989, hal. 224
Kincaid&Schramm, Azas-azas Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, LP3ES, 1977, hal. 76.
3
4
berusaha memahami artinya. Masing-masing individu memiliki penafsiran yang
berbeda dalam menangkap makna dari suatu pesan. Hal ini dikarenakan makna
tidak terletak pada kata-kata, melainkan pada manusia.
2.
New Media sebagai Media Komunikasi
New Media atau media baru adalah sebuah istilah yang muncul di akhir
abad ke-20 untuk menandai bergabungnya media tradisional seperti film, foto,
musik, rekaman dan tulisan, dengan kekuatan komputerisasi dan teknologi
komunikasi, peralatan konsumen berbasis komputer dan yang paling penting,
internet. Media baru memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja
dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk
menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif,
dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi konten-konten media.
Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, wajar jika masyarakat
memilih new media sebagai saluran komunikasi. Kemudahan yang diberikan serta
berbagai fitur yang disediakan membuat media baru ini semakin diminati. New
media dalam hal ini media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah
untuk diakses (aksesibel) untuk siapa saja untuk menyampaikan serta mendapat
informasi, dibanding dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih
mahal serta sulit untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi.
Selain yang telah disebutkan, ada hal lain yang menarik dalam komunikasi
dengan new media, yaitu sifat anonimitas yang tinggi. Kita tidak akan bisa
melacak ketika sebuah video atau gambar muncul, siapa yang pertama kali mengupload, kecuali jika orang tersebut menyebutkan identitasnya. Tentu saja
penyebabnya karena dalam interaksi dengan new media, kita tidak membutuhkan
gatekeeper.
Sementara itu dalam media sosial dan internet kita mengenal fasilitas
search engine. Website Mesin pencari (bahasa Inggris: web search engine) adalah
program komputer yang dirancang untuk melakukan pencarian atas berkas-berkas
yang tersimpan dalam layanan www, ftp, publikasi milis, ataupun news group
dalam sebuah ataupun sejumlah komputer peladen dalam suatu jaringan.
5
Search engine merupakan perangkat pencari informasi dari dokumendokumen yang tersedia. Hasil pencarian umumnya ditampilkan dalam bentuk
daftar yang seringkali diurutkan menurut tingkat akurasi ataupun rasio
pengunjung atas suatu berkas yang disebut sebagai hits. Informasi yang menjadi
target pencarian bisa terdapat dalam berbagai macam jenis berkas seperti halaman
situs web, gambar, ataupun jenis-jenis berkas lainnya. Beberapa mesin pencari
juga diketahui melakukan pengumpulan informasi atas data yang tersimpan dalam
suatu basisdata ataupun direktori web. Sebagian besar mesin pencari dijalankan
oleh perusahaan swasta yang menggunakan algoritma kepemilikan dan basisdata
tertutup, di antaranya yang paling populer adalah Google, MSN Search dan
Yahoo!.
3.
Meme Internet
Meme adalah neologi yang dikenal sebagai karakter dari budaya yang di
dalamnya terdapat karakter, gagasan, perasaan, ataupun perilaku (tindakan).
Meme dapat bereplikasi dengan sendirinya (dalam bentuk peniruan) dan
membentuk suatu budaya, cara seperti ini mirip dengan penyebaran virus (tetapi
dalam hal ini terjadi di ranah budaya). Sebagai unit terkecil dari evolusi budaya,
dalam beberapa sudut pandang, meme serupa dengan gen.
Jika ingin melihat parodi meme, maka akan dengan sangat mudah dilihat
melalui 1cak.com, 9gag.com, memecomicindonesia.com, dan sebagainya. Situssitus tersebut adalah situs populer meme yang menyebar melalui internet (meme
internet).Richard Face dalam “The Book of F*cking Hilarious4” menyebutkan,
meme internet adalah meme yang menyebar melalui internet melalui jaringan
sosial media, blog, email, berita, dan lain-lain. Menurut Face, dalam realitanya
meme disebut ide tetapi dengan pseudo-intelectual lebih dikenal dengan sebutan
meme. Hal senada juga dikemukakan Patrick Davison dalam Borzsei5 , “An
internet meme is a piece of culture, typically a joke, which gains influence
4
Richard Face, The Book of F*cking Hilarious, Oculus Pulblisers.inc, 2012, hal.1.
