1 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM STRATEGI ELABORASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN Oleh: Sarbi SDN MulyoagungI, Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Email; [email protected] HP: 081330411014 ABSTRACT The research has purphose to know the effect of using mind mapping method in the elaboration strategy toword the ability of writing composition. The author usesquasi-experimentalpattern, researcher dividethe twogroups ofsubjects withthe nature andcharacteristics homogeneous, theexperimental groupandthe control group. Thencompare the results ofthe pretestand posttestgroups receivingtreatmentwith the groupwho did not receivetreatment.Toprocess the datathe authorsusedcomputer-assistedprogramSPSS19.0for WindowsEvaluationVersion.Based onthe results ofdata analysistechniquesAnavatwopathscan be concluded thatthe using of mind mapping learning methods in the elaboration strategies effected theability of writing composition significantly. Key words: Mind Mapping Method, Elaboration Strategy,the Ability of Writing Composition. A. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan dituntut melakukan inovasi pembelajaran pada berbagai aspek, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Pemilihan metode pembelajaran secara cermat, agar relevan dengan berbagai aspek pembelajaran, efisien dan menarik.Sebaik apapun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa metode pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak mendatangkan hasil maksimal. Dalam belajar bahasa, menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut. Semi (1998:5) berpendapat bahwa pengajaran menulis merupakan dasar untuk keterampilan menulis.Siswa harus menguasai kaidah tata tulis, yakni ejaan, tata bahasa, morfologi, sintaksis,dan kosakata. Menurut Azies dan Alwasilah (1996:128), keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca. semakin banyak siswa membaca, cenderung semakin lancar dia menulis. Sebagaimana diungkapkan DePorter, dkk. (2000) bahwa metode menulis atau mencatat yang baik harus membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan 2 memberikan wawasan baru. Mind mapping memungkinkan terjadinya semua itu.Mind mappingdikembangkan Tony Buzan, merupakan teknik memetakan konsep atau teknik mencatat informasi yang disesuaikan dengancara otak memroses informasi yang memfungsikan otak kanan dan otak kiri secara sinergis, sehingga informasi lebih banyak dan lebih mudah diingat. Strategi elaborasi yang dikembangkan oleh Reigeluth dan Stein (1983), memiliki komponen urutan elaboratif, urutan prasyarat pembelajaran, rangkuman (summarizer), sintesis (syntherizer), analogi, pengaktif strategi kognitif (cognitive strategy activator) dan kontrol belajar memberikan kemungkinan untuk mewujudkan kompetensi tersebut. Dengan strategi ini dapat dilakukan berdasarkan kompetensi yang akan dibina.Demikian pula pengelaborasian topik secara optimal sesuai kebutuhan.Melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada paradigma baru, dengan memberikan rangkuman, sintesa dan analogi, serta senantiasa mengaktifkan strategi kognitif dan memberikan kebebasan belajar kepada siswa. Sebenarnya pembelajaranmenulis karangansering dilalui,namun kenyataannya banyaksiswa yang belum menunjukkan kemampuan optimal, karena masih kurang menguasai konsep-konsep dan teknis menulis karangan, sehingga menyebabkan hasil belajar menulis karangan rendah. Penyebab lain kekurangberhasilan pembelajaran menulis karangan karena guru banyak menempatkan siswa sebagai objek. Dalam implementasi pembelajaran kurang memberikankesempatan kepada siswa untuk aktif bereksplorasi. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan strategi elaborasi sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Bertolak dari masalah tersebut, diharapkan guru dalam pembelajaran menulis karangan Bahasa Indonesia memilih dan menerapkan metode pembelajaran dan strategi yang tepat.Metodemind mappingdalam strategi elaborasi dapat meningkatkan peran aktif siswa, meningkatkan potensi internal siswa, dan memungkinkan mencapai kompetensi belajar menulis karangan secara penuh, utuh dan kontekstual, serta mampu mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Definisi real dari mind mapping adalah memberikan gambaran holistik mengenai apa yang dipelajari (Khoo, 2010:81). Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan 3 adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan “Apakah adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan”. Penelitian ini bertujuanuntukmengetahui apakah adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Manfaat Penelitian: 1). Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam penulisan karya ilmiah;2). Sebagai gambaran peran guru sebagai motivator dan fasilitator dalam memberikan bimbingan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa; 3). Sebagai acuan bagi guru untuk memilih dan menentukan strategi pembelajaran sesuai dengan kompetensi siswa guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif; 4). Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi kegiatan penelitianpenelitian selanjutnya yang relevan; 5). Sebagai hasanah pengetahuan yang dijadikan bahan kajian untuk penelitian pengembangan selajutnya di lembaga perguruan tinggi. Abin Syamsuddin (2003). mengartikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para ahli pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan. Metode erat kaitannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan bahan-bahan yang diteliti Menurut DePorter & Hernacki (2008:152-159), mind mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman.Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam satu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak. Metode mind mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kanan dan otak kiri).Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony 4 Buzan (2007:183) mengemukakan, “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.” Mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.Mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memu-dahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi.Hal ini disebabkan berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat.Suasana menyenangkan pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Selain itu, Buzan (2009:54-130), mengemukakan mind mapping dapat bermanfaat untuk: 1) merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan secara sinergis; 2) membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar; 3) membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan; 4) membuat rencana atau kerangka cerita; 5) mengembangkan sebuat ide; 6) membuat perencanaan sasaran pribadi, 7) memulai usaha baru;(8) meringkas isi sebuah buku; 9) fleksibel; 10) dapat memusatkan perhatian; 11) meningkatkan pemahaman, dan 12) menyenangkan dan mudah diingat. Bertolak dari uraian di atas, maka banyak yang didapatkan dengan mencatat menggunakan mind mapping, yaitu: 1)mampu meningkatkan kapasitas pemahaman;2)dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan;3) dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunaan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya;4) 5 membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat. Sehingga membuka pemahaman yang baik dan kreatif merangsang munculnya ide-ide dan insight baru. Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi. PQ4R merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. PQ4R singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari Read, Reflect, Recite, dan Review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan. Teori Elaborasi pengajaran dikemukakan Reigeluth dan Stein (1983) mengunakan tujuh komponen strategi, yaitu: 1) urutan elaboratif untuk struktur utama pengajaran; 2) urutan prasyarat pembelajaran (di dalam masing-masing subjek pelajaran); 3) summarizer (rangkuman); 4) syintherizer (sintesa); 5) analogi; 6) cognitive strategy activator (pengaktif strategi kognitif); 7) kontrol belajar. Urutan elaboratif merupakan sesuatu yang khas dari sederhana ke rangkaian kompleks, atau dari umum ke rinci, yang memiliki karakteristik khusus. Dikatakan memiliki karakteristik khusus karena mempreskrepsikan cara yang amat berbeda dengan cara-cara yang umum dipakai untuk menata urutan pembelajaran dari umum ke rinci. Rangkaian learning prerequisit berdasarkan pada learning structure, atau hierarchy pembelajaran. Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan fakta atau ide yang harus dipelajari sebelum mendapatkan ide yang baru. Hal itu menunjukkan adanya prerequisit pada suatu ide. Learning prere-quisit dapat dianggap sebagai komponen kritis pada suatu masalah/ide. Meringkas adalah komponen strategi yang memberikan: 1) pernyataan singkat pada tiap masalah/ide dan fakta yang telah dipelajari; 2) contoh referensi 6 untuk setiap masalah/ide; 3) beberapa diagnose, tes praktik untuk diri sendiri untuk tiap masalah/ide. Dalam pembelajaran sangat penting menggabungkan dan menghubungkan materi/ide yang yang telah dipelajari seperti:1) memberikan macam-macam pengetahuan yang berhargakepadasiswa; 2).melalui perbandingan dan perbedaan;3). menambah efekmotivasi dan keberartian pada pengetahuan baru;4). menambah ingatan dengan menambah kreasi yang berhubungan pengetahuan baru, dan di antara pengetahuan baru dengan siswa yang relevan dengan pengetahuan sebelumnya. Dalam teori elaborasi, sintesa adalah strategi untuk menghubungkan dan menggabungkan kumpulan konsep, kumpulan prosedur, kumpulan prinsip. Analogi menggambarkan kesamaan antara beberapa masalah/ide baru dengan yang sudah dikenal diluar materi yang diajarkan. Analogi menolong ketika ada masalah/ide yang sukar untuk dimengerti, dengan menghubungkan materi yang sukar dan belum kita kenal ke pengetahuan yang sudah dikenal tetapi di luar materi yang diajarkan. Strategi kognitif dapat dan harus diaktifkan selama pembelajaran. Rigney (dalam Degeng, 2005:79) strategi kognitif adalah keterampilan lepas isi yang dapat digunakan oleh seseorang untuk memudahkan perolehan pengetahuan (keterampilan belajar), atau untuk dapat memudahkan pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan yang telah dipelajari. Strategi ini meliputi pembelajaran dengan menggunakan gambar, diagram, mnemonic, analogi, dan peralatan yang mendorong siswa untuk berinteraksi dengan materi tertentu. Bentuk kedua pada aktivator secara langsung mempekerjakan strategi kognitif yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa diberi kebebasan dalam hal seleksi dan mengurutkan :1) materi yang telah dipelajari; 2) peringkat yang akan dipelajari; 3)komponen strategi pembelajaran yang diseleksi dan urutan yang digunakan; 4) strategi kognitif khusus siswa mengerjakan ketika berhubungan dengan pembelajaran. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui: 1) Pembuatan catatan; sejumlah besar informasi diberikan kepada siswa melalui presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi ini secara singkat dan padat menyimpan informasi untuk ulangan dan dihafal kelak. 2) Analogi; 7 analogi adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukan kesamaan antara ciriciri pokok suatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa; 3) PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya), dan 4R singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya-jawab sendiri), Review (mengulang secara menyeluruh). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1996) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau tradisional. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah ekspositori. Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru sudah banyak berkurang, karena tidak terus menerus berbicara. Menurut Djamarah (1996), pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Henry Guntur Tarigan (1986:15), menjelaskan menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh digunakan untuk: (1) menyimpan informasi, (2) mengorganisasikan informasi, (3) membuat prioritas, (4) belajar memahami informasi dalam konteksnya, (5) melakukan review atas sebuah materi pembelajaran, dan (6) mengingat informasi secara lengkap. Dengan mind mapping dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi lingkungan belajar siswa yang dapat memberikan sugesti positif, sehingga akan berdampak pada proses dan hasil belajar. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada. Bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil 8 dari proses kreatif disebut karangan atau tulisan. Menulis merupakan suatu bentuk berpikir. Kemampuan dalam bidang menulis sangat membutuhkan penguasaan tentang prinsip-prinsip menulis dan berpikir yaitu berupa penemuan, susunan, dan gaya. Dengan demikian untuk membantu siswa dalam mencapai tingkat kemampuan menulis karangan dapat berhasil secara maksimal, maka digunakan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi. Karena dengan menggunakan metode dan strategi tersebut siswa akan dilatih dalam proses berfikir kreatif, mengeluarkan dan menuangkan ide/gagasan sesuai pengetahuan dan pengalaman yang di dapat dari lingkungan belajar sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menulis karangan. Berdasarkan kajian teoristis sebagaimana telah dipaparkan dimuka,maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan kerangka berpikir sebagai berikut : Metode Mind Mapping ( ) Kemampuan Menulis Karangan (Y) Strategi Elaborasi ) Berdasarkan( kerangka berfikir di atas, maka peneliti ini dapat dikemukakan hipotesis penelitian, sebagai berikut: Adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategielaborasi terhadap kemampuan menulis karangan. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebagai syarat kelulusan magister, di Unesa.Selain itu untuk meningkatkan kualitas lulusanmahasiswa Unesa. B. METODOLOGI Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen. Selanjutnya mengenai pola rancangan penelitian eksperimen untuk pengujian hipotesis penelitian, menurut John W Best (dalam Riyanto, 2007:126) mengelompokkan tiga kategori, yaitu: (1) Pra eksperimen, (2) eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni. Terkait dengan pelaksanaan penelitian ini, maka peneliti menggunakan bentuk atau pola eksperimen semu, dengan desain eksperimen perbandingan kelompok yang sudah ada, yaitu membandingkan suatu kelompok yang menerima treatment eksperimental 9 dengan kelompok lain yang tidak diberi treatment. Kemudian diberikan pretes dan postest,dapat diilustrasikan sebagai berikut. E O1 X O2 P O3 - O4 Keterangan: E = simbol untuk kelompok eksperimen O P = simbol untuk kelompok pembanding 2 Berdasarkan skema di atas sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok pembanding) diberi tes awal (pretest) untuk mengukur kondisi awal (O1). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan x (X) yaitu penggunaan metode mind mapping dalam strategi elaborasi. dan pada kelompok pembanding tidak diberi perlakuanpenggunaan metode mind mapping dalam strategi elaborasi, tetapi mengunakan pembelajaran konvensional. Sesudah O4 selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai postes (O2). Selanjutnya dengan model yang tergambar di atas dapat diketahui bahwa keefektifan perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara (O1XO2) pada kelompok eksperimen dengan (O3 – O4) pada kelompok pembanding. Lokasi pelaksanaan penelitian ini ditetapkan 2 (dua) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban, yaitu meliputi SDN Mulyoagung I dan SDN Mulyoagung II Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mulyoagung I (35 siswa) sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Mulyoagung II (sejumlah 35 siswa) sebagai kelas control. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Tes merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dijawab oleh testee, atau memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh testee. Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan (kompetensi) siswa dalam menerima bahan/materi ajar. Adapun tes yang akan dilakukan peneliti adalah tes pembuatan mind mapping, dan tes hasil menulis karangan. a. Tes pembuatan mind mapping, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1) mind mapping harus memiliki kata kunci dan gagasan pokok; 2) relevansi 10 antara kata kunci/gagasan pokok dengan pengembangan ide dan gagasan; 3) menggunakan gambar untuk memperkuat kreativitas; 4) menggunakan bermacam-macam warna, untuk merangsang daya ingat; 5) menggunakan simbol, bentuk huruf, dan ukuran huruf, untuk memperjelas informasi tertentu. b. Tes/tugas menulis karangan, dengan berdasarkan kriteria yaitu: 1) kualitas isi dan gagasan yang dikemukakan; organisasi dan penyajian isi; 3) tata bahasa; 4) gaya pilihan struktur dan kosa kata; 5) ejaan;. 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian (Riyanto, 2007:96). Terkait dengan penelitian ini, maka teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel penelitian yaitu penerapan strategi elaborasi dalam proses pembelajaran. Teknik Analisis Data 1. Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen penelitian digunakan, dilakukan uji coba dengan menggunakan teknik uji validitas dan uji reliabilitas sehingga data yang didapat lebih akurat, cermat, handal, dan dapat dipercaya sesuai dengan harapan peneliti. Pengujian tentang validitas instrumen penelitian menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.0 for Windows Evaluation Version 2. Uji Prasyarat Analisis Uji persyaratan analisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.0 for Windows Evaluation Version, antara lain meliputi: 1) Uji Homogenitas 2) Uji Normalitas 3) Uji Linieritas Kesimpulan: Jika nilai Fhitung< Ftabelmaka pengaruh variable bebas dan terikat berbentuk linier Jika nilai Fhitung> Ftabelmaka pengaruhvariabel bebas dan terikat tidak berbentuk linier. 2. Uji Hipotesis Data peningkatan kemampuan menulis karangan yang telah diperoleh siswa akan diuji dengan menggunakan teknik ANAVA 2 jalur setelah memenuhi syarat uji normalitas dan homogenitas untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode mind mapping dan strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan. 11 Koefisien korelasi ganda dikatakan signifikan apabila Ftabel<Fhitung dengan derajat signifikansi = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis: Ho = diterima jika Fh <Ftabel Ho = ditolak jika Fh >Ftabel Dalam pengujian hipotesis penelitian maka peneliti tidak menerapkan rumusrumus seperti tersebut di atas, tetapi menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.0 for Windows Evaluation Version. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Kajian Empirik Deskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada data berupa hasil belajar yang merupakan variabel terikat.Sebelum dilakukan pengumpulan data tentang hasil belajar tersebut terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian sehingga instrumen tersebut dapat dinyatakan valid dan reliabel. 2. Uji Validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian validitas instrumen menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS Versi 19.0. Instrumen dinyatakan valid jika koefisien korelasi hitung (ro) lebih besar koefisien korelasi pada tabel kritik (rt), yaitu dengan menggunakan rt.N=30. α-0,05 = 0,361. Hasil Uji Validitas Instrumen Item r hitung (ro) rTabel (rt.α-0,05) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 0.401 0.615 0.760 0.658 0.281 0.279 0.760 0.368 0.760 0.658 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterangan Valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid 12 Cronbach's Alpha N of Items .783 10 Dari hasil pengujian reliabilitas dilihat pada Cronbach's Alpha dalam Tabel di atas menunjukkan 0.783. Hasil tersebut dicocokkan dengan koefisien reliabilitas menggunakan kriteria interval koefisien r yaitu 0,70 < r11 0,90 memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Karena hasil uji r diperoleh 0,783 maka kedudukannya berada pada 0,70<0,783 0,90 maka tingkat reliabilitas instrumen tersebut tinggi, dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk instrumen penelitian yang terkait dengan hasil belajar (variabel terikat) berupa instrumen penilaian menulis karangan tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena dinyatakan sudah standar (Depdiknas, 2008). 3. Deskripsi Hasil Belajar Nilai Pretes dan Postes (Hasil Menulis Karangan) N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum Pretes (Kel. Eks) 35 0 62.1143 62.0000 60.00(a) 8.06507 48.00 78.00 2174.00 Postes (Kel. Eks) 35 0 72.2571 72.0000 72.00(a) 5.97713 60.00 86.00 2529.00 Pretes (Kel. Kontrol) 35 0 57.7143 55.0000 50.00(a) 13.00129 35.00 80.00 2020.00 Postes (Kel. Kontrol) 35 0 64.0286 63.0000 78.00 11.48269 39.00 82.00 2241.00 Hasil analisis dari kedua tes (pretes dan postes) tersebut di atas terjadi peningkatan rata-rata skornya baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen nilai rata-rata pretes yaitu 62.1143 dan postes yaitu 72.2571, terjadi peningkatan rata-rata sebesar 10,1428. Sedangkan pada kelompok kontrol dari hasil pretes diperoleh nilai rata-rata yaitu 57.7143, dan postes yaitu 64.0286, terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,3143. Dengan demikian dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa hasil belajar menulis karangan setelah anak diberi perlakukan untuk kelompok eksperimen terdapat peningkatan. Hal ini terjadi juga pada kelompok kontrol hasil ada peningkatan. 4. Uji Asumsi Statistik 13 Uji Normalitas Data Hasil Karangan (Menggunakan Mind Mapping) Kolmogorov-Smirnova Pembelajaran Mind Mapping Hasil Belajar Mengarang Tinggi Cukup Rendah Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. .190 .143 .182 19 31 20 .070 .109 .083 19 31 20 .309 .154 .018 .944 .950 .880 Uji Normalitas Hasil Karangan (Kelompok Siswa Menggunakan Strategi Elaborasi dan Konvensional) Kolmogorov-Smirnova Strategi Elaborasi Statistic df Sig. Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Hasil Belajar Elaborasi .134 35 .111 .980 35 .768 Mengarang Konvensional .099 35 .200* .950 35 .111 Berdasarkan Tabel di atas pengujian normalitas dari data hasil karangan siswa (variabel dependen) dari kelompok yang menggunakan metode mind mapping menunjukkan distribusi normal, karena hasil nilai uji statistik dengan tes Kolmogorov-Smirnov menunjukkan kelompok siswa menerapkan metode mind mapping kategori tinggi = 0,190 (sig.= 0.070); kategori cukup = 0,143 (sig.= 0.109); kategori rendah = 0,182 (sig.= 0.083) dan tes Shapiro-Wilk menunjukkan kelompok siswa menerapkan metode mind mapping kategori tinggi = 0,944 (sig.= 0.309); kategori cukup = 0,950 (sig.= 0.154); kategori rendah = 0,880 (sig.= 0.018). dari hasil tes tersebut menunjukkan taraf signifikansi (sig.)> 0,05. Berikutnya pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji normalitas untuk data hasil karangan kelompok siswa dengan menggunakan strategi elaborasi maupun konvesional menunjukkan berdistribusi normal. Dari uji statistik melalui tes Kolmogorov-Smirnov untuk kelompok siswa menggunakan strategi elaborasi = 0,134 (sig.