studi kasus permasalahan dalam proses pembelajaran konsep

advertisement
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
STUDI KASUS PERMASALAHAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN KONSEP GENETIKA DI SMA NEGERI 2
SEULIMUM KABUPATEN ACEH BESAR
Rufa Hera
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail: [email protected]
Abstrak: Genetika merupakan salah satu materi dalam pembelajaran biologi yang selama ini diyakini
banyak siswa sebagai materi yang sulit untuk dipahami. Ruang lingkup materi yang luas, banyaknya
penggunaan istilah, serta konsep yang abstrak menjadikan siswa sulit mengingat konsep-konsep penting pada
materi Genetika. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. Faktor- faktor itulah yang
menentukan kesuksesan pembelajaran di suatu sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat permasalahan
permasalahan dalam proses pembelajaran konsep genetika di sma negeri 2 seulimum kabupaten Aceh Besar.
Penelitian studi kasus ini dilakukan di SMA Negeri 2 Seulimum bertempat di Jl. Krueng Raya-Ateuk
Lamteuba, Seulimum, Kabupaten Aceh Besar. Subjek Penelitian yaitu guru bidang studi Biologi dan Siswa
SMA Negeri 2 Seulimum kelas XII IPA. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif
dengan teknik pembagian angket, wawancara, dan observasi. Studi kasus dilakukan melalui studi lapangan
dengan proses kunjungan ke sekolah pada Bulan November 2013. Analisis data dilakukan secara kualitatif
dan ditampilkan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bebrapa faktor
pemasalahan dalam pembelajaran genetika yaitu berkaitan dengan model yang diterapkan, Sarana
pembelajaran yang digunakan, meliputi : media pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar, dan pemanfaatan
laboratorium (Laboratorium IPA dan Komputer). Kesimpulan penelitian ini adalah Proses pembelajaran pada
konsep genetika di SMA Negeri 2 Seulimum belum berjalan dengan optimal. Siswa belum memahami
dengan baik konsep genetika berdasarkan sistem pembelajaran yang telah dilakukan.
Keywords: studi kasus, pembelajaran, konsep, genetika.
PENDAHULUAN
Genetika merupakan salah satu materi
Berbagai faktor dapat mempengaruhi
dalam pembelajaran biologi yang selama ini
kualitas belajar siswa. Faktor- faktor itulah
diyakini banyak siswa sebagai materi yang
yang menentukan kesuksesan pembelajaran di
sulit untuk dipahami. Bahar et al dalam
suatu sekolah. Nurkolis (2011) menjelaskan
Herlanti
(2007)
bahwa,” Keberhasilan pendidikan di sekolah
genetika
merupakan
mengemukakan
materi
yang
bahwa
sulit
ditentukan
oleh
bagaimana
proses
dimengerti oleh sebagian besar siswa karena
pembelajaran berlangsung di sekolah tersebut.
konsep genetika bersifat esoterik dan abstrak,
Sekolah
yang meliputi objek-objek mikroskopik dan
pendidikan
proses-proses di luar pengalaman siswa
seluruh komponen yang ada di dalamnya
sehari-hari. Untuk memberikan pemahaman
secara terpadu, saling berkaitan satu sama lain
secara optimal terhadap konsep-konsep yang
untuk meningkatkan kualitas belajar peserta
bersifat abstrak diperlukan berbagai upaya
didik sehingga mendorong tercapainya tujuan
pembelajaran.
pendidikan. Atas dasar itu, penulis tertarik
untuk
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
sebagai
harus
sistem
dapat
mengidentifikasi
penyelenggara
memberdayakan
lebih
lanjut
53
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
permasalahan dalam proses pembelajaran
4.
genetika yang dilaksanakan di SMA Negeri 2
Laboratorium
Seulimum Kabupaten Aceh Besar.
Komputer.
