Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk

advertisement
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Padang
Purmata Sari1, Edrizon1, Fazri Zuzano 1
1
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan,
Universitas Bung Hatta
email: [email protected]
Abstract
Student participation in the SMP 3 Padang in learning is still relatively low, most
students tend to only be able to mimic what teachers do, they tend to re- record the
concepts that already exist in textbooks. Attempts to do to overcome that by
implementing cooperative learning Think - Talk - Write. Through this model students
can learn to be more active because each student must be able to complete math
problems given individual , group discussions with friends, and students are able to
collaborate on the results of the discussion that has diperolehnya.Tujuan of this study
was to determine whether the results of students' mathematics learning the use of
cooperative learning model Think - Talk -Write better than mathematics learning
outcomes of students who use conventional learning in class VIII SMP 3 Padang. This
type of research is experimental. The population in this study all eighth grade
students of SMP 3 Padang academic year 2013/2014. The sample consisted of two
randomly selected classes, namely class VIII3 as the experimental class and the
control class as a class VIII4. The research instrument is achievement test. After
analyzing student learning outcomes data obtained t = 1.86 and t table = 1.67 .
Because of t > t table. From the results of the analysis can be concluded that the
mathematics learning outcomes of students who pembelajaranya using cooperative
learning model Think - Talk -Write better math student learning outcomes using
conventional learning.
Keywords - cooperative learning Think -Talk - Write on mathematics learning
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang
Pendidikan berlangsung seumur hidup
dimana setiap orang berhak memperoleh
sangat penting bagi peningkatan sumber daya
pendidikan
selama
perjalanan
manusia, sebab melalui pendidikan manusia
salah satu diantaranya melalui pendidikan di
dapat di bebaskan dari keterbelakangan,
sekolah
kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan juga
Namun, dalam setiap kegiatan pendidikan
diyakini mampu menambahkan kapasitas
sering
baru bagi semua orang untuk mempelajari
berkaitan dengan belajar, terutama pada mata
berdasarkan
dijumpai
sistem
hidupnya,
yang
masalah-masalah
ada.
yang
pengetahuan dan keterampilan baru sehingga pelajaran matematika.
dapat dihasilkan manusia produktif.
Pelajaran matematika adalah pelajaran
yang berhubungan dengan ilmu
eksak.
1
Selama ini ilmu eksak menjadi sorotan dalam
dunia
pendidikan
sekolah,
karena
pemahaman
terutama
di
sekolah- cenderung tidak menunjukkan minat yang
membutuhkan
tinggi,
relatif rendah, sebagian besar siswa siswa
melibatkan
tingkat
baik terhadap pelajaran matematika, hal ini
angka,
terlihat dari keseriusan siswa dalam memulai
simbol, rumus dan lain sebagainya yang belajar matematika, ketika guru sudah berada
sangat
memerlukan
pemahaman
dan
di depan kelas siswa masih saja sibuk dengan
kosentrasi siswa yang baik. Bagi sebagian
temannya seperti berbicara dengan teman
siswa, matematika adalah ilmu yang sulit
sebangku, berkeliaran di kelas dan ada juga
dipahami yang menyebabkan prestasi siswa yang tidak membawa persiapan matematika
menjadi rendah dan minat belajar siswa
seperti penggaris, jangka, pengapus dan lain
dalam matematika sangat kurang.Karena sebagainya. Melihat kenyataan tersebut, guru
adanya anggapan sebagian besar siswa bahwa
merupakan
komponen
utama
untuk
matematika merupakan pelajaran yang sulit,
mewujudkan pelaksanaan pembelajaran yang
Hal ini menjadi salah satu permasalahan
berkualitas dan optimal.
Dalam upaya
dalam pembelajaran matematika di sekolah, meningkatkan kualitas proses dan hasil
ditambah lagi siswa hanya menjadikan guru
belajar siswa, tentu diperlukan model atau
sebagai sumber belajar yang dominan.
metode pembelajaran yang efektif di kelas
Saat penulis melakukan Observasi ke
untuk lebih memberdayakan potensi siswa.
