MODUL PERKULIAHAN Entrepreneurship and Innovation Management Bisnis Keluarga, Franchise dan Beli Yg Sudah Ada Fakultas Program Studi Pasca MM Tatap Muka 03 Kode MK Disusun Oleh 35007 Cecep Winata Abstract Kompetensi Terdapat tiga kemungkinan berbisnis bagi pemula, yaitu Bisnis Keluarga, Melakukan Franchise atau Membeli Bisnis yang sudah ada. Diharapkan mahasiswa mampu memahami kelebihan dan keterbatasan ketiga macam bentuk usaha tersebut. Pembahasan A. Memulai Bisnis Keluarga Dewasa ini masyarakat kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan income keuangan sangat tinggi, dimana keberadaan uang sangat menunjang keberlanjutan kehidupan dalam keluarga. Di era saat ini, dibutuhkan kreativitas dari masyarakat agar mampu bertahan dalam tekanan kebutuhan sehari-hari yang semakin berat. Keluarga harus mampu memecahkan permasalahan perekonomian keluarga dengan cara yang tidak berdampak masalah dikemudian hari. Banyak tawaran menggiurkan dariberbagai perusahaan keuangan yang pada akhirnya hanya menyebabkan keluarga akan terlilit masalah yang lebih besar. Bahkan praktik kejahatan banyak didasari oleh besarnya kebutuhan akan uang dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan uang dengan cara praktis dan cepat. Usaha-usaha kecil yang berkembang belakangan ini jika diamati memang telah menerapkan manajemen bisnis yang profesional. Ditandai dengan struktur SDM yang mapan, sistem penggajian yang telah jelas, serta sistem manajemen keuangan yang akuntabel. Berbeda halnya dengan bisnis keluarga dimasa lalu, dimana permasalahan selalu muncul tatkala usaha sudah berkembang menjadi besar. Masalah ketidakadilan maupun ketidakjelasan dalam pembagian keuntungan menyebabkan bisnis keluarga menjadi lebih cepat gulung tikar. Kondisi tersebut diperparah dengan rendahnya kemampuan keluarga dalam mengelola pekerjaan yang berimbas pada kesimpangsiuran tanggung jawab pekerjaan. Untuk mencapai kesuksesan, usaha sekecil apapun harus didukung dengan manajemen yang profesional. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik internal khususnya dalam keluarga yang akan berakibat pada keberlangsungan usaha. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas serta sistem pembagian keuntungan yang jelas akan menjamin kelangsungan usaha. 2015 2 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Menentukan Bisnis Keluarga Sebelum merencanakan untuk melakukan kegiatan bisnis berskala keluarga, terlebih dahulu keluarga harus mengidentifikasi bentuk usahanya. Bentuk usaha tersebut antara lain usaha perdagangan, usaha jasa, usaha produksi baik makanan ataupun barang. Bentuk usaha ini harus ditentukan berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh keluarga. Jikapun terpaksa keluarga belum terlalu memahami bentuk usahanya, tapi ada usaha dari anggota keluarga untuk mencari pengetahuan baik secara formal maupun nonformal terkait bidang yang diminati. Kejelasan bentuk usaha akan sangat menentukan arah kegiatan usaha dimasa depan. Segmentasi pasar, posisioning produk, kegiatan promosi, penentuan tempat usaha, serta penentuan harga akan sangat ditentukan oleh bentuk usaha ini. Setelah bentuk usaha diputuskan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis usaha. Jika keluarga menentukan bentuk usaha jasa maka berbagai pilihan jenis usahanya antara lain: jasa bimbingan belajar, jasa salon atau potong rambut, jasa reparasi, jasa perbengkelan, jasa penitipan kendaraan. Usaha perdagangan meliputi: perdagangan produk sembako, material bangunan, ATK, pakaian, mainan anak-anak, sparepart kendaraan bermotor, dan sebagainya. Usaha produksi meliputi: produksi makanan ringan, makanan pokok, oleh-oleh berbasis makanan. Jika produksi barang bisa meliputi: pembuatan alat-alat rumah tangga, alat-alat perkakas kantor, sparepart kendaraan, dan sebagainya. Setelah jenis usaha ditentukan, keluarga harus menentukan layak tidaknya usaha tersebut dilakukan. Kelayakan usaha tidak hanya ditentukan oleh kemungkinan penerimaan pasar terhadap produk yang dihasilkan, tapi juga harus mendasarkan pada SDM dan SDA yang dimiliki oleh keluarga. Jikapun SDM atau SDA tidak bisa terpenuhi dalam keluarga, apakah lingkungan sekitar dapat memenuhinya atau tidak. Penilaian akan kelayakan usaha ini sangat penting untuk keberlanjutan usaha. 