Keberhasilan
dalam
Pemanfaatan
proses
laboratorium,
IPA
maupun
baik
laboratorium
Penelitian studi kasus ini bertujuan
pembelajaran di sekolah dapat disebabkan
untuk:
oleh berbagai faktor sebagaimana Nurkolis
a. Mengetahui model pembelajaran yang
(2011) menjelaskan bahwa,” keberhasilan
pendidikan
di
sekolah
ditentukan
oleh
bagaimana proses pembelajaran berlangsung
di sekolah tersebut. Sekolah sebagai sistem
penyelenggara
pendidikan
harus
mampu
memberdayakan seluruh komponen yang ada
digunakan dalam proses pembelajaran
konsep genetika di SMA Negeri 2
Seulimum.
b. Mengetahui kendala yang dihadapi
siswa
dalam
memahami
di dalamnya secara terpadu, saling berkaitan
genetika
satu sama lain untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang telah dilaksanakan
belajar peserta didik sehingga mendorong
di SMA Negeri 2 Seulimum.
tercapainya tujuan pendidikan. Ada tiga aspek
pokok
yang
berkaitan
erat
dengan
berdasarkan
konsep
proses
c. Mengetahui kendala yang dihadapi
guru
dalam
mengajarkan
konsep
keberhasilan pembelajaran di sekolah yaitu:
genetika
proses belajar mengajar, kepemimpinan dan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
managemen sekolah, serta kultur sekolah.
Atas
dasar
itu,
penulis
tertarik
untuk
mengidentifikasi lebih lanjut permasalahan
dalam proses pembelajaran genetika yang
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Seulimum
Kabupaten Aceh Besar.
berdasarkan
proses
di SMA 2 Seulimum.
d. Mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap konsep genetika berdasarkan
sistem
pembelajaran
yang
telah
dilaksanakan.
Mengingat faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran sangat luas maka dalam
METODE PENELITIAN
hal ini peneliti memfokuskan kajian studi
Penelitian studi kasus ini dilakukan di
kasus hanya pada proses belajar mengajar
SMA Negeri 2 Seulimum bertempat di Jl.
dengan fokus observasi mencakup:
Krueng Raya – Ateuk Lamteuba, Seulimum,
A. Model yang diterapkan dalam proses
Kabupaten Aceh Besar. Subjek Penelitian
pembelajaran konsep genetika.
yaitu guru bidang studi Biologi dan Siswa
B.
SMA
Sarana pembelajaran yang digunakan,
meliputi :
Negeri
2
Seulimum
kelas
XII
IPA.Metode yang digunakan adalah metode
1. Media pembelajaran,
deskriptif
2. Bahan ajar,
pembagian angket, wawancara, dan observasi.
3. Sumber belajar,
Studi kasus dilakukan melalui studi lapangan
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
eksploratif
dengan
teknik
54
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
dengan proses kunjungan ke sekolah pada
model pembelajaran yang digunakan pada
Bulan November 2013. Teknik pengumpulan
proses pembelajaran genetika di kelas XII IPA
data dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
bersifat semi konvensional artinya guru
1. Observasi
mengajar
langsung
(field
study),
dengan
menggunakan
metode
mencakup proses observasi kondisi gedung
ceramah namun tetap melibatkan siswa untuk
sekolah dan lingkungannya, observasi
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
proses belajar mengajar di kelas, dan
Guru menyampaikan materi secara bertahap
observasi
diiringi
pemanfaatan
sarana
dan
dengan
mengajukan
prasarana sekolah. Data yang dihasilkan
pertanyaan
dikumpulkan
pembelajaran tidak terlihat terlalu monotorn.
melalui
pencatatan
dan
dokumentasi menggunakan kamera.
2. Observasi tidak langsung, dengan meminta
data profil sekolah dari pegawai tata usaha
kepada
siswa
pertanyaansehingga
Selain itu guru juga meminta siswa maju ke
depan mengisi latihan persilangan secara
bergilir.
(TU) di sekolah.
3. Pembagian Angket kepada siswa (Angket
terbuka dan tertutup).
4. Wawancara formal dan non formal dengan
guru bidang studi Biologi.
Analisis data dilakukan secara kualitatif
dan ditampilkan dalam bentuk deskriptif.
B. Bahan Ajar yang Digunakan
Berdasarkan observasi diketahui bahwa
bahan ajar yang digunakan guru dalam
mengajarkan konsep genetika terdiri dari 2
buku paket. Buku paket pertama yaitu Buku
Panduan Pendidik Biologi SMA Kelas XII
yang ditulis oleh Rohana Kusuma dan Gut
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Windarsih, diterbitkan oleh penerbit Intan
Hasil Temuan
Pariwara. Bahan ajar yang kedua sekaligus
Berdasarkan hasil observasi di SMA
menjadi sumber belajar siswa adalah Buku
Negeri 2 Seulimum dan dilanjutkan dengan
Biologi SMA Kelas XII yang ditulis oleh D.A
wawancara dengan guru dan siswa, peneliti
Pratiwi dkk. Buku ini disusun berdasarkan
menemukan informasi lebih lanjut tentang:
