PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN AMAN EFENDI Guru SD Negeri 032 Sinonoan Kabupaten Mandailing Natal Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran think talk write pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan tahun pembelajaran 2013/2014. Model pembelajaran think talk write berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini ditadai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I aktivitas siswa yang paling dominan adalah menulis/membaca yaitu 36% mengalami penurunan menjadi 33% pada siklus II. Aktivitas mengerjakan LKS 19% meningkat menjadi 32%. Bertanya pada teman 16% menurun menjadi 14%. Bertanya pada guru 11% meningkat menjadi 13%. Yang tidak relepan dengan KBM 18% menurun menjadi 8%. Dari preetes diketahui hasil belajar rata-rata siswa 37,8 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30. Peningktan hasil belajar siswa dari formatif siklus I dan formatif siklus II rata-rata 74,4 menjadi 87,5. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 53,13% dan pada siklus II sebesar 90,63%. Kata kunci : Model Think Talk Write, hasil belajar, IPA PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Mengacu pada sistem pendidikan nasional (Undang-undang nomor 20 tahun 2003) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi komunikasi dua arah, bahkan dapat juga menjadi komunikasi banyak arah. Pelajaran sains merupakan suatu pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta, yang berarti materi pelajaran adalah hal yang nyata. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam membelajarkan sains tidak dapat disampaikan hanya dengan kata-kata dan berjalan satu arah dari guru kepada siswa yang hanya akan menjadikan pemahaman konsep tidak tercapai. Akan tetapi pada kenyataannya, di sekolah-sekolah penggunaan model pembelajaran masih sangat minim dilakukan. Guru hanya menggunakan 53 metode ceramah dan berfokus pada buku paket ketika menyampaikan pelajaran. situasi seperti ini menjadikan proses pembelajaran cenderung pasif, siswa tidak fokus pada penjelasan guru, dan tidak konsentrasi. Selain itu penyampaian pelajaran yang bersifat verbalisme dapat menyulitkan siswa memahami materi apabila kata yang digunakan banyak mengandung bahasa asing yang tidak dipahami siswa, sifat pengalaman, dan kosa kata yang berbeda pada tiap anak tentu menjadi masalah dalam pembelajaran. Kurangnya pemanfaatan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran. Situasi seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan menjadi masalah bagi guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah tersebut hendaknya guru berusaha menggunakan berbagai macam cara dan metode pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran yang baik. Hal diatas juga terjadi di SD Negeri 032 Sinonoan khususnya dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, pada pembelajaran IPA masih didominasi oleh guru dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih terpusat pada guru yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah sehingga pembelajaran IPA belum tercapai. Dari jumlah keseluruhan siswa hanya 30% siswa yang tuntas dan 70% yang belum tuntas. Hasil dari observasi dan pengamatan di SD Negeri 032 Sinonoan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dan faktor utamanya diakibatkan karena banyaknya konsep dasar yang harus dihapal dan sangat membosankan bagi siswa. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa akan konsep-konsep IPA. Apabila keseluruhan materi diajarkan guru secara konvensional dan tidak bervariasi maka siswa akan merasa sulit memahami materi tersebut. Dalam pembelajaran, kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, yang mana aktivitas siswa hanya mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh yang berakibat siswa kurang merespon materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa dan nilai tugas yang diberikan oleh guru. Dari masalah tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dan dapat mengembangkan mental siswa. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa adalah metode Think Talk Write (TTW) yang merupakan segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan siswa dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan itu. Jadi bukan dengan cara konvensional , dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, kebun 54 sekolah dan guru bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Think Talk Write merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model pembelajaran TTW didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik didorong untuk berfikir, berbicara dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Metode ini merupakan metode yang dapat melatih kemampuan berfikir dan berbicara peserta didik. Secara garis besar TTW merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar melalui tiga tahapan yatu: 1) Think, merupakan proses berfikir yang dimulai dari penemuan informasi dari diri siswa sendiri, pengolahan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa. Pada tahap ini peserta didik akan membaca sejumlah masalah yang diberikan pada lembar kegiatan peserta didik (LKS) kemudian setelah membaca, peserta didik akan menuliskan hal –hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah tersebut. 