1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam artian komunikasi massa
lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.
Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan
peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak,
audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Menurut Jay Back dan Frederick
C. Whitney (1998) dikatakan bahwa ada perbedaan antara mass
communication (tanpa s) dengan mass communications (dengan s). Mass
Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam
komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication
lebih menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa dikatakan mass
communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa
(Nurudin, 2007:3-5).
Berikut adalah pengertian komunikasi massa menurut beberapa ahli:
(Nurudin, 2007:9-12)
1. Nabeel Jurdi (1983): Dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka
antarpenerima pesan.
2. Jay Black dan Frederick Whitney (1988): Komunikasi massa adalah
sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak
9
10
sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim,
dan heterogen.
3. Josep A. Devito: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini
tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya
ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi
yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah,
film, buku, dan pita).
4. Herbert Blumer (1939): Yang disebut penerima pesan dalam
komunikasi massa itu paling tidak mempunyai (1) heterogenitas susunan
anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat; (2)
berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain
(tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain pula, dan (3)
tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal.
Definisi lainnya mengenai komunikasi massa juga dikemukakan oleh
Alexis S. Tan (1981) yang mencoba memberikan sifat khusus yang dipunyai
oleh komunikasi massa. Ia memberikan ciri komunikasi massa dengan
membandingkannya dengan interpersonal communication. Ciri khusus yang
membedakan keduanya terletak pada penerima pesannya (audience). Menurut
Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah
organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya
11
secara serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator
dalam komunikassi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau
penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa tersebut diatas adalah
“organisasi sosial”, sebab individu di dalamnya mempunyai tanggung jawab
yang sudah dirumuskan seperti dalam sebuah organisasi. Misalnya reporter,
mencari fakta-fakta di lapangan, sedangkan editor mengeditnya.
Ada satu definisi yang akan semakin memperjelas pemahaman
mengenai apa itu komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut mereka sesuatu bisa
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencangkup hal-hal sebagai
berikut: (Nurudin, 2007:8-9)
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media
modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan
di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
12
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media
massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau
publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa
individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter,
editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa
berfungsi sebagai gatekeper.
2.1.1.1
Karakteristik Komunikasi Massa
Untuk memperjelas definisi mengenai komunikasi massa,
maka karakteristik atau ciri dari komunikasi massa itu antara lain:
(Nurudin, 2007:19-32)
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa komunikator dalam
komunikasi massa merupakan sebuah lembaga. Lembaga yang
dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Pengertian sistem itu
sendiri adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang
melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan
ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat
13
keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian
satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber
informasi. Di dalam sebuah sistem ada istilah interdependensi,
yang artinya ada komponen-komponen yang saling berkaitan,
berinteraksi,
dan
berinterdependensi
secara
keseluruhan.
Sehingga, tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak
bekerjanya unsur yang lain. Komunikator dalam komunikasi
massa setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut: 1) kumpulan
individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi
perannya dengan sistem dalam media massa, 3) pesan yang
disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas
nama pribadi, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator
biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba
secara ekonomis. Jadi dapat disimpulkan bahwa wartawan, penulis
naskah, news anchor, ataupun pemilik modal bukanlah seorang
komunikator, melainkan lembaga media itu sendiri yang disebut
sebagai komunikator dalam komunikasi massa.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen yang
artinya audience memiliki latar belakang yang beragam seperti
pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan,
suku, hingga agama yang berbeda-beda. Karakteristik audience
komunikasi massa lebih jelasnya dicirikan oleh Herbert Blumer
sebagai berikut: 1) audience dalam komunikasi massa sangatlah
14
heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau
susunan. Jika ditinjau dari asalnya, maka mereka berasal dari
berbagai kelompok dalam masyarakat; 2) berisi individu-individu
yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu,
antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung;
3) mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi
formal.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa ditujukan pada khalayak
yang plural, bukan khusus untuk satu orang atau kelompok
masyarakat tertentu. Bahasa yang digunakan oleh media massa
harus sebisa mungkin menggunakan kata-kata popular atau umum,
bukan kata-kata ilmiah. Media massa juga harus memunculkan
berbagai program ataupun artikel yang umum dalam artian ada
banyak ragam yang dimunculkan sehingga dapat dinikmati oleh
berbagai lapisan masyarakat. Kenyataannya sekarang, mediamedia massa yang ada sudah sangat spesifik terhadap target
audiencenya bukan lagi berorientasi menyajikan siaran yang dapat
dinikmati seluruh orang. Hal ini tidak menutup artian sifat umum
dari pesan itu sendiri. Jadi, walaupun sudah tersegmentasi
audiencenya, tetap saja media tersebut menyajikan berbagai
macam konten siarannya. Maka hal inilah yang dikatakan sebagai
pesan komunikasi massa bersifat umum.
15
4. Komunikasi berlangsung satu arah
Komunikasi massa memiliki kelemahan yaitu hanya berlangsung
satu arah. Pada media cetak khususnya, pembaca tidak bisa
memberikan respons secara langsung kepada media tersebut, jika
pun ada respons tersebut sifatnya tertunda (delayed feedback).