standar isi kurikulum KTSP 2006 yang
1. Proses Pembelajaran di Kelas.
diterbitkan oleh penerbit Erlangga. Buku
Beberapa hal yang ditinjau berkaitan
tersebut diperoleh dari perpustakaan sekolah
dengan proses pembelajaran konsep genetika
SMA Negeri 2 Seulimum. Hasil angket
di kelas yaitu:
menunjukkan
A. Model Pembelajaran yang Digunakan
menggunakan sumber belajar lain selain buku
bahwa
100%
siswa
tidak
Pada saat melakukan kunjungan ke
paket yang diperoleh dari sekolah. Selain itu
sekolah (studi lapangan) penulis mendapat
dari angket dan wawancara dengan guru juga
kesempatan mengikuti secara langsung proses
diketahui bahwa dalam proses pembelajaran
pembelajaran genetika di kelas. Berdasarkan
tidak disediakan bahan/ sumber belajar lain
hasil pengamatan, penulis menemukan bahwa
seperti handout/modul.
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
55
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
C. Media yang Digunakan
2. Hasil
Dari hasil observasi, wawancara dan
angket
diketahui
Berkaitan
dengan
Komponen Guru
Dari hasil wawancara dan observasi
pembelajaran genetika guru SMA Negeri 2
diketahui bahwa guru yang bertugas sebagai
Seulimum menggunakan media berupa charta/
pengajar Bidang Studi Biologi di SMA Negeri
gambar dan alat peraga yang disusun oleh
2 Seulimum merupakan alumni fakultas
siswa dibawah bimbingan guru. Charta dan
keguruan dan sedang dalam pendidikan pasca
alat peraga ini digunakan untuk menjelaskan
sarjana simister III. Selain sebagai guru
beberapa konsep yang membutuhkan media
bidang Studi Biologi saat ini beliau menjabat
sebagai penunjang pemahaman siswa. Namun
sebagai
charta dan alat peraga ini tidak dapat
kesiswaan. Beliau merupakan satu-satunya
diperlihatkan secara fisik karena pada saat
guru biologi di sekolah tersebut dan telah
peneliti
gambar
mengajar selama kurun waktu 9 tahun.
dibawa pulang oleh siswa ke rumah dan
Sekolah SMA Negeri 2 Selimum memiliki
dalam proses perbaikan disebabkan beberapa
unit kelas yang tidak terlalu banyak yaitu
komponen dari alat peraga dan gambar
hanya dua kelas untuk setiap jenjangnya
tersebut mengalami kerusakan. Media lain
(Kelas X1 dan X2, Kelas XI1 dan XI2, dan Kelas
seperti video/ animasi tidak pernah digunakan
XIIIPA dan XIIIPS).
studi
dalam
Temuan
proses
melakukan
bahwa
ISSN: 2301-6671
kasus
karena sekolah tidak menyediakan sarana
pembelajaran
seperti
kepala
sekolah
bidang
Dengan jumlah kelas yang sedikit
dan
hakikatnya beban mengajar guru biologi
tidak
tersebut tidak terlalu banyak namun dengan
memungkinkan untuk menggunaan media
bertambahnya amanah tugas sebagai wakil
tersebut.
kepala
perlengkapannya
infokus
wakil
sehingga
sekolah
dan
kegiatan
kuliahnya
tentunya menyita sedikit banyaknya fokus
D. Interaksi dalam Pembelajaran
mengajar beliau. Dari hasil observasi dan
Berdasarkan hasil observasi di dalam
wawancara non formal diketahui lebih lanjut
kelas pada saat proses pembelajaran genetika
bahwa guru bidang studi biologi ini bertempat
peneliti mengamati bahwa interaksi antara
tinggal di daerah Lhoknga Aceh Besar
guru dengan siswa telah terbangun dengan
merupakan daerah yang cukup jauh dari
baik namun interaksi antara siswa dengan
daerah Seulimum. Untuk kegiatan mengajar
siswa dapat dikatakan belum terjadi sama
setiap harinya beliau menempuh perjalanan
sekali. Tidak ada kegiatan yang menimbulkan
selama 2 jam dengan menggunakan angkutan
interaksi
umum. Keterbatasan waktu diikuti dengan
sesama
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
jarak yang jauh ini menjadi kendala besar
beliau dalam mengajar.
