LANGKAH-LANGKAH MENGATASI DEPRESIASI RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan Senin, 24-08-2015 ditutup melemah menembus angka Rp14.049 per dollar AS, terendah sejak Juli 1998. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan perekonomian dalam negeri. Pemegang kewenangan fiskal maupun moneter harus segera melakukan koordinasi untuk menciptakan exit strategy dari kondisi ini. Kebijakan yang diambil bisa berbentuk antisipasi terhadap pelemahan rupiah terhadap USD lebih dalam maupun kebijakan untuk tetap menggerakan roda perekonomian untuk lebih maju lagi. Sumber: Bank Indonesia diolah Berdasarkan grafik pergerakan kurs tengah rupiah terhadap USD di atas, hanya tiga kali kurs rupiah mengalami penguatan hingga tanggal 24 agustus 2015 ini. Dampak ketidakpastian perekonomian global masih sangat dominan mempengaruhi pelemahan rupiah. Depresiasi semakin dalam sejak tanggal 12 Agustus 2015 akibat dari kebijakan devaluasi yuan oleh Tiongkok. Walaupun sempat menguat di tanggal 21 Agustus 2015, namun kembali terpuruk ke angka Rp3998 per dollar Amerika Serikat. 1Hal ini diakibatkan oleh adanya tectonic shift (perubahan struktural) dalam pasar finansial global. Para pelaku pasar finansial mulai mengalihkan investasinya dari pasar saham ke pasar valas karena dirasa lebih menguntungkan. Dan kondisi ini juga terjadi di Indonesia, sehingga IHSG pada penutupan Senin, 24-08-2015 anjlok hingga lebih dari 4%. Kebijakan antisipasi sudah diluncurkan Bank Indonesia tanggal 21-08-2015 lalu. Terdapat tujuh kebijakan Bank Indonesia, diantaranya2: 1. Melakukan intervensi di pasar valas untuk mengendalikan volatilitas rupiah. 1 2 bbcindonesia.com hukumonline.com Jumat, 21-08-2015 2. Melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dengan tetap memperhatikan dampaknya pada ketersediaan SBN bagi inflow dan likuiditas pasar uang. 3. Memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah, melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT), guna mengalihkan likuiditas ke tenor yang lebih panjang. 4. Menyesuaikan frekuensi lelang foreign exchange(FX) swap dari dua kali sepekan menjadi satu kali sepekan. 5. Mengubah mekanisme lelang term deposit (TD) valas dari variable rate tender menjadi fixed rate tender, menyesuaikan harga (pricing) dan memperpanjang tenor sampai tiga bulan. 6. Menurunkan batas pembelian valas dengan pembuktian dokumen underlying dari yang berlaku saat ini sebesar US$100 ribu menjadi US$25 ribu per nasabah per bulan dan mewajibkan penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 7. Melakukan koordinasi dengan pemerintah dan bank sentral lainnya untuk memperkuat cadangan devisa. Selain tujuh kebijakan di atas, sebaiknya Bank Indonesia sudah melakukan himbauan bagi para eksportir maupun importir untuk melakukan diferensiasi mata uang asing dalam melakukan transaksi internasionalnya. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dollar Amerika Serikat. Sehingga diharapkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dapat lebih stabil nilainya. Mengenai penggunaan rupiah dalam transaksi di wilayah NKRI, saat ini masih belum terasa dampak yang signifikan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini, diantaranya pemberlakuan peraturan kewajiban penggunaan rupiah dalam bertransaksi di wilayah NKRI baru dilaksanakan Juli tahun 2015, padahal UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang telah berlaku sejak tahun 2011. Jika UU tentang Mata Uang dilaksanakan sesuai waktu permberlakuannya, maka kemungkinan besar pasar sudah terbiasa dengan menggunakan rupiah sebagai alat transaksi di dalam negeri. Karena, setiap sebuah kebijakan baru berlaku selalu ada lag time untuk penyesuaian dengan kebiasaan yang telah ada selama ini. Faktor lainnya yaitu masih adanya transaksi dollar Amerika yang tidak kaitannya dengan luar negeri, seperti transaksi di industri migas, listrik, pertambangan, sewa mal, perkantoran, dan biaya konsultan yang mempengaruhi permintaan dollar Amerika Serikat meningkat.3 Kebijakan antisipasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia seharusnya disertai kebijakan yang bersifat fokus pada pergerakan roda perekonomian Indonesia. Kebijakan ini harus jeli melihat peluang yang mampu menjadikan jalan keluar bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan pada APBNP tahun anggaran 2015. Bentuk kebijakan ini diantaranya, pertama, pemerintah harus mampu membentuk opini pasar yang positif akan kesungguhan pemerintah untuk segera merespon kondisi saat ini. Opini pasar ini dapat dibangun dengan menjaga ketenangan perpolitikan Indonesia dan langkah persuasif pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakan yang akan diambil maupun menyaring masukan dari pelaku bisnis. Kedua, harus ada peraturan perundang-undangan yang jelas hingga peraturan pelaksananya agar setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat langsung dieksekusi. 