Strategi Pembelajaran Mind Mapping STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA MATERI ZAT ADITIF KELAS VIII Ari Prasetya Ernani1), Fida Rachmadiarti2), Siti Nurul Hidayati3) 1) Mahasiswa Pendidikan IPA, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Prodi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran mind mapping untuk melatihkan keterampilan komunikasi pada materi zat aditif dalam makanan dan minuman. Beberapa hal yang dideskripsikan antara lain keterlaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran mind mapping, keterampilan komunikasi lisan dan tertulis setelah diterapkan strategi pembelajaran mind mapping dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan strategi mind mapping. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian pra eksperimen dalam bentuk one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran meningkat signifikan, terlihat bahwa keteraksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua lebih baik daripada pertemuan pertama. Sebagian besar aspek keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Keterampilan komunikasi lisan dan tertulis siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun menunjukkan peningkatan setelah diterapkan strategi pembelajaran mind mapping. Berdasarkan uji-t dua pihak untuk keterampilan komunikasi lisan didapatkan t hitung= -11,71 < ttabel = -2,00 dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai gain skor 0,4 termasuk dalam kategori sedang.Uji-t dua pihak untuk keterampilan komunikasi tertulis didapatkan thitung= -12,59 < ttabel = -2,00 dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai gain skor 0,5 termasuk dalam kategori sedang. Respon yang positif terhadap penerapan strategi pembelajaran mind mapping untuk melatihkan keterampilan komunikasi pada materi zat aditif ditunjukkan oleh siswa, dengan skor rata-rata 89,65 % kategori sangat kuat. Kata Kunci: strategi pembelajaran mind mapping, keterampilan komunikasi, zat aditif. Abstract The purpose of this research is describe the application of mapping mind learning strategy for communication skills on additive substances in food and drink matter. Among other things that describe are the process of learning with mind mapping strategy , describe the communication skills oral and written after implement mind mapping strategy, describe the student response against learning with mind mapping strategy. This research include descriptive quantitative research with the design is pre research experiment in the form of one group pretest-posttest design.The research was done in class VIII-C junior high school 1 Madiun. The results of research shows that the process of learning rise significantly from the first meeting of the second meeting. Written and oral communication skills of VIII-C junior high school 1 Madiun show improvement after applied mind mapping learning strategy on additive substances matter. Based on the analysis of oral communication skill showed that tarithmatic = -11.71 < ttable = -2.00 with a significance level α = 0.05. The gain score of oral communication skills is 0.4 in enough category. The analysis of written communication skill showed that that tarithmatic = -12,59 < ttable = -2.00 with a significance level α = 0.05 for and gain score is 0.5 in enough category. Most of students give positive response to learning with mind mapping learning strategy in additive substances matter for increase communication skills, the average score of students response is 89,65 % in very strong category . Key Word : mind mapping learning strategy , communication skills , additive substances baru-baru ini. Hal ini dibuktikan dengan terus disempurnakannya kurikulum pendidikan yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, khususnya untuk tingkat SMP, terdapat beberapa PENDAHULUAN Pendidikan selalu berubah menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi, hal inilah yang juga terjadi pada pendidikan di Indonesia 1 perubahan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),diantaranya adalah konsep pembelajaran IPA terpadu (integrative science) (Permendikud 58,2014:430). Pembelajaran terpadu IPA (integrative science) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Permendikud 58,2014:430). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik sendiri terdiri dari lima langkah, yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunkasikan (Modul Implementasi Kurikulum 2013,2013). Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direcinstructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang ada (KI-3 dan KI-4). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (KI-1 dan KI-2) (Lampiran Permendikbud 58:2014). Dari keempat kompetensi inti tersebut, kompetensi spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) akan mengiringi kompetensi utama yang harus dikuasai siswa, yaitu kompetensi pengetahuan (KI-3) dan ketrampilan (KI-4). Salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh siswa untuk menghadapi era global seperti saat ini adalah keterampilan komunikasi. Komunikasi sendiri adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Hafied, 2006:20). Keterampilan komunikasi tercantum pada KI-4 ( mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori). Keterampilan berkomunikasi meliputi : menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram atau grafik, menyusun laporan tertulis dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan (Modul Implementasi Kurikulum 2013,2013). Keterampilan komunikasi lisan berupa mengungkapkan ide, gagasan serta pemahaman menggunakan bahasa yang tepat dan efektif. Keterampilan komunikasi tertulis berupa penyajian ide, gagasan, dan pemahaman siswa dalam bentuk media tertulis. Faktanya dalam proses pembelajaran saat ini masih belum memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi. Hal ini terlihat pada kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan berkomunikasi cenderung hanya sebagai pelengkap di akhir waktu pembelajaran. Kegiatan komunikasi juga tidak dilakukan terlebih lagi bila alokasi waktu belajar kurang. Tugastugas serta soal yang biasa dikerjakan oleh siswa juga belum memfasilitasi siswa untuk berlatih mengkomunikasikan apa yang didapatnya selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Madiun mengatakan bahwa, keterampilan komunikasi lisan yang dimiliki siswa saat ini masih kurang terutama dalam hal keterampilan menyampaikan ide, gagasan, pendapat secara langsung dengan menggunakan kalimat sendiri. Hal ini juga didukung dengan hasil angket pra penelitian, 55% dari 33 siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun masih merasa kesulitan dalam hal berkomunikasi dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi siswa terletak pada keterampilan komunikasi lisan pada saat melakukan presentasi. Kesulitan tersebut antara lain, gugup, kurang percaya diri, sering salah dalam memilih kalimat yang tepat, kurang lancar, bahkan blank atau tidak tahu apa yang akan disampaikannya. Dari pengamatan peneliti saat melaksanakan kegiatan PPL, kegiatan komunikasi dalam rangka menyampaikan pendapat dilakukan dengan cara presentasi melalui membacakan LKS di depan kelas. Kegiatan ini dirasa tidak dapat mengembangkan keterampilan komunikasi lisan siswa. Untuk hal itu, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan komunikasi di dalam kelas. Strategi mind mapping, dapat membantu siswa memetakan apa yang telah dipelajari menjadi suatu peta pikiran yang sistematis untuk dijadikan alat atau media tertulis untuk melatihkan keterampilan komunikasi lisan maupun tertulis . Menurut Aqib (2013), strategi mind mapping adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran dimana siswa diminta untuk memetakan materi yang telah didapatnnya. Hyerle & Alper (2012) menyatakan mind mapping dapat membantu siswa dalam mengkomunikasikan dan membagikan ide serta hasil yang telah siswa dapatkan. Penggunaan strategi mind mapping juga berhubungan dengan keterampilan komunikasi lisan. Hyerle & Alper (2012:49) mengatakan, peta pikiran adalah alat yang memungkinkan siswa untuk melihat apa yang siswa pikirkan, dan menemukan bahasa yang akan menyampaikan pengetahuan itu kepada guru dan siswa lain secara jelas dan teratur. Melalui kata kunci dan gambar siswa dapat mengkomunikasikan idenya dengan menggunakan bahasanya sendiri, sesuai dengan pemahamannya, menggunakan kosakata yang tepat dan Strategi Pembelajaran Mind Mapping efektif serta bentuk kalimat yang runtut. Hal ini sesuai dengan penelitian Mento dkk (1999:15), beberapa siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan mind mapping dapat melakukan presentasi dengan jelas dan kuat hanya dengan menggunakan panduan mind mapping tanpa harus meraba-raba pada catatan. Mind mapping sebagai media visual tidak hanya membantu dalam proses penyampaian saat presentasi tetapi juga membantu siswa dalam mendalami informasi dan materi yang akan dipresentasikan. Strategi mind mapping, dapat membantu siswa memetakan apa yang telah dipelajari menjadi suatu peta pikiran yang sistematis untuk dijadikan alat atau media tertulis untuk berkomunikasi dengan guru. Seperti halnya yang dikemukakan Hyerle & Alper (2012:157), mind mapping menjadi suatu strategi hebat yang digunakan guru untuk mengevaluasi pembelajaran siswa, guru mampu mengevaluasi pemahaman siswa berbasis mind mapping yang telah diciptakan siswa. Materi zat aditif dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melatihkan keterampilan komunikasi. Karena pada materi zat aditif siswa diupayakan mampu menyajikan data, informasi dan juga mengusulkan ide pemecahan masalah. Ketiga kegitan tersebut nantinya akan melatihkan siswa dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Untuk lebih mempermudah latihan kegiatan komunikasi diperlukan strategi pendukung, yaitu dengan pembuatan mind mapping. Mind mapping digunakan sebagai media visual untuk komunikasi secara tertulis dan panduan presentasi untuk komunikasi lisan. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran mind mapping dalam melatihkan keterampilan berkomunikasi dengan judul penelitian “Penerapan Strategi Pembelajaran Mind mapping untuk Melatihkan Keterampilan Komunikasi pada Materi Zat Aditif di Kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun”. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian antara lain: (1) Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, (2) Lembar penilaian keterampilan komunikasi lisan, (3) Lembar penilaian keterampilan komunikasi tertulis, (4) Tes keterampilan komunikasi, (5) Angket respon siswa. Teknik analis data untuk hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran adalah dengan merata-rata nilai yang diberikan oleh kedua orang pengamat pada tiap aspek kegiatan dan dilihat peningkatan yang terjadi. Untuk data hasil portofolio keterampilan komunikasi dinilai berdasarkan rubrik dan dikonversi sesuai penilaian kurikulum 2013. Data hasil pretest dan posttest keterampilan komunikasi diuji menggunakan uji normalitas, kemudian diuji dengan uji-t dua pihak dan terakhir dihitung peningkatan yang terjadi melalui gain skor. Respon yang diberikan siswa dianalis dengan menghitung persentasenya dan dicocokkan dengan kategori yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat saat proses pembelajaran berlangsung, didapatkan data keterlaksanaan proses pembelajaran tiap aspek yang tersaji dalam gambar 1 berikut. Gambar 1. Nilai keterlaksanaan Pembelajaran tiap aspek Pada pertemuan pertama nilai terendah terletak pada aspek pengelolaan waktu dengan nilai 2,00 dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 3,00. Aspek dengan nilai yang paling tinggi pada pertemuan pertama ada pada aspek kegiatan inti membuat mind mapping dengan nilai 3,50. Aspek dengan nilai paling tinggi pada pertemuan kedua adalah aspek kegiatan inti membuat mind mapping dan suasana kelas dengan nilai 4,00. Beberapa aspek mengalami peningkatan yaitu aspek pendahuluan, kegiatan inti (5M), kegiatan inti mind mapping,pengelolaan waktu dan suasana kelas. Untuk aspek latihan presentasi dan penutup tidak terjadi peningkatan, dengan nilai masing-masing 3,00 dan 3,33. Pembelajaran dengan menggunakan strategi mind mapping terlaksana dengan baik, terdapat peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua, dengan nilai pertemuan kedua lebih baik daripada pertemuan pertama. METODE Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan bentuk one group pretest-posttest design. Desain ini hanya menggunakan satu kelas untuk eksperimen dan tanpa kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Madiun. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-C tahun ajaran 2014-2015 semester genap dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Penelitian dilakukan pada tanggal 13 sampai 20 April 2015 sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, penilaian portofolio , tes dan angket. 