2) Talk, yaitu berkomunikasi dengan kata-kata yang mereka pahami. Pada tahap talk memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara, pada tahap ini peserta didik akan berlatih melakukan komunikasi dengan anggota kelompok secara lisan untuk mendiskusikan masalah yang telah peserta didik pikirkan sebelumnya pada tahap think. 3) Write, menuliskan dan mengkonstruksi ide setelah berdiskusi dan berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis peserta didk pada tahap ini meliputi menulis solusi terhadap masalah/ pertanyaan yang diberikan. Pada tahap ini peserta didik akan belajar untuk melakukan komunikasi secara tertulis. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penggunaan model pembelajaran Think Talk Write pada pelajaran IPA yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think Talk Write Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan”. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 032 Sinonoan Jalan Medan Padang dan pelaksanaannya pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Pemilihan kelas V dikarenakan peneliti merupakan guru kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Banyak subjek penelitian yakni 32 siswa. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini antara lain: a. Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran 55 dengan strategi think talk write (TTW). Tes hasil belajar disusun dalam bentuk pilihan berganda yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas V SD Negeri 032 Sinonoan bidang studi IPA. Tes hasil belajar siswa yang digunakan sebanyak 10 item dan terdiri dari 4 opsion Kisi-kisi tes hasil belajar siswa tersebut dituangkan dalam bentuk Tabel spesifikasi seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1 : Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Klasifikasi / Kategori Butir Soal C1 C2 C3 C4 1 √ 2 √ 3 √ 4 √ 5 √ 6 √ 7 √ 8 √ 9 √ 10 √ Jumlah 1 5 1 3 Keterangan : C1 : Pengetahuan C2 : Pemahaman b. Lembar Aktivitas Belajar Siswa Lembar aktivitas belajar siswa digunakan oleh pengamat. Pengamat adalah guru-guru teman sejawat peneliti yaitu Ratnawati dan Irmaria Waktu bekerja dalam kelompok peneliti/guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) memberi isyarat pada ke dua pengamat, kelompok mana yang diamati oleh ke dua pengamat. Kedua pengamat tidak boleh duduk berdekatan agar data yang direkam tidak bias. Satu kali kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti, maka ada dua kelompok yang diamati oleh pengamat. Jumlah soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C3 : Aplikasi C4 : Analisis Instrumen aktivitas belajar siswa terdiri dari 5 aktivitas antara lain; membaca, bekerja, bertanya sesama siswa, bertanya sama guru, dan yang tidak relevan denga KBM. Waktu siswa belajar sesuai dengan di RPP berkelompok selama 20 menit ditentukan oleh peneliti/guru maka ada 10 ceklis yang dilakukan oleh pengamat dalam lembar aktivitas belajar siswa. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang 56 dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), Refleksi yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut. Rencana Awal Tindakan / Observasi Rencana Yang Direvisi Refleksi Tindakan / Observasi Rencana Yang Direvisi Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999 : 27) Prosedur Penelitian Berdasarkan pengamatan yang peneliti kumpulkan, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah yang diakibatkan rendahnya aktivitas belajar siswa, maka prosedur penelitian yang penulis rencanakan dalam menuntaskan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut : A. Siklus I Kegiatan pada siklus I meliputi: 1) Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: 57 a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi “proses daur air” untuk KBM 1 dengan sub materi “perlunya penghematan air” untuk KBM 2. Selanjutnya diubah atau ditambah sesuai dengan strategi think talk write (TTW). b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa melalui penerapan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air. 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air sebagai formatif I. 3) Refleksi (Reflective) Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil observasi dan evaluasi hasil pembelajaran IPA dengan strategi think talk write (TTW). Dari hasil refleksi kemudian peneliti dengan dua orang pengamat teman sejawat untuk memperbaiki dan menguatkan rencana tindakan siklus II. B. Siklus II Kegiatan pada Siklus II meliputi: 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I maka pada siklus II disusun skenario strategi think talk write (TTW) dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dengan kegiatan perencanaan meliputi: a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi “peristiwa alam” untuk KBM 3 dengan sub materi “mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi” untuk KBM 4. b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa tentang peristiwa alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi. 