Sebelum
pembelajaran
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
melakukan
tentunya
seorang
proses
guru
56
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
menyiapkan
perangkat
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara, silabus dan
ISSN: 2301-6671
tersebut
hanya
berisi
soal-soal
tanpa
penjabaran materi.
RPP yang digunakan guru biologi di SMA 2
Seulimum dalam proses pembelajaran disusun
setiap tahunnya. Untuk kegiatan pembelajaran
3. Hasil
Temuan
Berkaitan
dengan
Komponen Siswa
genetika, RPP yang digunakan adalah RPP
Dari hasil observasi, pembagian angket,
baku yang telah disusun dalam jangka waktu
dan dilanjutkan dengan wawancara diperoleh
yang sudah lama namun pada praktiknya
beberapa informasi berkaitan dengan kondisi
pembelajaran dilaksankan tidak selamanya
siswa SMA Negeri 2 Seulimum dalam proses
sesuai
pembelajaran genetika serta kendala dan
RPP,
kegiatan
pembelajaran
dimodifikasi sedemikian rupa disesuaikan
minat
dengan waktu dan kondisi siswa. Mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari
bahan ajar dari hasil wawancara diketahui
hasil observasi diketahui bahwa siswa yang
bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar
mengikuti pembelajaran genetika adalah siswa
yang disediakan di sekolah. bahan ajar yang
kelas XII IPA yang terdiri dari 22 siswa. Pada
digunakan terdiri dari 2 buku yaitu : buku
saat proses pembagian angket salah satu siswa
paket pertama merupakan Buku Panduan
berhalangan
Pendidik Biologi SMA Kelas XII yang ditulis
teridentifikasi adalah 21 siswa. Berdasarkan
oleh Rohana Kusuma dan
Gut Windarsih,
hasil angket diketahui bahwa 90,5% siswa
diterbitkan oleh penerbit Intan Pariwara.
mengakui bahwa genetika merupakan materi
Bahan ajar yang kedua sekaligus menjadi
yang sulit untuk dipahami. Lebih lanjut dari
sumber belajar siswa adalah Buku Biologi
hasil wawancara siswa menjelaskan alasan
SMA Kelas XII yang ditulis oleh D.A Pratiwi
materi ini sulit dipelajari karena banyaknya
dkk. Buku ini disusun berdasarkan standar isi
istilah-isilah dan materi yang sangat kompleks
kurikulum KTSP 2006 yang diterbitkan oleh
sehingga sebagian siswa merasa kesulitan dan
penerbit Erlangga. Dari hasil wawancara juga
kebingungan dalam memahami konsep ini. 16
diketahui bahwa bahan ajar lain seperti
dari 21 siswa (76,9% siswa) juga menegaskan
modul/ handout sejauh ini belum pernah
bahwa materi genetika pada buku teks biologi
dirancang oleh guru karena keterbatasan
sulit untuk dipahami. Lebih lanjut dari hasil
waktu dan belum adanya keterampilan yang
wawancara
memadai
sebuah
kesulitan untuk memahami materi pada buku
handout. Namun demikian guru tersebut
paket dikarenakan materi pada buku paket
menegaskan bahwa sejauh ini telah pernah
sekolah terlalu banyak dan hal ini membuat
disusun sebuah modul berupa kumpulan soal-
siswa merasa malas untuk membaca dan
soal
menelaahnya.
ujian
untuk
menghasilkan
simisteran
yang
kemudian
dibagikan kepada siswa sebagai bahan belajar
untuk
persiapan
ujian
Nasional.
Modul
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
belajar
siswa
hadir
siswa
berdasarkan
sehingga
memaparkan
proses
yang
bahwa
Dari hasil pengisian angket 15 dari 21
siswa (71,4% siswa) mengakui bahwa mereka
57
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
lebih mudah memahami bacaan dalam bentuk
yang tersedia di sekolah seperti miroskop dan
uraian singkat atau materi yang diringkas oleh
perlengkapan laboratorium lainnya. Dari hasil
guru (dalam bentuk hand out/ modul). Namun
angket
sejauh ini berdasarkan hasil wawancara,
mengakui bahwa untuk proses pembelajaran
observasi dan angket kepada siswa diketahui
genetika selama ini memang tidak pernah
bahwa
dilakukan kegiatan praktikum.
belum
pernah
disediakan
siswa,
21
siswa
(100%
siswa)
handout/modul untuk proses pembelajaran.