3 www.bbcindonesia.com Ketiga, membenahi manajemen logistik dan impor.4 Terkait manajemen logistik, Menteri Koordinator Kemaritiman telah menyiapkkan tujuh langkah mengatasi dwell time (masa tunggu bongkar muat) di pelabuhan Tanjung Priok. 5Ketujuh langkah tersebut yaitu, pertama memperbanyak jalur hijau bagi barang-barang ekspor impor yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Kedua, meningkatkan biaya denda bagi (pemilik) kontainer yang telah melewati masa simpan di pelabuhan. Ketiga, membangun jalur kereta api sampai ke lokasi loading dan uploading peti kemas. Keempat, meningkatkan sistem teknologi informasi dalam pengelolaan terminal peti kemas. Kelima, menambah kapasitas crane (derek). Keenam, penyederhaan peraturan dan perizinan yang berlaku di pelabuhan. Ketujuh, memberantas mafia yang selama ini bermain di pelabuhan. 6Mengenai manajemen impor, pemerintah sebaiknya harus meningkatkan swasembada pangan dengan pemberian insentif bagi daerah atau petani yang mampu mewujudkannya dan diberikan target minimal dalam 6 bulan mendatang sudah ada panen raya. Keempat, membentuk konsensus politik Presiden, Bank Indonesia, dan DPR untuk melakukan operasi pasar terbuka yang berbeda dengan menfasilitasi dollar Amerika Serikat murah untuk impor pangan dan energi7 yang ditujukan untuk kepentingan rakyat banyak. Hal ini untuk menjaga agar inflasi yang diakibatkan harga pangan yang berbahan baku impor dan dampak dari mahalnya dollar Amerika Serikat untuk membeli energi tidak berdampak pada harga jual dalam negeri. Jika inflasi bisa diturunkan levelnya, maka Bank Indonesia akan menurunkan tingkat suku bunga sehingga akan mendorong perkembangan sektor riil. Kelima, pemerintah harus mengusahakan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan murah serta pemberian insentif bagi sektor yang sudah menggunakan energi alternatif tersebut8. Pemerintah harus fokus menginventarisir potensi energi alternatif yang mampu diproduksi oleh Indonesia secara murah dan mudah pendistribusiannya. Kebijakan terkait kedaulatan energi juga harus mendukung produksi energi alternatif yang berbahan baku dalam negeri. Keenam, pemerintah harus mampu menentukan leading sector yang mampu menjadi produk andalan Indonesia untuk meningkatkan ekspor. Selain leading sector, pemerintah juga harus membentuk growth pole untuk mempermudah koordinasi antar daerah yang satu dengan yang lainnya dalam mengembangkan daerahnya untuk mencapai pertumbuhan yang sudah ditargetkan oleh pemerintah. Growth pole yang dibentuk ini harus disertai target pencapaian tiap periode dan insentif yang akan diterima bagi yang sukses mengembangkan daerah sekitarnya. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki daya beli domestik dengan melalui peningkatkan penyerapan tenaga kerja. Ketujuh, pemerintah harus meningkatkan keberpihakkannya terhadap masyarakat. Hal ini sangat penting dan sejalan dengan sistem perekonomian Indonesia yang telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sistem demokrasi ekonmi. Segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus mengedepankan pemberdayaan masyarakat Indonesia 4 Yanuar Rizky, www.bbcindonesia.com www.kompas.com 6 Yanuar Rizky, www.bbcindonesia.com 7 Yanuar Rizky, www.bbcindonesia.com 8 Yanuar Rizky, www.bbcindonesia.com 5 yang disesuaikan dengan budaya Indonesia sebagaimana yang telah disusun oleh founding father Indonesia. Hal ini penting agar Indonesia mampu bersaing di kancah internasional namun tetap sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia. Bentuk keberpihakan pemerintah ini diantaranya pemerintah mampu memberikan insentif bagi masyarakat yang dapat membangun usaha yang mampu menyerap tenaga kerja, berorientasi ekspor, menggunakan energi alternatif, dan menggunakan bahan baku dalam negeri. Insentif ini dapat berupa kemudahan permodalan, pemasaran, memperoleh informasi untuk pemeberdayaan ketrampilan maupun manajemen usaha, keringanan pajak, dan lain-lain. Dari penjabaran di atas, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memperbaiki koordinasi antar lembaga. Karena dengan koordinasi yang baik mampu menghasilkan kebijakan yang komprehensif yang dapat mendukung Indonesia dalam menghadapi tantangan perekonomian di kemudian hari yang semakin berat. Membangunan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga penting dibangun agar setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah akan mendapat dukungan dari masyarakat. (RP)