program gender safeguard

advertisement
Mendorong Aturan
Perlindungan Perempuan
untuk Kebijakan dan Proyek
Iklim
Solidaritas Perempuan
www.solidaritasperempuan.org
Jakarta, 22 April 2015
Sekilas Solidaritas Perempuan

Solidaritas Perempuan
(Women's Solidarity for
Human Rights) merupakan
organisasi feminis yang didirikan
pada 10 Desember 1990 yang
selama 24 tahun konsisten
memperjuangkan keadilan
gender dan hak-hak perempuan
akar rumput, dalam isu sumber
daya alam, perubahan iklim,
pangan, migrasi dan pluralisme.











Solidaritas Perempuan merupakan
perserikatan yang berbasis
keanggotaan individu, beranggotakan
sekitar 683 perempuan dan laki-laki
yang tersebar di 10
Komunitas/Cabang SP di 8 Propinsi
di Indonesia:
SP Bungoeng Jeumpa Aceh
SP Palembang – Sumatera Selatan
SP Jabotabek (Jakarta dan Sekitarnya)
SP Kinasih – Yogyakarta
SP Mataram – NTB
SP Sumbawa – NTB
SP Anging Mammiri Makassar –
Sulawesi Selatan
SP Kendari – Sulawesi Tenggara
SP Palu – Sulawesi Tengah
SP Sintuwu Raya Poso – Sulawesi
Tengah
Latar Belakang
Tingginya aliran pendanaan iklim yang masuk ke
Indonesia dan maraknya proyek iklim di tengah-tengah
ketimpangan relasi sosial dan ketidakadilan gender yang
dialami perempuan mengakibatkan situasi yang
menguatkan pengabaian hak-hak perempuan
 Perlu ada standar perlindungan perempuan sebagai
persyaratan minimum dalam proyek iklim untuk
menjamin hak-hak perempuan, menghindari dan
melindungi perempuan dari dampak negatif dari
kebijakan, program dan proyek perubahan iklim
 Penting untuk menguatkan perempuan akar rumput
dalam menghadapi proyek-proyek iklim serta
mendorong standar perlindungan perempuan diadopsi
oleh pemerintah dan mendapatkan kekuatan hukum

Pentingnya Aturan Perlindungan
Perempuan:




sebagai persyaratan minimum dalam program dan proyek iklim untuk menjamin
hak-hak perempuan, serta menghindari dan melindungi perempuan dari dampak
negatif dari kebijakan, program dan proyek perubahan iklim.
merupakan cara untuk membuat perempuan menjadi berdaya untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupannya dan keluarga serta
komunitasnya, sebagai upaya mendorong terciptanya kesetaraan substantif antara
perempuan dan laki-laki, termasuk dalam hal akses dan kontrol dalam setiap
pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan perempuan
merupakan sederet ketentuan yang harus dipenuhi oleh pengusul dan pelaksana
program dan/atau proyek perubahan iklim dalam setiap tahapan program dan/atau
proyek, khususnya apabila program dan/atau proyek tersebut akan menyebabkan
sebuah perubahan lingkungan, menyebabkan relokasi dan menyentuh ruang-ruang
kehidupan perempuan adat.
menjadi aturan yang memiliki kekuatan hukum dan harus diaplikasi dalam siklus
program dan proyek iklim, mulai dari pembuatan konsep dan perencanaan,
persiapan, persetujuan/penetapan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasinya.
Prinsip Perlindungan Perempuan
Strategi
1.
2.
3.
Penguatan dan Pemberdayaan
Perempuan
Awareness Raising
Advokasi
Tahapan dan Proses (Studi kasus REDD+)
1. Pengembangan Aturan Perlindungan Perempuan
 Penyusunan draf Gender Safeguard dengan meminta masukan dari
perempuan komunitas, organisasi masyarakat sipil, Pemerintah, dll
(workshop, FGD, diskusi kampung) dan penguatan perempuan akar
rumput (Aceh, Kalteng, Sulteng)
2. Pengembangan Panduan Pemantauan Kebijakan dan Proyek
Iklim dan Advokasi Gender Safeguard
 Penyusunan draf panduan dan Penguatan perempuan akar rumput dalam
melakukan pemantauan terhadap proyek iklim di wilayahnya (Training,
Uji coba Pemantauan, Workshop) – Aceh, Kalteng, Sulteng
3. Advokasi dan Kampanye Aturan Perlindungan Perempuan untuk
Kebijakan dan Proyek Iklim




Awareness Raising melalui FGD, Dialog dengan Perumus dan Pembuat Kebijakan,
Dialog Publik, Media Gathering, Konferensi Pers di tingkat lokal (Aceh, Kalteng,
dan Sulteng) dan tingkat nasional
Kritisi STRANAS, STRADA/SRAP (Aceh, Kalteng, Sulteng), PRISAI
Pemantauan Program dan Proyek
Usulan dan Rekomendasi (Submission)
Penguatan dan Konsultasi dengan
Perempuan Akar Rumput
Konsultasi Pemangku Kepentingan
Advokasi dan Kampanye
Tantangan