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP strategi think talk write (TTW) dengan topik “peristiwa 58 alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi” oleh peneliti sebagai guru IPA di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Diakhir siklus II dilakukan pula tes hasil belajar untuk mengetahui pemahaman siswa sebagai formatif II. 3) Refleksi (Reflective) Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi oleh peneliti berkolaborasi guru mata pelajaran sejenis. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar siswa ditelaah. Teknik Analisis Data Metode analisis data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II 2) Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3) Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Jumlah jawaban benar 100 Nilai Siswa Jumlah seluruh soal (Slameto, 2001:189) b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X N (Subino,1987:80) Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes c. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: Setelah data aktivitas siswa terkumpul sesuai dengan jumlah kegiatan belajar mengajar, maka data tersebut disusun kemudian data tersebut dirubah menjadi data prosntase. Untuk menganalisis data-data tersebut kemudian dianalisis dengan proporsi aktivitas. % = ℎ ℎ ℎ 100% (Majid, 2009:268) d. Ketentuan persentase ketuntasan belaja rkelas Sb 100% Ketuntasan belajar kelas K 59 ΣSb =Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (kognitif) ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai ≥ 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai ≥ 70 disebut tuntas kelas. IndikatorKeberhasilan Yang menjadi indikator keberhasilan guru mengajar digunakan KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri 032 Sinonoan dengan nilai ≥ 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai ≥ 70 disebut tuntas kelas HASIL ASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a) Data Pretes (Ujiawal) Untuk melihat kemampuan awal siswa maka dilakukan tes hasil belajar (Ujiawal), dengan jumlah 10 soal, data terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan Pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Hasil Pretes Nilai Frekunsi Rata-rata S.D 30 20 40 5 50 3 37,8 12,4 60 2 70 2 Jumlah 32 Merujuk pada Tabel 2, 2 nilai terendah untuk pretes adalah 20 dan tertinggi adalah 70 dengan KKM sebesar 70 maka dua orang mendapat nilai diatas ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah 6,25%. Nilai kelas adalah 37,8 dengan deviasi 12,4. Data hasil pretes disajikan kembali dalam histogram rata rata-rata standar in ini dapat grafik berikut. Grafik Pretes 25 20 15 10 5 0 Frekuensi 30 40 50 60 70 20 5 3 2 2 Gambar 2 Grafik Hasil Pretes 60 b) Data Postes I Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat kegiatan perencanaan meliputi: a) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b) Membuat lembar kegiatan siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 c) Membuat tes pemahaman siswa siklus I d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa melalui penerapan strategi think talk write (TTW) e) Menyediakan media pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang proses daur air dan penghematan air sebagai formatif I. Hasil diskusi dengan pembimbing dalam pelaksanaan Siklu Siklus I, dapat dilakukan sesuai dengan materi yang telah disusun untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Akhir KBM pada Siklus I dilakukan tes hasil belajar (Formatip I), hasil analisis data dapat dilihat pada Tabel 3. Pelaksanaan pembelajaran/observasi jaran/observasi Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 1 dan ke-2 ke sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru Tabel 3. Distribusi Hasil Postes 1 Nilai Frekuensi Rata-rata S.D 60 15 80 11 74,4 15,4 100 6 Jumlah 32 Hasil analisis pada Tabel 3 tentang distribusi Formatip I dapat dirubah menjadi grafik histogram, untuk memudahkan membaca hasil belajar siswa dan grafiknya nya dapat dilihat pada Gambar 3. Grafik Postes I 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Frekuensi 60 80 100 15 11 6 Gambar 3. Grafik Formatif I 61 Selama proses pembelajaran mengamati aktivitas siswa observer dilakukan peneliti, peneliti telah dikode oleh peneliti tentang berkolaborasi dengan dua guru lain kelompok mana yang akan di amati. untuk mengamati aktivitas belajar Masing-masing observer mengamati siswa. observasi oleh observer (guru kelompok yang berbeda. Hasil sejawat) dilakukan dengan cara