SMPN 3 Padang pada tanggal 23 September
Karena
belajar
tidak
hanya
2013, penulis melihat siswa dalam belajar
menghafal,
memiliki partisipasi yang sangat kurang dan
mengkontruksikan pengetahuan dalam fikiran
tidak bisa berkonsentrasi saat belajar, karena
mereka
jika diberikan soal mengenai pembelajaran
pengalaman,
matematika, siswa yang mau mengerjakan
bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan
melainkan
sendiri.
siswa
Siswa
mencatat
sekedar
harus
belajar
sendiri
dari
pola-pola
soal tersebut didepan kelas adalah siswa yang diberikan begitu saja oleh guru. Oleh karena
sama. Siswa yang belum mengerti dengan
itu,
metode
pembelajaran
yang
dari
materi yang diajarkan guru, masih malu dan karakteristiknya memenuhi harapan tersebut
takut untuk bertanya kepada guru ataupun
adalah
melalui
penerapan
kepada siswa yang sudah mengerti dengan
pembelajaran kooperatif.
model
materi yang di ajarkan guru tersebut, karena
Model pembelajaran kooperatif
yang
rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari
di terapkan merupakan salah satu alternatif
matematika masih rendah.
bagi guru untuk dapat meningkatkan prestasi
Secara umum partisipasi siswa di
siswa dan hubungan sosial antar siswa.
SMPN 3 Padang dalam pembelajaran masih
Pembelajaran kooperatif diharapkan dapat
2
meningkatkan
keberhasilan
siswa
dalam heterogen mempunyai beberapa keunggulan.
belajar. Siswa diberi kesempatan untuk
Keunggulan tersebut menurut Lie (2002:42)
berdiskusi, mengemukakan pendapat dan ide,
adalah:
1. Memberikan kesempatan saling
mengajar dan mendukung.
sedang dipelajari serta menafsirkan hasil
2. Meningkatkan relasi dan interaksi
antara ras, etnik dan gender.
secara bersama-sama didalam kelompok.
3. Memudahkan pengelolaan kelas karena
Kelompok adalah hal yang utama, maka
adanya satu orang dengan kemampuan
tinggi, guru mendapatkan satu sistem
secara tidak langsung siswa yang pandai ikut
untuk tiap tiga orang.
bertanggung jawab membantu siswa yang
melakukan eksplorasi terhadap materi yang
lemah
dalam
masing-masing.
Terdapat beberapa model pembelajaran
Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kooperatif dengan berbagai tipe yang dapat
kemampuan
kelompok
dan
keterampilan
yang meningkatka prestasi siswa, salah satunya
dimilikinya dan sebaliknya siswa yang lemah
akan
terbantu
dalam
adalah model pembelajaran kooperatif tipe
memahami Think-Talk-Write.
permasalahan yang ada. Adapun ciri-ciri
Penerapan
Think-Talk-Write
adalah
pembelajaran kooperatif menurut Riyanto
suatu model pembelajaran yang mampu
(2010:266) adalah sebagai berikut:
menumbuh
a. Kelompok di bentuk dengan siswa
kemampuan tinggi, rendah, sedang.
b. Siswa dalam kelompok sehidup
semati.
c. Siswa melihat semua anggota
mempunyai tujuan yang sama.
d. Membagi tugas dan tanggung
jawab sama.
e. Akan di evaluasi untuk semua.
f. Berbagi
kepemimpinan
dan
keterampilan untuk bekerja sama.
g. Diminta
mempertanggung
jawabkan individual materi yang di
tangani.
pemahaman dan komunikasi matematika
Pengelompokam
siswa
pembelajaran
kooperatif
pengelompokan
heterogen,
kemampuan
siswa.