Borzsei, Makes a Meme Instead A Concise History of Internet Memes, Jurnal of Religion, Media,
and Digital Culture,Utrecht University, 2013.
5
6
through online transmision.” Dia juga menemukan 3 sudut pandang dalam
menganalisis meme internet yang termasuk 3 bagian elemen, yaitu : ideal (ideal),
sikap (behaviour), dan manifestasi (manivestation). Ketiga sudut pandang itu
menjadikan sebuah meme menjadi lebih mudah menyebar karena setiap orang
memiliki sikap dan manivestasi yang bisa seragam atau berbeda.
4.
Gaya Bahasa Sinisme
Dalam proses komunikasi, kita mengenal bahasa sebagai alat
komunikasi. Bahasa memiliki berbagai jenis dan cara penyampaian yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Salah satunya gaya bahasa sindiran.
Gaya bahasa sindiran atau juga dikenal dengan sebutan majas sindiran ini
sebenarnya ada beberapa macam, yaitu sindiran halus (ironi), sindiran langsung
(sinisme) dan sindiran kasar (sarkasme). Menurut Pamungkas, sinisme adalah
gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam6. Gaya bahasa
ini biasanya diucapkan langsung ke hal yang disindir.
5.
Humor
Humor menurut cikal bakalnya berasal dari istilah Inggris. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan humor sebagai: /hu·mor/ n 1 sesuatu yang lucu: ia mempunyai rasa --; 2 keadaan (dalam cerita dan sebagainya)
yang menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan.7
Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu yang dapat menggelikan hati
ataurasa geli bagi yang mendengar maupun melihatnya. Humor itu tidak hanya
bersifatsebagai penghibur saja, namun dalam penelitian humor juga memiliki ciriciri atau bentuk dan fungsi sendiri. Salah satu bentuk humor adalah berbentuk
verbal dannonverbal. Sedangkan fungsi humor tidak lepas dari fungsi bahasa itu
sendiri.
6
Pamungkas, Sri. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif,Penerbit Andi,Yogyakarta, 2012,
hal. 144.
7
http://kbbi.web.id/humor
7
Menurut Arthur Asa Berger8 ada 45 teknik penciptaan humor yang sudah
dikenal masyarakat dan secara garis besar teknik penciptaan humor itu dapat
dikelompokkan dalam empat kategori, meliputi: Language (the humor is verbal),
Logic (the humor is ideation), Identity (the humor is existential), dan Action (the
humor is physical).
Menurut Sujoko9 humor dapat berfungsi untuk: (1) melaksanakan segala
keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan; (2) menyadarkan orang bahwa
dirinya tidak selalu benar; (3) mengajar orang melihat persoalan dari berbagai
sudut; (4) menghibur; (5) melancarkan pikiran; (6) membuat orang mentoleransi
sesuatu; (7) membuat orang memahami soal pelik. Penyaluran ketegangan melalui
humor sangat positif karena membawa kesejahteraan jiwa. Jika semua perasaan
tidak puas dan ketegangan yang dialami tidak disalurkan, akan membawa
bencana, tidak hanya bagi yang memendam, tetapi juga untuk orang lain atau
masyarakat sekitarnya.
6.
Analisis Semiotika Charles S. Pierce
Penelitian ini, menggunakan metode semiotika. Jacobson dalam Hoed
menjabarkan, kajian semiotika membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika
komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada
teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya
enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem kerja),
pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan
semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya
dalam suatu konteks tertentu10.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan semiotika Charles Sanders
Peirce. Peirce menyatakan bahwa tanda adalah sesuatu yang dianggap tanda oleh
orang yang menginterpretasikannya sebagai tanda.11 Semiotik ini menekankan
8
Berger, Pengantar Semiotika : Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta:Tria
Wacana, 2010, hal 97-98.
9
Didiek Rahmanadji, Sejarah, Teori dan Fungsi Humor, dalam Jurnal Bahasa dan Seni tahun 35
No.2 Tahun 2007, hal.219.
10
Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung, Rosda, 2009, hal. 15.
11
Noth, 1995, Handbook of Semiotics, indiana univ press hal. 42.
