LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write EFEKTIFITAS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA Ery Nur Aida(1), Muji Sri Prastiwi 2), Tutut Nurita (3) (1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, [email protected] (2) Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, [email protected] (3) Dosen Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatif tipe think-talk-write terhadap keterampilan komunikasi siswa. Scientific approach terdiri dari lima langkah, yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Model kooperatif tipe think-talk-write adalah model pembelajaran yang dibangun melalui kegiatan berpikir, berbagi ide, kemudian menulis. Efektif artinya terdapat berpengaruh dan dapat dilihat dari kegunaanya. Keefektifan dilihat dari hasil keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi yang dimaksud adalah keterampilan komunikasi bertanya dan mengemukakan pendapat. Jenis penelitian ini adalah pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4-D (four-D models) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap pendefinisian, tahap perencanaan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran. Namun, penelitian ini hanya terbatas pada tahap pengembangan. Tahap ujicoba diujikan pada siswa kelas VIII-A SMPN 1 Turi berjumlah 24 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian gagasan siswa. Hasil dari penelitian ini adalah LKS berbasis scientific approach dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dinyatakan efektif sebab keterampilan komunikasi bertanya dan mengemukakan pendapat siswa mendapatkan kriteria baik . Kata Kunci: keefektifan, keterampilan komunikasi, kooperatif think-talk-write, LKS, scientific approach. Abstract This study aimed to describe the effectiveness of LKS-based scientific approach to the type of cooperative models think-talk-write of the communication skills of the students. Scientific approach consists of five steps: observe, ask, try, reason, and communicate. Model cooperative think-talk-write is learning model that was built through the activity of thinking, sharing ideas, then write. Effective means are influential and can be seen from the role. Effectiveness seen from the results of students' communication skills. Skills such communication is communication skills to ask and to express opinions. This type of research is the development which refers to the model of development of the 4-D (four-D models), which consists of 4 stages: the stage of defining, planning, stage of development, and deployment phases. However, this study is limited to the development phase. Trial phase tested at class VIII SMPN 1 Turi-A consists of 24 students. The instruments that used are the idea of student assessment sheets. Results from this study are based LKS scientific approach to cooperative learning model think-talk-write because effective communication skills to ask and to express opinion’s students get good criteria. Keywords: effectiveness, communication skills, cooperative think-talk-write, LKS, scientific approach 1 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write (Permendikbud No 103 Tahun 2014). Pendekatan saintifik dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap ilmiah serta berkomunikasi siswa dalam belajar. Kegiatan pembelajaran yang membantu siswa agar tidak pasif dan terlibat dalam pembelajaran adalah dengan melatihkan keterampilan komunikasi antar siswa, yang meliputi: mengemukakan pendapat, menjelaskan, menentang, bertanya serta meminta penjelasan. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengomunikasikan ide-idenya. Wawancara yang dilakukan dengan guru IPA di SMPN 1 Turi pada tanggal 5 Januari 2015 menyebutkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak berani mengemukakan pendapat dan bertanya. Hal ini diduga karena ketidakpahaman siswa terhadap konsep/materi yang diajarkan. Data hasil angket yang diisi oleh siswa juga menyebutkan bahwa dalam kegiatan presentasi, siswa tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat di hadapan banyak orang sebesar 70,37%. Siswa tidak berani menentang pendapat teman dan bertanya ketika presentasi sebesar 62,96%. Observasi yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2015 di kelas VIII F SMPN 1 Turi yang berjumlah 30 siswa dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan pada saat kegiatan presentasi, terdapat beberapa siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan presentasi atau tanya jawab. Presentasi dari 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 anak, menunjukkan data pada aspek keterampilan komunikasi sebagai berikut: 1) Mengemukakan pendapat sebesar 49,00% dengan kategori kurang. 