pengamatan observer pada siklus I menceklis lembar observasi yang telah seperti pada tabel berikut : disiapkan oleh peneliti. Selama Tabel 4 Aktivitas belajar siswa siklus I Siklus I No Aktivitas Jumlah Skor Proporsi 1 Menulis/membaca 57 14.25 36% 2 Mengerjakan 31 7.75 19% 3 Bertanya pada teman 25 6.25 16% 4 Bertanya pada guru 18 4.5 11% Yang tidak relevan dengan 5 KBM 29 7.25 18% JUMLAH 160 40 100% Refleksi Dari pengamatan dan analisis hasil belajar siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,4. Sejumlah 17 orang siswa telah tuntas belajar pada batas KKM, sejumlah 15 orang siswa lainnya masih belum tuntas menurut batas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 60. Ketuntasan klasikal 53,13%. Analisis data hasil belajar siklus I ini belum membuat hasil belajar siswa tuntas secara klasikal karena ketuntasan masih dibawah > 85% hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : 1. Masih banyak siswa yang pasif 2. Siswa masih sungkan bertanya baik bertanya sama guru ataupun bertanya sama teman 3. Masih ada siswa yang jalan kesanakemari meninggalkan kelompoknya 4. Media pembelajaran perlu dibuat lebih menarik lagi Data Postes II Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I maka pada siklus II disusun skenario strategi think talk write (TTW) dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dengan kegiatan perencanaan meliputi: c) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP d) Penyusunan Lembar Kegiatan siswa pertemuan 3dan pertemuan 4 e) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap 62 proses pembelajaran dengan menerapkan strategi think talk write (TTW) dan tes pemahaman siswa. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 3 dan ke-4 ke sesuai dengan RPP strategi think talk write (TTW) dengan topik “peristiwa alam dan mengidentifikasi kegiatan yang dapat mengubah permukaan bumi” oleh peneliti sebagai guru IPA di Kelas V SD Negeri 032 Sinonoan. Hasil belajar siswa pada pretes dan Formatif I didiskusikan antara a pembimbing dan guru (sesama peneliti). Melihat gambaran data data-data hasil belajar siswa perlu ada perubahan pembelajaran pada Siklus II. Media pembelajaran harus menarik dengan alat-alat peraga raga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA. Selama siswa bekerja dalam kelompok peneliti/guru hadir sebagai fasilitator.. Setelah melaksanakan KBM pada Siklus II, maka akhir KBM II dilakukan tes hasil belajar atau disebut Postes II, hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Distribusi Hasil Postes II Nilai Frekuensi Rata-rata S.D 60 3 80 14 87,5 13,2 100 15 Jumlah 32 Merujuk pada Tabel 4, 4 nilai terendah untuk Postes II adalah 70 dan tertinggi adalah 100 dengan kriteria ketuntasan minimal 70 maka ada 3 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan namun ketuntasan klasikal adalah sebesar 90,63%. Mengacu pada kriteria ketuntasan klasikal klasika minimum sebesar 85% maka nilai ini berada pada kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas secara menyeluruh. Nilai rata rata-rata kelas adalah 87,55 yang juga dalam kategori tuntas dengan standar deviasi 113,2. Data hasil potes II ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram, dan dapat dilihat pada Gambar 4 Grafik Formatip II 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Frekuensi 60 80 100 3 14 15 Gambar 4. Grafik Hasil Formatip II 63 pembelajaran Think Talk Write meningkat menjadi 74,4 pada siklus I dan 87,5 pada siklus II. Merujuk pada Tabel-Tabel Tabel hasil tes yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat nilai rata-rata rata tes siswa sebelum diterapakan model pembelajaran Think Talk Write adalah 37,8, dan setelah diterapkan model Peningkatan hasil tes siswa dapat dilihat melaui Tabel dan histogram berikut: Tabel 5.. Rekapitulasi Pretes, Postes I dan Postes II No 1 2 3 4 Hasil Tes Nilai Tertinggi Nilai terendah Rata-rata rata nilai tes Ketuntasan klasikal Data Awal Siklus I 70 100 30 60 37.8 74.4 6,25% 53,13% Siklus II 100 60 87.5 90,63% Grafik Hasil Belajar Kognitif 120 100 80 60 40 20 0 Nilai Tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai tes Ketuntasan klasikal (%) Data Awal 70 30 37,8 6,25 Siklus 1 100 60 74,4 53,13 siklus 2 100 60 87,5 90,63 Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Kognitif Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Pengamatan kegiatan siswa dilakukan dengan cara menceklis lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil pengamatan oleh kedua observer pada siklus klus II ini sesuai pada tabel 6 berikut : 64 Tabel 6. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 Aktivitas Menulis/membaca Mengerjakan Bertanya pada teman Bertanya pada guru Yang tidak relevan dengan KBM JUMLAH Refleksi Penerapan model pembelajaran think talk write (TTW) pada pembelajaran IPA siklus II telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus II rata-rata 87,5 nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Ketuntasan kelas telah melampaui batas minimal > 85% yaitu sebesar 90,63%. Dengan demikian hasil ini dapat dianggap bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran think talk write (TTW) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa catatan perbaikan selama proses pembelajaran diketahui : 1. Tampilan media yang digunakan peneliti lebih menarik dari sebelumnya 2. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif 3. Siswa mulai membiasakan diri bertanya baik pada teman ataupun pada guru 4. Peneliti memberi perhatian lebih pada siswa yang sebelumnya dianggap kurang disiplin selama proses belajar Siklus II Jumlah Skor Proporsi 52 13 33% 51 12.75 32% 23 5.75 14% 21 5.25 13% 13 3.25 8% 160 40 100% Pembahasan Merujuk pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum penerapan model pengajaran Think Talk Write pada mata pelajaran IPA yaitu berupa nilai pretes adalah 37,8 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 6,25%, setelah penerapan model pengajaran Think Talk Write nilai siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes pada Siklus I, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 74,4 dengan persentasi 53,13%, untuk nilai rata-rata hasil belajar dan persentasi ketuntasan klasikal yang dicapai belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Merujuk pada Tabel yang sama, hasil tes pada Siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa adalah 87,5 dengan persentasi mencapai yaitu 90,63%. Hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 85% hasil belajar siswa sudah mencapai nilai minimal 70. Secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra pembelajaran, Siklus I sampai akhir Siklus II. Namun hasil pembelajaran diakhir Siklus I masih ada 15 orang siswa memperoleh nilai di bawah ketuntasan. Hal ini terjadi karena 65 disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut. a. Beberapa siswa belum memahami peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. b. Interaksi antar siswa belum berjalan dengan baik karena siswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Adanya siswa yang pasif dan menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kelompoknya. Uraian di atas menyatakan bahwa pada Siklus I meski sebagian indikator keberhasilan telah tercapai namun terdapat 15 siswa belum tuntas nilainya. Oleh karena itu perlu adanya suatu tindakan pada Siklus II agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan mencapai indikator keberhasilan dengan ketuntasan klasikal mencapai maksimum. Tindakan yang diberikan berupa menampilkan media untuk mempermudah siswa memahami materi pembelajaran dan memberikan variasivarisi penugasan yang bersifat memotivasi semua anggota kelompok. Hasil belajar siswa diakhir Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal 90,63% yang berarti seluruh siswa telah memperoleh nilai tuntas. Dengan demikian tindakan yang diberikan pada Siklus II telah berhasil memberikan perbaikan hasil belajar pada siswa. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Siswa telah terbiasa dengan bekerja secara kelompok. b. Keberanian siswa untuk berinteraksi berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. c. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan melalui model pembelajaran ThinkTalk-Write pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 032 Sinonoan sebagai berikut : Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran ThinkTalk-Write pada Siklus I awalnya ratarata 74,4 dengan ketuntasan klasikal 53,13% dan hasil ini meningkat pada Siklus II mencapai rata-rata 87,5 dengan ketuntasan klasikal 90,63%. Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat kali atau disebut dua siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan model pembelajaran Think Talk Write di sekolah benar-benar bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. 66 a. Setting kelas sebaiknya mudah untuk mengatur meja-meja di dalam kelas, sehingga membentuk kelompok dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat. b. Selama kerja kelompok perlu diarahkan agar terjadi saling bekerja sesama siswa dalam satu kelompok. c. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya siswa telah paham keuntungan dan fungsi posisi dirinya dalam kelompok sehingga siswa mudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. RUJUKAN Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Fathurrohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar. PT Refika Aditama. Bandung. Haryanto, (2006), Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V Jilid 5. Penerbit Erlangga. Jakarta Haryanto, (1994). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta Purwanto, Ngalim. (1994). Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Rosdakarya. Bandung. Slameto, (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhiny. PT Rineka Cipta. Jakarta Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 67