BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Massa Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam artian komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Menurut Jay Back dan Frederick C. Whitney (1998) dikatakan bahwa ada perbedaan antara mass communication (tanpa s) dengan mass communications (dengan s). Mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa dikatakan mass communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa (Nurudin, 2007:3-5). Berikut adalah pengertian komunikasi massa menurut beberapa ahli: (Nurudin, 2007:9-12) 1. Nabeel Jurdi (1983): Dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antarpenerima pesan. 2. Jay Black dan Frederick Whitney (1988): Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak 9 10 sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. 3. Josep A. Devito: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). 4. Herbert Blumer (1939): Yang disebut penerima pesan dalam komunikasi massa itu paling tidak mempunyai (1) heterogenitas susunan anggotanya yang berasal dari berbagai kelompok lapisan masyarakat; (2) berisi individu yang tidak saling mengenal dan terpisah satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lain pula, dan (3) tidak mempunyai pemimpin atau organisasi formal. Definisi lainnya mengenai komunikasi massa juga dikemukakan oleh Alexis S. Tan (1981) yang mencoba memberikan sifat khusus yang dipunyai oleh komunikasi massa. Ia memberikan ciri komunikasi massa dengan membandingkannya dengan interpersonal communication. Ciri khusus yang membedakan keduanya terletak pada penerima pesannya (audience). Menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya 11 secara serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikassi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Media massa tersebut diatas adalah “organisasi sosial”, sebab individu di dalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumuskan seperti dalam sebuah organisasi. Misalnya reporter, mencari fakta-fakta di lapangan, sedangkan editor mengeditnya. Ada satu definisi yang akan semakin memperjelas pemahaman mengenai apa itu komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencangkup hal-hal sebagai berikut: (Nurudin, 2007:8-9) 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 12 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeper. 2.1.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Untuk memperjelas definisi mengenai komunikasi massa, maka karakteristik atau ciri dari komunikasi massa itu antara lain: (Nurudin, 2007:19-32) 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa komunikator dalam komunikasi massa merupakan sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Pengertian sistem itu sendiri adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat 13 keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Di dalam sebuah sistem ada istilah interdependensi, yang artinya ada komponen-komponen yang saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterdependensi secara keseluruhan. Sehingga, tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut: 1) kumpulan individu, 2) dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, 3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. Jadi dapat disimpulkan bahwa wartawan, penulis naskah, news anchor, ataupun pemilik modal bukanlah seorang komunikator, melainkan lembaga media itu sendiri yang disebut sebagai komunikator dalam komunikasi massa. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen yang artinya audience memiliki latar belakang yang beragam seperti pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, suku, hingga agama yang berbeda-beda. Karakteristik audience komunikasi massa lebih jelasnya dicirikan oleh Herbert Blumer sebagai berikut: 1) audience dalam komunikasi massa sangatlah 14 heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, maka mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat; 2) berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung; 3) mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa ditujukan pada khalayak yang plural, bukan khusus untuk satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Bahasa yang digunakan oleh media massa harus sebisa mungkin menggunakan kata-kata popular atau umum, bukan kata-kata ilmiah. Media massa juga harus memunculkan berbagai program ataupun artikel yang umum dalam artian ada banyak ragam yang dimunculkan sehingga dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Kenyataannya sekarang, mediamedia massa yang ada sudah sangat spesifik terhadap target audiencenya bukan lagi berorientasi menyajikan siaran yang dapat dinikmati seluruh orang. Hal ini tidak menutup artian sifat umum dari pesan itu sendiri. Jadi, walaupun sudah tersegmentasi audiencenya, tetap saja media tersebut menyajikan berbagai macam konten siarannya. Maka hal inilah yang dikatakan sebagai pesan komunikasi massa bersifat umum. 15 4. Komunikasi berlangsung satu arah Komunikasi massa memiliki kelemahan yaitu hanya berlangsung satu arah. Pada media cetak khususnya, pembaca tidak bisa memberikan respons secara langsung kepada media tersebut, jika pun ada respons tersebut sifatnya tertunda (delayed feedback). 