Menurut Suherman ( http : // pkab.
wordpress.commodel-belajar-danpembelajaran-berorientasi-kompetensisiswa/)
Think-Talk-Write
adalah
pembelajaran yang dimulai dengan berfikir
melalui
bahan
bacaan
(menyimak,
mengkritisi, dan alternativ solusi), hasil
bacaanya
dalam
merupakan
siswa
kembangkan
dibagi
dikomunikasikan
dengan
presentasi, diskusi, dan membuat laporan
hasil presentasi.
Pada
pembelajaran
model
dalam kelompok-kelompok kecil yang dapat
Think-Talk-Write ini,
dibentuk atas 4 samapai 6 orang siswa dan
siswa untuk menyelesaikan suatu masalah
mereka
atas
pada matematika hingga siswa mampu
secara
membuktikan sendiri kebenaran suatu konsep
harus
kelompoknya.
bertanggung
jawab
Pengelompokkan
guru
dengan
mengarahkan
3
dalam
matematika,
sehingga
dalam
c. Guru menjelaskan materi secara garis
pelaksanaan model pembelajaran ini siswa
dilatih untuk bernalar, bekerjasama dan
besar.
d. Membagi siswa dalam kelompok kecil (4 -
mengkontruksikan hasil diskusi yang telah
mereka peroleh.
6 siswa).
e. Guru
Menuru Yamin dan Ansari (2012:90)
membagikan
Lembar
Aktivitas
siswa yang memuat situasi masalah, yang
langkah-langkah yang di lakukan guru dalam
harus diselesaikan oleh siswa.
penerapan model pembelajaran Think-Talk- f. Siswa membaca masalah yang ada dalam
Write adalah:
Lembar Aktivitas siswa dan siswa secara
a. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran
aktivitas siswa yang memuat situasi masalah
bersifat open-ended dan petunjuk serta
prosedur pelaksanaanya.
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan
dari hasil bacaan secara individual, untuk
dibawa ke forum diskusi (Think).
c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan
g.
teman untuk membahas isi catatan (Talk).
Guru berperan sebagai mediator lingkungan
belajar.
d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan
sebagai hasil kolaborasi (Write) langkahlangkah.
Berdasarkan
kajian
teori
yang
diperoleh,
maka
penulis
melaksanakan
penelitian
penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Talk-Write sebagai
memikirkan
menuliskan
jawaban
penyelesaian
yang
atau
kan
diperoleh siswa baik berupa langkahlangkah penyelesaian ataupun konsepkonsep yang telah dipahami oleh siswa.
Siswa berdiskusi dengan teman kelompok
untuk
membahas
dibuatnya
dan
isi
catatan
penyelesaian
yang
masalah
dikerjakan secara individu (talk). Pada saat
berdiskusi siswa menyampaikan ide-ide
matematika menggunakan bahasa dan
kata-kata mereka sendiri.
h. Dari hasil diskusi, siswa menuliskan
(write) solusi ataupun penyelesaian yang
berikut:
a. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk
telah mereka peroleh dari masalah yang
telah diberikan. dengan menghubungkan
belajar.
b. Guru membuka pelajaran, menyampaikan
judul materi, kompetensi dasar, indikator
dan
individu
tujuan
pembelajaran.
Serta
menjelaskan teknik pembelajaran yang
digunakan
yaitu
model
pembelajaran
kooperatif
tipeThink-Talk-Write
tugas-tugas dan aktivitas siswa.
serta
ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.
i. Perwakilan kelompok menyajikan hasil
diskusi kelompok, sedangkan kelompok
lain diminta memberikan tanggapan.
j. Guru memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi yang diberikan siswa dan
memberikan penghargaan berupa pujian
bagi
kelompok
yang
telah
berhasil
menyelesaikan soal yang diberikan.
