JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1 Penerapan Silence and Light dalam Rancangan Pusat pengembangan Ilmu Astronomi Izaa Robbiukal khamda, dan Sudradjat, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] Abstrak—Astronomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan tertua yang erat kaitannya dengan pengamatan langit ( alam semesta beserta isinya ). Pada jaman dahulu gerak bintang dan planet hanyalah penuntun bagi manusia untuk bekerja atau mengembara, yaitu menentukan waktu, musim, dan pedoman arah . Pada saat ini, di saat kemajuan teknologi di bidang Astronomi sudah sangat maju bangsa kita hanya memiliki sebuah fasilitas pengembangan ilmu astronomi yang komprehensif, yaitu Observatorium Bosscha. Dengan adanya Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi ini nantinya diharapkan ilmu astronomi lebih berkembang lagi. Disebut pusat karena memang tujuannya adalah mengumpulkan segala jenis kegiatan yang menunjang pengembangan ilmu astronomi ini secara lebih luas lagi, tidak hanya di bidang keilmuan tapi juga dalam penumbuhan minat sejak dini, serta dapat merepresentasikan tema silence and light dalam interior maupun eksterior bangunan. Gambar 1 Citra Udara Lokasi Tapak (sumber: google earth) Kata Kunci—Ilmu Astronomi, silence and light. I. PENDAHULUAN Astronomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan tertua yang erat kaitannya dengan pengamatan langit ( alam semesta beserta isinya ). Pada jaman dahulu gerak bintang dan planet hanyalah penuntun bagi manusia untuk bekerja atau mengembara, yaitu menentukan waktu, musim, dan pedoman arah. Pada saat ini, di saat kemajuan teknologi di bidang Astronomi sudah sangat maju bangsa kita hanya memiliki sebuah fasilitas pengembangan ilmu astronomi yang komprehensif, yaitu Observatorium Bosscha. Sebenarnya sudah ada beberapa fasilitas yang juga menyediakan fasilitas bagi pengembangan ilmu astronomi seperti Planetarium Jakarta, Planetarium Surabaya, dan Planetarium Tenggarong, namun dari ketiganya belum ada yang se-komprehensif Observatorium Bosscha. Dengan adanya Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi di ini nantinya diharapkan ilmu astronomi lebih berkembang lagi Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengusulkan sebuah bangunan yang dapat mewadai fasilitas yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang tujuannya adalah mengembangkan ilmu astronomi, disebut pusat Gambar 2 Lingkungan Pusat Pengembangan Ilmu astronomi (sumber: karya pribadi) S Gambar 3 Tampak Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi (sumber: karya pribadi) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 karena memang tujuannya adalah mengumpulkan segala jenis kegiatan yang menunjang pengembangan ilmu astronomi ini secara lebih luas lagi, tidak hanya di bidang keilmuan tapi juga di bidang hiburan (gambar 3). Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi berada di daerah sekitar telaga sarangan, (gambar 2), Lahan ini dipilih karena bebas dari polusi cahaya, serta memenuhi syarat sebagai tempat observasi. Lahan juga memungkinkan jika nanti ada perluasan pembangunan (gambar 1). Eksplorasi dan Proses Rancang Tema yang dipilih adalah Silence and Light. Astronomi merupakan sesuatu yang misterius. Terlebih lagi ketika membicarakan awal mula terbentuknya Jagad Raya. Matahari, Bulan, Planet, Galaksi merupakan bagian kecil dari jagad raya yang luas serta gelap. Di jagad raya semua itu merupakan titik-titik kecil yang berpendar di kegelapan. Kesan sunyi, misterius sangat jelas tertangkap ketika kita mengamati langit pada malam hari. Hal tersebut yang coba diterjemahkan dalam tema Silence and Light. Silence and Light bisa diartikan sebagai sesuatu yang berarti kesenyapan serta pencerahan. Jika dikaitkan dengan obyek rancangan dan berhubungan dengan ilmu astronomi maka bisa diartikan sama dengan ketika kita memandang langit pada malam hari maka yang terlihat hanya kegelapan serta kesan kesenyapan, namun ketika kita mempelajari gejala-gejala alam yang ada pada gelapnya malam maka kita akan mengetahui bahwa gejala-gejala alam yang timbul itu dapat memberikan informasi mengenai petunjuk arah, perubahan musim, serta banyak lagi, yang berarti sebuah pencerahan, sebuah ilmu pengetahuan. 2 Gambar 4 Deret warna monochrome (sumber: google) Gambar 5 Suasana sekitar obyek ramcang (sumber: karya pribadi) A. Silence and Light dalam Warna Silence jika diartikan adalah senyap. Karena senyap merupakan konteks audio, maka perlu dicari padanannya dalam konteks visual. Dalam hal ini padanan yang kira-kira tepat adalah monochrome. Dalam monokromatik sendiri terdapat deret warna mulai dari terang sampai gelap (gambar 4). Untuk menggambarkan suasana silence berarti dipilih deret warna yang cenderung ke arah deret warna gelap (gambar 5). B. Silence and Light dalam Bentuk Sama halnya seperti pada warna, silence pada bentuk juga mengarah pada bentuk-bentuk geometris yang senada, jika menggunakan jenis geometri yang lebih dari satu, maka jenisnya pun hanya akan diulang (gambar 6). C. Silence and Light dalam Suasana Silence ketika diterjemahkan