ARTIKEL PENGELOLAAN KETIDAKPATUHAN TERAPI PENGOBATAN PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA Tn. S DENGAN TBC DI DUSUN GROGOL DESA TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Oleh: HANDIKA DODDY SUSWANA 0131714 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN KETIDAKPATUHAN TERAPI PENGOBATAN PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA Tn. S DENGAN TBC DI DUSUN GROGOL DESA TRUKO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Handika Doddy S1, Ahmad Kholid2, Wulansari3 123 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo [email protected] ABSTRAK Ketidakpatuhan adalah suatu Keadaan ketika seseorang individu atau kelompok berkeinginan untuk mematuhi, tetapi ada factor yang menghalangi ketaatan terhadap nasihat yang berkaitan dengan kesehatan yang diberikan oleh professional. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pengelolaan ketidakpatuhan terapi pengobatan dengan TBC pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S di Dusun Grogol, Desa Truko, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, ketidakpatuhan ini berhubungan dengan 5 tugas keperawatan keluarga di mana salah satunya adalah menegenal masalah kesehatan. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa pemberian pendidikan kesehatan tentang akibat dari putus obat dan pentingnya dukungan keluarga dalam pengobatan yang bertujuan agar keluarga dapat menegenal masalah yang terjadi pada pasien TBC. Pengelolaan ketidakpatuhan dilakukan selama 3 hari pada Tn. S tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemerikaan fisik dan observasi. Hasil pengelolaan didapatkan Ketidakpatuhan teratasi dengan respon keluarga mampu menjelaskan kembali tentang akibat dari putus obat dan keluarga mengatakan siap dalam memberikan dukungan pengobatan. Saran bagi tenaga kesehatan yang ada di daerah sebaiknya lebih intensif melakukan kunjungan kemasyarakat dan banyak memberi penyuluhan kesehatan. Kata Kunci Kepustakaan : Ketidakpatuhan Terapi Pengobatan : 19 (2006-2016) Latar Belakang Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menciptakan budaya dan keharmonisan di dalam keluarga (Depkes RI, 2010 dalam Widyanto, 2014:118). Keluarga menurut Widyanto (2008: 12) memiliki beberapa tugas keluarga. Tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu salah satunya adalah merawat anggota keluarga yang sakit. Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Penyakit-penyakit yang dapat di cegah kekambuhannya karena kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit sangatlah banyak. Penyakit itu biasanya pada system pernafasan. Yang menjadi perhatian saat ini adalah penyakit pernafasan khususnya TBC. Menurut Cris Tanto (2014: 180) Tubercolusis (TB) adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tubecolusis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Prevalensi TBC di Indonesia merupakan 10 besar penyebab kesakitan 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo dan kematian, diperkirakan 2-5% penduduk Indonesia menderita TBC. Prevalensi penyakit TBC di Indonesia meningkat dari 5,2% tahun 2009 menjadi 6,4% tahun 2010 (Depkes, RI 2013). Berdasarakan data Riskesdas (2013) prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB paru tahun 2013 adalah 0,4%, dengan 5 provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat (0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarata (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%), dan Papua Barat (0,4%). Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan data di atas angka kejadian penyakit TBC sangat tinggi. Fenomena ini perlu adanya kewaspadaan pada masyarakat terhadap pencegahan dan perawatan pada penyakit TBC untuk menekan kejadian penyakit TBC. Penyakit ini perlu adanya penanganan rehabilitasi dengan terapi pengobatan selama waktu yang sudah ditentukan. Dalam masa rehabilitasi penderita tidak diperbolehkan putus atau berhenti pengobatan sampai selesai pada waktu yang sudah ditentukan. Karena hal ini dapat menghambat proses penyembuhan penderita, sehingga penderita akan mengalami penyakit yang semakin parah dan akan menimbulkan penyakit yang lainnya. Selain itu, kuman tersebut akan semakin resisten terhadap obat jika akan diteruskan pengobatan kembali setelah pemberhentian dalam waktu tertentu. Pada masa rehabilitasi penderita memerlukan dukungan dari keluarga untuk ikut melakukan perawatan. Dimana peran keluarga dibutuhan sabagai pengawas minum obat, sehingga penderita dapat menyelesaikan pengobatan sampai tuntas. Melihat masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus TBC di desa Truko karena banyak penderita TBC di desa Truko yang sering mangalami drop out pengobatan karena ketidaktahuan mengenai akibat dari drop out pengobatan TBC dan resiko penularan pada anggota keluarga yang sangat tinggi. pengobatan. Pengelolaan ketidakpatuhan terapi pengobatan dilakukan selama 2 hari pada keluarga Tn.S khususnya pada Tn.S. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang HASIL PENGELOLAAN Hasil pengelolaan pada keluarga Tn.S mampu menggambarkan pengelolaan ketidakpatuhan terapi pengobatan dengan TBC dan keluarga mampu mengenal penyakit Ny.M dengan tepat. PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil pengkajian penulis menetapkan diagnosa adalah ketidakpatuhan terapi pengobatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sebagai prioritas utama. Alasan penulis memprioritaskan diagnosa ini menjadi diagnosa yang pertama, karena seseorang yang menderita TBC hanya dapat disembuhkan melalui pengobatan yang teratur. Selain itu ketidakpatuhan pengobatan pada penderita TBC dapat mengakibatkan kuman menjadi resisten terhadap obat, dan akan menambah lama proses penyembuhan sehingga resiko penularan semakin bertambah besar. Intervensi keperawatan yang telah disusun pada hari selasa 05 April 2016 yaitu kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat dari putus obat dan hambatan dalam melakukan pengobatan dan berikan pendidikan kesehatan kepada Tn.S dan keluarga tentang akibat dari bahaya putus obat dan pentingnya dukungan. Pendidikan kesehatan adalah salah satu kegiatan yang ditujukan dalam rangka promosi kesehtan (health promotion). Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan penyampaian pesan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan kesehatan sehingga nantinya berpengaruh terhadap sikap dan perubahan prilaku kesehatannya (Koman Ayu, 2010). Penulis melakukan implementasi untuk mengatasi masalah di atas pada hari selasa 05 April 2016 pada jam 19.00 WIB METODE PENGELOLAAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam ketidakpatuhan terapi 2 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo yaitu dengan mengkaji penegtahuan keluarga tentang akibat dari putus pengobatan dan kemampuan keluarga dalam meberikan dukungan pengobatan, untuk mengenali seberapa jauh pengetahuan keluarga Tn. S tentang akibat dari putus obat dan cara mendukung pengobatan. Selanjutnya, penulis menjelaskan pendidikan kesehatan, dengan tujuan agar keluarga Tn. S mengetahui akibat dari putus obat dan akhirnya Tn.S meneruskan pengobatan. Selanjutnya pada hari Rabu 06 April 2016 penulis melakukan implementasi yaitu pada jam 11.00 WIB menjelaskan tentang bahaya putus obat yang dapat menyebabkan terjadinya MDRTB (Multiple Drug Resisten) dan menekankan pada keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada Tn.S untuk melanjutkan pengobatan. Corwin, Elizabet. (2009). Buku Saku Patofisiologi .(Terj. Nike Budhi Subekti) Jakarta: EGC. Cristanto. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI. Djojodibroto, Darmanto. (2014). Respirologi (Respiratory Medicine) . Jakarta: EGC Huda, Amin Nurarif dan Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda NIC NOC Jilid 3. Mediaction: Jogjakarta Icksan, Azizah G dan Peny Luhur. (2008). Radiologi Toraks Teberculosis Paru. Jakarta: Sagung Seto Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberculosis. Jakarta Mubarak, Wahid Iqbal. (2007). Promosi Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Najmah. (2016). Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: TIM Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Padila.(2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika. Rusnoto.(2009). Tuberkulosis Parudan Asuhan Keperawatannya. Kudus: MASEIFA Jendela Ilmu Kudus. Setiadi. (2008). Konsepdan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarata: EGC Somantri, Irman. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarata: Salemba Medika Wahid, Abdul dan Imam Suprapto. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: TIM Widyanto, Faisalado Candra. (2014).Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar keperawatan Pediatrik. Edisi 6.Volume 2. Jakarta: EGC. KESIMPULAN Pada tahap evaluasi didapatkan hasil bahwa keluarga Tn. S mengatakan sudah mengetahui akibat dari putus obat dan akan berusaha memotivasi Tn.S untuk melanjutkan pengobatan. Dari hasil evaluasi masalah teratasi dengan tolak ukur Tn.S dan keluarga mampu menejelaskan kembali akibat dari putus obat dan keluarga akan memeberikan dukungan untuk memeriksakan kondisi Tn.S serta melanjutkan pengobatan sampai tuntas. SARAN Penulis menyarankan agar keluarga lebih mampu mengenal masalah dan dapat menjadi pengawas minum obat. Selain itu keluarga juga diharapkan mampu menggunakan asuransi kesehatan seperti BPJS atau ASKES. DAFTAR PUSTAKA Achjar, Komang Ayu Henny. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi: 10. Jakarta: EGC. 3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo