Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Padang Purmata Sari1, Edrizon1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan, Universitas Bung Hatta email: [email protected] Abstract Student participation in the SMP 3 Padang in learning is still relatively low, most students tend to only be able to mimic what teachers do, they tend to re- record the concepts that already exist in textbooks. Attempts to do to overcome that by implementing cooperative learning Think - Talk - Write. Through this model students can learn to be more active because each student must be able to complete math problems given individual , group discussions with friends, and students are able to collaborate on the results of the discussion that has diperolehnya.Tujuan of this study was to determine whether the results of students' mathematics learning the use of cooperative learning model Think - Talk -Write better than mathematics learning outcomes of students who use conventional learning in class VIII SMP 3 Padang. This type of research is experimental. The population in this study all eighth grade students of SMP 3 Padang academic year 2013/2014. The sample consisted of two randomly selected classes, namely class VIII3 as the experimental class and the control class as a class VIII4. The research instrument is achievement test. After analyzing student learning outcomes data obtained t = 1.86 and t table = 1.67 . Because of t > t table. From the results of the analysis can be concluded that the mathematics learning outcomes of students who pembelajaranya using cooperative learning model Think - Talk -Write better math student learning outcomes using conventional learning. Keywords - cooperative learning Think -Talk - Write on mathematics learning PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang Pendidikan berlangsung seumur hidup dimana setiap orang berhak memperoleh sangat penting bagi peningkatan sumber daya pendidikan selama perjalanan manusia, sebab melalui pendidikan manusia salah satu diantaranya melalui pendidikan di dapat di bebaskan dari keterbelakangan, sekolah kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan juga Namun, dalam setiap kegiatan pendidikan diyakini mampu menambahkan kapasitas sering baru bagi semua orang untuk mempelajari berkaitan dengan belajar, terutama pada mata berdasarkan dijumpai sistem hidupnya, yang masalah-masalah ada. yang pengetahuan dan keterampilan baru sehingga pelajaran matematika. dapat dihasilkan manusia produktif. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang berhubungan dengan ilmu eksak. 1 Selama ini ilmu eksak menjadi sorotan dalam dunia pendidikan sekolah, karena pemahaman terutama di sekolah- cenderung tidak menunjukkan minat yang membutuhkan tinggi, relatif rendah, sebagian besar siswa siswa melibatkan tingkat baik terhadap pelajaran matematika, hal ini angka, terlihat dari keseriusan siswa dalam memulai simbol, rumus dan lain sebagainya yang belajar matematika, ketika guru sudah berada sangat memerlukan pemahaman dan di depan kelas siswa masih saja sibuk dengan kosentrasi siswa yang baik. Bagi sebagian temannya seperti berbicara dengan teman siswa, matematika adalah ilmu yang sulit sebangku, berkeliaran di kelas dan ada juga dipahami yang menyebabkan prestasi siswa yang tidak membawa persiapan matematika menjadi rendah dan minat belajar siswa seperti penggaris, jangka, pengapus dan lain dalam matematika sangat kurang.Karena sebagainya. Melihat kenyataan tersebut, guru adanya anggapan sebagian besar siswa bahwa merupakan komponen utama untuk matematika merupakan pelajaran yang sulit, mewujudkan pelaksanaan pembelajaran yang Hal ini menjadi salah satu permasalahan berkualitas dan optimal. Dalam upaya dalam pembelajaran matematika di sekolah, meningkatkan kualitas proses dan hasil ditambah lagi siswa hanya menjadikan guru belajar siswa, tentu diperlukan model atau sebagai sumber belajar yang dominan. metode pembelajaran yang efektif di kelas Saat penulis melakukan Observasi ke untuk lebih memberdayakan potensi siswa. SMPN 3 Padang pada tanggal 23 September Karena belajar tidak hanya 2013, penulis melihat siswa dalam belajar