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa khalayak komunikasi
massa merupakan sejumlah orang yang sangat besar. Maka, ciri
komunikasi massa yang selanjutnya adalah adanya keserempakan
dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti
khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir secara
bersamaan. Dikatakan hampir bersamaan karena ada perbedaan
kecepatan dalam penyampaian pesan dari sebuah media massa.
Jika kita menonton televisi atau mengakses internet, pesan yang
kita terima bisa dikatakan serempak. Namun pada media cetak
khususnya
koran
harian,
keserempakan
itu
sulit
terjadi
dikarenakan oleh wilayah jangkauan pendistribusian koran
tersebut. Pada masa sekarang hal itu sudah dapat diatasi dengan
memakai Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ), dengan SCJJ kantor
pusat mengirimkan materi secara online sehingga keesokan
paginya koran dapat dicetak hingga akhirnya dibaca secara
serempak oleh para pembaca.
16
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Satelit merupakan peralatan teknis yang dibutuhkan oleh media
elektronik untuk menyebarkan pesan. Peralatan teknis merupakan
sebuah keniscayaan atau bersifat mutlak yang dibutuhkan oleh
media massa agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya
bisa lebih cepat dan serentak. Radio, televisi, dan internet
merupakan media massa yang sangat bergantung kepada peran
pemancar. Jika tidak ada pemancar, maka tidaklah mungkin bagi
radio dan televisi untuk melakukan siaran, dan juga internet tidak
akan bisa menyebarkan informasi kepada seluruh penggunanya di
dunia.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan
mekanis yang harus dimiliki media dalam komunikasi massa.
Gatekeeper atau yang biasa disebut dengan penapis informasi
adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi
melalui media massa. Fungsi gatekeeper adalah sebagai orang
yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah
dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan
dan menganalisis pesan-pesan. Pada media massa, gatekeeper kita
kenal seperti reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer
pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, hingga
lembaga sensor. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki,
17
semakin banyak pula gatekeeping (pemalangan pintu atau
penapisan informasi) yang dilakukan.
2.1.1.2
Fungsi Komunikasi Massa
Membicarakan
komunikasi
massa
berarti
melakukan
komunikasi lewat media massa sebagai elemen pentingnya. Ketika
kita memperbincangkan fungsi komunikasi massa maka sekaligus
pula kita membicarakan fungsi media massa. Fungsi komunikasi
massa sendiri banyak dipaparkan oleh para ahli komunikasi, yang jika
diringkas maka komunikasi massa diantarnya: (Nurudin, 2007:63-93)
1. Informasi
Fungsi utama komunikasi massa adalah penyebaran informasi. Di
dalam penyampaian pesannya harus terkandung unsur 5W+1H.
Konsep ini biasanya digunakan dalam penyampaian konten hard
news / straight news yang mementingkan fakta dan aktualitas
sebuah berita.
2. Hiburan
Fungsi hiburan menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan
dengan fungsi-fungsi yang lain. Khalayak menggunakan media
massa untuk melepas penat, mengisi kekosongan ketika
berkendara dengan mendengarkan radio, sekaligus sebagai sarana
untuk berkumpul bersama keluarga dengan menonton televisi
bersama.
18
3. Persuasi
Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi komunikasi
massa bisa datang dari berbagai macam bentuk: 1) mengukuhkan
atau memeperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; 2)
mengubah
sikap,
kepercayaan,
atau
nilai
seseorang;
3)
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan 4)
memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
4. Transmisi budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa
yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Singkatnya
melalui invididu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman
kolektif kelompok, publik, audience dari berbagai jenis, dan
individu bagian dari suatu massa. Pengalaman kolektif tersebut
direfleksikan kembali tidak hanya melalui media massa, tetapi
juga dalam seni, ilmu pengetahuan, dan budaya yang kemudian
diwariskan sehingga membentuk akumulasi budaya. Ada dua
tingkatan dalam transmisi budaya yakni kontemporer dan historis.
Dalam
tingkatan
kontemporer,
media
massa
memperkuat
konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit
perubahan secara terus-menerus. Sementara dalam tingkatan
historis, umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan
pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa
depan.
19
5. Mendorong kohesi sosial
Kohesi yang dimaksud berupa penyatuan, artinya media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dalam menciptakan kohesi
sosial, media massa dalam pemberitaannya harus meliput dengan
teknik cover both sides (meliput dua sisi yang berbeda secara
seimbang), atau bahkan all sides (meliput dari banyak segi suatu
kejadian). Disisi lain, terkadang media massa juga memicu
terjadinya disintegrasi sosial atas pemberitaan yang disampaikan,
sehingga timbul peluang munculnya permusuhan dan konflik di
masyarakat.
6. Pengawasan
Fungsi
pengawasan
bisa
dibagi
menjadi
dua.
Pertama,
pengawasan peringatan berupa informasi untuk memperingatkan
masyarakat terhadap bencana alam, nilai tukar uang, wabah
penyakit berbahaya, atau peringatan tentang serangan militer.