2015 3 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setelah jenis usaha yang ditentukan dinilai layak, langkah berikutnya mengumpulkan anggota keluarga untuk mendiskusikan kelanjutan dari keputusan tersebut, apakah akan dilanjutan atau tidak. Jika telah disepakati untuk melanjutkan keputusan tersebut sebagai sebuah usaha, langkah berikutnya adalah mendistribusikan tugas dan kewajiban masingmasing anggota keluarga. Pendistribusian ini sangat penting dan sedapat mungkin disepakati oleh seluruh anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam kegiatan bisnis, agar dikemudian hari tidak terjadi kesalah pahaman dan atau pelemparan tanggung jawab antara anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya. b. Merencanakan Bisnis Keluarga Setelah anggota keluarga sepakat untuk menentukan jenis usaha yang akan dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan perencanaan bisnis. Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan siapa yang menjadi pemimpin bisnis tersebut. Pimpinan adalah orang yang dipercaya oleh seluruh anggota keluarga dan diharapkan mampu membuat keputusan untuk kepentingan bersama. Selain itu pimpinan juga harus memiliki pandangan jangka panjang terkait bisnis yang akan dilakukan. Pandangan ini akan sangat menentukan arah dan tujuan serta pengembangan bisnis di masa depan. Pandangan dari pimpinan kemudian dituangkan dalam visi dan misi bisnis. Mekanisme untuk mengembangkan visi dan misi ini merupakan kewenangan dari pimpinan, akan tetapi alangkah baiknya jika pengembangan visi dan misi inidilakukan dengan cara musyawarah mufakat oleh seluruh anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam bisnis. Jika musyawarah ini dapat dilakukan maka kemungkinan penyimpangan oleh anggota keluarga terhadap visi dan misi usahaakan terhindarkan, karena mereka terlibat langsung dalam pembuatan keputusan. Visi dan misi dalam kegiatan bisnis merupakan cara pandang pemilik usaha melihat prospek bisnisnya dimasa yang akan datang, visi merupakan cita-cita dan harapan pemilik usaha untuk mengembangkan unit usahanya. Dalam mencapai visi 2015 4 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diperlukan misi jangka pendek yang dapat menunjang ketercapaian visi tersebut. Setelah visi dan misi dirumuskan, tahapan berikutnya adalah membuat deskripsi kerja serta tanggung jawab anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis keluarga. Deskripsi kerja dan deskripsi tanggung jawab sangat diperlukan untuk mengarahkan anggota keluarga pada tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dengan tanggung jawab itu yang bersangkutan akan fokus pada kewajibanya. Penuangan deskripsi kerja harus jelas dan rinci, tidak bermakna ganda serta mudah dipahami oleh anggota keluarga yang dituju. Langkah selanjutnya adalah menentukan sumber modal usaha. Dewasa ini sumber modal usaha sangat bervariasi. Lembaga-lembaga keuangan banyak yang menawarkan jasa peminjaman uang dengan berbagai persyaratan yang mudah. Namun sebagai penguasaha awal tidak boleh dengan serta merta memanfaatkan satu sumber modal saja. Jika masih dimungkinkan alternatif lainnya tentu akan lebih baik. Menjual aset atau menggadaikan aset merupakan salah satu alternative yang bisa dicoba untuk mencari modal awal, atau cara lainnya adalah dengan menggandeng investor untuk mau berinvestasi pada usaha yang dikembangkan. Jika usaha yang akan dijalankan memiliki prospek kedepan yang cerah, bukan tidak mungkin banyak investor yang akan menginvestasikan uangnya untuk modal usaha. c. Menilai Kelayakan Usaha Penilaian terhadap kelayakan usaha sangat penting dilakukan terutama pada fase perencanaan usaha. Penilaian kelayakan ini dapat dilakukan melalui analisis perkiraan untung rugi usaha pada periode tertentu, analisis kelayakan pasar, analisis pengembangan masa depan. Analisis keuangan dapat dilakukan dengan memperkirakan jumlah pasar potensial yang dapat dijadikan sebagai konsumendari produk yang dihasilkan. Studi tentang analisis 2015 5 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pasar produk bisa dilakukan dengan melihat perkembangan bisnis serupa ditempat lain melalui studi internet ataupun surat kabar. Analisis kelayakan pasar merupakan perkiraan pasar potensial konsumen. Perkiraan pasar potensial dilakukan melalui pengelompokkan pasar berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, jenis pekerjaan dan lainnya yang kemudian disesuaikan dengan karakteristik produk yang dihasilkan. Produk yang baik