PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI IPA SMAN 4 MALANG Septiana Annake Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang E-mail: [email protected] Abstrak: Perkembangan teknologi informasi yang makin pesat berangsur-angsur mengubah aspek pendidikan. Peserta didik dibebaskan dalam memperoleh bahan ajar. Salah satu bahan ajar adalah bahan ajar berbasis website. Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan produk bahan ajar berbasis web materi sistem ekskresi kelas XI IPA yang memenuhi kriteria kelayakan. Model pengembangan bahan ajar berbasis web menggunakan model 4D menurut Thiagarajan S., Semmel, D.S & Semmel M.I (1974). Penelitian pengembangan ini dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Mei 2013. Berdasarkan hasil angket validasi, bahan ajar berbasis web materi sistem ekskresi layak digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar Biologi kelas XI IPA. Kata Kunci: bahan ajar, web, sistem ekskresi Abstract: Development of technology information growing gradually changing aspects of education. Students are allowed to get their own learning materials. One of materials is web-based teaching materials. The purpose of this research is to produce excretory system teaching material based on web for science XI grade which suitable with eligibility criteria. Model of the development of web-based teaching materials were 4D models by Thiagarajan S., Semmel, D.S & Semmel M.I (1974). This experiment was conducted from April to May 2013. Based on the results of the validation questionnaire can be concluded that excretory system teaching material based on web can be used in biology course for Science XI grade. Keywords: teaching materials, website, excretory system Perkembangan teknologi informasi yang makin pesat pada era globalisasi saat ini secara berangsur-angsur mengubah beberapa aspek dalam kehidupan. Perubahan perkembangan teknologi mengubah bidang bisnis, ekonomi, pemerintahan dan juga pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan mengubah sudut pandang mengenai sistem pembelajaran yang dulunya konvensional menjadi sistem pembelajaran modern. Pembelajaran yang berpusat pada guru sudah berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik juga dibebaskan dalam memperoleh sumber informasi atau bahan ajar tentang materi yang dipelajarinya. Bahan ajar dapat berupa bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ infrastruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Maryani, 2009). Menurut Tasri (2011), bahan ajar adalah segala 1 bentuk content baik teks, audio, foto, video, animasi, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar. Bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web (Tasri, 2011). Bahan ajar berbasis web sering juga disebut bahan ajar berbasis internet, bahan ajar on line atau e-learning. Hakekat e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalm format digital melalui internet (Hendrastomo,2007). E-Learning dapat berfungsi sebagai pelengkap atau tambahan, atau bahkan dapat menjadi alternatif dari pembelajaran konvensional (Christianti, 2005). Menurut Bachtiar, dkk (2007) dalam Wahyudi (2009) e-learning memiliki manfaat antara lain fleksibel, efisien, dan belajar mandiri. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: menyajikan multimedia, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dan hyperlink. Beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan website antara lain fleksibel, independent learning, efisien, informasi real time, easy updating of content as well as archivable capabilities. Bahan ajar berbasis web saat ini masih sangat minim, sehingga bagi peserta didik yang mencari bahan ajar di internet yang sesuai dengan standar isi dan kompetensi dasar akan merasa kesulitan. Lahir dan berkembangnya bahan ajar berbasis web dalam dunia pendidikan diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan. Pemanfaatan bahan ajar berbasis web sangat diperlukan dalam membangun sektor pendidikan di Indonesia, khususnya berkaitan dengan masalah akses pendidikan dan daya saing lulusan. Pengaruh pembelajaran berbasis web meningkatkan 20,3% keterampilan berpikir kritis dan 4,33% kemampuan kognitif daripada penerapan lembar kerja peserta didik pada peserta didik kelas V SD Islam Sabilillah Malang (Baisa, 2010). Implementasi e-learning berbasis web dengan menggunakan moodle pada program keahlian akuntansi di SMKN 1 Pagalan Trenggalek meningkatkan hasil belajar sebesar 17,5% (Hurna, 2010). Menurut Davies (2005) diskusi secara online dianggap dapat meningkatkan pembelajaran student centered. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan e-learning atau pembelajaran berbasis web dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. SMA Negeri 4 Malang merupakan salah satu SMA favorit di kota Malang. Pembelajaran di SMA 4 Malang sudah mengarah pada pembelajaran berbasis IT seperti penggunaan LCD dan komputer. Guru mata pelajaran biologi di SMA 4 mengatakan bahwa materi ekskresi masih sulit dipahami terutama pada sub materi fungsi-fungsi organ ekskresi di dalam tubuh manusia masih sulit untuk dibayangkan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dari guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA yang ada di sekolah tersebut pada tanggal 19 November 2012, upaya yang sudah dilakukan guru selama ini agar peserta didik mengikuti perkembangan teknologi adalah penugasan pencarian artikel maupun literatur dari internet. Pembelajaran berbasis web ataupun blended learning masih belum dilakukan karena selama ini model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang memanfaatkan fasilitas wifi dan laboratorium komputer yang ada di sekolah tersebut padahal guru dan peserta didik dapat mengakses internet dengan baik. 2 Bahan ajar berbasis web diperlukan untuk memaksimalkan proses belajar mengajar peserta didik dan pemanfaatan fasilitas sekolah, sehingga peserta didik dapat dengan langsung mengakses sendiri bahan ajar yang mereka inginkan. METODE Pengembangan bahan ajar berbasis web dalam penelitian ini menggunakan model Thiagarajan, S., Semmel, D. S. and Semmel M. I. 4D (1974) (define, design, dan develop, disseminate). Tetapi, dalam penelitian pengembangan ini tidak menggunakan tahap disseminate. Define (pendefinisian) merupakan tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan keperluan pengembangan. Menurut Thiagarajan, S., Semmel, D. S. and Semmel M. I. 4D (1974) ada 5 tahap dalam define yaitu front-end analysis, learner analysis, task analysis, concept analysis, specifying instructional objectives. Front-end analysis adalah mempelajari masalah dasar yang dihadapi oleh guru. Tahap ini memungkinkan guru melihat kemungkinankemungkinan alternatif yang lebih efisien dan bagus untuk dipertimbangkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, kesulitan yang dialami guru ketika membelajarkan materi sistem ekskresi adalah murid sulit memahami sistem ekskresi. Learner analysis adalah mempelajari karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik bersangkut paut dengan pengembangan dan desain dari perangkat pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, sistem ekskresi sulit dipahami karena proses ekskresi yang sulit. Task analysis adalah mengidentifikasi instrumen pembelajaran seperti SK, KD, dan lain-lain. Standar kompetensi mengenai sistem ekskresi yang dibuat oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidkan) adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga). Concept analysis adalah mengidentifikasi konsep utama yang akan diajarkan atau materi pembelajaran. Specifying instructional objectives adalah membandingkan hasil dari task dan concept analysis terhadap tujuan pembelajaran. Specifying instructional objectives mengidentifikasi apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak. Design (perancangan) merupakan tahap untuk merancang media atau bahan ajar yang ingin dibuat. Tahap ini adalah membuat protype (produk awal) dan rancangan produk. Design memiliki 4 tahap. Tahap pertama adalah constructing criterion-referenced test, adalah tahap untuk membuat kerangka media pembelajaran yang ingin dibuat. Tahap yang kedua adalah tahap media selection, yaitu pemilihan media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Tahap ketiga adalah format selection, yaitu tahap yang sangat erat kaitannya dengan media selection. Tahap ini merupakan tahap pemilihan penyajian pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Kemudian tahap yang terakhir adalah initial design. Initial design adalah mempresentasikan materi melalui media yang sesuai dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Tahap selanjutnya adalah develop (pengembangan) yaitu tahap mengembangkan bahan ajar yang ingin dibuat. Tahap ini adalah tahap untuk memodifikasi prototype (produk awal) sesuai materi pembelajaran. Tahap develop ini meliputi dua kegiatan yaitu expert appraisal dan developmental testing. Expert 3 appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Kelayakan rancangan produk dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Disseminate (penyebaran) merupakan tahap penyebaran bahan ajar yang sudah dibuat. Pengembangan ini, tahap disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket penilaian bahan ajar. Aspek-aspek yang ada dalam angket penilaian tersebut antara lain tentang kesesuaian isi materi, kemudahan memahami bahan ajar, ketertarikan terhadap link-link yang terdapat pada bahan ajar berbasis web ini. Jawaban dari angket penilaian menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Menurut Arikunto (1990) untuk menganalisis data masing-masing kategori pada angket dapat menggunakan persentase . Nilai persentase yang diperoleh akan menentukan kevalidan dari bahan ajar berbasis web. Analisis persentase menggunakan persamaan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = Persentase ΣX = jumlah tanda centang pada setiap kolom ΣXi = jumlah seluruh tanda centang per hal yang dinilai 100% = konstanta Kriteria tingkat kevalidan suatu produk yang dibuat, disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Tingkat Kelayakan Katagori Rentangan Persentase (%) A 75 - 100 B 50- 74 C 25 - 49 D 0 - 24 (Sumber: Arikunto, 1990) Kualifikasi Ekuivalen Valid Cukup Valid Kurang Valid Tidak Valid Layak Cukup Layak Kurang Layak Tidak Layak Data kualitatif didapatkan dari komentar atau saran dari tiap validator dan responden uji coba. Data kualitatif dapat digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk yang dikembangkan agar lebih baik. HASIL Pengembangan bahan ajar berbasis web ini menggunakan model pengembangan 4D. Tahap define telah dijabarkan pada latar belakang yaitu mengenai permasalahan yang dihadapi guru, karakteristik siswa di SMAN 4 Malang. Tahap design dalam penelitian ini adalah merancang bahan ajar alternatif yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut. SMAN 4 Malang sudah memiliki sarana 4 wifi dan laboratorium komputer yang telah memadai tetapi kurang maksimal penggunaanya dalam pembelajaran. Bahan ajar berbasis website dengan tampilan gambar, video, dan fitur-fitur lain seperti forum diskusi dan chat room dapat mengatasi permasalahan dan memanfaatkan fasilitas pada sekolah tersebut. Tahap develop yaitu mengembangkan produk yang ingin dibuat. Hasil validasi dari tiga validator dan subjek uji coba kelompok kecil produk pengembangan bahan ajar berbasis website materi sistem ekskresi adalah sebagai berikut. Validator Ahli Materi Validator ahli materi pengembangan produk bahan ajar berbasis website ini adalah Bapak Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes. Ringkasan dan rerata hasil validasi dari ahli materi dapat dilihat pada Tabel 2. Selain memberikan data kuantitatif berupa penilaian produk pada lembar validasi, validator juga memberikan data kualitatif berupa komentar dan saran. Komentar dan saran oleh validator ahli materi adalah penambahan materi mengenai hipodermis pada bahasan struktur kulit. Saran yang lain adalah untuk memperbaikan LKPD pada materi hati, kulit, paru-paru dan sistem ekskresi hewan. Penulisan istilah yang digunakan jika menggunakan bahasa latin, maka semuanya bahasa latin. Saran terakhir adalah menambahkan ringkasan