Siswa
hanya
menggunakan
buku
paket
sekolah sebagai sumber belajar dan untuk
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
peneliti
kondisi
proses
evaluasi siswa pernah mendapatkan modul
mengetahui
kumpulan soal tapi tidak dilengkapi dengan
pembelajaran genetika di SMA 2 Seulimum
pembahasan
mengenai
dan kendala-kendala yang dihadapi siswa dan
minat siswa terhadap sumber belajar lain
guru dalam proses pembelajaran genetika
seperti handout dan modul penulis berhasil
yang berlangsung selama
mengidentifikasi lewat angket bahwa 21 siswa
permasalahan
(100% siswa) mengaku akan sangat tertarik
diidentifikasi yaitu sebagai berikut :
untuk mempelajari konsep genetika bila
1. Berkaitan dengan siswa, genetika dianggap
disediakan modul berupa ringkasan materi
sulit dipelajari karena banyaknya istilah-
(hand out) yang disertai gambar-gambar
istilah penting dan materinya bersifat
berwarna.
abstrak.
materi.
Berbicara
Menurut pengakuan siswa dari hasil
2. Model
lebih
temuan,
jauh
dan
ini. Beberapa
kendala
yang
pembelajaran
dapat
konvensional
angket diidentifikasi bahwa 17 dari 21 siswa
menutup peluang siswa untuk berinteraksi
(80,9% siswa) merasa belum memahami
sesama
dengan baik konsep genetika dalam proses
menurunkan
pembelajaran selama ini. Dan semua dari
menimbulkan kejenuhan belajar siswa.
siswa tersebut juga menyimpulkan bahwa
3. Siswa sulit memahami materi genetika
pembelajaran
genetika
yang
berlangsung
selama ini belum optimal.
siswa.
Kondisi
motivasi
ini
dapat
belajar
dan
dalam buku paket sekolah karena uraian
materi sangat kompleks sehingga siswa
menjadi tidak tertarik untuk membaca dan
4. Hasil
Temuan
Berkaitan
dengan
Laboratorium IPA
Laboratorium
menelaah materi lebih lanjut.
4. Media
adalah
sarana
yang
video/animasi
tidak
pernah
diterapkan di SMA Negeri 2 Seulimum
sangat penting sebagai penunjang pemahan
selama
siswa. Dari hasil observasi diketahui bahwa
fasilitas
laboratorium belum tersedia sama sekali di
tersebut. Sedangkan media video, animasi,
sekolah SMA Negeri 2 Seulimum bahkan
dan gambar mempunyai andil yang besar
tidak ada satupun perangkat laboratorium
dalam memberikan pemahaman pada siswa
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
ini
karena
untuk
tidak
tersedianya
menampilkan
media
58
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
tentang
atribut
atribut
dalam
materi
genetika.
ISSN: 2301-6671
(1995) menerangkan bahwa,” Kebanyakan
siswa
5. Praktikum tidak pernah dilakukan selama
lemah
genetika”.
dalam
Lebih
pemahaman
lanjut
bahwa,”
materi
Cavallo
materi
(1996)
genetika
ini karena di SMA Negeri 2 Seulimum
mengatakan
tidak
kebanyakan memiliki konsep yang abstrak
tersedia
laboratorium
dan
perlengkapannya.
sehingga sulit bagi siswa memahami materi
Berdasarkan identifikasi permasalahanpermasalahan
yang
ditemukan,
ini
dengan
baik”.
Konsep-konsep
yang
penulis
bersifat abstrak tidak memungkinkan untu
mengamati banyak hal yang perlu dibenahi
dapat ditampilkan secara nyata, hal ini akan
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
menyebabkan timbulnya kejenuhan siswa
pada konsep genetika di SMA Negeri 2
dalam proses pembelajaran. Bahar et al dalam
Seulimum Kabupaten Aceh Besar. Dari sekian
Herlanti (2007) juga mengemukakan bahwa
banyak kendala-kendala yang ada terdapat
genetika
beberapa kendala yang dapat diupayakan
dimengerti oleh sebagian besar siswa sekolah
solusinya dalam waktu yang cepat yaitu
menengah. Kesulitan ini disebabkan karena
pengadaan bahan ajar dan penerapan model-
konsep genetika bersifat esoterik dan abstrak,
model
tepat.
yang meliputi objek-objek mikroskopik dan
Sedangkan sebagiannya lagi adalah kendala-
proses-proses di luar pengalaman siswa
kendala yang memang memungkinkan untuk
sehari-hari. Oleh karena itu dibutuhkan
dicarikan solusi namun membutuhkan waktu
rancangan proses pembelajaran yang tepat
yang sedikit lebih lama seperti pengadaan
untuk
laboratorium
pemahaman pada konsep ini. Pada dasarnya
pembelajaran
serta
yang
lebih
perlengkapannya
dan
pengadaan infokus.
