TENDENSI
SENTRAL
1
PENGANTAR
Dalam
aktivitas pengamatan, penelitian atau
observasi tidak jarang dijumpai data yang
berhasil dihimpun tidak sama atau berbeda
antara satu dengan yang lainnya
Dengan
kata lain distribusi data yang tersusun
ada kemungkinan akan memperlihatkan
karakteristik data yang relatif homogen atau
heterogen.
Salah
satu tugas statistik adalah menentukan
suatu angka di sekitar mana nilai-nilai dalam
distribusi memusat.
PENGANTAR
Dengan
kata lain salah satu tugas statistik
adalah menentukan angka yang menjadi
pusat suatu distribusi.
Angka/
nilai yang menjadi pusat suatu
distribusi selanjutnya disebut tendensi sentral
atau kecenderungan tengah.
Ada
3 jenis pengukuran tendensi sentral yang
sangat penting yaitu; Mean, Median dan
Mode/ modus.
PENGANTAR
Jadi, perilaku data dapat dilihat dari :
1. Ukuran Pemusatan (kecenderungan pusat /
central tendency)
2. Ukuran Sebaran (variabilitas/dispersi/variasi)
3. Pola Distribusi
UKURAN PEMUSATAN
Rerata
Hitung (mean)
Median
Modus (mode)
Ukuran Sebaran
•
•
•
•
•
Simpangan Baku (standar deviasi)
Jangkauan (range)
Simpangan Rata-rata
Kuartil (kuatil bawah, tengah, atas)
Simpangan Kartil
5
Pengertian
Ukuran tendensi sentral atau ukuran gejala
pusat adalah suatu ukuran yang digunakan
untuk mengetahui kumpulan data mengenai
sampel atau populasi - yang disajikan dalam
tabel atau diagram -, yang dapat mewakili
sampel atau populasi.
Bila ukuran tersebut diambil dari sampel disebut
statistik dan jika ukuran itu diambil dari populasi
disebut parameter.
1. Rata-rata (mean)
Mean
diterapkan dengan tujuan untuk
menentukan angka/ nilai rata-rata dan
secara aritmatik ditentukan dengan cara
menjumlah seluruh nilai dibagi banyaknya
individu.
Pengukuran
rata-rata dapat diterapkan
dengan asumsi bahwa data yang
diperoleh dari hasil pengukuran berskala
interval dan rasio.
ada 3 metode penghitungan untuk menentukan mean :
1.
Mean ( X ) =
∑X
n
; Jumlah nilai dibagi banyaknya individu
2. Mean yang ditimbang : menentukan rata-rata jika data ada
frekuensinya
∑ FX
Mean ( X ) =
; Jumlah frek. kali nilai dibagi total frek.
n
3. Menghitung mean pada kasus data bergolong bisa dilakukan
dengan rumus mean terkaan sebagai berikut :
Mean ( X ) = MT +{
∑ fx’
n
}. i
DATA TELAH DISUSUN BERURUTAN (ARRAY)
Berat badan lima orang :
48, 52, 56, 62, 67kg
= 3 ⇒ 56
Berat badan enam orang :
48, 52, 56, 62, 67, 70kg
56 + 62
2
= 59 kg
KETERANGAN
MT
Fx’
n
i
: mean terkaan/ mean kerja, ditentukan titik tengah
dari interval nilai dimana harga mean diterka.
: jumlah deviasi kesalahan akibat terkaan
: jumlah individu/ total frekuensi.
: lebar interval
2. MEDIAN (MDN)
Median adalah nilai yang membagi distribusi
menjadi 2 bagian yang sama yakni 50 persen,
50 persen.
Harga median bisa ditentukan dengan
beberapa formulasi tergantung pada kasus
yang dihadapi.
A). JIKA BERHADAPAN DENGAN DATA TUNGGAL
Median = X ( k + 1 ) atau nilai yang ke k + 1
untuk kasus n ganjil
dimana n = 2 k+1 dan k =
n-1
2
Median = ½ ( X k + X k+1) untuk n genap
n
dimana n = 2 k dan k =
2
Contoh
Berat badan sepuluh orang sbb :
52, 53, 55, 55, 55, 56, 57, 60, 62, 62 kg
= 55 kg (Modus)
B). JIKA BERHADAPAN DENGAN DATA BERGOLONG
½ N – Cfb
Median =
Bb + {
}. i
Fd
Keterangan :
Bb : Batas bawah nyata dari interval kelas yang mengandung
median
Cfb : Frekuensi kumulatif dibawah interval kelas yang
mengandung median
Fd : Frekuensi dalam interval yang mengandung median
i : Lebar kelas/ interval
N : Banyak individu atau jumlah frekuensi
3. MODUS / MODE
Modus didefinisikan sebagai nilai yang paling sering
muncul atau nilai yang memiliki frekuensi paling
banyak.
Satu
hal yang perlu diingat bahwa modus adalah
persoalan nilai bukannya frekuensi. Frekuensi hanya
menunjuk intensitas kemunculan sesuatu nilai.
Pada
data tunggal menentukan mode/modus hanya
dengan memperhatikan nilai yang memiliki frekuensi
terbanyak maka dapat diidentifikasi nilai
modus/mode dari distribusi data.
3. MODUS / MODE
Hal ini agak berbeda jika berhadapan dengan data
bergolong. Apabila data yang dihadapi bergolong
menentukan harga modus ada 2 pendekatan, yakni
pertama, dengan menentukan mid point atau nilai
tengah dari interval kelas yang memiliki frekuensi
terbanyak dan kedua dengan formulasi sebagai berikut:
i
Mo = Xo +
f
–
f
.
2
2 fo – f – f
3. MODUS / MODE
Keterangan :
Mo: harga modus yang dicari
Xo : Titik tengah dari interval kelas yang mengandung
modus
i : Interval / lebar kelas
fo : Frekuensi dalam interval kelas yang
mengandung mode/modus
f : Frekuensi sebelum interval kelas yang
mengandung mode/ modus
f : Frekuensi sesudah interval kelas
3. MODUS / MODE
Dalam suatu distribusi data sangat dimungkinkan
harga atau nilai mode/modus lebih dari satu.
Jika…
Nilai mode/modus hanya satu disebut dengan
unimode,
Dua nilai mode disebut dwi
Lebih dari dua nilai mode/modus dinamakan
multimode
mode, dan
DISTRIBUSI DATA
•
Kedudukan mean, median dan modus
dalam suatu distribusi sangat
tergantung pada bentuk distribusinya.
•
Distribusi ini akan membentuk kurva
simetris atau menceng.
Distribusi simetris belum tentu
berdistribusi normal karena ada
distribusi simetris berdistribusi trapesium
dan dwi-mode
19
Contoh Gambar Distribusi
Hari ke
Jml
Rokok
2
3
4
5
5
9
12
9
5
Rokok
14
frekuensi
1
14
12
12
10
10
8
8
6
6
4
4
2
2
0
0
Rokok
1
5
2
9
3
12
4
9
5
5
0
5
10
Jml Rokok
20
10
10
9
9
8
7
7
9
7
5
5
4
4
3
3
1
7
6
6
2
8
3
2
1
1
0
0
1
2
3
Jumlah Rokok
4
5
0
2
4
6
Jml Rokok
21
22