8
pada fungsi tentang yang tanda yang kita gunakan dalam rangka komunikasi baik
itu secara verbal, non verbal maupun visual. Analisis semiotik merupakan cara
atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap
lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks.
Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk
sistemlambang (sign) baik yang terdapat pada media maupun yang terdapat di luar
media. Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-makna.
Menurut Peirce yang dikutip oleh Marcello Barbieri, suatu sistem semiotik
terdiri dari tanda, object dan interpretant, dimana interpretant datang dari
interpreter di dalam sistem dan mengambil bagian aktif dalam proses semiosis12.
Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan
triadik, yakni representamen (R), objek (O), dan interpertant (I). Berdasarkan
objek, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol
(simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara petanda dan penandanya
bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda
yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang
bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang mengacu pada
kenyataan. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dan petandanya. Berdasarkan interpertant, tanda (sign, representanment)
dibagai atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda
yang memungkinkan orang menafsirkan berdasar pilihan. Dicent sign, tanda
sesuai kenyataan. Argument, tanda yang langsung memberi alasan atas sesuatu.
Cobletz & Jansz menyatakan, sebuah tanda dapat dikatakan sebagai ikon
apabila tanda tersebut terhubung dengan objek tertentu karena keserupaan. Pierce
pun mengaminkan dengan pernyataan yaitu, sebuah pertanda dikatakan ikonis
apabila memiliki modus kemiripan, baik kesamaan (kemiripan), keserupaan
(resemblance), maupun kesamaan kualitas (quality)13. Index (indeks)yaitu
12
Barbieri, The Code Model of Semiosis: The First Steps Toward a Scientific Biosemiotics,
TheAmerican Journal of Semiotics 24.1–3, 2008.
13
Coblev dan Jansz (2002:33) dalam Indriani, Penandaan Ikonis, Indeksikal, dan Simbolis pada
Wacana Tragedi Bom Bali, Jurnal IKA Vol. 11 No. 2, 2013.
9
hubungan kedekatan sebab akibat antara tanda dengan acuannya. Indeksjuga
merujuk pada identifikasi di mana letak kejadian itu berasal.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian komunikasi
kualitatif dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman
(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas
komunikasi terjadi.14
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis semiotika. Metode ini merupakan cara atau metode untuk menganalisis
dan
memberikan
makna-makna
terhadap
lambang-lambang
pesan
atau
teks.15Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif
interpretatif. Metode interpretatif yang bersifat kualitatif, yaitu suatu metode yang
memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya, serta
bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode di balik tanda dan teks
tersebut.
Analisis data dilakukan dengan cara periset sebagai instrumen riset
memberi makna kepada data secara induktif. Yaitu berangkat dari sesuatu yang
umum kepada sesuatu yang lebih khusus. Kemudian dilakukan triangulasi dengan
berbagai sumber data lalu diberikan pemaknaan terhadap data yang sudah ada
tersebut. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar riset kualitatif di mana realitas
ada pada pikiran dan hasil konstruksi manusia. Analisis data pada penelitian ini
berdasar pada model semiotika Charles Sanders Pierce mengenai segitiga tanda
yaitu, representanment (sign), object, interpretant. Model Peirce dipilih dimana ia
mengidentifikasi tiga jenis tanda-tanda sebagai fungsi kondisi representatif atau
perwakilan mereka16:
1. Ikon, atau tanda-tanda yang menyerupai objek mereka,
14
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif,Yogyakarta: Lkis, 200, hal. 35.
Ibid., hal. 155.
16
James Jakób Liszka, A General Introduction to the Semeiotic of Charles Sanders
Peirce.Bloomington: Indiana University Press, 1994, hal. 35–36.
15
10
2. Indeks, atau tanda-tanda yang berdekatan dengan, disebabkan oleh, atau
entah bagaimana menunjukkan objek mereka,
3. Simbol, atau tanda-tanda yang artinya adalah fungsi dari konvensi,
kebiasaan, atau hukum.
Analisa Data dan Pembahasan
Korpus 1
Meme : Belajar
Gambar ini adalah korpus 1, merupakan meme dengan sindiran humor
pembandingan, klasifikasi dari humor menggunakan logika. Meme ini mengkritisi
harga BBM yang semakin waktu semakin mahal dan ekonomi yang dinilai
semakin carut marut. Kondisi ini dibandingkan dengan kondisi pada masa
Presiden Soeharto di mana harga BBM masih sangat murah.