Permasalahan
merupakan
membantu
materi
siswa
yang
sulit
meningkatkan
materi yang sulit tidak menjadi masalah besar
pertama
adalah
selama diadakan solusi yang tepat yaitu
konsep genetika sebagai materi yang sulit
upaya-upaya
dimengerti. Dari hasil angket seluruh siswa
sehingga materi tersebut dapat tersampaikan
(21 siswa/100% siswa) mengakui materi ini
dan diterima dengan baik oleh peserta didik.
adalah materi yang sulit dimengerti. Genetika
Upaya pertama adalah menyesuaikan model
memang
pembelajaran.
merupakan
materi
yang
sulit
dipahami oleh sebagian besar peserta didik
Model
pembelajaran
yang
pembelajaran
sesuai
sangat
baik jenjang sekolah SMP, SMA, maupun
berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.
perguruan tinggi. Sebagian besar peserta didik
Permasalahan kedua yang ditemukan dari
meyakini materi ini adalah materi yang rumit.
hasil temuan penelitian studi kasus adalah
Hal ini dibuktikan dari berbagai sumber yang
penerapan model pembelajaran yang dianggap
menyebutkan bahwa genetika merupakan
masih kurang tepat. Model pembelajaran
salah satu materi biologi yang memerlukan
semikonvensional tidak dapat secara optimal
upaya lebih dalam pembelajarannya. Soyibo
memberikan pemahaman yang baik terhadap
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
59
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
materi-materi yang bersifat abstrak. Siswa
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
cenderung merasa bosan dan apabila tidak ada
Dari hasil angket 76,9% siswa mengaku sulit
interaksi maka kondisi pembelajaran akan
memahami materi genetika pada buku paket
semakin menjenuhkan. Oleh karena itu model
sekolah. hakikatnya buku paket berfungsi
pembelajaran yang mampu merangsang siswa
untuk membantu siswa memahami materi
untuk
pelajaran
saling
berinteraksi
sangat
baik
namun
tidak
semua
siswa
diterapkan dalam proses pembelajaran pada
mempunyai kemampuan yang sama dalam
konsep-konsep abstrak seperti Genetika. Salah
menelaah bacaan. Oleh karena itu upaya yang
satu
perlu dilakukan adalah menyusun sumber
model
yang
membangkitkan
berinteraksi
interaktif.
dianggap
motivasi
adalah
Model
mampu
siswa
model
untuk
pembelajaran
penunjang
yang
komunikatif,
sederhana namun komprehensif.
interaktif
Dari hasil pembagian angket kepada
sering dikenal dengan nama pendekatan
siswa diketahui 71,4% siswa mengaku lebih
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar
mudah memahami bacaan dalam bentuk
siswa
kemudian
uraian singkat atau materi yang diringkas oleh
mereka
guru (dalam bentuk hand out/ modul). Selain
akan
menemukan
pembelajaran
belajar
bertanya
jawaban
dan
pertanyaan
sendiri (Harlendalam Suryani,2008).
Salah
dari
model
lebih cenderung menyukai bahan bacaan yang
adalah
siswa
inovatif. Semua siswa (100% siswa) mengaku
dirangsang untuk belajar secara aktif, belajar
lebih tertarik mempelajari konsep genetika
mengajukan
mencoba
dengan menggunakan modul berupa ringkasan
mencoba
materi (hand out) yang disertai gambar-
pembelajaran
merumuskan
satu
kelebihan
itu dari hasil angket penulis melihat siswa
interaktif
pertanyaan,
pertanyaan,
dan
menemukan jawaban terhadap pertanyaannya
gambar berwarna.
sendiri dengan melakukan kegiatan diskusi
Selain sumber belajar hal yang tidak
interaktif. Dengan cara seperti itu siswa atau
kalah penting untuk diperhatikan adalah
anak menjadi kritis dan aktif belajar. Hal ini
bahan ajar. Bahan ajar dapat dimaknai sebagai
tentunya menjadi harapan hasil belajar atau
sesuatu
prestasi
pembelajaran, baik yang dirancang secara
belajar
siswa
menjadi
lebih
meningkat.