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa khalayak komunikasi massa merupakan sejumlah orang yang sangat besar. Maka, ciri komunikasi massa yang selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir secara bersamaan. Dikatakan hampir bersamaan karena ada perbedaan kecepatan dalam penyampaian pesan dari sebuah media massa. Jika kita menonton televisi atau mengakses internet, pesan yang kita terima bisa dikatakan serempak. Namun pada media cetak khususnya koran harian, keserempakan itu sulit terjadi dikarenakan oleh wilayah jangkauan pendistribusian koran tersebut. Pada masa sekarang hal itu sudah dapat diatasi dengan memakai Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ), dengan SCJJ kantor pusat mengirimkan materi secara online sehingga keesokan paginya koran dapat dicetak hingga akhirnya dibaca secara serempak oleh para pembaca. 16 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Satelit merupakan peralatan teknis yang dibutuhkan oleh media elektronik untuk menyebarkan pesan. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan atau bersifat mutlak yang dibutuhkan oleh media massa agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak. Radio, televisi, dan internet merupakan media massa yang sangat bergantung kepada peran pemancar. Jika tidak ada pemancar, maka tidaklah mungkin bagi radio dan televisi untuk melakukan siaran, dan juga internet tidak akan bisa menyebarkan informasi kepada seluruh penggunanya di dunia. 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki media dalam komunikasi massa. Gatekeeper atau yang biasa disebut dengan penapis informasi adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Fungsi gatekeeper adalah sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan dan menganalisis pesan-pesan. Pada media massa, gatekeeper kita kenal seperti reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, hingga lembaga sensor. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, 17 semakin banyak pula gatekeeping (pemalangan pintu atau penapisan informasi) yang dilakukan. 2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Membicarakan komunikasi massa berarti melakukan komunikasi lewat media massa sebagai elemen pentingnya. Ketika kita memperbincangkan fungsi komunikasi massa maka sekaligus pula kita membicarakan fungsi media massa. Fungsi komunikasi massa sendiri banyak dipaparkan oleh para ahli komunikasi, yang jika diringkas maka komunikasi massa diantarnya: (Nurudin, 2007:63-93) 1. Informasi Fungsi utama komunikasi massa adalah penyebaran informasi. Di dalam penyampaian pesannya harus terkandung unsur 5W+1H. Konsep ini biasanya digunakan dalam penyampaian konten hard news / straight news yang mementingkan fakta dan aktualitas sebuah berita. 2. Hiburan Fungsi hiburan menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Khalayak menggunakan media massa untuk melepas penat, mengisi kekosongan ketika berkendara dengan mendengarkan radio, sekaligus sebagai sarana untuk berkumpul bersama keluarga dengan menonton televisi bersama. 18 3. Persuasi Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi komunikasi massa bisa datang dari berbagai macam bentuk: 1) mengukuhkan atau memeperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; 2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; 3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan 4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Singkatnya melalui invididu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audience dari berbagai jenis, dan individu bagian dari suatu massa. Pengalaman kolektif tersebut direfleksikan kembali tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan, dan budaya yang kemudian diwariskan sehingga membentuk akumulasi budaya. Ada dua tingkatan dalam transmisi budaya yakni kontemporer dan historis. Dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus-menerus. Sementara dalam tingkatan historis, umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan. 19 5. Mendorong kohesi sosial Kohesi yang dimaksud berupa penyatuan, artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dalam menciptakan kohesi sosial, media massa dalam pemberitaannya