materi. Tabel 2. Ringkasan Hasil Validasi Ahli Materi No. Komponen yang dinilai Rata-rata nilai (%) 1. Tampilan materi sistem ekskresi 75 2. Tampilan topik ginjal 75 3. Tampilan topik hati dan kulit 71 4. Tampilan topik paru-paru dan sistem 71 ekskresi hewan 5. Tampilan ringkasan materi dan glo50 sarium 6. Penyajian isi materi pembelajaran 66 Rerata 68 Kriteria Valid Valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Cukup valid Validator Ahli Media Validator ahli media pengembangan produk bahan ajar berbasis website ini adalah Bapak Dr. Munzil M., S.Pd., M.Si. Ringkasan dan rerata hasil validasi dari ahli media dapat dilihat pada Tabel 3. Data dari validator materi tidak hanya data kuantitatif tetapi juga data kualitatif berupa komentar dan saran. Komentar dan saran oleh validator ahli media adalah menambahkan petunjuk penggunaan pada tiap penyajian topik untuk memudahkan peserta didik ketika ingin mengakses topik mata pelajaran yang ingin mereka lihat. Materi yang disajikan perlu ditambah dengan memberi link pada sumber belajar lain relevan. Pada forum diskusi, sebaiknya guru menyiapkan topik-topik apa saja yang harus didiskusikan peserta didik, agar peserta didik lebih fokus, dan guru lebih mudah mengontrol apa yang menjadi fokus diskusi peserta didiknya. Tampilan glosarium, sebaiknya kata-kata penting dan saling berkaitan diberi tampilan yang berbeda. 5 Tabel 3. Ringkasan Hasil Validasi Ahli Media No. Komponen yang dinilai Rata-rata nilai (%) 1. Tampilan awal website 84 2. Tampilan materi sistem ekskresi 86 3. Tampilan topik ginjal 93 4. Tampilan topik hati dan kulit 95 5. Tampilan topik paru-paru dan sistem 89 ekskresi hewan 6. Tampilan ringkasan materi dan glo82 sarium 7. Tampilan keseluruhan 75 Rerata 86 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Validator Praktisi Lapangan Validator praktisi lapangan pengembangan produk bahan ajar berbasis website ini adalah Guru Biologi di SMA Negeri 4 Kelas XI IPA yaitu Ibu Dra. Hj. Listijo Kapti, P.S. Ringkasan dan rerata hasil validasi dari praktisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 4. Komentar dan saran oleh validator praktisi lapangan bahwa website ini sudah bagus, mudah diakses dan digunakan untuk belajar peserta didik baik mandiri maupun klasikal. Isi lengkap dan bisa dijadikan variasi dalam memberikan materi dan variasi metode pembelajaran yang menarik. Tabel 4. Ringkasan Hasil Validasi Praktisi Lapangan No. Komponen yang dinilai Rata-rata nilai (%) 1. Tampilan materi sistem ekskresi 100 2. Tampilan topik ginjal 96 3. Tampilan topik hati dan kulit 100 4. Tampilan topik paru-paru dan sistem 100 ekskresi hewan 5. Tampilan ringkasan materi dan glo92 sarium 6. Penyajian isi materi pembelajaran 100 Rerata 98 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 35 peserta didik Kelas XI IPA SMA Negeri 4. Ringkasan dan rerata hasil uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil No. Komponen yang dinilai Rata-rata nilai (%) 1. Kualitas situs web/teknologi 84 2. Penyajian materi 85 3. Interaksi program 87 4. Interaksi pemakai 85 5. Aspek desain pembelajaran komu84 nikasi visual 6. Tanggapan terhadap fasilitas website 86 yang tersedia Rerata 85 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 6 Komentar dan saran peserta didik uji coba terhadap produk pengembangan adalah tampilan log in seharusnya peserta didik bisa log in mandiri tanpa ditentukan guru. Penyajian materi menarik, tidak hanya tulisan saja tetapi juga dilengkapi dengan gambar dan video. Website ini inovatif, kreatif yang disajikan dengan menarik, dan memudahkan dalam proses pembelajaran. PEMBAHASAN Hasil validasi dari 3 validator yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli praktisi lapangan menunjukkan presentase tingkat kevalidan produk berupa bahan ajar website materi sistem ekskresi ini. Persentase rata-rata dari penilaian validator ahli materi terhadap produk pengembangan bahan ajar berbasis website materi sistem ekskresi ini adalah sebesar 68% yang memenuhi kriteria cukup valid. Kemudian bahan ajar website direvisi kemudian