adalah produk dengan segmentasi pasar yang jelas, sehingga produsen mampu dengan tepat memperkiraan jumlah pasar potensial produknya. Penentuan harga jual juga sangat ditentukan oleh perkiraan pasar ini. Setelah pasar potensial diketahui kemudian dilakukan analisis lanjutan apakah pasar tersebut cukup layak dimasuki atau tidak. Karakteristik lainnya seperti tingkat ekonomi, pekerjaan, usia dan lainnya cukup mempengaruhi kelayakan pasar ini. Dengan segmentasi pasar yang sama di satu wilayah dengan wilayah lainnya akan berdampak pada keputusan yang berbeda. Analisis selanjutnya adalah perkiraan pengembangan masa depan. Produsen harus memperkirakan berapa lama produk tersebut bertahan tanpa inovasi. Kemudian apakah produk tersebut sangat dimungkinkan untuk dikembangkan atau tidak sehingga konsumen tidak menjadi bosan. Analisis berikutnya adalah menghitung perkiraan titik impas usaha.Titik impas merupakan titik pertemuan antara jumlah modal dengan pendapatan yang dihitung berdasarkan jumlah produk yang terjual. Analisis titik impas dilakukan dengan cara menghitung biaya tetap dibagi dengan harga jual ditambah dengan biasa variabel. Penentuan harga jual dilakukan dengan cara menghitung biaya variabel untuk menghasilkan produk ditambah dengan jumlah keuntungan yang diharapkan dari produk tersebut. Dengan analisis ini produsen dapat memperkirakan pada kapasita produksi berapa perusahaan akan mencapai titik impas. Hasil capai tersebut kemudian diperkirakan dengan jumlah produksi dan atau penjualan perhari sehingga pada akhirnyaakan dapat diperkirakan satuan waktu perkiraan untuk mencapai titik impas tersebut 2015 6 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Mengelola Bisnis Keluarga Faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan usaha adalah mengelola bisnis keluarga menjadi sebuah bisnis profesional. Profesionalisme dalam menjalankan bisnis dalam tataran keluarga memang tidak semudah ketika menjalankan bisnis bersama orang lain. Penilaian subjektif anggota keluarga menjadi salah satu akar masalah ketidak profesionalan dalam pengelolaannya. Langkah awal yang harus dilakukan oleh pemimpin usaha adalah menyelaraskan harapan maupun visi bisnis diantara anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga harus memiliki pandangan yang sama dan cita-cita yang sama terhadap bisnis yang sedang dilakukannya. Salah satu cara agar anggota keluarga yang terlibat dalam aktivitas bisnis, - memahami visi usaha adalah selalu melakukan komunikasi. - Keterbukaan informasi akan meminimalisasi kecurigaan antar anggota keluarga. - Visi yang dibangun akan menjadi percuma ketika sesama anggota keluarga menaruh curiga. Bisnis keluarga bukan tanpa masalah, akan banyak tantangan yang dihadapi oleh keluarga ketika bisnis telah berjalan. Meskipun bisnis merupakan satu-satunya cara bagi keluarga untuk mencukupi kebutuhan ekonmi, akan tetapi keutuhan keluarga harus tetap menjadi prioritas utama. Jangan sampai hanya karena mengejar materi, keutuhan keluarga dikorbankan. Dalam melaksanakan bisnis pengelola harus pandai dalam memisahkan masalah keluarga dan masalah bisnis, sehingga tidak ada campur aduk masalah yang akan menghancurkan usaha itu sendiri. Setelah komunikasi dalam keluarga dapat terjalin dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengembangkan relasi bisnis. Relasi bisnis dengan pihak eksternal sangat diperlukan untuk memperluas pasar. Suatu usaha tanpa adanya peran 2015 7 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pihakeksternal dalam proses pemasaran akan menyebabkan usaha bisnis tidak berkembang yang menyebabkan kelesuan dalam melaksanakan bisnis. e. Budaya Bisnis Keluarga Dari sisi budaya organisasi, semangat keluarga menentukan nilai, norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan. Sementara nilai anggota keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi karyawan dan membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen. Dalam perusahaan keluarga yang berjalan secara berkesinambungan, karyawan memiliki perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya akan menciptakan atmosfir lebih peduli. Juga karena relatif tidak birokratif, akses kepada manajemen senior lebih mudah dan pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih efektif. Budaya perusahaan sebuah perusahaan keluarga memang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga sang