Selanjutnya pada korpus 2 dan korpus 4 ialah meme dengan sindiran
humor bahasa, dikategorikan dengan sindiran halus yang menggambarkan bahwa
SBY adalah presiden yang hanya mementingkan sebagaian golongan dan dinilai
tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Meme ini seakan menggambaran bahwa
Partai Demokrat sebagai partai yang berkuasa hanya peduli kepada kenaikan
harga BBM dan menafikan efek yang terjadi pasca kenaikan BBM.Sementara itu
Korpus 4 ini mempunyai ciri yaitu gaya bahasa repetisi sebagai penekanan. Sama
seperti korpus 2, SBY digambarkan sebagai pemimpin yang kurang sensitive
11
dengan permasalahan ekonomi yang akan dialami rakyatnya setelah harga BBM
dinaikkan.
Sementara itu, pada korpus 3 dan korpus 5adalah bentuk meme sindiran
dengan parodi dan meniru kedua nya digolongkan dalam humor dengan aksi.
Dalam meme ini SBY digambarkan sedang meniru gerakan tangan girlband
Cherrybell. Gestur atau gerakan ini merepresentasikan bahwa SBY adalah seorang
pemimpin lemah yang takut pada rakyatnya. Selain itu, keputusan yang lama dan
penuh pertimbangan bahkan plin-plan ini mengkarakterkan sang presiden sebagai
orang yang ragu-ragu.
Lalu korpus 6adalah sindiran dengan humor permainan kata. Meme ini ada
sebagai sindiran bahwa SBY adalah seorang presiden yang telah membohongi
rakyatnya dengan alasan yang diciptakan hanya untuk untuk mendukung
kebohongannya. Pada masa ini di media sosial juga muncul hashtag
#SHAMEONYOUSBY
sebagai
bentuk
protes
netizen
akan
kebijakan-
kebijakannya.
Hasil analisa dalam keenam korpus bertemakan SBY dan kenaikan harga
BBM yang menjadi viral di awal hingga akhir tahun 2013 ini menunjukkan kritik
netizen terhadap Presiden SBY. Meskipun memiliki konten yang berbeda namun
meme – meme sama dalam hal ketidakpuasan akan isu kenaikkan harga BBM.
Keenam korpus yang dianalisa berdasar Teori Semiotika ikon, indek dan
simbol milik Charles Pierce itu terdiri dari bahasa verbal dan visual yang beragam
bentuknya. Bahasa visual belakangan banyak digunakan dalam komunikasi karena
dinilai lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Limor Shifman dalam hal ini
mengatakan Bahasa visual dapat bergerak melintasi budaya lebih mudah dari
bahasa verbal17. Keunggulan dari bahasa visual ini kemudian membuat meme
menjadi medium yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan politik karena
lebih mudah dipahami serta lebih ringan daripada melalui penulisan jurnalistik
karena lebih bersifat berat dan serius.
Limor Shifman, “Humor in the Age of Digital Reproduction: Continuity and Change in
InternetBased Comic Texts” dalam “International Journal of Communication 1” 2007, hal. 204.
17
12
Keenam bentuk kritik visual yang direpresentasikan dalam bentuk meme
politik disusun dalam bentuk tanda-tanda yang berupa ikon, indek, dan simbol
untuk menginterpretasikannya.Tanda-tanda bertipe ikon pada meme politik yang
tersebar pada pemilu tahun 2013 menunjukkan kritik masyarakat siber yang
direpresentasikan ikon SBY dan latar belakang permasalahan yang sedang
dikritik. Selanjutnya, tanda indek merepresentasikan kritik-kritik netizen dari
peristiwa yang muncul terkait objek kritik atau denotatif lain pada meme. Terakhir
adalah tanda simbol, yang diwakilkan oleh teks maupun gesture-gestur yang
kemudian jika disatukan akan membentuk sebuah humor yang menyindir.