Kedua, pengawasan instrumental berupa informasi yang berguna
bagi masyarakat seperti harga kebutuhan sehari-hari, produkproduk terbaru, event yang akan berlangsung, atau film-film yang
diputar di gedung bioskop.
7. Korelasi
Media massa berperan sebagai penghubung antara berbagai
komponen masyarakat. Misalnya sebuah berita yang disajikan
oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber
(salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar
20
(unsur bagian masyarakat yang lain). Hal itu juga berlaku dalam
iklan. Iklan akan menghubungkan antara pemasang iklan dengan
sasaran iklan tersebut.
8. Pewarisan sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik,
baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang
mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan,
nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.
9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif
Komunikasi massa berperan untuk memberikan informasi, tetapi
informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif
tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa
komunikasi massa juga berperan untuk memperkuat kekuasaan,
tetapi juga bisa sebaliknya. Sebagai contoh ketika pra dan pasca
runtuhnya masa Orde Baru.
10. Menggugat hubungan trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang
antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi
melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini
tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan
masing-masing pihak. Untuk menggambarkan secara jelas
hubungan trikotomi bisa digambarkan dalam bagan berikut
(Nurudin, 2003)
21
Gambar 2.1 Hubungan Trikotomi
Singkatnya, pada era Soeharto bagannya membentuk segitiga
sama kaki dalam artian pemerintah menduduki posisi paling tinggi,
masyarakat dan pers sejajar, tetapi pada era ini kebebasan pers belum
dilaksanakan. Kemudian pada era Habibie bagan segitiga sudah
berubah menjadi segitiga sama sisi walaupun kedudukan pemerintah
masih tetap yang paling tinggi. Selanjutnya pada era Megawati-Gus
Dur bagan segitiga tetap sama kaki namun perbedaannya adalah
masyarakat yang menjadi posisi paling tinggi, sedangkan pemerintah
dan pers sejajar menjadi sejajar.
2.1.2
Media Massa
Media massa merupakan alat utama dalam penyebaran komunikasi
massa. Media massa berperan penting dalam percepatan penyebaran
komunikasi massa itu sendiri. Dari sekian banyaknya definisi mengenai
media massa, dapat dikatakan bahwa media massa bentuknya antara lain
22
media elektronik dan media cetak (Nurudin, 2007:4-5). Dennis McQuail
(1987) pernah menyodorkan beberapa asumsi akan arti penting media massa,
antara lain: (Nurudin, 2007:34-35)
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan
industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi
sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol,
tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup,
dan norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan
nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan
hiburan.
23
2.1.2.1
Fungsi Media Massa
Media massa dan komunikasi massa memiliki fungsi yang
tidak berbeda. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ada
sepuluh fungsi dari media massa antara lain: 1) informasi, 2) hiburan,
3) persuasi, 4) transmisi budaya, 5) mendorong kohesi sosial, 6)
pengawasan, 7) korelasi, 8) pewarisan sosial, 9) melawan kekuasaan
dan kekuatan represif, 10) menggugat hubungan trikotomi. Dari
fungsi-fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media
massa yang paling berpengaruh adalah fungsi informasi, hiburan, dan
persuasi.
2.1.2.2
Jenis Media Massa
Media massa dapat berupa media elektronik maupun media
cetak, antara lain:
1. Surat kabar
2. Majalah
3. Tabloid
4. Buku
5. Radio
6. Televisi
7. Film
8. Internet
Dari sekian banyaknya media massa yang ada, pada saat ini
audience
dapat
menentukan
sendiri
media
apa
yang lebih
24
dibutuhkannya. Hal ini sesuai dengan Uses and Gratifications Theory
yang dikemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974) yang
menyatakan bahwa pengguna media adalah pihak yang aktif dalam
proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya.
Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa
pengguna
mempunyai
pilihan
alternatif
untuk
memuaskan
kebutuhannya. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa. Jadi, konsumen media
mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media
mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya (Nurudin, 2007:191).
2.1.3
Televisi
Televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu “tele” yang berarti jauh dan
“vision” yang berarti penglihatan. Televisi merupakan alat komunikasi jarak
jauh berupa kombinasi dari audio dan visual sehingga dinilai lebih interaktif,
efektif, dan efisien daripada media cetak maupun radio untuk menyampaikan
pesan. Definisi televisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sebuah sistem penyiaran dengan disertai bunyi (suara) melalui kabel atau
angkasa dengan menggunakan alat yang dapat mengubah cahaya (gambar)
dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali
menjadi berkas cahaya yang dapat di dengar.