3 Nilai awal keterampilan komunikasi lisan siswa didapat melalui kegiatan pretest pada pertemuan pertama. Hasil pretest keterampilan komunikasi lisan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun adalah 43,90 (n=33). Hasil pretest ini masih tergolong pada kategori cukup. Kegiatan posttest keterampilan komunikasi lisan dilakukan pada pertemuan ketiga dan didapat nilai ratarata 68,01 (n=29). Rata-rata data pretest dan posttest keterampilan komunikasi lisan disajikan dalam gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Nilai rata-rata tes keterampilan komunikasi lisan individu Dari gambar 2 rata-rata nilai pretest keterampilan komunikasi lisan sebesar 43,90 sedangkan rata-rata nilai posttest keterampilan komunikasi lisan sebesar 68,01. Rentang nilai pretest keterampilan komunikasi lisan antara 25-62,50 sedangkan rentang nilai posttest keterampilan komunikasi lisan 50-81,25. Nilai rata-rata keterampilan komunikasi lisan mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya latihan presentasi sebanyak dua kali secara berkelompok dengan menggunakan panduan berupa media visual mind mapping. Pada pertemuan pertama rentang nilai presentasi tiap kelompok adalah 33-53, nilai terendah diperoleh kelompok 6 dengan nilai 33 (kurang), sedangkan pada pertemuan kedua rentang nilai presentasi tiap kelompok adalah 47-50, nilai terendah diperoleh kelompok 3 dengan nilai 47 (kurang). Nilai latihan presentasi paling tinggi pada pertemuan pertama sebesar 53 (cukup) diperoleh kelompok 2 dan 3, sedangkan pada pertemuan kedua nilai tertinggi mencapai angka 60 (cukup) diperoleh kelompok 2 dan 5. Rata-rata nilai latihan presentasi dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami peningkatan, dengan nilai masingmasing 44 (kurang) dan 54 (cukup). Data nilai pretest keterampilan komunikasi lisan kemudian diuji distribusi normalitasnya melalui uji normalitas. Data yang didapat berdistribusi normal selanjutnya diuji menggunakan uji hipotesis t-dua pihak. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf nyata 0,05 didapatkan ttabel atau t (0.975)(60) sebesar 2,00 dan t hitung sebesar -11,71. Nilai t hitung tidak berada pada daerah kritis -ttabel (-2.00)< thitung < ttabel (2,00) sehingga H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest keterampilan komunikasi lisan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun. Berdasarkan uji hipotesis, dimana ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest kemudian diuji dengan menggunakan gain skor. Gain skor digunakan untuk mengetahui tingkat peningkatan nilai keterampilan komunikasi lisan. Melalui uji gain skor didapat rata-rata nilai gain skor klasikal tes keterampilan komunikasi lisan siswa sebesar 0,4 dengan kategori sedang. Dari keseluruhan siswa 72,41% meningkat dengan kategori sedang dan 27,59 % meningkat dengan kategori rendah. Peningkatan klasikal kelas sebesar 0,4 dengan kategori sedang. 27,59 % siswa mengalami peningkatan dengan kategori rendah, hal ini disebabkan pada aspek penampilan presentasi yang mendapatkan nilai rendah. Peningkatan dengan kategori rendah banyak terjadi pada siswa laki-laki, siswa dengan peningkatan rendah pada saat presentasi kurang serius, masih bermain-main, tidak melakukan kontak mata dengan audiens, dan presentasi yang tidak lancar. Dari data gain-skor terlihat bahwa keterampilan komunkasi lisan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun mengalami peningkatan secara keseluruhan dengan kategori peningkatan sedang setelah dilakukan kegiatan latihan presentasi dengan menggunakan panduan media visual mind mapping. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Hyerle & Alper (2012:49) mengatakan, peta pikiran adalah alat yang memungkinkan siswa untuk melihat apa yang siswa pikirkan, dan menemukan bahasa yang akan menyampaikan pengetahuan itu kepada guru dan siswa lain secara jelas dan teratur. Keterampilan komunikasi tertulis siswa, hasil rata-rata pretest keterampilan komunikasi siswa sebesar 49,87 (n=33) dengan kategori cukup. Nilai rata-rata posttest keterampilan komunikasi tertulis sebesar 74,24 dengan kategori baik (n=29). Rata-rata data pretest dan posttest keterampilan komunikasi lisan disajikan dalam gambar 3 dibawah ini. Gambar 3. Nilai rata-rata tes keterampilan komunikasi tertulis individu Strategi Pembelajaran Mind Mapping Dari gambar 3 terlihat bahwa hasil pretest (tes awal) keterampilan komunikasi tertulis menunjukkan rata-rata sebesar 49,87 dengan rentang nilai 35,33 – 63,33. Setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi mind mapping dan dievaluasi melalui posttest menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan komunikasi tertulis siswa menjadi 74,24 dengan rentang nilai 60 – 86,67. Ada peningkatan yang signifikan antara nilai rata-rata pretest dan posttest. Perbedaan tersebut terjadi setelah diterapkannnya strategi mind mapping. Kegiatan pada pembelajaran (5M) dan membuat mind mapping ditujukan untuk melatihkan keterampilan komunikasi secara tertulis. Pembuatan mind mapping dalam kegitan lanjutan LKS dilakukan sebanyak dua kali. Rata-rata nilai mind mapping pada pertemuan pertama sebesar 53,3 dengan kategori cukup, dengan rentang nilai 45-60. Pada pertemuan kedua rata-rata meningkat menjadi 70 kategori baik, dengan rentang nilai 55-90. Data nilai pretest keterampilan komunikasi tertulis kemudian diuji distribusi normalitasnya. Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan data berdistribusi normal. Data yang selanjutnya diuji menggunakan uji hipotesis t-dua pihak. Hasil perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest keterampilan komunikasi tertulis. Hal ini ditunjukkan dengan taraf nyata 0,05 didapatkan ttabel atau t (0.975)(60) sebesar 2,00 dan t hitung sebesar -12,59. Dengan daerah kritis -ttabel (2.00)< thitung < ttabel (2,00) sehingga thitung tidak memenuhi pada daerah kritis dan H0 ditolak. Adanya perbedaan antara nilai pretest dan posttest keterampilan komunikasi tertulis, kemudian dihitung peningkatannya melalui uji gain skor sesuai. Melalui uji gain skor didapat bahwa peningkatan nilai keterampilan komunikasi tertulis kelas VIII-C rataratanya klasikal sebesar 0,5 dengan kategori sedang. Hasil uji gain skor menunjukkan bahwa 20,68 % peningkatan dengan kategori rendah. 75,87 % menunjukkan peningkatan dengan kategori sedang sedangkan 3,45 % menujukkan peningkatan dengan kategori tinggi. Peningkatan klasikal keterampilan komunikasi tertulis adalah 0,5 dengan kategori sedang. Peningkatan kategori rendah sebanyak 75,87 % disebabkan pada aspek merekam data dan menggambar peta pikiran belum menunjukkan peningkatan yang tinggi. Pada aspek merekam data, siswa sering tidak menuliskan judul tabel dan satuan dari data yang ada, sedangkan dalam aspek menggambar peta pikiran terkendala pada tampilan peta pikiran dan penggunaan kata kunci. Siswa tidak menggunakan gambar sebagai simbol dalam peta pikiran yang dibuat atau gambar yang digunakan tidak sesuai dengan tema peta pikiran yang dibuat, dan tidak memperhatikan penggunaan aspek warna. Untuk aspek kata kunci, siswa masih banyak yang menggunakan kalimat, bahkan beberapa menggunakan kalimat yang panjang. Dari data gain-skor tersebut dapat dikatakan terdapat peningkatan yang berarti terhadap keterampilan komunikasi tertulis siswa kelas VIII-C setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi mind mapping. Data respon siswa terhadap pembelajaran diambil melalui penyebaran angket respon kepada seluruh siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun setelah kegiatan posttest. Secara keseluruhan respon siswa terhadap penerapan strategi mind mapping untuk melatihkan keterampilan komunikasi adalah baik. Respon siswa terangkum dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Respon Siswa Kelas VIII-C terhadap Penerapan Strategi Mind Mapping untuk Melatihkan Keterampilan Komunkasi No Pernyataan 1. Proses belajar dan tidak membosankan. Proses belajar berjalan dengan sistematis (urut). Materi zat aditif yang disampaikan pada proses pembelajaran jelas. LKS yang diberikan mudah dipahami. Proses pembelajaran IPA memberikan manfaat dan pengalaman baru. Membuat panduan presentasi dengan strategi mind mapping menarik dan tidak membosankan Membuat mind mapping membantu saya dalam meningkatkan pemahaman materi. Membuat mind mapping membantu saya dalam proses presentasi. Melalui kegiatan presentasi hasil karya mind mapping dapat meningkatkan kemampuan saya dalam