pemilik. Sehingga latarbelakang budaya sang pemilik akan sangat menentukan. Tak pelak latar belakang etnik juga sering memberi nafas kepada budaya perusahaan yang diperantarai oleh nilai yang diyakini oleh sang pemilik. Lebih spesifik, penuturan Sid Lowe dalam menggambarkan Overseas Chinese Family Business (OCFB) di Hongkong patut disimak. Mereka melakukan "hibridisasi budaya" antara modernis barat dan tradisionalis timur. A. Memilih Bisnis Franchise Bisnis waralaba yang baik adalah usaha yang dibutuhkan sehari-hari yaitu makanan, minuman, pendidikan, salon, bengkel, bidang ritel. Selain itu, Anang mengatakan ada beberapa daerah yang berpotensi mengembangkan produknya, untuk waralaba seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta cocok dengan makanan dan batiknya, dan untuk Bali dengan produk kerajinan kayu dan pakaian. 2015 8 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsep waralaba yang secara legal dan dalam PP No. 42 tahun 2007 dijabarkan bahwa waralaba harus terbukti benar-benar menguntungkan, selain itu proses aplikasi bisnisnya mudah diterapkan dan diajarkan kepada pengambil pewaralaba dan lain-lain. “Franchise itu sudah pasti business opportunity (BO), tetapi BO belum tentu franchise,” kata Anang. Ia juga mencatat ada dua hal yang penting dalam menentukan waralaba diantaranya masalah keteraturan zona wilayah persebaran unit waralaba di setiap daerah. Apakah pihak pemberi waralaba membatasi para pelaku yang bermain di wilayah tertentu atau tidak. Sehingga tidak terjadi persaingan antar sesama pewaralaba a. Pengertian Franchise Franchise atau dalam Bahasa Indonesia disebut WARALABA adalah Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu (Asosiasi Franchise Indonesia) Bagi pengusaha yang memiliki modal besar, membeli franchise/ waralaba yang harganya mahal bukanlah sebuah masalah. Namun tidak demikian pada calon pengusaha yang memiliki modal terbatas, mereka biasanya akan berpikir berkalikali sebelum memutuskan menjalankan usaha waralaba. Besar biaya untuk menjalankan waralabasangat beragam, murah atau mahal itu menurut saya relative dilihat dari potensi bisnisnya untuk jangka panjang. Harga waralaba biasanya berkisar mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 1 milliar, tapi untuk waralaba lokal ternyata ada juga yang menawarkan harga sekitar Rp 5 jutaan. 2015 9 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Permasalahan umum yang terjadi di Indonesia yaitu masalah posisi, sebagian besar wirausaha hanya berstatus pnerima waralaba dari pada pemberi waralaba. Wirausahawan yang akan memulai usaha waralaba perlu mengetahui dengan teliti aturan-aturan perjanjian kerjasama yang akan dibuat. Beberapa kuntungan membeli waralaba yaitu: daya tarik merk dan mutu produk dan jasa yang baik adanya dukungan dan pelatihan manajemen program iklan berskala nasional mendapat bantuan keuangan kekuatan membeli terpusat dan ada perlindungan teritorial peluang berhasil lebih besar Sedangkan kelemahan membeli waralaba antara lain: adanya iuran waralaba dan pembagian keuntungan sepenuhnya mengikuti operasi standart dan kurang kebebasan batasan dalam pembelian dan lini produk terbatas program pelatihan yang tidak memuaskan Berikut ini adalah beberapa tips untuk memilih bisnis waralaba yang akan dijalankan: 1. Pilih waralaba yang mudah dijalankan Sebaiknya kita tidak memilih waralaba yang dapat menyita waktu dan pikiran kita. Untuk itu, pastikan bahwa waralaba yang akan kita jalankan dapat dikerjakan dengan mudah dan praktis. Pilihlah lokasi yang mudah dijangkau dan lingkungannya juga aman. Ini sangat penting karena kemudahan akses dan juga keamanan lokasi bisnis Anda akan sangat berpengaruh pada jumlah pelanggan yang datang ke tempat Anda. 2. Pilih waralaba yang punya banyak konsumen 2015 10 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Utamakan untuk menjalankan bisnis waralaba yang memiliki konsumen banyak dan bisa menjangkau semua kategori umur. Memilih jenis waralaba yang konsumennya sedikit memiliki resiko kerugian lebih besar. Salah satu contoh jenis waralaba yang banyak konsumennya adalah waralaba makanan dan minuman. 