Islam dan Politik Amerika Serikat (Pernyataan Calon Presiden Donald Trump terhadap Muslim Amerika) Oleh Muhammad Alaydrus Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang 2016 Sebuah Survey yang dilakukan oleh Pew Research Center tahun 2011 memperkirakan ada 2,75 Juta orang Muslim di Amerika Serikat walaupun para anggota komunitas itu menyebut jumlah 6-12 Juta orang. Pasca penembakan mematikan yang terjadi di California, Presiden Barrack Obama meminta rakyat Amerika Serikat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap warga muslim yang tinggal di Negara tersebut. Sebagaimana kita ketahui bersama, Amerika Serikat tentunya memiliki kepentingan besar terhadap kawasan Timur tengah terutama dalam bidang Ekonomi. Hal ini tentulah apabila kita menganalisa nya, Obama melakukan hal tersebut untuk supaya Negara yang dipimpinnya mampu dengan mulus menjalankan kepentingan-kepentingan nya di Kawasan Timur tengah dengan memiiki hubungan baik dengan muslim di Amerika Serikat. Pernyataan Obama di atas menimbulkan efek yang positif bagi muslim yang tinggal di Amerika Serikat hingga merasa aman dalam menjalani kehidupan sosialnya. Hal ini berbanding sangat terbalik dengan apa yang telah dilontarkan oleh bakal calon Presiden AS dari Partai Republik yang menyerukan untuk menghentikan masuknya imigran beragama Islam. Donald Trump dalam akun Twitter miliknya (@realDonaldTrump) mengatakan “I didn’t Suggest database a reporter did. We must defeat Islamic terrorism & have surveillance, including a watch list, to Protect America”. Apa yang dikatakan oleh Donald Trump tersebut seakan seperti menggerakkan massa untuk melakukan tindak kekerasan dan perbuatan diskriminatif bukannya seperti calon Presiden Negara Amerika Serikat yang menganut prinsip Hak Asasi Manusia yang didengungkan selama ini. Hal tersebut tentunya menimbulkan efek yang negative terhadap warga muslim Amerika Serikat yang tinggal disana dan juga apabila nantinya ia terpilih untuk memimpin Negara Adidaya ini tidak akan menutup kemungkinan akan adanya respon yang negative pula dari Negara-negara Timur tengah maupun Masyarakat Islam seluruh Dunia. Sebagaimana berita yang dilansir dalam situs Kompas Internasional (internasional.kompas.com), telah terjadi aksi pemukulan di sebuah toko di kota New York yang berbau Rasial. Seorang warga Amerika Serikat asal Mesir, Ahmad Shadeed berbicara kepada kantor berita AFP di sebuah masjid. Ia menuduh Donald Trump telah memprovokasi kebencian dan kekerasan. “Saya meminta kepadanya, saya memohon kepadanya. Hentikan semua tuduhan. Lihatlah komunitas Muslim sebagai bagian dari Mozaik Amerika dan kami adalah bagian dari Amerika. Kami tidak akan ke mana-mana.”. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa akan adanya perasaan yang tidak nyaman yang dirasakan oleh warga muslim Amerika Serikat, hal tersebut juga akan memiliki dampak yang sama bagi warga Amerika Serikat yang tinggal dan hidup di Negara-negara Islam. Hal tersebut juga akan menimbulkan jurang pemisah antara Amerika Serikat dan Negara-negara non Islam yang memiliki toleransi terhadap Agama Islam yang ada di Negara mereka. Perlawanan Muslim terhadap Barat terutama Amerika Serikat yang dilakukan khususnya oleh Muslim-muslim yang radikal ataupun ekstrimis akan semakin kuat dan menjadi-jadi. Lucunya lagi, hal tersebut juga tentunya akan menjadikan mereka melakukan tindak kejahatan yang mereka namakan jihad sehingga kaum-kaum ekstrimisme ini hanya membuat War on Terrorism yang pernah dideklarasikan oleh George W. Bush pasca tragedi 9/11 menjadi tidak berguna. Sebagaimana kita ketahui bahwa terrorisme muncul dengan salah satu tujuan nya ialah untuk mendapatkan perhatian dari kaum elit politik dikarenakan apa yang mereka aspirasikan tidak mampu dilaksanakan bahkan didengarkan dengan baik oleh kaum elit politik tersebut. Maka apabila mereka mengaspirasikan pendapat mereka terkait pernyataan Donald Trump justru terjadi setelah ia naik menjadi Pemimpin Amerika Serikat , hal tersebut akan semakin membuat keadaan menjadi Chaos. Sebagaimana dikatakan oleh Samuel Huntington mengenai Clash of Civilization, Huntington mengatakan penyebab terjadinya sebuah gesekan dalam masyarakat yang lebih mendasar dibandingkan perbedaan dalam ideology dan politik adalah perbedaan yang lebih nyata dan mendasar dalam masyarakat. Perbedaan mendasar yang dikatakan oleh Huntington ialah terletak kepada perbedaan mendasar dari kealamiahan manusia seperti contohnya warna kulit, keyakinan dan segala yang berkaitan dengan perilaku sosial mereka yang didukung oleh latar belakang-latar belakang yang berbeda diantara mereka. Perbedaan mendasar dalam pembahasan kali ini ialah berkaitan dengan Agama yang dianut oleh orang-orang yang bekerja ataupun hidup di Amerika Serikat sebagai muslim dengan mereka yang non-muslim.