Televisi merupakan sebuah gebrakan besar dalam sejarah dunia
komunikasi. Dengan televisi, audience dapat melihat gambar bergerak yang
25
disertai dengan berbagai macam warna, effect, dan musik yang menimbulkan
kesan mendalam pada pemirsanya. Berbeda dengan radio yang menuntut
pendengarnya untuk berimajinasi (theater of mind), televisi justru
menampilkan ilustrasi tersebut secara sempurna. Perkembangan televisi
sekarang sangatlah cepat, dalam satu rumah pasti setidaknya mempunyai
paling sedikit ada satu buah pesawat televisi. Dahulu, tayangan televisi
berwana hitam dan putih, yang kemudian berkembang dengan munculnya
televisi berwarna. Selain itu, televisi dulu berbentuk tabung besar dengan
layar cembung yang kemudian berkembang menjadi televisi dengan layar
datar. Seiring pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, produsen
televisi mengeluarkan jenis-jenis televisi yang dapat menampilkan gambar
lebih hidup dengan teknologi 3D maupun televisi yang dapat digunakan
untuk mengakses internet.
2.1.3.1
Sejarah Televisi
Pada mulanya prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow
dari Jerman pada tahun 1884, namun baru pada tahun 1928 Vladmir
Zworkyn yang berasal dari Amerika Serikat menemukan tabung
kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar
ke kotak bernama televisi. Iconoscope mengubah gambar dari bentuk
gambar optis ke dalam sinyal elektronis untuk selanjutnya diperkuat
dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan
bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi
pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s
26
Fair pada tahun 1939. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi
biasa saja oleh masyarakat ditambah dengan harganya yang masih
mahal serta belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pada
tahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat
televisi diseluruh AS. Namun sepuluh tahun kemudian angka tersebut
meningkat secara signifikan menjadi 100 stasiun televisi serta 35juta
rumah tangga memiliki pesawat televisi. Semua program televisi pada
awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live) dan belum
ditemukan kaset penyimpanan suara dan gambar (videotape). Ketika
itu, program favorit televisi adalah opera di New York. Pengisi acara
televisi harus mengulang lagi pertunjukkannya beberapa kali agar
dapat disiarkan pada kesempatan lain (Morissan, 2011:6-7).
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat
TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan
Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu
masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru
dimulai pada 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan
secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari Stadion
Utama Gelora Bung Karno. Sejak pemerintah membuka TVRI, maka
selama 27 tahun penonton televisi Indonesia hanya dapat menonton
satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah
memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk
membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta
pertama di Indonesia, yang kemudian disusul oleh munculnya SCTV,
Indosiar, ANTV, dan TPI. Menjelang tahun 2000 muncul hampir
27
secara serentak lima televisi swasta baru yakni Metro TV, Trans TV,
TV7, Lativi, dan Global TV, serta beberapa televisi daerah. Tidak
ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan
berbagai program dari dalam dan luar negri. Setelah UU Penyiarkan
disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi di Indonesia diperkirakan
akan terus bermunculan, yang terbagi dalam empat kategori yaitu
televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas (Morissan,
2011:9-10).
2.1.3.2
Kekuatan dan Kelemahan Televisi
Setiap
media
massa
pasti
memiliki
kekuatan
dan
kelemahannya masing-masing. Berikut ini kekuatan dan kelemahan
televisi dapat dilihat dalam tabel:
Kekuatan
Kelemahan
Gabungan dari audio dan visual
sehingga lebih interaktif, efektif,
dan efisien
Menurunnya kualitas interaksi
sosial seseorang
Dapat mengisi kekosongan
waktu
Dapat menimbulkan penyakit
akibat terlalu banyak menonton
televisi
Media yang paling banyak
diminati pengiklan
Biaya produksi televisi mahal
Unsur kesegeraan berita lebih
cepat daripada media lainnya
Daya hidup pesan sangat pendek
Tabel 2.1 Kekuatan dan Kelemahan Televisi
28
2.1.3.3
Sistem Penyiaran Televisi
Menurut UU Penyiaran di Indonesia, ada empat jenis stasiun
penyiaran yang berlaku baik untuk penyiaran televisi maupun radio,
yakni: (Morissan, 2011:88-112)
1. Stasiun Swasta
Stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat
komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang
usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau
televisi. Bersifat komersial berarti stasiun swasta yang didirikan
dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal
dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait
dengan penyelenggaraan penyiaran.
2. Stasiun Berlangganan
Disebut juga dengan televisi kabel yang menggunakan satelit dan
penggunanya membayar iuran perbulan (berlangganan). Daya
tarik televisi kabel bagi konsumen juga semakin besar dengan
berbagai layanan yang semakin beragam dan menarik misalnya
pembayaran berdasarkan program yang ditonton (pay-perview),
fasilitas internet dan program interaktif. Kapasitas saluran televisi
kabel juga semakin lebar sehingga dapat menampung lebih
banyak channel.
3. Stasiun Komunitas
Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hukum
Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen
dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkauan
29
wilayahnya
terbatas
serta
untuk
melayani
kepentingan
komunitasnya. Stasiun ini didirikan tidak untuk mencari
keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang mencari
keuntungan semata.
4. Stasiun Publik
Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang didirikan
oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
2.1.3.4
Jenis Program Televisi
Pada dasarnya berbagai program televisi dibuat untuk
memenuhi kebutuhan audience yang sangat beragam. Terkadang kita
melihat ada program televisi yang kurang berkualitas namun terusmenerus diproduksi dikarenakan peminatnya yang sangat banyak,
sedangkan program yang berkualitas jarang peminatnya dan program
acaranya pun tidak mendominasi. Hal ini disebabkan oleh faktor
televisi itu sendiri yang kebanyakan mencari keuntungan semata.