Permasalahan
yang
mengandung
pesan
khusus seperti film pendidikan, peta, grafik,
ketiga
dari
hasil
buku, dan bahan lainnya yang bersifat umum
temuan penelitian studi kasus ini adalah
namun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
kendala siswa dalam memanfaatkan sumber
belajar. Bahan ajar berperan penting dalam
belajar. Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa
proses
sumber belajar merupakan segala sesuatu
menjelaskan
yang dapat memberikan kemudahan kepada
pembelajaran bahan ajar sangat penting baik
peserta didik dalam memperoleh sejumlah
bagi
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
mengalami kesulitan dalam meningkatkan
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
pembelajaran.
guru
bahwa,”
maupun
Belawati
Dalam
siswa.
(2003)
kegiatan
Guru
akan
60
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
ISSN: 2301-6671
efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai
hasil
bahan ajar yang tepat. Begitu pula bagi siswa,
diketahui bahwa di SMA Negeri 2 Seulimum
tanpa
akan
tidak disediakan fasilitas elektronik untuk
mengalami kesulitan dalam memahami materi
menampilkan media animasi atau video
pelajaran. Oleh karena itu memperkaya bahan
sehingga pembelajaran berbasis media gerak
ajar merupakan suatu hal yang sangat perlu
tidak pernah dilakukan. Namun demikian,
dilakukan oleh seorang guru.
media berupa charta dan model menurut hasil
adanya
bahan
ajar
siswa
Bahan ajar tidak hanya buku hasil karya
yang
diterbitkan
guru
wawancara
dan
observasi
wawancara dengan guru telah pernah disusun
memiliki
bersama siswa namun bukti fisiknya tidak
kesempatan untuk menyusun sendiri bahan
dapat diperlihatkan karena charta dan model
ajar yang tentunya lebih sesuai dengan kondisi
tersebut dalam kondisi rusak dan telah dibawa
siswanya masing- masing. Menurut paradigm
pulang oleh siswa untuk dilakukan reparasi.
pembelajaran
namun
angket,
behavioristik,
guru
dapat
Permasalahan
kelima
adalah
menyediakan modul untuk mempermudah
kebutuhan terhadap sarana pembelajaran yaitu
siswa dalam memahami suatu konsep. Guru
laboratorium.
dapat merancang modul yang sesuai dengan
peranan
kebutuhan peserta didiknya masing-masing
keberhasilan proses pembelajaran. Sudaryanto
(Sadulloh, 2007).
(1998) menerangkan bahwa,” Laboratorium
Permasalahan
yang
besar
mempunyai
untuk
menunjang
adalah
merupakan salah satu sarana sekolah yang
penggunaan media. Pengetian media secara
berperan sebagai penunjang peningkatan hasil
terminology cukup beragam, sesuai dengan
belajar
dan
sudut pandang pakar pendidikan. Seperti yang
siswa.
Laboratorium
dinyatakan
oleh
dalam
peserta didik berlatih dan melakukan kontak
Musfiqon,
HM
(2012)
Asosiasi
langsung dengan objek yang dipelajari, baik
Teknologi
dan
Komunikasi
(Association
keempat
Laboratorium
Sutikno
of
Communication
(2005)
bahwa
Pendidikan
Education
Technology/
and
AECT)
membatasi media sebagai segala bentuk yang
diprogram
dalam
pengamatan
Keberadaan
merupakan
maupun
laboratorium
perananannya
pengetahuan
untuk
tempat
percobaan.
sangat
besar
mengembangkan
pengetahuan siswa.
penyampaian
Berdasarkan hasil observasi diketahui
informasi. Sedangkan Asosiasi Pendidikan
bahwa di sekolah SMA Negeri 2 Seulimum
Nasional (National Education Associated/
belum memiliki sarana laboratorium dan
NEA) memiliki pengertian yang berbeda,
perlengkapannya.
menurut mereka media merupakan benda
laboratorium yang dianggap cukup penting
yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
dalam pembelajaran genetika adalah model-
atau
model substansi genetik seperti kromosom. Di
dibicarakan
proses
melalui
pengembangan
dalam
kegiatan
fasilitas
satu
fasilitas
pembelajaran, yang dapat mempengaruhi
sebagian
efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan
substansi genetik ini telah ada baik dalam
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
sekolah
Salah
model-model
61
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
bentuk
charta
maupun
torso
sehingga
ISSN: 2301-6671
5. Media
video/animasi
tidak
pernah
memudahkan siswa mengenal secara lebih
digunakan dalam proses pembelajaran di
dekat bagian-bagian dari kromosom dan
SMA Negeri 2 Seulimum.