4
k. Kegiatan
adalah
ini adalah jenis data kuantitatif yaitu data
membuat refleksi dan kesimpulan atas
nilai hasil belajar. Sumber data dalam
materi yang dipelajari.
penelitian ini adalah data primer bersumber
l. Guru
akhir
pembelajaran
menugaskan
untuk
dari hasil tes belajar pada kedua kelas sampel
mempelajari materi yang akan dipelajari
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
pada pertemuan berikutnya .
data sekunder adalah nilai ulangan harian
Penelitian
untuk
matematika dan data mengenai jumlah dan
mengetahui apakah hasil belajar matematika
keadaan siswa yang menjadi sampel dalam
siswa
penelitian.
yang
ini
siswa
bertujuan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-
Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga
Write lebih baik dari hasil belajar matematika
tahap
siswa
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada
yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional di kelas VIII SMPN 3 Padang.
yaitu
tahap
persiapan,
tahap
tahap persiapan., peneliti mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
Metodologi
pelaksanaan penelitian, seperti: menyusun
Jenis penelitian
adalah penelitian
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3
Padang. Pengambilan kelas sampel dalam
penelitian
yaitu
dengan
melakukan
pengundian. Sampel yang digunakan dari
hasil perhitungan adalah kelas VIII3 sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII4 sebagai
kelas kontrol.
Lembarab Aktivitas Siswa yang diberikan
pada setipa pertemuan dan soal tes akhir.
Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini
pembelajaran yang diberikan kepada dua
kelas sampel berdasarkan standar proses,
sedangkan perlakuan terhadap kedua sampel
ini berbeda. Perlakuan diberikan penulis pada
kelas eksperimen dengan menerapkan model
Jenis variabel dapat dibedakan dua
jenis yaitu variabel bebas dalam penelitian ini
adalah perlakuan yang diberikan pada sampel
penelitian yaitu penerapan model kooperatif
tipe Think-Talk-Write dalam pembelajaran
matematika pada kelas eksperimen dan
pembelajaran
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
konvensional
pada
kelas
kontrol dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar matematika siswa.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
pembelajaran kooperatif tipe Think-TalkWrite. Pada kelas kontrol, menerapkan
pembelajaran konvensional. Terakhir yaitu
tahap penyelasaian, pada tahap ini di lakukan
analisis data yang didapat selama penelitian
kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Menganilisis data dengan melakukan uji
hipotesis. Uji hipotesis memliki syarat yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan
5
rumus Liliefors. Selanjutnya, uji homogenitas berbentuk tes uraian digunakan rumus yang
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
F.
dikemukaan oleh Depdiknas (2008:9) yaitu:
Setelah melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas,
hipoesis
kemudian
yang
melakukan
bertujuan
uji
untuk
membandingkan apakah terdapat perbedaan
Setelah didapatkan tingkat kesukaran
daya
pembedanya.untuk
dari hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dihitunglah
dan kelas kontrol,
maka dilakukan uji mengetahui indeks daya pembeda item soal
perbedaan rata-rata (uji satu pihak ). Pada berbentuk tes uraian digunakan rumus yang
penelitian ini sampel terdistribusi normal dan dikemukakan oleh Depdiknas (2008:12)
kedua
kelompok
data
homogen,
maka
yaitu:
digunakan uji t.
Agar instrumen yang digunakan baik,
dilakukan uji coba soal dan analisis soal uji
coba.
Analisis
soal
untuk
mengetahui
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat
kesukaran
soal,dari
hasil
diatas
maka
diperoleh soal-soal tes akhir.
Suatu tes dikatakan memenuhi validitas
apabila tes tersebut mampu mengukur tujuan
khusus
yang
sesuai
dengan
materi
pembelajaran. Untuk memperoleh instrumen
tes yang valid, maka instrumen tes dibuat
berdasarkan
kurikulum,
dan
disusun
berpedoman kepada ketercapaian indikator.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan
melakukan uji t. Uji kesamaan rata-rata dua
pihak dengan menggunakan rumus yang
dikemukaan oleh Sudjana (2005:239),
̅
√
̅
dengan
√
Dimana ̅̅̅ adalah nilai rata-rata kelas
eksperimen, ̅̅̅adalah nilai rata-rata kelas
kontrol, S1 adalah variansi hasil belajar kelas
eksperimen, S2 adalah: variansi hasil belajar
ukuran
kelas kontrol, S adalah simpangan baku
ketepatan alat penelitian dalam mengukur
kedua kelompok, n1 adalah jumlah siswa
Reliabilitas
merupakan
suatu yang diukur. Reabilitas soal dihitung kelas eksperimen, n2 adalah jumlah siswa
kelas kontrol. Harga thitung dibandingkan
denganmenggunakan rumus.