harus meliput dengan teknik cover both sides (meliput dua sisi yang berbeda secara seimbang), atau bahkan all sides (meliput dari banyak segi suatu kejadian). Disisi lain, terkadang media massa juga memicu terjadinya disintegrasi sosial atas pemberitaan yang disampaikan, sehingga timbul peluang munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat. 6. Pengawasan Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua. Pertama, pengawasan peringatan berupa informasi untuk memperingatkan masyarakat terhadap bencana alam, nilai tukar uang, wabah penyakit berbahaya, atau peringatan tentang serangan militer. Kedua, pengawasan instrumental berupa informasi yang berguna bagi masyarakat seperti harga kebutuhan sehari-hari, produkproduk terbaru, event yang akan berlangsung, atau film-film yang diputar di gedung bioskop. 7. Korelasi Media massa berperan sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Misalnya sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar 20 (unsur bagian masyarakat yang lain). Hal itu juga berlaku dalam iklan. Iklan akan menghubungkan antara pemasang iklan dengan sasaran iklan tersebut. 8. Pewarisan sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif Komunikasi massa berperan untuk memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi juga bisa sebaliknya. Sebagai contoh ketika pra dan pasca runtuhnya masa Orde Baru. 10. Menggugat hubungan trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Untuk menggambarkan secara jelas hubungan trikotomi bisa digambarkan dalam bagan berikut (Nurudin, 2003) 21 Gambar 2.1 Hubungan Trikotomi Singkatnya, pada era Soeharto bagannya membentuk segitiga sama kaki dalam artian pemerintah menduduki posisi paling tinggi, masyarakat dan pers sejajar, tetapi pada era ini kebebasan pers belum dilaksanakan. Kemudian pada era Habibie bagan segitiga sudah berubah menjadi segitiga sama sisi walaupun kedudukan pemerintah masih tetap yang paling tinggi. Selanjutnya pada era Megawati-Gus Dur bagan segitiga tetap sama kaki namun perbedaannya adalah masyarakat yang menjadi posisi paling tinggi, sedangkan pemerintah dan pers sejajar menjadi sejajar. 2.1.2 Media Massa Media massa merupakan alat utama dalam penyebaran komunikasi massa. Media massa berperan penting dalam percepatan penyebaran komunikasi massa itu sendiri. Dari sekian banyaknya definisi mengenai media massa, dapat dikatakan bahwa media massa bentuknya antara lain 22 media elektronik dan media cetak (Nurudin, 2007:4-5). Dennis McQuail (1987) pernah menyodorkan beberapa asumsi akan arti penting media massa, antara lain: (Nurudin, 2007:34-35) 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 23 2.1.2.1 Fungsi Media Massa Media massa dan komunikasi massa memiliki fungsi yang tidak berbeda. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ada sepuluh fungsi dari media massa antara lain: 1) informasi, 2) hiburan, 3) persuasi, 4) transmisi budaya, 5) mendorong kohesi sosial, 6) pengawasan, 7) korelasi, 8) pewarisan sosial, 9) melawan kekuasaan dan kekuatan represif, 10) menggugat hubungan trikotomi. Dari fungsi-fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media massa yang paling berpengaruh adalah fungsi informasi, hiburan, dan persuasi. 2.1.2.2 Jenis Media Massa Media massa dapat berupa media elektronik maupun media cetak, antara lain: 1. Surat kabar 2. Majalah 3. Tabloid 4. Buku 5. Radio 6. Televisi 7. Film 8. Internet Dari sekian banyaknya media massa yang ada, pada saat ini audience dapat menentukan sendiri media apa yang lebih 24 dibutuhkannya. Hal ini sesuai dengan Uses and Gratifications Theory yang dikemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974) yang menyatakan bahwa pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Jadi, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2007:191). 2.1.3 Televisi Televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi merupakan alat komunikasi jarak jauh berupa kombinasi dari audio dan visual sehingga dinilai lebih interaktif, efektif, dan efisien daripada media cetak maupun radio untuk menyampaikan pesan. Definisi televisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah sistem penyiaran dengan disertai bunyi (suara) melalui kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang dapat mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat di dengar. Televisi merupakan sebuah gebrakan besar dalam sejarah dunia komunikasi. Dengan televisi, audience dapat melihat gambar bergerak yang 25 disertai dengan berbagai macam warna, effect, dan musik yang menimbulkan kesan mendalam pada pemirsanya. Berbeda dengan radio yang menuntut pendengarnya untuk berimajinasi (theater of mind), televisi justru menampilkan ilustrasi tersebut secara sempurna. Perkembangan televisi sekarang sangatlah cepat, dalam satu rumah pasti setidaknya mempunyai paling sedikit ada satu buah pesawat televisi. Dahulu, tayangan televisi berwana hitam dan putih, yang kemudian berkembang dengan munculnya televisi berwarna. Selain itu, televisi dulu berbentuk tabung besar dengan layar cembung yang kemudian berkembang menjadi televisi dengan layar datar. Seiring pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, produsen televisi mengeluarkan jenis-jenis televisi yang dapat menampilkan gambar lebih hidup dengan teknologi 3D maupun televisi yang dapat digunakan untuk mengakses internet. 