macam-macam bentuk kromosom. Namun
6. Praktikum tidak pernah dilakukan di SMA
demikian, sarana laboratorium ini tidak
Negeri 2 Seulimum karena di sekolah
menjadi hambatan besar karena pada dasarnya
tersebut tidak tersedia laboratorium dan
model-model tersebut dapat dirancang oleh
perlengkapannya.
siswa dalam bimbingan guru. Guru dapat
membimbing
charta
di SMA Negeri 2 Seulimum belum
komponen-komponen
berjalan dengan optimal, siswa belum
substansi genetika seperti kromosom, DNA,
memahami dengan baik konsep genetika
RNA, dan lainnya.
berdasarkan sistem pembelajaran yang
permodelan
siswa
dari
membuat
7. Proses pembelajaran pada konsep genetika
telah dilakukan selama ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Berdasarkan
hasil
temuan
dan
Demikianlah
paparan
kegiatan
pengembangan teori maka dapat disimpulkan:
penelitian studi kasus pembelajaran genetika
1. Model
digunakan
di SMAN 2 Seulimum Aceh Besar. Peneliti
konsep
berharap hasil penelitian ini dapat menjadi
dalam
pembelajaran
proses
yang
pembelajaran
genetika di SMA Negeri 2 Seulimum
acuan
dalam
meningkatkan
kualitas
bersifat semikonvensional.
pembelajaran pada konsep Genetika. Selain
2. Siswa SMA Negeri 2 Seulimum sulit
itu, peneliti menyadari laporan ini tentunya
memahami konsep genetika karena pada
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
materi genetika terdapat banyak istilah-
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan
istilah yang sulit untuk diingat.
saran
3. Siswa sulit memahami konsep genetika
membangun
untuk
pembaharuan
penulisan supaya ke depan menjadi lebih baik.
yang terdapat pada buku paket sekolah
karena uraian materi dalam buku paket
DAFTAR RUJUKAN
sekolah sangat kompleks dan luas sehingga
Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan
siswa
menjadi
tidak
tertarik
untuk
membaca dan menelaah materi lebih
lanjut.
Ajar.
Jakarta:
Pusat
Penerbitan
Universitas Terbuka
Cavallo.
1996.
Meaningful
Learning,
4. Siswa SMA Negeri 2 Seulimum hanya
Reasoning Ability, and Students’s
menggunakan buku paket sekolah sebagai
Understanding and Problem Solving
sumber belajar dalam proses pembelajaran
of Topics in Genetics. Journal of
konsep genetika.
Research in Science Teaching. 33 (6):
625 -656
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
62
Jurnal Genta Mulia, Volume VIII No. 1, Januari 2017
Gage. 1988. Educational Psychology. (4 th
ed). Houston, TX: Houghton Mifflin.
Herlanti,
Y.
2007.
Multimedia
Kontribusi
Terhadap
Wacana
Pemahaman
ISSN: 2301-6671
Soyibo, K. 1995. Effects of Concept and Vee
Mappings under
Mode
on
Three Learning
Student
Achivement in Ecology and Genetics.
Dan Retensi Siswa. Jurnal pendidikan
Journal
ipa metamorfosa. vol 2 no 1 hal 29-
Teaching. 32 (9): 971 -994.
38.
of
Research in Science
Sudaryanto (1998). Pengelolaan laboratorium
Mulyasa, E. 2002. Menjadi Guru Profesional :
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Artikel Remaja
RoMTs
(Madrasah
Tsanawiyah).
Bandung.
Sumber
Belajar.
Jakarta:Prestasi
Pustaka.
2011.
IPA dan Instalasi Listrik. Jakarta:
Depdikbud.
Suryani,
L.
2008.
Penerapan
Model
Pembelajaran Interaktif pada Mata
Pelajaran IPA pada Diklat Guru
Musfiqon. 2012. Pengembagan Media dan
Nurkolis.
Cognitive
Bidang Studi IPA MTs (Madrasah
Tsanawiyah). Tesis. PPS Universitas
sriwijaya. Palembang.
Managemen
Berbasis
Sekolah. Jakarta Selatan: Grasindo.
Sadulloh, U. Pengantar Filsafat Pendidikan.
Sutikno, S (2005).
Model Pembelajaran
Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif
dan Retorika. Mataram: NTP Press.
Bandung: Alfabeta.
Studi Kasus Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
63
Download