Selama masih banyak peminatnya, maka suatu program akan terus
ada bahkan antara stasiun televisi dan stasiun yang lainnya saling
berlomba untuk membuat program acara yang sejenis.
Secara garis besar jenis program televisi dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu program informasi (berita), dan program hiburan
(entertainment). Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis,
yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini
30
yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang
merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program
hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama
permainan (game show), dan pertunjukkan (Morissan, 2011:218).
Berikut ini penjelasan jenis program televisi secara lebih rinci:
(Morissan, 2011:217-230)
1. Program informasi
Program informasi di televisi memberikan banyak informasi untuk
memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program
informasi adalah jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program
informasi tidak hanya program berita di mana presenter atau
penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian
informasi termasuk talk show (perbincangan) dengan artis
terkenal, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi
dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft
news.
A. Berita Keras / Hard News
Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khayalak secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam tiga
bentuk berita yaitu:
31
a) Straight News
Merupakan berita langsung (straight) yang singkat atau
tidak detail dengan hanya menyajikan informasi terpenting
saja yang mencakup prinsip 5W+1H. Berita jenis ini
sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat
cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audience.
b) Feature
Merupakan berita ringan namun menarik, yang dalam
artian informasi
yang disajikan lucu, unik, aneh,
menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya
berita ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak
terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena
durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi
bagian program berita, maka feature masuk ke dalam
kategori hard news.
c) Infotainment
Infotainment berasal dari kata “information” yang berarti
informasi dan “entertainment” yang berarti hiburan.
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat
(celebrity). Infotainment adalah salah satu bentuk berita
keras karena memuat informasi yang harus segera
ditayangkan.
32
B. Berita Lunak / Soft News
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang
penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita
lunak dapat dibagi menjadi empat kategori:
a) Current affair
Merupakan program yang menyajikan informasi yang
terkait
dengan suatu
berita penting
yang muncul
sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
Batasannya adalah selama isu yang dibahas masih
mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat
disajikan. Contohnya program yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana
alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau tsunami.
b) Magazine
Merupakan program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah
feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine
ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari
program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek
menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya, dan
biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas
hanya satu topik atau beberapa topik.
33
c) Dokumenter
Merupakan program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan
menarik.
Misalnya
program
dokumenter
yang
menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau
sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu
masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan
hewan di padang rumput dan sebagainya.
d) Talk Show
Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu
oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang
diundang
adalah
langsung
dengan
orang-orang
yang
peristiwa
atau
berpengalaman
topik
yang
diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah
yang tengah dibahas.
Program informasi dalam kategori berita keras dapat
dibedakan dengan berita lunak berdasarkan sifatnya sebagaimana
dijelaskan dalam tabel: (Morissan, 2011:222)
Hard News
Soft News
Harus ada peristiwa terlebih
dahulu
Tidak mesti ada peristiwa
terlebih dahulu
Peristiwa harus aktual (baru
terjadi)
Tidak mesti aktual
34
Harus segera disiarkan
Tidak bersifat segera (timeless)
Mengutamakan informasi
terpenting saja
Menekankan pada detail
Tidak menekankan sisi human
interest
Sangat menekankan segi human
interest
Laporan tidak dalam (singkat)
Laporan bersifat mendalam
Teknik penulisan piramida tegak
Teknik penulisan piramida
terbalik
Ditayangkan dalam program
berita
Ditayangkan dalam program
lainnya
Tabel 2.2 Perbedaan Hard News dan Soft News
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan
permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah
drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan.
A. Drama
Merupakan pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa
orang (tokoh) –yang diperankan oleh pemain (artis) –yang
melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk
dalam program drama ada dua yaitu:
a) Sinema Elektronik (sinetron)
Merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai
tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki
alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum
35
menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung
selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (openended), dan ceritanya cenderung dibuat berpanjangpanjang selama masih ada khalayak yang menyukainya.
b) Film
Film yang dimaksud di sini adalah film layar lebar yang
terlebih dulu telah ditayangkan di bioskop dan bahkan
setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam
bentuk VCD atau DVD. Dengan demikian, televisi
menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film
sebagai salah satu programnya.
B. Permainan / Game Show
Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah
orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan
merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling
mudah dibuat dengan biaya produksi yang relatif rendah serta
dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program
permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Quiz Show
Merupakan bentuk program permainan yang paling
sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing untuk
menjawab sejumlah pertanyaan.
36
b) Ketangkasan
Merupakan bentuk program permainan di mana pesertanya
harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya
untuk melewati suatu halangan atau rintangan.
c) Reality Show
Merupakan program yang mencoba menyajikan suatu
situasi
seperti
konflik,
persaingan,
atau
hubungan
berdasarkan realitas yang sebenarnya. Dengan kata lain,
program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang
nyata (riil) dengan cara sealamiah mungkin tanpa
rekayasa.
C. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu
videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat
dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio
(indoor).
D. Pertunjukan
Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu
lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Jika mereka yang
tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi
pertunjukan musik, atau jika yang tampil adalah juru masak,
maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu
pula dengan pertunjukan lawak, lenong, wayang, ceramah
agama, dan sebagainya. Program pertunjukan adalah jenis
37
program yang paling banyak di produksi sendiri oleh stasiun
televisi.
2.1.4
Program Magazine
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah
udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka
waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan
produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi
bahasan-bahasan (Wibowo, 2009:196). Program ini diberi nama magazine
karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tematema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Pengertian program
magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang
lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah
dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu
informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan
durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa
topic (Morissan, 2011:221).
2.1.4.1
Karakteristik Program Magazine
Berdasarkan definisi di atas maka untuk lebih memperjelas
apa itu program magazine, berikut ini adalah karakteristikkarakteristik yang dimiliki program magazine: (Wibowo, 2009:196201)
38
1. Program
magazine
bukan
hanya
menyoroti
satu
pokok
permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan,
seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan
dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.
2. Durasi program magazine berkisar antara 30 menit hingga satu
jam.
3. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda-beda,
misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran.
4. Program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter
(penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik
yang satu ke rubrik yang lain. Penyaji akan lebih bagus kalau
dipilih mereka yang cukup mengenal bidang bahasan.
5. Program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya
sajian, penampilan, dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan
dengan spesifikasi program itu.
6. Biasanya program magazine dimulai dan diakhiri dengan rubrik
yang ringan dan menyenangkan.
2.1.4.2
Produksi Program Magazine
Tahapan produksi sebuah program televisi umumnya terdiri
atas tiga tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Berikut ini adalah tahapan produksi program magazine secara ringkas
yakni: (Wibowo, 2009:197-200)
39
1. Perencanaan
a) Produser program magazine memiliki redaktur (desk) tertentu,
beberapa reporter, dan pembahas, yang bertugas mencari,
mengumpulkan, dan menyeleksi materi produksi sebelum
direkam.
b) Produser menyusun rubrik dan materi produksi yang terseleksi
sedemikian rupa sehingga antara format yang satu dan format
yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat daya
tariknya. Karena durasi yang cukup panjang apabila sebuah
program kurang bervariasi dan menarik, pasti ditinggalkan
penontonnya.
c) Desk yang bertanggung jawab pada rubrik tertentu dalam
program magazine tidak perlu menunggu tugas dari produser
untuk membuat liputan peristiwa yang berhubungan dengan
rubriknya.
d) Penanggungjawab desk berarti semacam redaksi yang terusmenerus harus membuat rencana untuk edisi berikutnya.
Bersama produser sebagai pengarah atau ketua redaksi, para
penanggungjawab desk merencanakan format dan sajian setiap
edisi.
e) Para reporter bekerja sama dengan kamerawan secara terus
menerus hunting (berburu) peristiwa atau hal-hal yang
menarik. Hasil wawancara apabila tidak berhubungan dengan
peristiwa aktual (tetapi pandangan tertentu sifatnya tidak
40
terikat waktu), hasil videonya dapat disimpan untuk digunakan
atau dipakai dalam edisi yang tepat.
f) Agar sajian program magazine tidak terasa berat, program
musik
atau
tarian
pendek
merupakan
selingan
yang
menyegarkan, tetapi harus dipilih yang sesuai agar tidak
menyimpang dari materi yang sedang dibahas.
g) Dalam durasi tayangan 30 menit biasanya program magazine
memiliki empat sampai enam rubrik.
2. Tahapan Pelaksanaan Produksi
a) Di dalam pertemuan perencanaan, produser menentukan
dahulu sajian utama dari program yang diproduksi. Barulah
kemudian reporter mulai mencari dan mengumpulkan materi
produksi.
b) Uraian dalam program magazine berarti gambar ilustrasi yang
menarik, sepanjang uraian atau wawancara yang ada.
Kekurangan gambar berarti program dapat menjemukan, oleh
karena itu redaksi desk-desk harus terus mengumpulkan bahan
dari kejadian atau peristiwa yang berhubungan dengan
desknya.
c) Setelah materi terkumpul lalu diseleksi. Materi yang jelek
harus
dibuang,
jika
ditoleransi,
sama
sama
dengan
membiarkan turunnya kualitas program.
d) Penulisan naskah untuk presenter dilakukan paling akhir
sesudah penyusunan bahan selesai.
41
e) Setelah semua siap, kemudian program siap direkam dan
diedit.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Konsep Produksi Program Televisi
Tahapan produksi sebuah program di televisi pada umumnya terdiri
atas tiga tahap yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap praproduksi merupakan segala perencanaan yang dirumuskan sebelum
dilakukannya proses produksi. Tahap produksi singkatnya adalah proses
shooting itu sendiri, sedangkan tahap pasca produksi adalah segala kegiatan
yang dilakukan setelah proses shooting selesai.