2.1.3.1 Sejarah Televisi Pada mulanya prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru pada tahun 1928 Vladmir Zworkyn yang berasal dari Amerika Serikat menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi. Iconoscope mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s 26 Fair pada tahun 1939. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat ditambah dengan harganya yang masih mahal serta belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pada tahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi diseluruh AS. Namun sepuluh tahun kemudian angka tersebut meningkat secara signifikan menjadi 100 stasiun televisi serta 35juta rumah tangga memiliki pesawat televisi. Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran langsung (live) dan belum ditemukan kaset penyimpanan suara dan gambar (videotape). Ketika itu, program favorit televisi adalah opera di New York. Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukkannya beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan lain (Morissan, 2011:6-7). Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai pada 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sejak pemerintah membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton televisi Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, yang kemudian disusul oleh munculnya SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. Menjelang tahun 2000 muncul hampir 27 secara serentak lima televisi swasta baru yakni Metro TV, Trans TV, TV7, Lativi, dan Global TV, serta beberapa televisi daerah. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai program dari dalam dan luar negri. Setelah UU Penyiarkan disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, yang terbagi dalam empat kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas (Morissan, 2011:9-10). 2.1.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi Setiap media massa pasti memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Berikut ini kekuatan dan kelemahan televisi dapat dilihat dalam tabel: Kekuatan Kelemahan Gabungan dari audio dan visual sehingga lebih interaktif, efektif, dan efisien Menurunnya kualitas interaksi sosial seseorang Dapat mengisi kekosongan waktu Dapat menimbulkan penyakit akibat terlalu banyak menonton televisi Media yang paling banyak diminati pengiklan Biaya produksi televisi mahal Unsur kesegeraan berita lebih cepat daripada media lainnya Daya hidup pesan sangat pendek Tabel 2.1 Kekuatan dan Kelemahan Televisi 28 2.1.3.3 Sistem Penyiaran Televisi Menurut UU Penyiaran di Indonesia, ada empat jenis stasiun penyiaran yang berlaku baik untuk penyiaran televisi maupun radio, yakni: (Morissan, 2011:88-112) 1. Stasiun Swasta Stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Bersifat komersial berarti stasiun swasta yang didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. 2. Stasiun Berlangganan Disebut juga dengan televisi kabel yang menggunakan satelit dan penggunanya membayar iuran perbulan (berlangganan). Daya tarik televisi kabel bagi konsumen juga semakin besar dengan berbagai layanan yang semakin beragam dan menarik misalnya pembayaran berdasarkan program yang ditonton (pay-perview), fasilitas internet dan program interaktif. Kapasitas saluran televisi kabel juga semakin lebar sehingga dapat menampung lebih banyak channel. 3. Stasiun Komunitas Stasiun penyiaran komunitas harus berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial dengan daya pancar rendah, luas jangkauan 29 wilayahnya terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Stasiun ini didirikan tidak untuk mencari keuntungan atau tidak menjadi bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata. 4. Stasiun Publik Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. 