2) Menjelaskan sebesar 44,50% dengan kategori kurang. 3) Menentang sebesar 22,50% dengan kategori sangat kurang. 4) Bertanya sebesar 46,50% dengan kategori kurang. 5) Meminta penjelasan sebesar 44,50% dengan kategori kurang. Materi IPA yang sulit dipahami oleh siswa salah satunya adalah materi sistem ekskresi. Siswa sulit memahami materi diduga karena siswa tidak paham terhadap konsep yang diajarkan. Idealnya hakikat pembelajaran IPA adalah siswa mampu menerapkan konsep sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS = High Order Thinking Skills) meliputi sikap, PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia harus berkomunikasi dengan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya seperti makan, minum. Komunikasi menjadi salah satu kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Riswandi (2009), fungsi komunikasi salah satunya adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup, memupuk hubungan dan mencapai kebahagiaan. Carl Hovland, Janis dan Kelley dalam Riswandi (2009) berpendapat, komunikasi adalah suatu proses dimana seorang komunikator menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata yang bertujuan untuk mengubah perilaku orang lainnya. Bernald Berelson & Gary, A Steiner dalam Riswandi (2009) berpendapat, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka, dan lain-lain. Kesimpulan pengertian komunikasi adalah suatu proses dimana seorang komunikator menyampaikan pesan berupa ide, gagasan melalui simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dari satu pihak kepada pihak lain, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara satu orang dengan orang lainnya atau keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Siswa yang mengalami kegagalan dalam berkomunikasi dapat menyebabkan masalah akademik di sekolah (Nursalim, dkk, 2007), ketika seseorang gagal komunikasi dapat menyebabkan masalah interaksi sosial. Kesulitan dalam berkomunikasi merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat hubungan antara orang satu dengan lainnya, Keterampilan komunikasi dengan teman sebaya dan dirinya sendiri perlu dilatihkan agar komunikasi dapat terbina dengan baik. Berkomunikasi dan berinteraksi dapat dibangun melalui pendekatan saintifik (scientific approach) dalam IPA. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Mitarlis, dkk, 2009). Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah pendekatan ilmiah yang terdiri terdiri dari lima langkah, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan 2 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write proses, produk, dan aplikasi (Mitarlis, dkk, 2009). Hal tersebut didukung dengan angket yang diisi oleh siswa yang menyatakan bahwa materi sistem ekskresi sulit untuk dimengerti sebesar 66.66%. Solusi alternatif terhadap masalah rendahnya kemampuan berkomunikasi siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write. Huinker & Laughlin dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (1996) berpendapat, model pembelajaran Think-Talk-Write dibangun melalui kegiatan berpikir, berbagi ide/gagasan, kemudian menulis. Alur model Think-TalkWrite adalah dimulai dari siswa berpikir, berdialog dengan dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah dengan membuat catatan kecil, berbagi ide dengan siswa lain untuk membahas isi catatan, dilanjutkan dengan menuliskan jawaban permasalahan. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dilakukan dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 2-6 siswa. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe ini adalah berpikir (Think), berbicara (Talk) dan menulis (Write). Model pembelajaran kooperatif tipe ThinkTalk-Write dipilih dan digunakan dengan alasan dapat memfasilitasi berkembangnya kemampuan komunikasi pada diri siswa. Model Think-Talk-Write mendorong siswa untuk belajar mendengarkan ide atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan atau menerima kritikan membangun yang mengakibatkan lebih memudahkan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa (Shoimin, 2014). Penelitian yang relevan yaitu penelitian oleh Prasetya Adhi Nugroh (2010) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Hadi (2010) dengan judul Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Model Think-Talk-Write (TTW) Peserta Didik SMPN 1 Manyar Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Think-TalkWrite lebih baik daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik SMP Negeri 1 Manyar. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana keefektifan LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatif tipe think-talk-write terhadap keterampilan komunikasi siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatif tipe think-talk-write terhadap keterampilan komunikasi siswa. METODE Jenis penelitian ini adalah pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4-D (four-d models) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Namun, penelitian ini hanya terbatas pada tahap pengembangan (develop). Tahap ujicoba dilakukan pada siswa kelas VIII-A SMPN 1 Turi berjumlah 24 siswa. Efektif artinya terdapat berpengaruh dan dapat dilihat dari kegunaanya. Keefektifan dilihat dari hasil keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi yang dimaksud adalah keterampilan komunikasi bertanya dan mengemukakan pendapat. Instrumen yang digunakan untuk menilai keterampilan komunikasi adalah lembar penilaian gagasan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis penilaian gagasan siswa. Hasil penilaian yang didapat kemudian dibuat persentase dengan rumus: 1. Analisis Penilaian Gagasan Siswa Data yang diperoleh dari lembar penilaian gagasan siswa digunakan untuk mengetahui keterampilan komunikasi saat diterapkan LKS berbasis scientific approach dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write, kemudian akan dideskripsikan sesuai tabel 5 berdasarkan skala likert sebagai berikut: Tabel 5 kriteria skor skala likert Nilai/Skor Penilaian 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang (Riduwan, 2010) 3 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write Data hasil pengamatan kemudian akan dianalisis dengan perhitungan, kemudian akan dipersentase dengan perhitungan: Bertan Think ya Menge Talk muka kan penda Write pat Rata-rata Kategori penilaian keterampilan komunikasi akan di interpretasikan sesuai tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 kategori penilaian keterampilan komunikasi melalui gagasan yang ditulis siswa saat write Presentase Kategori 25-40% Sangat kurang 41- 55% Kurang 56-70% Cukup 71-85% Baik 86-100% Sangat baik kriteria 80,2 0 75,0 0 83,3 3 76,0 4 87,5 0 77,0 8 83,6 7 76,1 6 Bai k Bai k 71,8 7 72,9 1 73,9 5 72,9 1 Bai k 75,6 9 Baik 77,4 2 Baik 79,5 1 Baik 77,5 8 Bai k Skor rata-rata keterampilan komunikasi bertanya saat think untuk tiga (3) kali pertemuan sebesar 83,67% dengan kriteria baik. Mengemukakan pendapat saat talk untuk tiga (3) kali pertemuan sebesar 76,16% dengan kriteria baik. Mengemukakan pendapat saat write untuk tiga (3) kali pertemuan sebesar 72,91% dengan kriteria baik. Gambar 1 skor rata-rata keterampilan komunikasi bertanya pada saat think untuk tiga (3) kali pertemuan yaitu pertemuan pertama (1), pertemuan kedua (2), dan pertemuan ketiga (3). Diadaptasi dari Sugiyono (2010) Keterampilan komunikasi (meliputi: mengemukakan pendapat dan bertanya) dikatakan berhasil apabila mendapatkan skor ≥ 71% dengan kriteria baik dan sangat baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write berbasis scientific approach adalah keterampilan komunikasi siswa (meliputi bertanya dan mengemukakan pendapat). Gambar 1 skor keterampilan komunikasi bertanya pada saat think Keterangan Gambar 1: 4= Bertanya menggunakan kalimat yang logis, jelas, sistematis, ada keterkaitan dengan materi. 3= Bertanya menggunakan kalimat yang logis, jelas, tidak sistematis, ada keterkaitan dengan materi. 2= Bertanya menggunakan kalimat yang logis, jelas, tidak sistematis, tidak ada keterkaitan dengan materi. 1= Bertanya menggunakan kalimat yang tidak logis, jelas, tidak sistematis, tidak ada keterkaitan dengan materi. Berikut disajikan Gambar 2 skor rata-rata keterampilan komunikasi mengemukakan pendapat pada saat talk untuk tiga (3) kali pertemuan yaitu pertemuan pertama (1), pertemuan kedua (2), dan pertemuan ketiga (3). 1. Keefektifan Keefektifan dalam penelitian ini ditinjau dari keterampilan komunikasi siswa saat bertanya dan mengemukakan pendapat, aspek bertanya dilihat dari kemampuan siswa saat membuat pertanyaan pada tahapan think, aspek mengemukakan pendapat dilihat dari kemampuan siswa saat mengemukakan pendapat dengan membuat peta konsep pada tahapan talk serta mengemukakan pendapat dengan menuliskan gagasan pada tahapan write. Berikut disajikan Tabel 8 tentang keterampilan komunikasi. Tabel 7 keterampilan komunikasi siswa saat think-talk-write Aspek keterampilan komunikasi Pert emu an 1 (%) Pert emu an 2 (%) Pert emu an 3 (%) Rata rata (%) krit eria 4 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write tidak menyertakan sumber yang dipakai referensi. 2= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, tidak terdapat hubungan dengan peta konsep, menyertakan sumber yang dipakai referensi. 1= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, tidak terdapat hubungan dengan peta konsep, tidak menyertakan sumber yang dipakai referensi. Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang keterampilan komunikasi (bertanya dan mengemukakan pendapat) didapatkan hasil bahwa keterampilan komukasi (bertanya dan mengemukakan pendapat) baik disebabkan, 1) respon siswa yang menyatakan bahwa LKS sistem ekskresi dapat melatihkan siswa dalam bertanya pada tahapan think sebesar 100,00%, 2) LKS sistem ekskresi dapat melatihkan siswa dalam mengemukakan pendapat pada tahapan talk sebesar 100,00%, 3) sebesar 100,00% siswa menyatakan bahwa LKS sistem ekskresi dapat melatihkan siswa dalam mengemukakan pendapat pada tahapan write, selain itu sebesar 100,00% siswa menyatakan bahwa LKS sistem ekskresi dapat siswa pahami, 4) latar belakang siswa yang merupakan siswa pilihan (unggulan), dimana melalui pendampingan dan penjelasan guru menjadikan tidak sulit bagi siswa untuk belajar cara berkomunikasi lewat LKS, jadi tidak heran ketika ketermpilan komunikasi siswa bagus karena respon siswa terhadap LKS sangat baik. Aspek bertanya dilihat dari kemampuan siswa saat membuat pertanyaan pada tahapan think, aspek mengemukakan pendapat dilihat dari kemampuan siswa saat mengemukakan pendapat dengan membuat peta konsep pada tahapan talk serta mengemukakan pendapat dengan menuliskan gagasan pada tahapan write. Aktivitas yang dilakukan siswa saat think Gambar 2 skor keterampilan komunikasi mengemukakan pendapat pada saat talk Keterangan Gambar 2: 4= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, terdapat hubungan dengan pertanyaan, menjelaskan isi dari peta konsep. 3= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, terdapat hubungan dengan pertanyaan, tidak menjelaskan isi dari peta konsep. 2= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, tidak terdapat hubungan dengan pertanyaan, menjelaskan isi dari peta konsep. 1= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, tidak terdapat hubungan dengan pertanyaan, tidak menjelaskan isi dari peta konsep. Berikut disajikan Gambar 3 skor rata-rata keterampilan komunikasi mengemukakan pendapat pada saat write untuk tiga (3) kali pertemuan yaitu pertemuan pertama (1), pertemuan kedua (2), dan pertemuan ketiga (3). Gambar 3 skor keterampilan komunikasi mengemukakan pendapat pada saat write Keterangan Gambar 3: 4= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, terdapat hubungan dengan peta konsep, menyertakan sumber yang dipakai referensi. 3= Mengemukakan pendapat secara logis, jelas, terdapat hubungan dengan peta konsep, 5 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write Aktivitas yang dilakukan siswa saat talk menulis. Jadi menulis dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang di pelajari. Hosnan (2013), implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik approach atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan ilmiah (Saintific Approach) dalam proses pembelajaran terdiri dari lima langkah, yaitu: mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), mengomunikasikan (communicating). Pendekatan saintifik approach melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap ilmiah serta berkomunikasi. Jadi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik approach dapat melatihkan siswa dalam berkomunikasi. Nieveen (2006), keefektifan dapat dilihat dari hasil yang inginkan dapat tercapai. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatnya keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi yang ingin dicapai meliputi bertanya pada tahap think dan mengemukakan pendapat pada tahap talk dan write. Kesimpulannya LKS berbasis scientific approach dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dikatakan layak untuk digunakan sebab data-data yang diperoleh mulai dari validitas, kepraktisan dan keefektifan saling mendukung satu sama lain. Uraian tentang keterampilan komunikasi di atas menjelaskan bahwa keterampilan komunkasi bertanya dan mengemukakan pendapat siswa sudah baik, sebab mendapatkan skor ≥ 71%. Nieveen (2006), keefektifan dapat dilihat dari hasil yang inginkan dapat tercapai. Aktivitas yang dilakukan siswa saat write Huinker dan Laughlin dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (1996), berpikir dan