Kritik yang direpresentasikan dalam bentuk tanda visual serta verbal
terbagi atas ikon, indek dan simbol. Interpretasi dari meme politik merupakan
konsepsi dari pendapat umum netizen mengenai isu-isu politik populer. Tanda
yang muncul pada keenam korpus menunjukkan
masing-masing kritik dan
sindiran netizen terhadap isu (sampai setelah keputusan) kenaikkan harga BBM
adalah sebagai berikut.
Gambar meme meme meskipun sederhana tapi berfungsi secara jelas dan
luwes dalam menyampaikan setiap pendapat yang timbul dari gagasan
masyarakat. Bentuk semacam ini pada akhirnya menjadi diminati seirung
bergesernya kebiasaan masyarakat mendapatkan informasi dan hiburan melalui
internet. Tak pelak, hadirnya meme memberikan nuansa baru dalam
perkembangan di era multimedia.
Meme menjadi sarana yang dipastikan bisa mewakili aspirasi tanpa
menggurui dan tanpa kesan terlalu serius. Medium yang cenderung baru ini
menjadi saksi bahwa media konvensional yang meski banyak peminat kini
berangsur-angsur ditinggalkan. Para pembuat meme pun bukannya asal jiplak atau
asal gambar. Sebagai pengguna media baru mereka menggunakan alat pencarian
melalui mesin pencari dengan kata kunci tertentu sehingga mendapatkan
informasi yang sesuai.
Dalam masyarakat, utamanya masyarakat di negara berkembang menjadi
hal yang seolah biasa saja. Dalam buku “Membasmi Korupsi”, Robert Klitgaard
13
mengatakan bahwa timbulnya sinisme dan apatisme masyarakat karena korupsi
yang sudah meluas18.
Sementara itu, sinisme masyarakat terhadap presiden, lahir karena sikap
SBY yang dinilai kurang atau cenderung sering mengeluh di depan rakyat.
Masyarakat menunjukkan sinisme sangat jelas dan tercermin dalam reaksi – reaksi
masyarakat yang begitu nyata di media sosial. Bahkan beberapa diantaranya dalam
twitter, mereka sangat berani menyebut akun presiden secara langsung.
Perubahan media komunikasi melalui forum langsung menjadi media
komunikasi yang bersifat kesosial-mediaan menjadi tanda pergeseran budaya dan
tutur. Pergeseran ini kemudian seringkali diwarnai dengan ketidak-hati-hatian
oleh para penggunanya karena dinilai santai dan trend. Dalam sebuah komunitas
berbangsa tentu bersosial media memiliki aturan yang mengikat para
penggunanya.
Dalam membentuk sebuah meme humor yang baik maka yang perlu
dilakukan adalah menyampaikan pesan melalui sebuah gambar. Barangkali
gambar itu tidak begitu saja ada, namun sebuah gambar bisa menjadi bermakna
dengan dibantu beberapa aplikasi yang sesuai. Perkembangan teknologi ini tentu
juga yang mengakibatkan terjadinya konvergensi media, dimana dengan segala
digitalisasinya ikut pula mengubah bentuk pesan di era media baru yang
dijembatani oleh internet. Sebuah humor yang mengandung sinisme atau sindiran
dapat diterima bahwa ada beban ideologis yang muncul. Ketika digali kembali
maka akan timbul kepentingan-kepentingan tertentu di sana. Kepentingan tersebut
hadir sebagai bentuk dari apa-apa saja yang hendak mereka ciptakan.
Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan dari hasil analisa dan interpretasi tanda pada bab
sebelumnya serta menjawab rumusan masalah ialah sebagai berikut:
1. Dalam keenam korpus yang disajikan terdapat kritik berupa sindiran yang
tersirat maupun tersurat dalam meme Presiden SBY versi Kenaikan Harga
BBM. Makna pesan-pesan dalam humor sindiran terhadap Presiden Susilo
18
Klitgaard, Membasmi Korupsi, Yayasan Obor, Jakarta, 2001, hal. 59.
14
Bambang Yudhoyono merupakan kritik atas kebijakan pasca kenaikan harga
BBM. Dalam meme direpresentasikan beberapa karakter presiden yang dikritik
ialah: kurang pandai dan bijak (korpus 1), tidak peka (korpus 2 dan korpus 4),
lemah dan tidak punya pendirian (korpus 3 dan korpus 5), pembohong (korpus
6).