menghafal, memiliki partisipasi yang sangat kurang dan mengkontruksikan pengetahuan dalam fikiran tidak bisa berkonsentrasi saat belajar, karena mereka jika diberikan soal mengenai pembelajaran pengalaman, matematika, siswa yang mau mengerjakan bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan melainkan sendiri. siswa Siswa mencatat sekedar harus belajar sendiri dari pola-pola soal tersebut didepan kelas adalah siswa yang diberikan begitu saja oleh guru. Oleh karena sama. Siswa yang belum mengerti dengan itu, metode pembelajaran yang dari materi yang diajarkan guru, masih malu dan karakteristiknya memenuhi harapan tersebut takut untuk bertanya kepada guru ataupun adalah melalui penerapan kepada siswa yang sudah mengerti dengan pembelajaran kooperatif. model materi yang di ajarkan guru tersebut, karena Model pembelajaran kooperatif yang rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari di terapkan merupakan salah satu alternatif matematika masih rendah. bagi guru untuk dapat meningkatkan prestasi Secara umum partisipasi siswa di siswa dan hubungan sosial antar siswa. SMPN 3 Padang dalam pembelajaran masih Pembelajaran kooperatif diharapkan dapat 2 meningkatkan keberhasilan siswa dalam heterogen mempunyai beberapa keunggulan. belajar. Siswa diberi kesempatan untuk Keunggulan tersebut menurut Lie (2002:42) berdiskusi, mengemukakan pendapat dan ide, adalah: 1. Memberikan kesempatan saling mengajar dan mendukung. sedang dipelajari serta menafsirkan hasil 2. Meningkatkan relasi dan interaksi antara ras, etnik dan gender. secara bersama-sama didalam kelompok. 3. Memudahkan pengelolaan kelas karena Kelompok adalah hal yang utama, maka adanya satu orang dengan kemampuan tinggi, guru mendapatkan satu sistem secara tidak langsung siswa yang pandai ikut untuk tiap tiga orang. bertanggung jawab membantu siswa yang melakukan eksplorasi terhadap materi yang lemah dalam masing-masing. Terdapat beberapa model pembelajaran Siswa yang pandai dapat mengembangkan kooperatif dengan berbagai tipe yang dapat kemampuan kelompok dan keterampilan yang meningkatka prestasi siswa, salah satunya dimilikinya dan sebaliknya siswa yang lemah akan terbantu dalam adalah model pembelajaran kooperatif tipe memahami Think-Talk-Write. permasalahan yang ada. Adapun ciri-ciri Penerapan Think-Talk-Write adalah pembelajaran kooperatif menurut Riyanto suatu model pembelajaran yang mampu (2010:266) adalah sebagai berikut: menumbuh a. Kelompok di bentuk dengan siswa kemampuan tinggi, rendah, sedang. b. Siswa dalam kelompok sehidup semati. c. Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama. d. Membagi tugas dan tanggung jawab sama. e. Akan di evaluasi untuk semua. f. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja sama. g. Diminta mempertanggung jawabkan individual materi yang di tangani. pemahaman dan komunikasi matematika Pengelompokam siswa pembelajaran kooperatif pengelompokan heterogen, kemampuan siswa. Menurut Suherman ( http : // pkab. wordpress.commodel-belajar-danpembelajaran-berorientasi-kompetensisiswa/) Think-Talk-Write adalah pembelajaran yang dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternativ solusi), hasil bacaanya dalam merupakan siswa kembangkan dibagi dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan membuat laporan hasil presentasi. Pada pembelajaran model dalam kelompok-kelompok kecil yang dapat Think-Talk-Write ini, dibentuk atas 4 samapai 6 orang siswa dan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah mereka atas pada matematika hingga siswa mampu secara membuktikan sendiri kebenaran suatu konsep harus kelompoknya. bertanggung jawab Pengelompokkan guru dengan mengarahkan 3 dalam matematika, sehingga dalam c. Guru menjelaskan materi secara garis pelaksanaan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk bernalar, bekerjasama dan besar. d. Membagi siswa dalam kelompok kecil (4 - mengkontruksikan hasil diskusi yang telah mereka peroleh. 6 siswa). e. Guru Menuru Yamin dan Ansari (2012:90) membagikan Lembar Aktivitas siswa yang memuat situasi masalah, yang langkah-langkah yang di lakukan guru dalam harus diselesaikan oleh siswa. penerapan model pembelajaran Think-Talk- f. Siswa membaca masalah yang ada dalam Write adalah: Lembar Aktivitas siswa dan siswa secara a. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaanya. b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (Think). c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan g. teman untuk membahas isi catatan (Talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (Write) langkahlangkah. Berdasarkan kajian teori yang diperoleh, maka penulis melaksanakan penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write sebagai memikirkan menuliskan jawaban penyelesaian yang atau kan diperoleh siswa baik berupa langkahlangkah penyelesaian ataupun konsepkonsep yang telah dipahami oleh siswa. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok untuk membahas dibuatnya dan isi catatan penyelesaian yang masalah dikerjakan secara individu (talk). Pada saat berdiskusi siswa menyampaikan ide-ide matematika menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri. h. Dari hasil diskusi, siswa menuliskan (write) solusi ataupun penyelesaian yang berikut: a. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk telah mereka peroleh dari masalah yang telah diberikan. dengan menghubungkan belajar. b. Guru membuka pelajaran, menyampaikan judul materi, kompetensi dasar, indikator dan individu tujuan pembelajaran. Serta menjelaskan teknik pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipeThink-Talk-Write tugas-tugas dan aktivitas siswa. serta ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi. i. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan. j. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang diberikan siswa dan memberikan penghargaan berupa pujian bagi kelompok yang telah berhasil menyelesaikan soal yang diberikan. 4 k. Kegiatan adalah ini adalah jenis data kuantitatif yaitu data membuat refleksi dan kesimpulan atas nilai hasil belajar. Sumber data dalam materi yang dipelajari. penelitian ini adalah data primer bersumber l. Guru akhir pembelajaran menugaskan untuk dari hasil tes belajar pada kedua kelas sampel mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dan pada pertemuan berikutnya . data sekunder adalah nilai ulangan harian Penelitian untuk matematika dan data mengenai jumlah dan mengetahui apakah hasil belajar matematika keadaan siswa yang menjadi sampel dalam siswa penelitian. yang ini siswa bertujuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk- Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga Write lebih baik dari hasil belajar matematika tahap siswa pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 3 Padang. yaitu tahap persiapan, tahap tahap persiapan., peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Metodologi pelaksanaan penelitian, seperti: menyusun Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Padang. Pengambilan kelas sampel dalam penelitian yaitu dengan melakukan pengundian. Sampel yang digunakan dari hasil perhitungan adalah kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII4 sebagai kelas kontrol. Lembarab Aktivitas Siswa yang diberikan pada setipa pertemuan dan soal tes akhir. Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini pembelajaran yang diberikan kepada dua kelas sampel berdasarkan standar proses, sedangkan perlakuan terhadap kedua sampel ini berbeda. Perlakuan diberikan penulis pada kelas eksperimen dengan menerapkan model Jenis variabel dapat dibedakan dua jenis yaitu variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan pada sampel penelitian yaitu penerapan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam pembelajaran matematika pada kelas eksperimen dan pembelajaran Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), konvensional pada kelas kontrol dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe Think-TalkWrite. Pada kelas kontrol, menerapkan pembelajaran konvensional. Terakhir yaitu tahap penyelasaian, pada tahap ini di lakukan analisis data yang didapat selama penelitian kemudian ditarik suatu kesimpulan. Menganilisis data dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis memliki syarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan 5 rumus