berbicara adalah langkah penting dalam membawa pemahaman ke dalam tulisan siswa. Sehingga tidak heran ketika keterampilan komunikasi siswa meningkat sebab menurut Huinker dan Laughlin dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (1996), kegiatan berpikir (think) dan berbicara (talk) merupakan langkah penting untuk membawa pemahaman siswa dalam menulis (write), sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam menulis ketika siswa tidak melewati tahap berpikir dan berbicara. Shield dalam Shoimin (2014), menulis membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang di pelajari. Aktivitas menulis juga membantu siswa untuk membuat hubungan antar konsep, selain itu mencatat juga akan mempertinggi pengetahuan siswa dan meningkatkan keterampilan berpikir dan PENUTUP 1. Kesimpulan Hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis scientific approach dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dinyatakan efektif sebab keterampilan komunikasi bertanya dan mengemukakan pendapat siswa mendapatkan kriteria baik. 2. Saran Dilakukan penelitian lanjutan tentang LKS berbasis scientific approach dengan model pembelajaran kooperatif tipe thinktalk-write pada aspek keterampilan 6 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write komunikasi lainnya seperti menjelaskan, menentang, dan meminta penjelasan sebab LKS dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dilihat dari validitas, kepraktisan dan keefektifannya. Makhluk Hidup Dengan Lingkungan Di Kelas VII SMP. Surabaya: FMIPA Unesa. Huinker, D.A. dan Laughlin, C. (1996).Talk Your Way Into Writing. Dalam P.C Elliot danM.J Kenney (Eds).Yearbook Communication inMathematics K-12 and Beyond. Reston, VA:The National Council of Teachers ofMathematics. UCAPAN TERIMA KASIH Keberhasilan dalam penyusunan artikel ini tentu tidak lepas dari berbagai pihak yang ikut membantu demi kelancaran dan kesempurnaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3. 4. 5. Ibrahim, Muslimin. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dyah Astriani, S.Pd., M.Pd dan Aris Rudi Purnomo, S.Pd., M.Pd selaku validator yang membantu memvalidasi LKS yang dikembangkan. Dra. Martini, M.Pd dan An Nuril Maulida F. S,Pd., M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan kepada penulis. Idris, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Turi yang telah memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data. Sarjuningsih, S.Pd. selaku guru IPA kelas VIII-A SMP Negeri 1 Turi yang telah membantu, mendampingi dan membimbing penulis selama penelitian. Siswa-siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Turi (Tahun Ajaran 2014-2015) yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian. Kimball, John W. 1996. Biologi Edisi KelimaJilid II. Jakarta: Erlangga. Mitarlis, dkk. 2009. Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Unesa University Press. Muhammad Nursalim, Satiningsih, Retno Tri Hari Astuti, Siti Ina Savira, Meita Santi Budiani. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Nieveen, N., McKenney, S,.& Van Den Akker, J. (2006). Education design research: the value of variety. In: Van Den Akker, J., Gravemeijer, K, McKenney, S. & Nieveen, N. (Eds). (2006). Education design research. London: Routledge. DAFTAR PUSTAKA FMIPA Universitas Negeri Surabaya. 2006. Panduan Penulisan Skripsi Dan Penilaian Skripsi. Surabaya: FMIPA Unesa. Nugroh, Prasetya Adhi. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW. Gresik, (Online), (http://eprints.uny.ac.id/2119/1/SKRIPSI _nyong.pdf, diakses pada tanggal 10 Februari 2015). Hadi, Syaiful. 2010. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Model Think Talk Write (TTW) Peserta Didik SMPN 1 Manyar Gresik, (Online), (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/pen math/article/viewFile/611/633_umm_scie ntific_journal.pdf, diakses pada tanggal 24 Februari 2015). Hasti, IPA Riduwan. 2010. Skala pengukuran VariabelVariabel Penelitian.Bandung :Alfabeta. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suryani. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Komprehensif Untuk Melatihkan Keterampilan Komunikasi Sosial Pada Materi Interaksi Antar Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 7 LKS berbasis scientific approach dengan model kooperatiff tipe think talk write Sugiyono. 2010. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007a. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta:Prestasi Pustaka. Trianto. 2007b. Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek. Jakarta:Prestasi Pustaka. 8