Pulmonary Diseases Dr Frizar Irmansyah SpOG(K) Masalah • Ibu hamil cenderung bernafas pendek • Proses inflamasi pada paru akan menambah kesukaran pernafasan • Asma bronkial menyebabkan komplikasi pada 3-4% kehamilan Perubahan akibat kehamilan • Rahim >>> menyebabkan diafragma keatas -> hiperfentilasi • Hormonal tu porgesteron menyebabkan otot-otot pernafasan kendor -> hiperfentilasi • Imunologik sistem pernafasan menurun • Kapasitas vital meningkat 100-200 ml • Kapasitas inspirasi meningkan 300 ml • Volume cadangan expirasi menurun dari1300 ke 1200 • Volume sisa menurun dari 1500 ke 1200 • Kapasitas sisa fungsional menurun sekitar 500 cc • Tidal volum meningkat dari 500 ke 700 • Minute ventilasi meningkan 40 % dari 7,5 ke 10,5 L /m Pnemonia • Penyebab kematian non obstetrik yg terbesar setelah jantung • Etiologi : virus, bakteri, jamur, zat kimia • Pnemonia menyebabkan kapasitas ventilasi menurun menyebabkan hipoksemia dan asidosis yg berdampak pada bayi parus prematur • Setiap wanita hamil dengan kecurigaan pnemonia harus dilakukan torax foto AP dan lateral Bacterial pnemonia Terjadi karena inhalasi atau aspirasi sekret nasofaring • Merokok dan bronkitis kronik mempermudah terjadinya pnemonia • 2/3 pnemonia adalah bakterial • Streptococus pnemonie adalah penyebab terbanyak yaitu 2/3 kasus. S pnemonie adalah flora normal saluran nafas. Penyebab lainnya adalah mycoplasma pnemonie dan influenza A. Diagnosis dan management • Gejala klinik : batuk,demam,sesak,nyeri dada,malaise • Laboratorium : lekositosis,pewarnaan gram u/ mendeteksi kuman • Thorax foto penting u/ diagnosis namun tidak dapat memprediksi kausanya. • Pasien hamil dengan pnemonie sebaiknya dirawat. d/ dan manajemen • Eritromisin 500-1000 mg /6 jam iv. • Jika kumannya hemofilus pnemonie atau stafilokokus berikan sefotaxim,atau cefuroxim. • Pleural efusi terjadi pada 20% kasus • Vaksin pnemokokus dapat diberikan pada keadaan immunocompromise dan dapat proteksi 60-70% • Dengan tatalaksana yg baik komplikasi terhadap janin dapat dicegah Viral pnemonia • Pnemonia adalah komplikasi tersering dari influenza dan sering dalam bentuk yg berat ditandai dengan produksi sputum sedikit, adanya infiltrat pada rontgen. • Infeksi sekunder dari pnemonia sering disebabkan streptokokus atau stafilokokus • Keadaan yg membutuhkan imunisasi influensa adalah diabetes atau penyakit jantung • Secara klinis sulit membedakan viral dan bakterial pnemonia, pemeriksaan swab tenggorok utk serologi dan kultur dapat mengisolasi virus penyebab Viral pnemonia • Umumnya secara simptomatis, amantadin dapat menurunkan keparahan penyakit. • Varicella pnemonia, dapat menyebabkan 35% kematian ibu hamil dibandingkan 10% diluar kehamilan. • 10% dari chickenpox dapat berkembang menjadi pnemonia • Pengobatan dengan acyclovir intravena. Dengan dosis 5-15 mg/kg iv/8jam • Aspirasi pnemonia,terjadi saat pengobatan eklampsi dengan barbiturat, morfin atau diazepam dan saat tindakananestesi Fungal pnemonia • Jamur yang dapat menyebabkan pnemonia selama kehamilan histoplasmosis, coccidioidomycosis dan blastomikosis, spora berasal dari tanah dan sering menyebabkan pnemonia. • Infeksi biasanya ringan dan self limited yang ditandai dengan batuk dan demam • Pengobatan dengan amfoterin B atau ketokonazol intravena Astma Bronkial • Efek kehamilan terhadap astma tidak dapat diprediks.1/3 kasus dapat menjadi buruk selama kehamilan. • Wanita hamil yang sejak awal kehamilan astmanya sudah berat lebih sering terjadi perburukan dari astmanya. • Efek astma terhadap kehamilan, dapat terjadi abortus, partus prematurus,BBLR, dan neonatal hipoksia. • Cerebral palsy dan kematian bayi 2x lebih besar Manejemen astma • Serangan akut, β adrenergik agonis seperti adrenalin,epinefrin,isoproterenol, terbutalin adalah fisrt line terapi. • Kortikostreoid dapar diberikan bersama β agonis • Pada astma kronik, teofilin, aminofilin atau cromolin sodium dapat diberikan • Saat melahirkan hindari pemakaian prostaglandin dan anestesi umum karena dapat memicu bronkospasme Tuberkulosis • 1. 2. 3. 4. 5. 6. High risk group tbc skrining : Pasien dengan hiv Kontak erat dengan tbc Pulang dari negara dengan endemi tbc Narkoba Penghuni panti jompo, rehabilitasi Sosek rendah Tuberkulosis • Tbc aktif harus diterapi dengan 2 oat • Inh 5mg/kg sampai 300 mg/hr bersama pemberian piridoxin 50 mg/hr selama 9 bulan • Rifampisin 10 mg/hr selama 9 bulan • Obat lainnya etambutol 15-25 mg/kg/hr • Semua obat diatas aman dikonsumsi selama kehamilan Tuberkulosis • Pirazinamid harus dengan pengawasan ( kategori C ) • Streptomisin tidak boleh diberikan selama kehamilan karena dapat menyebabkan tuli saraf. • Neonatal tuberkulosis, jarang namun fatal. Penularan melalui hematogen dari ibu, aspirasi saat melahirkan • Infeksi dari ibu dapat dihindari jika 2 minggu sebelum melahirkan ibu telah mendapat oat atau kultur negatif • 50% bayi akan terkena infeksi pada tahun pertama pada ibu yang tidak diobati • Pencegahan dengan inh selama 3 bulan dengan atau tanpa vaksinasi BCG