Liliefors. Selanjutnya, uji homogenitas berbentuk tes uraian digunakan rumus yang dilakukan dengan menggunakan uji F. dikemukaan oleh Depdiknas (2008:9) yaitu: Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, hipoesis kemudian yang melakukan bertujuan uji untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan Setelah didapatkan tingkat kesukaran daya pembedanya.untuk dari hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dihitunglah dan kelas kontrol, maka dilakukan uji mengetahui indeks daya pembeda item soal perbedaan rata-rata (uji satu pihak ). Pada berbentuk tes uraian digunakan rumus yang penelitian ini sampel terdistribusi normal dan dikemukakan oleh Depdiknas (2008:12) kedua kelompok data homogen, maka yaitu: digunakan uji t. Agar instrumen yang digunakan baik, dilakukan uji coba soal dan analisis soal uji coba. Analisis soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal,dari hasil diatas maka diperoleh soal-soal tes akhir. Suatu tes dikatakan memenuhi validitas apabila tes tersebut mampu mengukur tujuan khusus yang sesuai dengan materi pembelajaran. Untuk memperoleh instrumen tes yang valid, maka instrumen tes dibuat berdasarkan kurikulum, dan disusun berpedoman kepada ketercapaian indikator. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan melakukan uji t. Uji kesamaan rata-rata dua pihak dengan menggunakan rumus yang dikemukaan oleh Sudjana (2005:239), ̅ √ ̅ dengan √ Dimana ̅̅̅ adalah nilai rata-rata kelas eksperimen, ̅̅̅adalah nilai rata-rata kelas kontrol, S1 adalah variansi hasil belajar kelas eksperimen, S2 adalah: variansi hasil belajar ukuran kelas kontrol, S adalah simpangan baku ketepatan alat penelitian dalam mengukur kedua kelompok, n1 adalah jumlah siswa Reliabilitas merupakan suatu yang diukur. Reabilitas soal dihitung kelas eksperimen, n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol. Harga thitung dibandingkan denganmenggunakan rumus. * +[ ∑ ] = ∑ ∑ dengan ttabel yang terdapat dalam tabel distribusi t. Dengan kriteria pengujian : Tingkat kesukaran butir soal untuk Terima hipotesis H0 jika t hitung t tabel atau mengetahui tingkat kesukaran soal yang ( - ) - , selain itu H0 ditolak. 6 dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah uji t. dilakukan dari tanggal 2 Januari 2014 sampai Kedua kelas sudah berdistribusi normal tanggal 16 Januari 2014 diperoleh hasil dan memiliki variansi yang homogen, penelitian yaitu data hasil belajar matematika sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dengan rumus t-test. Dari data yang diperoleh dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas terlebih dahulu dihitung harga simpangan kontrol setelah dilakukan lima kali pertemuan baku gabungan kedua kelas itu, yaitu: proses pembelajaran. Tes yang diberikan Dengan menetukan nilai S, dari perhitungan berupa tes uraian yang trdiri dari delapan maka didapatkan nilai butir soal dengan waktu 80 menit. Peserta tes Selanjutnya dilakukan uji t, setelah dihitung pada kedua sampel terdiri dari 60 orang didapatkan dengan dibandingkan rincian 30 orang dari kelas dengan dengan eksperimen dan 30 orang dari kelas kontrol. pada taraf nyata Tes dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 0,05 . Karena tidak ada yang memenuhi 2014 pada jam pelajaran ketujuh dan dalam distribusi t maka dilakukan interpolasi. kedelapan untuk kelas eksperimen dan pada Diperoleh ( jam pelajaran keempat dan lima di kelas . ) Ternyata diperoleh kontrol. Tabel : Data Tes Hasil Belajar Kelas hipotesis H0: diperoleh Sampel Jumlah Eksperimen Kontrol 61,0 609,22 belajar siswa kelas eksperimen lebih bahwa data hasil belajar berdistibusi normal dan hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas hasil kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan 22,39 Untuk menguji rata-rata baik dari hasil belajar matematika siswa kelas ̅ Siswa ditolak. Sehingga bahwa matematika Kelas maka kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen. Sehingga hasil belajar matematiaka siswa yang variansi. Setelah dilakukan pembelajarannya menerapkan metode analisis data diketahui bahwa data hasil pembelajaran kooperatif tipe Think-Talkkemampuan komunikasi matematis siswa Write lebih baik dari hasil belajar matematika berdistribusi normal dan memiliki varianasi siswa yang pembelajarannya menerapkan yang homogen. Dengan demikian dapat pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 3 Padang. 