Untuk lebih memperjelas penjabaran dari tahapan produksi yang ada,
berikut ini dijelaskan pendapat dari Gerald Millerson mengenai tahapan
produksi televisi, yaitu: (Fachruddin, 2012:10-16)
1. Pra Produksi
Merupakan tahap yang paling penting penting dalam sebuah produksi
televisi, yaitu semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai.
A. Development
a) Ide
-
Menganalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis
khalayak (lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari
program yang akan dibuat. Analisis khalayak ini digunakan
sebagai tolak ukur faktor keberhasilan dalam keputusan
pengembangan program.
42
-
Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya, apa
saja properti yang dibutuhkan, serta siapa talentnya.
-
Menentukan tipe produksi: indoor atau outdoor, live atau
tapping
-
Menyiapkan budget program
b) Target audiensi
Menentukan target audiensi harus dipikirkan sejak awal. Target
penonton berdasarkan jenis kelamin, usia, dan SES (socio
economy status).
c) Pengembangan skenario
-
Merumuskan ide
-
Riset
-
Penulisan outline
-
Sinopsis
-
Penulisan treatment
-
Penulisan naskah draft
-
Review naskah
d) Membangun karakter
Pada tahap ini tim –baik director dan creative mulai mencari
pemain.
e) Membangun scene
f) Membangun script outline
43
B. Commissioning
a) Budget
Sebelum menulis perkiraan biaya yang dibutuhkan, seorang
produser harus melakukan penyesuaian harga yang berlaku saat
produksi akan dilaksanakan. Dengan perencanaan biaya yang
akurat dan baik, pada saat mempresentasikan proposal, pihak
client ataupun manajer program tentu akan mempertanyakan dan
mengkritik seluruh argumentasi yang dijelaskan. Hal tersebut
harus dipertimbangkan dengan lapang dada, karena dari sudut
pandang yang berbeda bisa saja terdapat sesuatu yang tidak
diperhitungkan dalam menyusun budget oleh produser.
b) Presenting the proposal
Proposal dipresentasikan kepada client jika berkaitan dengan
sponsorship. Jika di stasiun televisi maka dipresentasikan kepada
executive producer atau manajer program yang bersangkutan.
Presentasi yang baik kemungkinan besar akan menghasilkan
disetujuinya program untuk dieksekusi.
c) Casting
Memutuskan atau mencari seseorang yang akan menjadi pengisi
acara / talent / pemain pada program tersebut.
d) Set design
Membangun set design berarti menerjemahkan ide/gagasan tim
kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat
maket,
hingga
membangun
set
itu
sendiri.
Perhitungan
44
matematika, fisika, dan estetika harus menyatu agar sebuah set
bisa menghasilkan komposisi, warna, backdrop, ornamen, dan
properti yang kontras dan megah.
2. Produksi
A. Rehearsal
Produksi non-berita membutuhkan persiapan yang sangat detail
beberapa jam sebelum produksi. Pre-rehearsal dimulai dengan rapat
(briefing) seluruh kru hingga pengisi acara yang terlibat yang
dipimpin langsung oleh sutradara. Pada saat briefing, sutradara
mengarahkan pengisi acara, blocking, dan pengadegan sesuai dengan
treatment yang dibuat.
B. Studio Rehearsal
Dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai.
Pengecekan dimulai dari set design, memastikan tata pencahayaan,
tata suara, beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah
pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal dipimpin oleh
sutradara. Secara umum persiapan itu antara lain: dry run / walk
through, camera blocking, pre-dress run through, dress rehearsal,
video tapping.
C. Recording
3. Pasca Produksi
A. Capturing
Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu
mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk
45
komputer. Sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila
menggunakan editing linier langsung proses logging gambar.
B. Logging
Merupakan pembuatan susunan daftar gambar dari kaset hasil
shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di
kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada.
C. Editing Pictures
Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi,
selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.
D. Editing Sound
Editing suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan
suasana melalui ilustrasi musik.
E. Final Cut
2.2.2
Tim kreatif
Kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau
sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatanpendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah
tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara
yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya
(Madjadikara, 2004:55). Pengertian kreatifitas adalah daya imajinatif untuk
menciptakan segala sesuatu produk yang baru. Kreatifitas sebagai daya
imajinatif berupa kombinasi imaji-imaji membentuk citra baru dalam proses
46
mental yang bersifat dinamis, terbuka, bebas, tidak lazim dan transenden
(Hanum, 2012:1).
Tim kreatif adalah kumpulan orang-orang yang mencari materi dan
membuat naskah untuk sebuah program, yang singkatnya merupakan
kumpulan orang yang menterjemahkan atau merealisasikan ide produser di
dalam sebuah program. Di dalam tim kreatif ada scriptwriter yakni tenaga
profesional yang membuat dan menulis naskah atau skenario sesuai dengan
kaidah produksi televisi (Achlina & Suwardi, 2011:153).
Dalam produksi program televisi, biasanya script untuk program
dialog, variety show, dan kuis hanya menggunakan outline script yang
mencakup apa yang harus dilakukan talent / pengisi acara, fasilitas yang
digunakan, dan video tape. Kemudian pada full script terdapat rehearsal
script (setting, karakter pemain, dialog, adegan) dan camera script (angle
kamera, audio, cue, transisi, dan perubahan set). Sedangkan pada program
khusus siaran olahraga, penyiar olahraga bisa membaca script yang sudah
tersedia di teleprompter (Fachruddin, 2012:10-11).