ke dalam suasana dapat diambil kedua aspeknya, yaitu aspek audio serta visualnya sehinngga kesan pembentukan suasana dapat tercipta dengan kuat. Pemilihan warna dengan menggunakan deret warna yang mendekati gelap serta meminimalisir sumber kebisingan dapat menciptakan suasana yang senyap (gambar 7). Light disini dapat diartikan sebagai cahaya dan sebagai pencerahan, keduanya dapat digunakan sebagai pembentuk suasana. Gambar 6 Tatanan Massa (sumber: karya pribadi) Gambar 7 Suasana obyek rancang (sumber: karya pribadi) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 3 Sebagai cahaya ketika cahaya itu ditampilkan sebagai sesuatu yang kehadirannya benar-benar dapat dirasakan, seperti ketika kita dalam ruangan yang gelap kemudian ada seberkas sinar yang masuk. Ini sama halnya dengan sebuah bintang yang berpendar di tengah kegelapan malam, walaupun hanya setitik kecil namun keberadaannya bisa dirasakan. Sebagai pencerahan ketika light ditampilkan sebagai penggambaran dari ilmu pengetahuan (gambar 8). II. HASIL PERANCANGAN A. Aspek Gubahan Massa dan Ruang Luar Konsep penataan massa mengikuti definisi dari obyek rancang yang mendefinisikan kata Pengembangan menjadi berkembang secara kualitas dan kuantitas. Sehingga zoning site dibagi menjadi 2 untuk fasilitas penelitian dan fasilitas planetarium. (gambar 9). Konsep bentukan massa diperoleh dari konsep sistem tata surya dimana ada 1 pusat orientasi yang kemudian dibagi menjadi beberapa fungsi ruangan,seperti matahari yang dikelilingi planet-planet . Gambar8 Interior Laboratorium (sumber: karya pribadi) B. Aspek Bentuk Konsep Bentuk mengacu pada karakteristik tema yang telah dijelaskan sebelumnya,yaitu mengacu pada bentukan yang sederhana, tidak dinamis, bentuk geometri yang senada dan diulang. Konsep facade juga sesuai dengan tema yaitu dengan menghadirkan pencahayaan alami sesuai dengan kebutuhan ruang.(gambar 10). C. Aspek Utilitas Penghawaan pada objek rancang menggunakan sistem AC multi split. Pada ruang perpustakaan serta ruang penyimpanan data-data hasil penelitian diberikan penghawaan buatan dengan tujuan agar koleksi terjaga keawetannya. Atmosfer ruang harus bebas dari debu dan asam. Suhu dan kelembaban ruangan harus dikontrol. Pergantian udara sekurang-kurangnya 3kali/jam.Menggunakan sistem pendingin Chilled Water System yang kemudian didistribusikan keseluruh ruangan. Semua ruangan harus mendapatkan cahaya alami secara langsung, cahaya alami yang dimaksud disini adalah terang langit. Cahaya buatan lebih ditekankan pada malam hari yang tujuannya adalah memberi pleasure. Cahaya buatan digunakan pada siang hari jika cahaya alami tidak mampu menerangi ruangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pendistribusian air bersih pada bangunan ini dari PDAM Menuju 2 titik tandon air , kemudian didistribusikan ke bangunan- bangunan disekitarnya. Sedangkan pendistribusian air hujan langsung menuju saluran kota, untuk air kotor melalui saluran pembuangan menuju septic tanc yang berada dtiap – tiap masa bangunan (gambar 12) Gambar 10 Zoning Site (sumber: karya pribadi) Gambar 11 Tatanan Bentuk (sumber: karya pribadi) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 4 D. Aspek Struktur Sistem struktur pada bangunan Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi adalah rigid frame kolom dan balok konvensional menggunakan pola grid. Untuk konstruksi atap menggunakan sistem konstruksi space truss lengkung, sedangkan bahan penutup atap menggunakan bahan metal zincalum.(gambar 13). Detail Struktur Terdapat detail arsitektural disepanjang selasar (gambar 14). III. KESIMPULAN/RINGKASAN Perancangan Pusat Pengembangan Ilmu Astronomi dengan tema “Silence and Light”, memiliki kekhususan dan issue image dalam tampilan desain yang memiliki misi yaitu menciptakan sebuah bangunan yang dapat mewadai fasilitas yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang tujuannya adalah mengembangkan ilmu astronomi, disebut pusat karena memang tujuannya adalah mengumpulkan segala jenis kegiatan yang menunjang pengembangan ilmu astronomi ini secara lebih luas lagi, tidak hanya di bidang keilmuan tapi juga di bidang hiburan. Gambar 12 Diagram Utilitas (sumber: karya pribadi) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis I. R menyampaikan terima kasih kepada segenap keluarga penulis; Ir. Sudradjat, MBA.MM Selaku dosen pembimbing; Ir. M. Salatoen P., MT. selaku dosen koordinator mata kuliah Tugas Akhir, dan segenap teman satu angkatan penulis; segenap dosen dan karyawan Jurusan Arsitektur ITS. Penulis menyampaikan terima kasih atas semua doa, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses pengerjaan Tugas Akhir dan penyelesaian jurnal ilmiah ini. Gambar 13 Sistem Struktur (sumber: karya pribadi) DAFTAR PUSTAKA Jencks, Charles and Karl Kropf. 1997. Theories and Manifestoes of Contemporary Architecture. New York: Wiley Academy [2] Wiggins, Glenn E. 1997. Louis I. Kahn, The Library at Phillips Exeter Academy. New York: Van Nostrand Reinhold [3] http://www.griffithobservatory.org [4] www.googleearth.com [1] Gambar 14 Detail Struktur (sumber: karya pribadi)