Mengangkat pentingnya perlindungan
perempuan sebagai isu bersama, baik di
tataran CSO maupun Pemerintah (mengajak
peserta diskusi laki-laki)
Meningkatkan pemahaman dan ketertarikan
media atas pentingnya perlindungan
perempuan dalam proyek iklim
Menggunakan metode dan bahasa yang
dipahami oleh perempuan akar rumput, serta
menyesuaikan waktu dan situasi perempuan
Peluang

Perkembangan isu gender pada COP UNFCCC
•
COP7 pada 2001 --- “to integrate a gender-sensitive approach mandated that national
adaptation programmes of action be guided by gender equality”
COP 18 di Doha --- “the COP adopted a decision on promoting gender balance and improving the
participation of women in UNFCCC negotiations and in the representation of Parties in bodies
established pursuant to the Convention or the Kyoto Protocol”
•
COP 19 di Warsaw --- Gender Day
•
COP 20 di Lima ---- Lima work program on gender
Isu gender dalam GCF
•
Governing Instrument GCF menyebutkan pendekatan sensitive gender sebagai bagian dari
tujuan dan prinsip utama (GCF Governing Instrument Para.3) dan GCF akan membangun
mekanisme yang mempromosikan input dan partisipasi pemangku kepentingan, termasuk
perempuan dalam perancangan, pengembangan, dan implementasi strategi dan aktivitas yang
akan didanai oleh GCF (GCF Governing Instrument Para. 71)
•
Governing Instrument GCF telah diterapkan oleh Dewan GCF dalam mengeluarkan
keputusan yang mengatur antara lain dengan mengitegrasikan pendekatan sensitive gender
dalam semua dokumen GCF dan pengembangan gender policy
•


Perkembangan isu gender di Indonesia
Usulan Solidaritas perempuan
Aturan perlindungan perempuan yang
menerapkan prinsip inklusif, sensitif dan
responsif gender
 Prinsip Perlindungan Perempuan Mencakup
persyaratan terkait:
1. Analisis Resiko dan Dampak
2. Keterbukaan Informasi
3. Konsultasi dan Partisipasi
4. Persetujuan
5. Pengajuan Keluhan
6. Keamanan dan Keselamatan

Rekomendasi:
1.
2.
3.
Penerapan kebijakan gender (gender policy) yang mencakup rencana
aksi gender (gender action plan) dan aturan perlindungan perempuan
dalam kebijakan, program dan proyek perubahan iklim (gendersafeguard) yang memastikan prinsip inklusif, sensitif dan responsif
gender, untuk mewujudkan keadilan gender dan menciptakan kondisi
pendukung (enabling environment) untuk pemberdayaan dan
perlindungan perempuan
Penerapan sistem dan mekanisme pemilahan data berbasis gender
(gender disaggregated data) dan analisis dengan pemisahan gender
(gender differentiated analysis) untuk situasi, resiko dan dampak
(positif dan negatif) sebagai dasar dalam semua aksi dan inisiatif dalam
merespon perubahan iklim, dengan mempertimbangkan situasi sosial,
ekonomi, politik dan budaya perempuan serta kepentingan dan
kebutuhan khusus perempuan.
Peningkatan kapasitas dan pemahaman mengenai gender bagi pembuat
kebijakan serta pelaksana program dan proyek iklim hingga ke tingkat
desa, misalnya dengan menyediakan panduan atau acuan dalam
memastikan prinsip inklusif, sensitif dan responsif gender.
Rekomendasi:
4.
5.
Alokasi dana khusus bagi perempuan untuk mengatasi kerentanannya
dalam menghadapi krisis iklim (gender budget), antara lain melalui
penguatan dan peningkatan kapasitas bagi perempuan untuk mencapai
kesetaraan yang substantif dan terlibat di dalam ruang-ruang pengambilan
keputusan di ranah publik seperti musrenbang, forum-forum desa, dan
sebagainya agar mampu menyampaikan suaranya dalam proses
pengambilan keputusan, termasuk dengan adanya langkah-langkah khusus
untuk memastikan perempuan mendapatkan akses informasi.
Menerapkan mekanisme dan pendekatan proaktif untuk memastikan
partisipasi bermakna dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan
keputusan, antara lain menyediakan dan memfasilitasi ruang yang aman
bagi perempuan untuk mendiskusikan dan melakukan pertemuan
sebelum proses pengambilan keputusan, dengan memastikan bahwa
perempuan memiliki pemahaman yang sama informasi; serta
mengintegrasikan pandangan, pengetahuan dan pengalaman perempuan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Terutama untuk
memastikan perempuan mendapatkan akses, kontrol dan manfaat yang
sama melalui setiap kebijakan, program dan proyek perubahan iklim.
Terima kasih
[email protected]
Download