2.2.3
Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi
dapat
didefinisikan
sebagai
kegiatan
komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang terjadi di dalam
sebuah organisasi, baik secara formal maupun informal. Komunikasi formal
dilakukan dengan menggunakan bahasa yang lebih baku serta lebih terikat
sistem kerja sesuai hirarki yang ada didalamnya, sedangkan komunikasi
informal berlangsung lebih santai daripada komunikasi formal. Lebih
47
jelasnya berikut ini adalah aliran informasi yang dapat terjadi di dalam
sebuah organisasi, antara lain: (Drs. Mohamad Wahdi, 2011:9-10)
1. Arus Informasi ke Bawah
Dalam organisasi pada umumnya, keputusan dibuat dipuncak dan
kemudian
mengalir
ke
bawah
kepada
orang-orang
yang
melaksanakannya. Arus informasi ke bawah ini mungkin terjadi dalam
pembicaraan biasa atau dalam wawancara formal antara seorang
supervisor dengan seorang karyawan, atau mungkin terjadi dalam rapat,
lokakarya, atau bahkan pada voice mail. Arus ke bawah juga terjadi lewat
pesan tertulis lewat e-mail, memo, petunjuk pelatihan, laporan berkala,
buletin papan pengumuman, dan pengarahan kebijakan.
2. Arus Informasi ke Atas
Arus informasi ini mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke
tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Arus informasi ke atas dilakukan
untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang cerdas,
manajer harus mempelajari apa yang terjadi dalam organisasi. Eksekutif
juga bergantung pada karyawan tingkat bawah yang menyediakan laporan
akurat, tepat waktu mengenai masalah, kecenderungan yang timbul,
peluang perbaikan, keluhan-keluhan, dan kinerja.
3. Arus Informasi Horizontal
Merupakan komunikasi yang mengalir dari satu bagian ke bagian lain,
baik ke samping maupun diagonal. Arus infomasi horizontal membantu
karyawan berbagi informasi dan mengkoordinasikan tugas, dan ini amat
bermanfaat untuk menyelesaikan yang kompleks serta sulit.
48
Selain itu Fisher juga menuliskan ada empat perspektif dalam
memahami fenomena komunikasi manusia, antara lain: (Rondonuwu, 2004)
1. Perspektif Mekanistik
Perspektif ini menyatakan bahwa komponen komunikasi yang terpenting
adalah unsur penyampaian –proses pesan dari titik satu ke titik lainnya,
dan unsur saluran. Tidak ada saluran maka tidak ada komunikasi.
Penekanan pada saluran menggambarkan bagaimana proses yang
melibatkan kompenen atau fungsi seperti encoding, decoding, respons,
noise sangat bergantung. Implementasi perspektif ini sering kali tidak
dapat
diterima
dalam
komunikasi
interpersonal.
Banyak
skolar
berpendapat bahwa komunikasi interpersonal salah satu cirinya adalah
dialogis, timbal balik atau dua arah. Pada kenyataannya dalam konteks
komunikasi
interpersonal
banyak
juga
ditemukan
kondisi
yang
sebaliknya.
2. Perspektif Psikologis
Pada perspektif ini individu itu sendiri sebagai tempat terjdinya fenomena
komunikasi.
Untuk
memahami
komunikasi
interpersonal
skolar
komunikasi banyak menggunakan teori dan metodologi penelitian yang
berasal dari perspektif psikologi. Untuk mencapai efektifitas komunikasi
interpersonal persoalan-persoalan seperti konsep diri, persepsi, ciri-ciri
kepribadian, serta sikap menjadi kajian utama dalam memahami proses
tersebut.
3. Perspektif Interaksional
Perspektif ini memberikan perhatiannya kepada peserta komunikasi
dengan menekankan pada nilai humanisme dan juga mekanisme
49
komunikasi yang memungkinkan peserta untuk melakukan komunikasi
dua arah (dialogis). Dalam pandangannya, manusia perlu dihargai dengan
memberinya kebabasan untuk tumbuh dan berkembang melalui interaksi
sosial.
Dalam
interaksi
inilah
manusia
saling
berkomunikasi
menggunakan lambang-lambang verbal maupun non-verbal sebagai
sarana untuk mengekspresikan pikiran, nilai, perasaan serta perilakunya
serta mengambil peran sosial untuk membentuk kehidupan kolektifnya
atau hidup bermasyarakat.
4. Perspektif Pragmatik
Perspektif ini berpusat pada komunikasi manusia sebagai sistem perilaku.
Artinya lebih memusatkan fokusnya kepada pengolahan informasi pada
tingkat sistem yaitu perikalu yang nampak dalam fenomena komunikatif
antar dua atau lebih individu. Jadi keberadaan minimal dua orang inilah
yang menjadi pengamatan pragmatic sebagai sistem sosialnya.
50
2.3
Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Download