2. Sindiran yang dibungkus dalam humor merupakan cenderung lebih bisa
diterima atau tidak membuat marah objek yang disindir. Sindiran humor yang
terdapat pada Meme Presiden SBY versi Kenaikan Harga BBM yang
diturunkan dari teori Humor Arthur Asa Berger adalah: humor logika
pembandingan (korpus 1), humor bahasa sindiran halus (korpus 2), humor
repetisi (korpus 4), humor parodi (korpus 3 dan korpus 5), terakhir adalah
humor permainan kata (korpus 6).
Saran
1.
Saran Akademis
Penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menggali lebih
dalam mengenai makna serta interpretasi yang mungkin terdapat pada pesan
politik humor dalam bentuk apapun dengan metode analisis semiotika, maupun
metode lain yang dapat mengungkap fenomena serta pesan dengan lebih baik.
Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas
penelitian dengan mengkombinasikan teknik analisis dengan metode lain untuk
dapat memahami perkembangan serta fenomena budaya humor dan sindiran
dalam media sosial.
2.
Saran Praktis
Kepada pemerintah agar menjadikan media sosial dalam hal ini dengan
bentuk meme untuk menyosialisasikan kebijakan yang ada. Hal ini penting karena
media sosial punya potensi untuk lebih bisa diakses semua kalangan, sedangkan
meme sendiri merupakan satu medium yang humoris sehingga lebih mudah
dipahami khalayak.
Kepada netizen agar dapat mengekspresikan pendapat dan kritik yang
humoris namun tetap beretika. Netizen harusnya bisa membedakan bagaimana
15
kritik itu tidak disertai penghinaan atau perendahan sehingga tidak ada masalah
yang timbul dikemudian hari.
3.
Saran Umum
Saran secara umum kepada pengguna dunia maya agar memperhatikan
etika dalam mengikuti perkembangan teknologi. Ini penting karena perkembangan
teknologi bagaikan dua sisi mata pisau yang keduanya bisa membawa pada dua
hal yang sangat berlainan. Budaya modern dalam media sosial ini harusnya
membawa dampak positif, bukan berarti membawa kita pada sifat anti sosial.
Yang perlu diperhatikan adalah, kehidupan pada dunia virtual yang sangat luas
tetap harus dijaga karena dampaknya juga akan terasa pada dunia nyata.
Daftar Pustaka
Barbieri, Marcello. (2008). The Code Model of Semiosis: The First Steps Toward
a Scientific Biosemiotics, TheAmerican Journal of Semiotics 24.1–3.
Berger, Arthur Asa. (2010). Pengantar Semiotika : Tanda-Tanda dalam
Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta: Tria Wacana.
Borzsei. (2013). Makes a Meme Instead A Concise History of Internet Memes,
Jurnal of Religion, Media, and Digital Culture,Utrecht University.
Effendy, Onong Uchyana. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: PT Mandar
Maju.
Face, Richard. (2012). The Book of F*cking Hilarious, Oculus Publisers.inc.
Indriani, (2013). Penandaan Ikonis, Indekikal, dan Simbolis pada Wacana
Tragedi Bom Bali, Jurnal IKA Vol. 11 No. 2.
Kariko, Azis. (2013). AnalysisOn Internet Memes using Semiotics, Binus
University, 24 Juni 2013.
Kincaid D. Lawrence & Wilbur Lang Schramm. (1977). Azas-azas Komunikasi
Antar Manusia, Jakarta: LP3ES.
Klitgaard, Robert. (2001). Membasmi Korupsi. Jakarta: Yayasan Obor.
Liszka, James Jakób. (1994). A General Introduction to the Semiotic of Charles
Sanders Peirce. Bloomington: Indiana University Press.
Noth, Winfried. (1995). Handbook of Semiotics.Bloomington: Indiana
UniversityPress.
Pamungkas, Sri. (2012). Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Rahmanadji, Didiek. (2007). Sejarah, Teori dan Fungsi Humor, dalam Jurnal
Bahasa dan Seni tahun ke 35 No.2 Tahun 2007.
Shifman, Limor. (2007). Humor in the Age of Digital Reproduction: Continuity
and Change in InternetBased Comic Texts. International Journal of
Communication.
Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
16
17
Download