2.1.3.4 Jenis Program Televisi Pada dasarnya berbagai program televisi dibuat untuk memenuhi kebutuhan audience yang sangat beragam. Terkadang kita melihat ada program televisi yang kurang berkualitas namun terusmenerus diproduksi dikarenakan peminatnya yang sangat banyak, sedangkan program yang berkualitas jarang peminatnya dan program acaranya pun tidak mendominasi. Hal ini disebabkan oleh faktor televisi itu sendiri yang kebanyakan mencari keuntungan semata. Selama masih banyak peminatnya, maka suatu program akan terus ada bahkan antara stasiun televisi dan stasiun yang lainnya saling berlomba untuk membuat program acara yang sejenis. Secara garis besar jenis program televisi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu program informasi (berita), dan program hiburan (entertainment). Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini 30 yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukkan (Morissan, 2011:218). Berikut ini penjelasan jenis program televisi secara lebih rinci: (Morissan, 2011:217-230) 1. Program informasi Program informasi di televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Program informasi tidak hanya program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talk show (perbincangan) dengan artis terkenal, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft news. A. Berita Keras / Hard News Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khayalak secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam tiga bentuk berita yaitu: 31 a) Straight News Merupakan berita langsung (straight) yang singkat atau tidak detail dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup prinsip 5W+1H. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audience. b) Feature Merupakan berita ringan namun menarik, yang dalam artian informasi yang disajikan lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news. c) Infotainment Infotainment berasal dari kata “information” yang berarti informasi dan “entertainment” yang berarti hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity). Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. 32 B. Berita Lunak / Soft News Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita lunak dapat dibagi menjadi empat kategori: a) Current affair Merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Batasannya adalah selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. Contohnya program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau tsunami. b) Magazine Merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya, dan biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik. 33 c) Dokumenter Merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. d) Talk Show Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah langsung dengan orang-orang yang peristiwa atau berpengalaman topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. Program informasi dalam kategori berita keras dapat dibedakan dengan berita lunak berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan dalam tabel: (Morissan, 2011:222) Hard News Soft News Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak mesti ada peristiwa terlebih dahulu Peristiwa harus aktual (baru terjadi) Tidak mesti aktual 34 Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless) Mengutamakan informasi terpenting saja Menekankan pada detail Tidak menekankan sisi human interest Sangat menekankan segi human interest Laporan tidak dalam (singkat) Laporan bersifat mendalam Teknik penulisan piramida tegak Teknik penulisan piramida terbalik Ditayangkan dalam program berita Ditayangkan dalam program lainnya Tabel 2.2 Perbedaan Hard News dan Soft News 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan. A. Drama Merupakan pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) –yang diperankan oleh pemain (artis) –yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama ada dua yaitu: a) Sinema Elektronik (sinetron) Merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum 35 menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (openended), dan ceritanya cenderung dibuat berpanjangpanjang selama masih ada khalayak yang menyukainya. b) Film Film yang dimaksud di sini adalah film layar lebar yang terlebih dulu telah ditayangkan di bioskop dan bahkan setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. Dengan demikian, televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya. B. Permainan / Game Show Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat dengan biaya produksi yang relatif rendah serta dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a) Quiz Show Merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. 36 b) Ketangkasan Merupakan bentuk program permainan di mana pesertanya harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan. c) Reality Show Merupakan program yang mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Dengan kata lain, program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (riil) dengan cara sealamiah mungkin tanpa rekayasa. C. Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). D. Pertunjukan Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik, atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Program pertunjukan adalah jenis 37 program yang paling banyak di produksi sendiri oleh stasiun televisi. 2.1.4 Program Magazine Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi bahasan-bahasan (Wibowo, 2009:196). Program ini diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tematema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Pengertian program magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topic (Morissan, 2011:221). 2.1.4.1 Karakteristik Program Magazine Berdasarkan definisi di atas maka untuk lebih memperjelas apa itu program magazine, berikut ini adalah karakteristikkarakteristik yang dimiliki program magazine: (Wibowo, 2009:196201) 38 1. Program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format. 2. Durasi program magazine berkisar antara 30 menit hingga satu jam. 3. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda-beda, misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. 4. Program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke rubrik yang lain. Penyaji akan lebih bagus kalau dipilih mereka yang cukup mengenal bidang bahasan. 5. Program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian, penampilan, dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan dengan spesifikasi program itu. 6. Biasanya program magazine dimulai dan diakhiri dengan rubrik yang ringan dan menyenangkan. 2.1.4.2 Produksi Program Magazine Tahapan produksi sebuah program televisi umumnya terdiri atas tiga tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Berikut ini adalah tahapan produksi program magazine secara ringkas yakni: (Wibowo, 2009:197-200) 39 1. Perencanaan a) Produser program magazine memiliki redaktur (desk) tertentu, beberapa reporter, dan pembahas, yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan menyeleksi materi produksi sebelum direkam. b) Produser menyusun rubrik dan materi produksi yang terseleksi sedemikian rupa sehingga antara format yang satu dan format yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat daya tariknya. Karena durasi yang cukup panjang apabila sebuah program kurang bervariasi dan menarik, pasti ditinggalkan penontonnya. c) Desk yang bertanggung jawab pada rubrik tertentu dalam program magazine tidak perlu menunggu tugas dari produser untuk membuat liputan peristiwa yang berhubungan dengan rubriknya. d) Penanggungjawab desk berarti semacam redaksi yang terusmenerus harus membuat rencana untuk edisi berikutnya. Bersama produser sebagai pengarah atau ketua redaksi, para penanggungjawab desk merencanakan format dan sajian setiap edisi. e) Para reporter bekerja sama dengan kamerawan secara terus menerus hunting (berburu) peristiwa atau hal-hal yang menarik. Hasil wawancara apabila tidak berhubungan dengan peristiwa aktual (tetapi pandangan tertentu sifatnya tidak 40 terikat waktu), hasil videonya dapat disimpan untuk digunakan atau dipakai dalam edisi yang tepat. f) Agar sajian program magazine tidak terasa berat, program musik atau tarian pendek merupakan selingan yang menyegarkan, tetapi harus dipilih yang sesuai agar tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas. g) Dalam durasi tayangan 30 menit biasanya program magazine memiliki empat sampai enam rubrik. 2. Tahapan Pelaksanaan Produksi a) Di dalam pertemuan perencanaan, produser menentukan dahulu sajian utama dari program yang diproduksi. Barulah kemudian reporter mulai mencari dan mengumpulkan materi produksi. b) Uraian dalam program magazine berarti gambar ilustrasi yang menarik, sepanjang uraian atau wawancara yang ada. Kekurangan gambar berarti program dapat menjemukan, oleh karena itu redaksi desk-desk harus terus mengumpulkan bahan dari kejadian atau peristiwa yang berhubungan dengan desknya. c) Setelah materi terkumpul lalu diseleksi. Materi yang jelek harus dibuang, jika ditoleransi, sama sama dengan membiarkan turunnya kualitas program. d) Penulisan naskah untuk presenter dilakukan paling akhir sesudah penyusunan bahan selesai. 41 e) Setelah semua siap, kemudian program siap direkam dan diedit. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Konsep Produksi Program Televisi Tahapan produksi sebuah program di televisi pada umumnya terdiri atas tiga tahap yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap praproduksi merupakan segala perencanaan yang dirumuskan sebelum dilakukannya proses produksi. Tahap produksi singkatnya adalah proses shooting itu sendiri, sedangkan tahap pasca produksi adalah segala kegiatan yang dilakukan setelah proses shooting selesai. Untuk lebih memperjelas penjabaran dari tahapan produksi yang ada, berikut ini dijelaskan pendapat dari Gerald Millerson mengenai tahapan produksi televisi, yaitu: (Fachruddin, 2012:10-16) 1. Pra Produksi Merupakan tahap yang paling penting penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. A. Development a) Ide - Menganalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis khalayak (lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari program yang akan dibuat. Analisis khalayak ini digunakan sebagai tolak ukur faktor keberhasilan dalam keputusan pengembangan program. 42 - Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya, apa saja properti yang dibutuhkan, serta siapa talentnya. - Menentukan tipe produksi: indoor atau outdoor, live atau tapping - Menyiapkan budget program b) Target audiensi Menentukan target audiensi harus dipikirkan sejak awal. Target penonton berdasarkan jenis kelamin, usia, dan SES (socio economy status). c) Pengembangan skenario - Merumuskan ide - Riset - Penulisan outline - Sinopsis - Penulisan treatment - Penulisan naskah draft - Review naskah d) Membangun karakter Pada tahap ini tim –baik director dan creative mulai mencari pemain. e) Membangun scene f) Membangun script outline 43 B. Commissioning a) Budget Sebelum menulis perkiraan biaya yang dibutuhkan, seorang produser harus melakukan penyesuaian harga yang berlaku saat produksi akan dilaksanakan. Dengan perencanaan biaya yang akurat dan baik, pada saat mempresentasikan proposal, pihak client ataupun manajer program tentu akan mempertanyakan dan mengkritik seluruh argumentasi yang dijelaskan. Hal tersebut harus dipertimbangkan dengan lapang dada, karena dari sudut pandang yang berbeda bisa saja terdapat sesuatu yang tidak diperhitungkan dalam menyusun budget oleh produser. b) Presenting the proposal Proposal dipresentasikan kepada client jika berkaitan dengan sponsorship. Jika di stasiun televisi maka dipresentasikan kepada executive producer atau manajer program yang bersangkutan. Presentasi yang baik kemungkinan besar akan menghasilkan disetujuinya program untuk dieksekusi. c) Casting Memutuskan atau mencari seseorang yang akan menjadi pengisi acara / talent / pemain pada program tersebut. d) Set design Membangun set design berarti menerjemahkan ide/gagasan tim kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat maket, hingga membangun set itu sendiri. Perhitungan 44 matematika, fisika, dan estetika harus menyatu agar sebuah set bisa menghasilkan komposisi, warna, backdrop, ornamen, dan properti yang kontras dan megah. 2. Produksi A. Rehearsal Produksi non-berita membutuhkan persiapan yang sangat detail beberapa jam sebelum produksi. Pre-rehearsal dimulai dengan rapat (briefing) seluruh kru hingga pengisi acara yang terlibat yang dipimpin langsung oleh sutradara. Pada saat briefing, sutradara mengarahkan pengisi acara, blocking, dan pengadegan sesuai dengan treatment yang dibuat. B. Studio Rehearsal Dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai. Pengecekan dimulai dari set design, memastikan tata pencahayaan, tata suara, beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal dipimpin oleh sutradara. Secara umum persiapan itu antara lain: dry run / walk through, camera blocking, pre-dress run through, dress rehearsal, video tapping. C. Recording 3. Pasca Produksi A. Capturing Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk 45 komputer. Sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila menggunakan editing linier langsung proses logging gambar. B. Logging Merupakan pembuatan susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. C. Editing Pictures Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final. D. Editing Sound Editing suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik. E. Final Cut 2.2.2 Tim kreatif Kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatanpendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Madjadikara, 2004:55). Pengertian kreatifitas adalah daya imajinatif untuk menciptakan segala sesuatu produk yang baru. Kreatifitas sebagai daya imajinatif berupa kombinasi imaji-imaji membentuk citra baru dalam proses 46 mental yang bersifat dinamis, terbuka, bebas, tidak lazim dan transenden (Hanum, 2012:1). Tim kreatif adalah kumpulan orang-orang yang mencari materi dan membuat naskah untuk sebuah program, yang singkatnya merupakan kumpulan orang yang menterjemahkan atau merealisasikan ide produser di dalam sebuah program. Di dalam tim kreatif ada scriptwriter yakni tenaga profesional yang membuat dan menulis naskah atau skenario sesuai dengan kaidah produksi televisi (Achlina & Suwardi, 2011:153). Dalam produksi program televisi, biasanya script untuk program dialog, variety show, dan kuis hanya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan talent / pengisi acara, fasilitas yang digunakan, dan video tape. Kemudian pada full script terdapat rehearsal script (setting, karakter pemain, dialog, adegan) dan camera script (angle kamera, audio, cue, transisi, dan perubahan set). Sedangkan pada program khusus siaran olahraga, penyiar olahraga bisa membaca script yang sudah tersedia di teleprompter (Fachruddin, 2012:10-11). 