Penulis : Hizbullah Abdul Aziz Jabbar Copyright © 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat 16511 Telp. 021-9321 1780 Email : [email protected] ; [email protected] Dilarang Keras Mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagaian atau seluruh isi buku ini serta memperjual belikannya tanpa izin tertulis dari pelatihan-osn.com Daftar Isi Daftar isi Bab 1. Pendahuluan 1.1. Pengenalan astronomi dan OSN astronomi 1.2. Bagaimana modul ini disusun 1 1 Bab 2. Dasar Dasar Astronomi 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. Sudut dan sudut ruang Parallaks Trigonometri Diameter sudut dan jarak sudut Hari sideris dan hari matahari Periode sideris dan periode sinodis Macam – macam posisi planet relatif terhadap bumi Ellips Latihan soal 3 4 5 7 8 9 10 12 Bab 3. Fotometri 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. Radiasi benda hitam Sistem magnitudo Absorpsi Bonus : variable Cepheid Latihan soal 21 26 32 35 36 Bab 4. Spektroskopi 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. Penjelasan fisis mengenai spectrum Jenis – jenis spektrum bintang Gerak bintang Latihan soal 50 55 58 62 Bab 5. Sistem Koordinat dalam Astronomi 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. Sekilas tentang astronomi bola Sistem koordinat dalam astronomi Transformasi Koordinat Contoh aplikasi Latihan soal 77 78 84 85 88 Bab 6. Mekanika Benda Langit 6.1. Hukum Keppler 97 6.2. Hukum gravitasi Newton 6.3. Gaya pasang surut 6.4. Latihan 99 104 106 Referensi 111 Daftar Sumber Gambar 112 1. Pendahuluan 1.1. Pengenalan Astronomi dan OSN Astronomi Secara bahasa, “Astronomi” berarti “menamai bintang”. Selain Astronomi, mungkin kita juga pernah mendengar istilah “Astrologi”, yang secara bahasa bermakna “ilmu yang mempelajari bintang”. Namun dalam perkembangannya, justru Astronomi akhirnya menjadi ilmu (scienceyang mempelajari bintang – bintang dan pada akhirnya benda langit lainnya). Astrologi malah menjadi pseudo science yang meyakini bahwa benda – benda langit memiliki pengaruh dalam kehidupan kita secara mistis. Sedangkan secara istilah, Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dari skala mikro hingga makro dengan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti Fisika dan Kimia. Astronomi berkembang karena rasa ingin tahu yang besar dari manusia. Sejak dahulu, kerlip cahaya di malam hari yang sedemikian banyaknya membuat manusia terkagum – kagum. Sejak itumuncul banyak pertanyaan, mulai dari yang sederhana (misalnya mengapa bintang terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat) hingga yang cukup rumit (misalnya bagaimana bintang terbentuk). Nah, astronomi sebagai sebuah disiplin ilmu, mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut secara ilmiah. Astronomi pertama kali dimasukkan menjadi bagian dari OSN (Olimpiade Sains Nasional) pada tahun 2005. Sejak saat itu, Astronomi terus menjadi bagian dari hajatan besar tahunan ini. Para peraih medali OSN Astronomi selanjutnya akan diseleksi untuk mewakili Indonesia di ajang internasional, yaitu IAO (International Astronomy Olympia dan IOAA (International Olympiad on Astronomy and Astrophysics). 1.2. Bagaimana Modul Ini Disusun Dalam Astronomi, informasi yang kita terima hanya berupa pancaran / radiasi dari benda – benda yang jauh seperti bintang, galaksi, dan sebagainya. Jadi jelasberbeda dengan bidang ilmu lain (seperti fisika dan kimia)dimana kita bisa melakukan percobaan di laboratorium, dalam Astronomi kita hanya bisa melakukan observasi terhadap radiasi yang kita terima dari objek – objek astronomi. Ada tiga hal terkait pancaran yang ingin kita observasi: 3.1.2. Hukum Wien Kalau kita perhatikan lagi kurva Planck di atas, ternyata benda hitam tidak memancarkan radiasi dengan intensitas yang sama pada semua panjang gelombang. Pada suatu panjang gelombang yang disebut ππππ₯ , benda hitam akan memancarkan radiasi dengan intensitas paling tinggi. Kalau kita amati lebih teliti lagi, maka akan terlihat bahwa benda hitam yang lebih panas akan memiliki ππππ₯ yang lebih kecil. Dengan kata lain, ππππ₯ dan suhu berbanding terbalik. Hukum ini disebut Hukum Wien, yang sebetulnya dapat kita peroleh dari hukum Planck di atas (coba buktikan!). Hukum Wien dapat dituliskan sebagai berikut. ππππ₯ = 2,898x10−3 T Dimana T dalam Kelvindan ππππ₯ dalam meter. Berikut ini contoh soalnya (Dawanas, 2006): Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak spektrum bintang A dan bintang B masing-masing berada pada panjang gelombang 0,35 οm dan 0,56 οm. Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan seberapa besar perbedaan temperaturnya. Jawab: ο¬max π΄ = 0,35οm, ο¬max π΅ = 0,56 οπ, artinyaο¬max π΄ > ο¬max π΅ . Jadi menurut hukum Wien, bintang A lebih panas dari bintang B. Perbandingan temperaturnya, 2,898x10−3 ππ΄ ο¬max π΅ 0,56 ο¬max π΄ = = = = 1,6 −3 ππ΅ 2,898x10 ο¬max π΄ 0,35 ο¬max π΅