7 Setelah dilakukan analisis data dan sajikan tidak diberikan nilai sehingga siswa pengujian hipotesis terhadap data hasil tidak berusaha untuk mempertahankan hasil , kerja kelompoknya masing-masing. Adapun belajar, maka diperoleh pada tingkat kepercayaan 95 %, dengan penghargaan yang diberikan oleh peneliti demikian hipotesis penelitian yaitu hasil dalam penelitian ini belum mampu belajar matematika siswa yang menerapkan memberikan motivasi kepada siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think- belajar baik itu secara individu maupun Talk-Write lebih baik dari hasil belajar kelompok, sehingga mengkibatkan siswa matematika siswa yang menerapkan masih meniru hasil kerja teman sekelompok pembelajaran konvensional pada kelas VIII yang mengakibatkan siswa menjadi ribut sehingga waktu yang peneliti rancang untuk SMPN 3 Padang diterima. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write sangat memberikan berdiskusi berkurang. Kendala lain yang peneliti hadapi manfaat bagi siswa, karena dalam proses selama penelitian adalah masalah waktu. pembelajaran siswa bisa berinteraksi dengan Karena mata pelajara matematika pada kelas teman satu kelompoknya dengan mudah. eksperimen dan kelas kontrol tedapat pada Interaksi yang baik dapat terjadi karena jam terkhir yaitu pada jam ketujuh dan jam kelompok siswa telah diatur berdasarkan kedelapan, hal ini menyebabkan kondisi kemampuan akademiknya sehingga mereka siswa didalam kelas tidak lagi kondusif, dapat saling membantu dalam berinteraksi. karna kebanyakan siswa disaat pembelajaran Pada kelas eksperimen, keaktifan siswa juga berlangsung tidak bisa berkonsentrasi dalam terlihat ketika siswa mempresentasikan hasil belajar disebabkan siswa menganggap jam diskusi mereka di dapan kelas, setiap siswa terakhir merupakan jam pelajaran yang yang peneliti tunjuk dikelas eksperimen menjenuhkan dan siswa beranggapan mereka selalu bersedian untuk tampil maju kedepan bisa cepat pulang, sehingga waktu untuk bisa kelas mengemukakan hasil diskusi mereka. menenangkan siswa pada jam terakhir ini Selama melakukan penelitian, kendala cukup lama, peneliti harus mengkondisikan yang dihadapi dalam melaksanakan model siswa agar tenang hingga siswa benar-benar pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk- siap menerima pelajaran. Write adalah dalam menangani siswa yang suka menyalin hasil Lembaran Aktivitas Siswa yang telah selesai dikerjakan oleh teman sekelompoknya. Hal ini disebabkan Adapun kendala yang dihadapi pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran, penulis menerangkan materi pelajaran dan beberapa contoh soal kemudian meminta oleh Lembaran Aktivitas Siswa yang peneliti 8 siswa untuk mengerjakan latihan ke depan kelas, namun siswa yang mengerjakan hanya siswa yang pertemuan sama hampir berlangsung. pada setiap Penulis telah mencoba untuk meminta siswa yang berbeda untuk mengerjakan latihan tersebut tetapi tidak juga berlangsung dengan baik karena Tim FKIP. 1993. Panduan Penulisan Skripsi. Padang : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta. Yamin, Martinis dan Bansu l. Ansari. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Ciputat : Gaung Persada Press siswa merasa malu dan takut salah dalam menyelesaikan soal latihan yang penulis berikan. Kesimpulan Berdasarkan penulis lakukan hasil penelitian maka dapat yang diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Think-Talk-Write lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 3 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Daftar Pustaka Depdiknas, 2008. Penyusunan Butir-butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta : Depdiknas Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperatif Di Ruang Kelas. Jakarta : Grafindo Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Suherman,Erman. http://pkab.wordpress.com/2012/04/ 29/model-belajar-dan-pembelajaranberorientasi-kompetensi-siswa/ 9