2.2.3 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang terjadi di dalam sebuah organisasi, baik secara formal maupun informal. Komunikasi formal dilakukan dengan menggunakan bahasa yang lebih baku serta lebih terikat sistem kerja sesuai hirarki yang ada didalamnya, sedangkan komunikasi informal berlangsung lebih santai daripada komunikasi formal. Lebih 47 jelasnya berikut ini adalah aliran informasi yang dapat terjadi di dalam sebuah organisasi, antara lain: (Drs. Mohamad Wahdi, 2011:9-10) 1. Arus Informasi ke Bawah Dalam organisasi pada umumnya, keputusan dibuat dipuncak dan kemudian mengalir ke bawah kepada orang-orang yang melaksanakannya. Arus informasi ke bawah ini mungkin terjadi dalam pembicaraan biasa atau dalam wawancara formal antara seorang supervisor dengan seorang karyawan, atau mungkin terjadi dalam rapat, lokakarya, atau bahkan pada voice mail. Arus ke bawah juga terjadi lewat pesan tertulis lewat e-mail, memo, petunjuk pelatihan, laporan berkala, buletin papan pengumuman, dan pengarahan kebijakan. 2. Arus Informasi ke Atas Arus informasi ini mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Arus informasi ke atas dilakukan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang cerdas, manajer harus mempelajari apa yang terjadi dalam organisasi. Eksekutif juga bergantung pada karyawan tingkat bawah yang menyediakan laporan akurat, tepat waktu mengenai masalah, kecenderungan yang timbul, peluang perbaikan, keluhan-keluhan, dan kinerja. 3. Arus Informasi Horizontal Merupakan komunikasi yang mengalir dari satu bagian ke bagian lain, baik ke samping maupun diagonal. Arus infomasi horizontal membantu karyawan berbagi informasi dan mengkoordinasikan tugas, dan ini amat bermanfaat untuk menyelesaikan yang kompleks serta sulit. 48 Selain itu Fisher juga menuliskan ada empat perspektif dalam memahami fenomena komunikasi manusia, antara lain: (Rondonuwu, 2004) 1. Perspektif Mekanistik Perspektif ini menyatakan bahwa komponen komunikasi yang terpenting adalah unsur penyampaian –proses pesan dari titik satu ke titik lainnya, dan unsur saluran. Tidak ada saluran maka tidak ada komunikasi. Penekanan pada saluran menggambarkan bagaimana proses yang melibatkan kompenen atau fungsi seperti encoding, decoding, respons, noise sangat bergantung. Implementasi perspektif ini sering kali tidak dapat diterima dalam komunikasi interpersonal. Banyak skolar berpendapat bahwa komunikasi interpersonal salah satu cirinya adalah dialogis, timbal balik atau dua arah. Pada kenyataannya dalam konteks komunikasi interpersonal banyak juga ditemukan kondisi yang sebaliknya. 2. Perspektif Psikologis Pada perspektif ini individu itu sendiri sebagai tempat terjdinya fenomena komunikasi. Untuk memahami komunikasi interpersonal skolar komunikasi banyak menggunakan teori dan metodologi penelitian yang berasal dari perspektif psikologi. Untuk mencapai efektifitas komunikasi interpersonal persoalan-persoalan seperti konsep diri, persepsi, ciri-ciri kepribadian, serta sikap menjadi kajian utama dalam memahami proses tersebut. 3. Perspektif Interaksional Perspektif ini memberikan perhatiannya kepada peserta komunikasi dengan menekankan pada nilai humanisme dan juga mekanisme 49 komunikasi yang memungkinkan peserta untuk melakukan komunikasi dua arah (dialogis). Dalam pandangannya, manusia perlu dihargai dengan memberinya kebabasan untuk tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial. Dalam interaksi inilah manusia saling berkomunikasi menggunakan lambang-lambang verbal maupun non-verbal sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran, nilai, perasaan serta perilakunya serta mengambil peran sosial untuk membentuk kehidupan kolektifnya atau hidup bermasyarakat. 4. Perspektif Pragmatik Perspektif ini berpusat pada komunikasi manusia sebagai sistem perilaku. Artinya lebih memusatkan fokusnya kepada pengolahan informasi pada tingkat sistem yaitu perikalu yang nampak dalam fenomena komunikatif antar dua atau lebih individu. Jadi keberadaan minimal dua orang inilah yang menjadi pengamatan pragmatic sebagai sistem sosialnya. 50 2.3 Kerangka Pikir Gambar 2.2 Kerangka Pikir