diserahkan kepada ahli media. Rata-rata hasil validasi dari ahli media memiliki persentase sebesar 86% yang memenuhi kriteria valid. Ada beberapa saran dari ahli media sehingga bahan ajar berbasis website ini direvisi kembali. Rata-rata persentase hasil validasi dari praktisi lapangan adalah sebesar 98% dengan kriteria valid. Rata-rata hasil uji coba kelompok kecil adalah sebesar 85% dengan kriteria valid. Pengembangan bahan ajar berbasis website materi sistem ekskresi ini dikembangkan berdasarkan perkembangan teknologi dan informasi yang saat ini sudah banyak mengubah aspek kehidupan terutama pendidikan. Bahan ajar bisa didapatkan dari sumber mana saja tanpa dibatasi waktu dan tempat. Dengan adanya bahan ajar berbasis website ini, guru dapat memberikan variasi dalam penyampaian materi pelajaran. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru maupun teman-temannya dimanapun dan kapanpun. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar berbasis website mengenai materi sistem ekskresi kelas XI IPA semester 2. Website dijalankan secara online dan offline dengan menginstal beberapa software terlebih dahulu seperti moodle dan WAMPP pada penelitian pengembangan ini. Software utama yang digunakan adalah perangkat LMS (Learning Management System) open source moodle versi 2.4. Bahan ajar berbasis website yang dihasilkan terdiri dari halaman depan, halaman course, halaman forum diskusi, halaman chat room, halaman ujian, halaman ringkasan materi dan halaman glosarium. Halaman depan dapat dilihat pada Gambar 1. Halaman course dapat dilihat pada Gambar 2. Tampilan aktifitas pendukung seperti forum diskusi, chat room, ringkasan materi, dan glosarium dapat dilihat pada Gambar 3, 4, 5, dan 6. Beberapa kelebihan bahan ajar berbasis website materi sistem ekskresi adalah sebagai berikut: (1) isi atau content website tidak hanya berupa teks saja, tetapi juga disertai gambar yang relevan dan video yang berkaitan dengan materi tiap topik sehingga bisa memudahkan peserta didik untuk lebih memahami materi; (2) kelengkapan fitur yang dimiliki website seperti forum diskusi dan chatroom online yang bisa memberikan kesempatan peserta didik untuk berinteraksi dengan temannya maupun guru dimanapun dan kapanpun. Fitur lain seperti penugasan, rangkuman, glosarium, dan kuis dapat memantapkan peserta didik dalam pemahaman materi sistem ekskresi; (3) website dengan software moodle ini memiliki banyak tema dan background sehingga guru memvariasi tampilan website. Selain beberapa kelebihan yang sudah disebutkan, ada beberapa kelemahan yang dimiliki bahan ajar berbasis website antara lain sebagai berikut: (1) ba- 7 han ajar berbasis website ini terbatas pada materi sistem ekskresi manusia dan hewan; (2) kecepatan loading pada website tidak dapat lancar pada jam-jam tertentu karena banyaknya pengguna internet yang mengakibatkan internet traffic. Gambar 1. Halaman Depan Gambar 2. Halaman Course Gambar 3. Halaman Forum Diskusi 8 Gambar4. Halaman Chat Room Gambar 5. Halaman Ringkasan Materi Gambar 6. Halaman Glosarium KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil validasi oleh tim ahli dan uji coba kelompok kecil dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis website ini valid untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Revisi dilakukan berdasarkan data kualitatif sehingga meningkatkan kualitas dari produk bahan ajar berbasis website pada materi sistem ekskresi. 9 Saran Saran pemanfaatan yang dapat digunakan untuk pertimbangan pengembangan produk yang akan datang adalah dengan memperhatikan beberapa hal. Sebelum dilakukan penelitian dan pengembangan produk berbasis website ini perlu dilakukan observasi pada sekolah yang ingin dijadikan tempat penelitian pengembangan mengenai ketersedian sarana wifi. Ketersediaan laptop ataupun lab komputer yang dapat digunakan peserta didik untuk mengakses internet diperlukan untuk melakukan penelitian pengembangan. Kemampuan guru dalam mengelola website diperlukan dalam implementasi pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis website ini. Saran diseminasi produk yaitu memperhatikan pelaksanaan diseminasi produk bahan ajar berbasis website. Pelaksanaan diseminasi produk bahan ajar berbasis website.dapat dilakukan jika hasil uji coba kelompok kecil dan kelompok besar sudah valid dan produk sudah direvisi berdasarkan saran-saran peserta didik dalam menilai produk. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan untuk melakukan diseminasi produk adalah dengan menganalisis peserta didik, guru, dan sekolah yang akan menggunakan bahan ajar berbasis website ini. Analisis peserta didik dan guru dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik dan guru misalkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan internet dan ketersediaan laptop. Analisis sekolah dilakukan untuk mengetahui adanya sarana pendukung berupa wifi dan lab komputer yang sudah terhubung dengan jaringan internet yang dapat digunakan untuk menggunakan produk ini. Pelaksanaan diseminasi atau penyebaran produk juga harus melihat waktu penyebaran yaitu pada saat materi sistem ekskresi kelas XI IPA akan diajarkan. Saran untuk pengembangan produk lebih lanjut antara lain: (1) pengembang produk yang akan datang disarankan dapat membuat produk untuk pokok bahasan atau materi lainnya; (2) pengembang selanjutnya perlu melaksanakan uji coba kelompok besar tentang bahan ajar berbasis website tentang materi sistem ekskresi ini pada sekolah-sekolah yang sudah memiliki ketersediaan sarana penunjang maupun kemampuan dalam menggunakan bahan ajar berbasis website ini agar diperoleh persentase kevalidan produk yang tinggi sehingga dapat digunakan secara luas; (3) pengembang selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas produk bahan ajar berbasis website materi sistem ekskresi ini. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarata: Rineka Cipta. Baisa, Idi Rathomy. 2010. Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Web Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V SD Islam Sabilillah Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Christianti, Meliana dan Djoni Setiawan Kartawihardja. 2005. Media Web Site sebagai Sarana Alternatif dalam MelakukanProses Pembelajaran Secara Elektronik. (Online). (http://repository.maranatha.edu/196/1/Media% 20Web%20Site%20Sebagai%20Sarana%20Efektif%20dalam%20Melakuk an%20Proses%20Pembelajaran.pdf), diakses pada tanggal 25 April 2012. 10 Davies, Jo dan Martin Graff. 2005. Performance in e-learning: online participation and student grades. (Online). (http://www.elsinnet.org.uk/research /mgg_files/BJET2005.pdf), diakses pada tanggal 25 April 2012. Hendrastomo, Grendi. 2007. Pengembangan E-Learning sebagai Alternatif Model Pembelajaran. (Online). (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/ Grendi%20Hendrastomo,%20MM,%20MA./artikel%20e-learning% 20for%20journal%20ok.pdf), diakses pada tanggal 25 April 2012. Hurna, Rafiatul. 2010. Implementasi E-Learning sebagai Media yang Interaktif Berbasis Website dengan Menggunakan Moodle pada Program Keahlian Akuntansi di SMKN 1 Pogalan Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Maryani, Sri. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Mata Kuliah Komputerisasi Akuntansi (Studi Kasus: Myob Accounting 17 Pada Modul Banking). (Online), (http://www.gunadarma.ac.id/ library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_21205188.pdf), diakses pada tanggal 25 April 2012. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tasri, Lu’mu. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011. (Online), (http://elektro.unm.ac.id/jurnal/Vol 3/Jurnal%20Lu'mu%20Tasri.pdf), diakses pada 3 Maret 2012 Thiagarajan, S., Semmel, D. S. And Semmel M. I. 1974. Instructional Development For Trining Teachers Of Exceptional Children ( A Source Book). Indiana: University of Minessota. Wahyudi, Mochamad dan Novianti. 2009. Perancangan Website E-learning untuk Kursus Komputer Online menggunakan Moodle. Studi Kasus pada Computer Training Center Bina Sarana Informatika. (Online), (http://id.scribd.com/doc /58491780/Elearning), diakses pada 25 April 2012. 11