*
+[
∑
]
=
∑
∑
dengan ttabel yang terdapat dalam tabel
distribusi t. Dengan kriteria pengujian :
Tingkat kesukaran butir soal untuk Terima hipotesis H0 jika t hitung  t tabel atau
mengetahui tingkat kesukaran soal yang
( - )
- , selain itu H0 ditolak.
6
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
uji t.
dilakukan dari tanggal 2 Januari 2014 sampai
Kedua kelas sudah berdistribusi normal
tanggal 16 Januari 2014 diperoleh hasil
dan
memiliki
variansi
yang
homogen,
penelitian yaitu data hasil belajar matematika
sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis
siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dengan rumus t-test. Dari data yang diperoleh
dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas
terlebih dahulu dihitung harga simpangan
kontrol setelah dilakukan lima kali pertemuan
baku gabungan kedua kelas itu, yaitu:
proses pembelajaran. Tes yang diberikan
Dengan menetukan nilai S, dari perhitungan
berupa tes uraian yang trdiri dari delapan maka
didapatkan
nilai
butir soal dengan waktu 80 menit. Peserta tes
Selanjutnya dilakukan uji t, setelah dihitung
pada kedua sampel terdiri dari 60 orang
didapatkan
dengan
dibandingkan
rincian
30
orang
dari
kelas
dengan
dengan
eksperimen dan 30 orang dari kelas kontrol.
pada taraf nyata
Tes dilaksanakan pada tanggal 30 Januari
  0,05 . Karena tidak ada yang memenuhi
2014 pada jam pelajaran ketujuh dan
dalam distribusi t maka dilakukan interpolasi.
kedelapan untuk kelas eksperimen dan pada
Diperoleh
(
jam pelajaran keempat dan lima di kelas
.
)
Ternyata diperoleh
kontrol.
Tabel : Data Tes Hasil Belajar Kelas
hipotesis H0:
diperoleh
Sampel
Jumlah
Eksperimen
Kontrol
61,0
609,22
belajar
siswa kelas eksperimen lebih
bahwa data hasil belajar berdistibusi normal
dan
hipotesis
terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas
hasil
kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan
22,39
Untuk menguji
rata-rata
baik dari hasil belajar matematika siswa kelas
̅
Siswa
ditolak. Sehingga
bahwa
matematika
Kelas
maka
kedua
kelompok
data
mempunyai
variansi yang homogen. Sehingga hasil
belajar
matematiaka
siswa
yang
variansi.
Setelah dilakukan pembelajarannya
menerapkan
metode
analisis data diketahui bahwa data hasil pembelajaran kooperatif tipe Think-Talkkemampuan komunikasi matematis siswa Write lebih baik dari hasil belajar matematika
berdistribusi normal dan memiliki varianasi siswa yang pembelajarannya menerapkan
yang homogen. Dengan demikian dapat
pembelajaran konvensional pada kelas VIII
SMPN 3 Padang.
7
Setelah dilakukan analisis data dan
sajikan tidak diberikan nilai sehingga siswa
pengujian hipotesis terhadap data hasil
tidak berusaha untuk mempertahankan hasil
, kerja kelompoknya masing-masing. Adapun
belajar, maka diperoleh
pada tingkat kepercayaan 95 %, dengan
penghargaan yang diberikan oleh peneliti
demikian hipotesis penelitian yaitu hasil
dalam
penelitian
ini
belum
mampu
belajar matematika siswa yang menerapkan memberikan motivasi kepada siswa dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Think- belajar baik itu secara individu maupun
Talk-Write lebih baik dari hasil belajar kelompok, sehingga mengkibatkan siswa
matematika
siswa
yang
menerapkan
masih meniru hasil kerja teman sekelompok
pembelajaran konvensional pada kelas VIII yang mengakibatkan siswa menjadi ribut
sehingga waktu yang peneliti rancang untuk
SMPN 3 Padang diterima.