= 0.111) dan kelompok konvensional = 0,099 (sig.= 0.200); sedangkan dari tes Shapiro-Wilk menunjukkan kelompok strategi elaborasi = 0,980 (sig.= 0.768) dan kelompok konvensional = 0,950 (sig.= 0.111). dari tes tersebut menunjukkan taraf signifikansi (sig.)> 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan data termasuk variabel terikat (dependen) dari kedua kelompok tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal, sehingga untuk analisis data dengan menggunakan teknik Anava dapat dilanjutkan. Uji Homogenitas Varian Hasil Mengarang 14 Dependent Variable: Hasil Mengarang F df1 df2 Sig. 6.623 5 64 .000 Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien F adalah 6.623 dengan nilai Sig. = 0,000. Dari hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa semua variabel antarkelompok adalah homogen. Dengan demikian analisis data dengan menggunakan teknik Anava dapat dilanjutkan. 5. Deskripsi Data Kemampuan Mengarang, Strategi Pembelajaran Elaborasi, dan Mind Mapping Deskripsi Data Hasil Menulis Karangan (Kelompok Metode Mind Mapping) Pembelajaran Mind Mapping Hasil Belajar Mengarang Statistic Std. Error Tinggi Mean 77.5789 .92501 Std. Deviation 4.03204 Cukup Mean 68.4516 1.16567 Std. Deviation 6.49019 Sedang Mean 58.7000 2.20538 Std. Deviation 9.86274 Deskripsi data silang antarvariabel yaitu tentang metode mind mapping dalam strategi elaborasi dapat diketahui bahwa pada kelompok siswa yang menggunakan strategi pembelajaran elaborasi menunjukkan rata-rata hasil belajar mengarang dari siswa yang menerapkan metode mind mapping dengan hasil tinggi berbeda dengan rata-rata hasil belajar mengarang bagi siswa yang menerapkan metode mind mapping dengan hasil cukup maupun rendah (X tinggi = 77.5789 dengan standar deviasi = 4.03204; X cukup = 68.4516 dengan standar deviasi = 6.49019; dan X rendah = 58.7000 dengan standar deviasi sebesar 9.86274). Demikian pula pada penerapan pembelajaran konvensional menunjukkan perbedaan rata-rata hasil belajar mengarang dari siswa yang menggunakan metode mind mapping (X tinggi = 77.6667 dengan standar deviasi = 3.44480; dan X cukup = 66.4211 dengan standar deviasi = 7.17492; dan X rendah = 51.3000 dengan standar deviasi = 8.51208). Dengan demikian dari deskripsi ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk mendukung hipotesis yang menyatakan ada perbedaan kemampuan dalam menulis karangan secara bersama-sama dari pengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mapping dan strategi elaborasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol 6. Deskripsi Data Hasil Menulis Karangan (Kelompok Strategi Pembelajaran) 15 Strategi Pembelajaran Hasil Mengarang Statistic Std. Error Elaborasi Mean 72.2571 1.01032 Std. Deviation 5.97713 Konvensional Mean 64.0286 1.94093 Std. Deviation 11.48269 Berdasarkan data dari Tabel di atas menggambarkan hasil belajar mengarang antarkelompok dengan menggunakan strategi pembelajaran yaitu terlihat bahwa rata-rata (mean) hasil belajar siswa pada kelompok menggunakan strategi pembelajaran elaborasi dan konvensional (X2 elaborasi = 72.2571 dengan standar deviasi yaitu 5.97713; dan X2 konvensional = 64.0286 dengan standar deviasi yaitu 11.48269). dari analisis statistik tersebut menunjukkan adanya kecenderungan untuk mendukung hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh penggunaan strategi elaborasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap kemampuan menulis karangan. Dari data pada Tabel 4.8 di atas ternyata hasil belajar mengarang untuk siswa pada kelompok dengan menggunakan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi daripada hasil belajar mengarang untuk siswa pada kelompok dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik untuk pengujian hipotesis tersebut menggunakan teknik Anava dua jalur yang diterapkan untuk menguji tiga hipotesis statistik yaitu terdiri dari hipotesis nihil (Ho), dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nihil (Ho) yang akan diuji dalam penelitian ini dikemukakan sebagai berikut: Tidak adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan. Hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini: Adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Untuk pengujian terhadap hipotesis-hipotesis dalam kajian ini ditetapkan berdasarkan taraf signifikansi α = 0,05. Adapun hipotesis-hipotesis yang akan dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik Anava dua jalur dapat dinya-takan sebagai berikut: Hipotesis Ho = diterima, jika Fh<Ft Ho = ditolak, jika Fh >Ft Di dalam menganalisis data menggunakan teknik Anava dua jalur diterapkan dalam pengujian terhadap ketiga hipotesis tersebut di atas. Dasar yang digunakan 16 untuk pengujian adalah hipotesis nihil (Ho) ditolak jika taraf signifikansi (sig.) < 0,05. Rekapitulasi Hasil Anava Dependent Variable: Hasil Belajar Mengarang Source Type III Sum of Squares Corrected Model Intercept Metode Mind Mapping Strategi Elaborasi Metode MindMappingdalam Strategi Elaborasi Error Total Corrected Total df Mean Square 4775.709a 291031.421 3275.942 684.497 5 1 2 1 534.822 2 267.411 2106.862 331924.000 6882.571 64 70 69 32.920 F 955.142 29.014 291031.421 8840.640 1637.971 49.757 684.497 20.793 8.123 a R Squared = .694 (Adjusted R Squared = .670) Berdasarkan Tabel di atas, dapat dideskripsikan mengenai hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian sebagai berikut. Ho : Tidak adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mapping dalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Ha : Adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Hasil uji menggunakan teknik Anava dengan df = 2 dan taraf signifikansi = 0,05, diperoleh nilai F = 8.123 dan angka sig.= 0,001 jauh di bawah = 0,05. Dengan demikian hasil pengujian terhadap hipotesis ke-3 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dalam penelitian ini dapat dikatakan adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Sig. .000 .000 .000 .000 .001 17 D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, pembahasan dan hasilnya, maka dikemukakan simpulan sebagai berikut: Adapengaruh penggunaan metode pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi terhadap kemampuan menulis karangan Guru disarankan: 1) memperhatikan tujuan mengarang, sehingga dapat menentukan skenario untuk menyesuaikan metodemind mapping dan memperhitungkan waktu sebelum menerapkan; 2) memberi kepercayaan kepada siswa mampu membuat mind mapping yang sesuai dengan daya imajinasi yang dimiliki;3) membiasakan memberi tugas rumah kepada siswa untuk membuat mind mapping dengan tujuan mereka sudah membaca dan memahami terlebih dahulu sebelum diterangkan oleh guru;4) mendorong siswa belajar dengan mind mappingdalam strategi elaborasi yaitu menggunakan gambar, diagram, mnemonic, analogy, dan peralatan lain yang dapat berinteraksi dengan materi tertentu; 5) melatih keterampilan proses dan keterampilan berpikir selama pembelajaran mind mappingdalam strategi elaborasi agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sehingga tumbuh dan berkembang sikap dan nilai yang diharapkan. Dengan selesainya penyusunan artikel ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Mustaji, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 2. Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd., Pembimbing I 3. Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd., Pembimbing II 4. Kepala sekolah, guru dan siswa SDN Mulyoagung I dan SDN Mulyoagung II, Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban yang telah memberi fasilitas dan peran aktif dalam penelitian. 5. Isteri, dan anak-anak penulis yang menyalurkan semangat dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis. 18 Daftar Pustaka Abin Syamsudin. 2003. Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Politik Bahasa dan Pendidikan. Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya. Buzan, Tony. 2011. Buku Pintar Mind mapsMembuka Kreativitas, Memperkuat Ingatan, Mengubah Hidup. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Depdikbud.1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas, 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Ditjen PMPTK. P4TK Bahasa. DePorter, Dobbi, dkk. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. (2000). Bandung: Mizan Media Utama Elina Syarif, dkk. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depdiknas. Ditjen PMPTK. PPPPTK Hanclosky. 1986. Teori Elaborasi. http://blog.tp.ac.id/temuan-penelitian-tentang-teorielaborasi diakses 12 Maret 2012. Djamarah. 2006. Pembelajaran Konvensional. Jakarta: Kencana. Khoo, Adam. 2010. I Am Gifted So Are You. Saya Berbakat, Anda Juga. Alih Bahasa: Juliska Gracinia dan Januarita Fitriani. Jakarta: Gramedia. Reigeluth, C.M. dan Stein, F.S. 1983. “The Elaboration Theory of Instructional” Dalam C.M. Reigeluth (Ed.). Instuctional – Design Theories and Models: An verview of Their Current Status. Hillsdale, N.J: Lowrence Erlbaum Associate Riyanto, Yatim.2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press. Semi, Atar. 1998. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.