3. Pilih waralaba yang harga produknya terjangkau Selain jenis waralabanya punya banyak konsumen, faktor harga juga sangat menentukan keberhasilan sebuah bisnis waralaba. Jangan memilih waralaba yang mematok harga yang tinggi untuk produknya dan tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat di sekitar bisnis Anda. 4. Pilih waralaba yang memberikan pelayanan yang baik Pelayanan dan juga garansi pada produk adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Oleh karena itu, pilihlah waralaba yang memberikan pelayanan dan juga garansi jaminan mutu pada produknya untuk meningkatkan rasa percaya pelangganAnda, tentunya ini akan sangat membantu dalam pengembangan bisnis waralaba Anda ke arah yang lebih baik. B. Kesempatan Bisnis Yang Sudah Ada Adakalanya wirausaha menjual usaha kepada wirausaha lain karena suatu hal. Wirausaha yang akan melakukan pembelian perlu mempertimbangkan resiko-resikonya dan harus dilakukan dengan hati-hati. Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain: 2015 11 resiko lebih rendah Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lebih mudah dalam memasuki dunia usaha memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar. Tahap logis dan metodologis yang dapat dilakukan pembeli usaha untuk mengurangi risiko kerugian adalah: analisis kemampuan, keterampilan, dan minat buat daftar calon potensial, dan membatasi hanya pada satu perusahaan. Hal tersebut digunakan untuk bahan referensi dalam mengambil segala keputusan yang berhubungan dengan pembelian usaha tersebut. periksa dan teliti calon-calon usaha yang akan dibeli evaluasi keuangan, apakah dana cukup untuuk membeli usaha tersebut pastikan peralihan kepemilikan dengan benar dan sah. Untuk menghindari kerugian yang sangat mahal, seorang wirausaha harus memperhatikan hal-hal kritis dalam analisis pembelian seperti berikut: alasan pemilik menjual sebuah usaha bagaimana kondisi fisik perusahaan potensi produk dan jasa yang dihasilkan aspek legal yang perlu diperhatikan kondisi keuangan masa sebelumnya, kini, dan prospek masa depan. Membeli bisnis yang sudah ada apabila dilakukan dengan pengamatan sampai implementasi pembelian dengan tepat akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti: apabila sebelumnya perusahaan sudah berhasil, maka dimungkinkan ke depan dapat terus berhasil 2015 12 bisnis yang sudah ada mungkin telah berada pada lokasi yang baik Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sudah memiliki karyawan, peralatan, persediaan, pelanggan, dan pemasok pemilik baru dapat langsung menjalankan bisnis pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya. Namun tidak selamanya membeli perusahaan lain mendatangkan keuntungan. Berikut beberapa kelemahan dari membeli usaha: ada kecenderungan nilai perusahaan rendah pemilik lama mungkin sudah menciptakan citra buruk karyawan lama mungkin tidak sesuai dengan perubahan pemilik baru lokasi, fasilitas, persediaan mungkin sudah usang perubahan dan inovasi sulit dijalankan Alasan Memilih Bisnis Yang Sudah Ada a. mengurangi ketidakpastian dan ketidaktahuan apa yang harus dihadapi ketika memulai bisnis dari awal (nol) b. memperoleh bisnis dengan operasi yang terus-menerus dan hubungan yang tidak dapat dipungkiri dengan para konsumen dan pemasok c. memperoleh bisnis yang telah mapan dengan harga murah/ menekan biaya untuk memulai suatu bisnis baru Sebelum membeli suatu bisnis, kita perlu melakukan penilaian terhadap 1. Penilaian berbasis asset 2. Penilaian pasar yang dapat dipertimbangkan 3. Penilaian berdasarkan arus kas 5 cara untuk memulai usaha 1. Memulai usaha dari nol 2015 13 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Memulai usaha dengan mendompleng perkembangan bisnis/ teknologi yang ada 3. Memulai usaha dengan membeli usaha yang sudah bangkrut/ akan mati 4. Memulai usaha dengan cara magang terlebih dahulu 5. Memulai usaha dengan membeli bisnis yang sudah ada dengan format franchising Berdasarkan penjelasan cara merintis usaha baru di atas, kita dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari ketiga cara tersebut ke dalam tabel sebagai berikut: 2015 14 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Almar, Buchori, 2001, kewirausahaan, Bandung, Alfabeta. (online)pada http://wasimin090.wordpress.com/2011/02/03/wirausaha/ tanggal 20 Oktober 2013). (diakses pada (online)padahttp://www.jtanzilco.com/main/index.php/strategies/984perananpentingdalambis niskeluarga (diakses pada tanggal 20 Oktober 2013). (online)pada http://peluangbisniskeluarga.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2013). 2015 15 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id