Model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Talk-Write
sangat
memberikan
berdiskusi berkurang.
Kendala lain yang peneliti hadapi
manfaat bagi siswa, karena dalam proses
selama penelitian adalah
masalah waktu.
pembelajaran siswa bisa berinteraksi dengan
Karena mata pelajara matematika pada kelas
teman satu kelompoknya dengan mudah.
eksperimen dan kelas kontrol tedapat pada
Interaksi yang baik dapat terjadi karena jam terkhir yaitu pada jam ketujuh dan jam
kelompok siswa telah diatur berdasarkan
kedelapan, hal ini menyebabkan kondisi
kemampuan akademiknya sehingga mereka
siswa didalam kelas tidak lagi kondusif,
dapat saling membantu dalam berinteraksi.
karna kebanyakan siswa disaat pembelajaran
Pada kelas eksperimen, keaktifan siswa juga
berlangsung tidak bisa berkonsentrasi dalam
terlihat ketika siswa mempresentasikan hasil
belajar disebabkan siswa menganggap jam
diskusi mereka di dapan kelas, setiap siswa terakhir merupakan jam pelajaran yang
yang peneliti tunjuk dikelas eksperimen
menjenuhkan dan siswa beranggapan mereka
selalu bersedian untuk tampil maju kedepan
bisa cepat pulang, sehingga waktu untuk bisa
kelas mengemukakan hasil diskusi mereka.
menenangkan siswa pada jam terakhir ini
Selama melakukan penelitian, kendala cukup lama, peneliti harus mengkondisikan
yang dihadapi dalam melaksanakan model siswa agar tenang hingga siswa benar-benar
pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk- siap menerima pelajaran.
Write adalah dalam menangani siswa yang
suka menyalin hasil Lembaran Aktivitas
Siswa yang telah selesai dikerjakan oleh
teman sekelompoknya. Hal ini disebabkan
Adapun kendala yang dihadapi pada
kelas kontrol, dalam proses pembelajaran,
penulis menerangkan materi pelajaran dan
beberapa contoh soal kemudian meminta
oleh Lembaran Aktivitas Siswa yang peneliti
8
siswa untuk mengerjakan latihan ke depan
kelas, namun siswa yang mengerjakan hanya
siswa
yang
pertemuan
sama
hampir
berlangsung.
pada
setiap
Penulis
telah
mencoba untuk meminta siswa yang berbeda
untuk mengerjakan latihan tersebut tetapi
tidak juga berlangsung dengan baik karena
Tim FKIP. 1993. Panduan Penulisan Skripsi.
Padang : Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bung
Hatta.
Yamin, Martinis dan Bansu l. Ansari.
2012. Taktik
Mengembangkan
Kemampuan
Individual
Siswa. Ciputat
: Gaung Persada
Press
siswa merasa malu dan takut salah dalam
menyelesaikan soal latihan yang penulis
berikan.
Kesimpulan
Berdasarkan
penulis
lakukan
hasil
penelitian
maka
dapat
yang
diambil
kesimpulan bahwa hasil belajar matematika
siswa yang menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe tipe Think-Talk-Write lebih
baik dari hasil belajar matematika siswa yang
menerapkan
pembelajaran
konvensional
pada kelas VIII SMPN 3 Padang tahun
pelajaran 2013/2014.
Daftar Pustaka
Depdiknas, 2008. Penyusunan Butir-butir
Soal dan Instrumen Penilaian.
Jakarta : Depdiknas
Lie,
Anita. 2002. Cooperatif Learning
Mempraktekkan
Cooperatif
Di
Ruang Kelas. Jakarta : Grafindo
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung : Tarsito
Suherman,Erman.
http://pkab.wordpress.com/2012/04/
29/model-belajar-dan-pembelajaranberorientasi-kompetensi-siswa/
9
Download