berbicara di depan kelas Kegiatan pembuatan mind mapping meningkatkan keterampilan komunikasi tertulis. Rata-rata 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. % Respon Positif Kategori 100 % Sangat Kuat 89,65% Sangat Kuat 82,76 % Sangat Kuat 100% Sangat Kuat 68,96 % Kuat 93,10% Sangat Kuat 86,21% Sangat Kuat 89,65% Sangat Kuat 86,21% Sangat Kuat 100 % Sangat Kuat 89,65 % Sangat Kuat Berdasarkan tabel 1, rata-rata hasil respon siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran mind mapping sebesar 89,65 % dengan kategori sangat baik. Dari 29 orang siswa yang memberikan responnya, sebagian besar menyatakan senang dan tertarik dengan penggunaan mind mapping dalam pembelajaran untuk melatihkan komunikasi. Mind mapping bukanlah sesuatu yang baru bagi siswa SMP Negeri 1 Madiun. Beberapa guru telah 5 banyak menerapkan pembuatan mind mapping dalam pembelajaran, sehingga pernyataan mind mapping memberikan pengalaman baru sebesar 68,96 % dengan kategori kuat. Respon yang diberikan siswa melalui angket respon juga menujukkan bahwa strategi mind mapping dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi yang dimilki siswa. Seluruh siswa (100%) merasa senang karena membuat mind mapping sesuai dengan apa yang diinginkan siswa membantu siswa dalam menuliskan apa yang telah dipahami dan dialami, dimana mind mapping yang telah dibuat sebagai bentuk laporan tertulis pada guru. Kegiatan presentasi hasil mind mapping yang telah dibuat oleh siswa sebagai bentuk latihan keterampilan komunikasi lisan juga mendapat respon yang sangat baik. Sebanyak 86,21 % siswa menyatakan bahwa presentasi dengan panduan mind mapping membantu mereka dalam proses presentasi. PENUTUP Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, simpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran mind mapping untuk melatihkan keterampilan komunikasi di kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun dapat terlaksana dengan baik. Terdapat peningkatan pada beberapa aspek kegiatan keterlaksanaan pembelajaran, pertemuan kedua lebih baik daripada pertemuan pertama. 2. Keterampilan komunikasi lisan siswa, kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun meningkat secara signifikan setelah diterapkan strategi pembelajaran mind mapping dan penggunaan mind mapping sebagai panduan dalam kegiatan komunikasi lisan berupa presentasi, berdasarkan hasil uji-t dua pihak thitung = -11,71< ttabel = 2,00 dan rata-rata nilai gain skor 0,4 pada kategori sedang. 3. Keterampilan komunikasi tulis siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Madiun meningkat secara signifikan setelah diterapkan strategi pembelajaran mind mapping dan penggunaan mind mapping sebagai media komunikasi secara tertulis, berdasarkan dengan hasil uji-t dua pihak thitung= -12,59 < ttabel = -2,00 dan rata-rata nilai gain skor 0,5 pada kategori sedang. 4. Siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Madiun memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran mind mapping untuk melatihkan keterampilan komunikasi, yaitu dengan skor rata-rata 89,65% (sangat Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Keterampilan komunikasi baik secara lisan ataupun tertulis adalah suatu kemampuan yang didapat dari proses panjang dan latihan yang berulang. Latihan yang dilakukan peneliti seharusnya bisa dilatihkan lagi agar siswa memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. 2. Penggunaan strategi pembelajaran mind mapping yang sesuai dengan beberapa materi dan kegiatan pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajara IPA. Selain dapat digunakan sebagai variasi model dan strategi pembelajaran, strategi mind mapping juga membawa banyak manfaat bagi siswa, seperti menumbuhkan kreativitas dalam diri siswa, mempermudah siswa dalam memahami keterhubungan antar materi, sebagai pengganti catatan tradisional dan tentunya juga untuk melatihkan ketermpilan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2013. Model-Model,Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: YRAMA WIDYA. Hyerle, David N. dan I. Alper, Larry. 2012. Peta Pemikiran : Penelitian Berbasis Sekolah, Hasil dan Model untuk Presentasi dengan Menggunakan Peralatan Visual. Jakarta: Indeks. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.