pelaksanaan pembelajaran tematik di min kota medan

advertisement
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI MIN KOTA MEDAN
Neliwati1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran tematik di MIN
Medan Sunggal Kota Medan. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa dan guru
yang terlibat dalam pelaksanaan. Penelitian lapangan ini dengan metode kualitatif
melalui pendekatan fenomenologi sosial pendidikan. Temuan hasil penelitian ini
menunjukkan persepsi guru sangat mendukung dengan alasan pembelajaran tematik
sesuai perkembangan dan kemampuan berfikir dan belajar siswa di MIN.
Term Kunci : Persepsi Guru, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
A. Pendahuluan
Pembelajaran tematik bukanlah istilah yang baru muncul, bila dikaitkan dengan
kurikulum 2013. Bahkan sebelum kurikulum 2013 diterapkan, sudah banyak sekolah yang
melaksanakan pembelajaran tematik tersebut.
Pembelajaran2 tematik3 merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas
awal sekolah dasar. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak
belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak
kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Model pembelajaran tematik
adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Berdasarkan kondisi peserta didik di kelas 1-3 seluruh aspek perkembangan kecerdasan
seperti IQ, EQ dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat
perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga
pembelajarannya bergantung pada objek-objek yang konkret. Selain itu, jika pembelajaran
dilakukan secara terpisah maka akan memunculkan permasalahan pada kelas awal (kelas 1-3)
yaitu tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal SD/MI di Indonesia masih rendah.4
1
Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sumatera Utara, juga staff
peneliti pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN SU, Menyelesaikan S2 pada Universitas
Negeri Padang Sumatera Barat
2
Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang
individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Selanjutnya “Pembelajaran merupakan pendekatan belajar
yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar.”
3
“Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. “Tema merupakan
alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema
diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan
bahasa anak didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau
waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam
satu kali tatap muka.
4
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas
Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang
mencakup:
1) Implikasi bagi guru, pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan dan utuh.
2) Implikasi bagi siswa: (a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan,
kelompok kecil ataupun klasikal, (b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: (a) Pembelajaran tematik
pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk
aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar. (b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsepkonsep yang abstrak. (d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan
dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar
yang terintegrasi.
4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan, pengaturan ruangan itu: ruang perlu ditata
disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat
berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung,
peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola
sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
5) Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik,
maka dalam pembelajaran perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan
menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab,
demonstrasi, bercakap-cakap.5
Langkah-langkah mengelola pembelajaran tematik integrative diawali dari
menginventarisir tema dan dipilih dari tema yang paling sederhana, dekat dengan lingkungan,
sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang
menggambarkan hubungan antar mata pelajaran, kompetensi dasar dan indikator yang disatukan
dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik berisi informasi
tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik.
Awal SD/MI.( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h 158.
5
Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur Balitbang
Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan data bahwa di MIN yang ada di kota
Medan, sesuai dengan harapan Kurikulum 2013 seharusnya untuk tingkat SD/MI sudah
diterapkan pembelajaran tematik sejak kelas satu hingga kelas empat, tetapi pada kenyataannya
belum seluruhnya melaksanakan pembelajaran tematik tersebut. Hal ini dilatarbelakangi oleh
banyak hal, antara lain ketersediaan buku yang kurang dari target yang diharapkan, sarana
pendukung pembelajaran yang belum optimal tersedia, lingkungan belajar yang kurang kondusif,
dan yang lebih ironis lagi banyak guru yang seharusnya sudah menerapkan pembelajarannya
dengan tematik tetapi belum sepenuhnya mengarah kepada pembelajaran tematik. Keseluruhan
gejala dan fenomena inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di MIN Kota Medan”
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilaksanakan di
MIN Kota Medan, dengan indikator penelitian meliputi : persepsi guru tentang pembelajaran
tematik, rencana pelaksanaan pembelajaran tematik, pengelolaan kelas pada pembelajaran
tematik, dan proses pembelajaran tematik di MIN kota Medan
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka terdapat beberapa
pertanyaan penelitian yaitu :
1) Bagaimana persepsi guru tentang pembelajaran tematik di MIN kota Medan?
2) Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik di MIN kota Medan ?
3) Bagaimana Proses Pembelajaran tematik di MIN kota Medan ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1) Persepsi guru tentang pembelajaran tematik di MIN kota Medan
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik di MIN kota Medan
3) Proses pembelajaran tematik di MIN kota Medan
E. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah dan wawasan
pengetahuan tentang pembelajaran tematik. Selanjutnya secara praktis penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi :
1) Kepala sekolah, agar senantiasa mengadakan pengawasan dan bimbingan kepada para
guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik melalui berbagai kegiatan misalnya,
kunjungan kelas, pengarahan personal (pribadi), musyawarah, mengikutsertakan guru
dalam pelatihan-pelatihan pembelajaran tematik baik yang dilaksanakan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
2) Guru, agar selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam penerapan
pembelajaran tematik.
3) Orang tua siswa, agar senantiasa mendukung seluruh kegiatan pembelajaran anak-anak
mereka di sekolah termasuk pembelajaran tematik.
4) Siswa, agar selalu konsentrasi dan fokus dalam seluruh kegiatan pembelajaran dengan
selalu memperhatikan seluruh apa yang disampaikan guru, melaksanakan perintah berupa
tugas yang harus dikerjakan guru baik tugas di rumah maupun di sekolah, mematuhi
seluruh peraturan sekolah, sehingga hal ini dapat meningkatkan hasil belajarnya.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Medan Sunggal, yang
terletak di Jalan Balam Nomor 52 Sei Sikambing “B” Kecamatan Medan Sunggal Adapun
setting penelitian ini adalah seluruh guru yang melaksanakan pembelajaan tematik pada kelas I
dan IV di MIN Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian dilaksanakan di kelas saat
pembelajaran berlangsung, di kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha/administrasi,
dan di sekitar areal sekolah, serta lokasi lainnya yang berkembang yang berkaitan dengan
pengumpulan data penelitian.
Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan menggunakan metode mode of inquiry
qualitative, yaitu metode kualitatif yang menggunakan teknik berhadapan langsung dalam
pengumpulan data dengan informan atau subjek penelitian di dalam latar alamiah mereka.
Peneliti membangun suatu gambaran yang holistik dengan deskridpsi rinci tentang perspektfi
informan berkenaan dengan masalah yang diteliti. Penelitian kualitatif yang dipilih sebagai jenis
penelitian dikarenakan peneliti ingin mengkaji lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
data penelitian, sehingga nantinya akan ditemukan makna atau tema budaya dalam penelitian ini
sesuai data yang dapat dikumpulkan.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
fenomenologi dan sosial pendidikan. Pendekatan ini digunakan karena peneliti ingin
mengungkapkan fenomena perilaku sosial kegiatan pelaksanaan pembelajaran tematik di MIN
Medan Sunggal.
G. Subjek dan Sumber Data Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang masih aktif mengajar dan melaksanakan
pembelajaran tematik pada kelas I dan IVI MIN Medan Sunggal. Sedangkan pemilihan subjek
penelitian peneliti menggunakan tehnik snowball sampling, dimana setelah peneliti menemukan
key informan (orang yang memberikan informasi utama ttg data dan orang yang terlibat dalam
penelitian), selanjutnya peneliti akan menggiring data sebanyak mungkin berdasarkan orang
yang terlibat dalam penelitian yang diarahkan oleh informan kunci tersebut.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sekunder. Sumber
data primer berkaitan dengan data yang diperoleh melalui subjek dan informan penelitian yang
dijadikan rujukan data. Sementara itu, sumber data sekunder berupa teori-teori yang berkaitan
dengan data penelitian dari beberapa referensi buku yang ada, serta data-data yang berasal dari
arsip-arsip yang ditemukan pada lokasi penelitian dan berkaitan dengan fokus penelitian yang
membahas tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di MIN Medan Sunggal Kota Medan.
H. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Untuk menjaring data penelitian sesuai dengan fokus penelitiannya, maka peneliti
menggunakan beberapa jenis instrumen penelitian yang meliputi :
1) Observasi non partisipan, dimana peneliti melakukan pengamatan secara mendalam
sesuai dengan fokus penelitian tetapi tidak terlibat secara penuh dengan masyarakat yang
diteliti, peneliti hanya sebagai observer (pengamat) di luar kancah yang diteliti. Data yang
akan dikumpulkan dalam observasi ini adalah data tentang perilaku sosial pendidikan
para guru yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik di MIN Medan
Sunggal. Data yang akan diobservasi meliputi perilaku para guru dalam merencanakan
pembelajaran tematik, perilaku para guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik,
serta perilaku para guru dalam mengevaluasi pembelajaran tematik.
2) Indepth Interview, yaitu melakukan wawancara secara mendalam dengan subjek dan
informan penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian. Wawancara ini akan berakhir
jika data yang dapat dikumpulkan tidak lagi memiliki variasi data atau data yang
dikumpulkan tidak lagi berbeda antara subjek dan informan yang satu dengan yang
lainnya. Atau dalam penelitian kualitatif diistilahkan dengan “Data Jenuh”. Data yang
akan dikumpulkan melalui instrumen ini adalah tentang sejarah berdirinya MIN Medan
Sunggal, profil MIN Medan Sunggal, persepsi guru tentang pembelajaran tematik,
persepsi guru tentang pembelajaran tematik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik,
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik, dan proses pembelajaran tematik di
MIN Medan Sunggal Kota Medan
3) FGD (Focus Group Discussion), mengadakan wawancara terfokus dengan
mengumpulkan beberapa orang subjek dan informan penelitian dalam sebuah kancah
penelitian untuk menjaring data secara efektif dan efisien serta mendalam sesuai dengan
fokus penelitian. Data yang dapat terjarng melalui FGD adalah data tentang persepsi guru
tentang pembelajaran tematik, persepsi guru tentang pembelajaran tematik, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran tematik, pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik, dan
proses pembelajaran tematik di MIN Medan Sunggal Kota Medan
4) Studi Dokumentasi, dimana peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang dapat
diperoleh melalui data-data arsip yang tersimpan dalam komunitas salafi. Arsip yang
dapat dikumpulkan berkaitan dengan sejarah berdirinya MIN Medan Sunggal, profil MIN
Medan Sunggal, Keadaan Guru dan Siswa MIN Medan Sunggal, RPP tematik di MIN
Medan Sunggal, Program kerja dan kegiatan MIN Medan Sunggal, peraturan yang
beralku di MIN Medan Sunggal, foto-foto yang berkaitan dengan fokus penelitian, serta
data-data lainnya yang berkembang dalam penelitian.
I. Analisis Data Penelitian
Analisis temuan penelitian ini akan dilakukan sesuai jenis data yang dikumpulkan. Data
kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara, FGD dan dokumentasi akan dianalisis
secara kualitatif. Proses analisa data ini meliputi tiga tahap yang dilakukan secara siklus seperti
yang disarankan Miles & Huberman (1984) yaitu reduksi data, tampilan data dan penarikan
kesimpulan. Tranksrip wawancara dan FGD serta catatan-catatan lapangan akan direduksi, diberi
kode dan dikategorisasikan berdasarkan jenis dan relevansinya dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Data yang telah terseleksi tersebut ditampilkan untuk memudahkan proses
interpretasi/ pemaknaan dan penarikan kesimpulan.
J. Tehnik Penjaminan Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan tehnik penjaminan keabsahan data yang umum terdapat
dalam penelitian kualitatif yaitu kredibilitas dan transferabilitas (credibility and transferability).
Menjamin tingkat keterpercayaan data yang diperoleh dalam penelitian ini, tim peneliti akan
melakukan dua hal berikut:
1) Sedapat mungkin memperpanjang keterlibatan di lapangan penelitian untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang hal tertentu dan untuk menguji informasi tertentu
yang mungkin disalah tafsirkan peneliti atau informan.
2) Melakukan triangulasi sumber dan metode. Data yang diperoleh dicek ulang dengan
sumber berbeda (informan, catatan obervasi dan dokumen) dan dengan metode berbeda
(observasi, FGD dan wawancara).
3) Memberi cheks, yaitu membawa data dan interpretasi data tersebut kembali kepada
partisipan dan menanyakan kepada mereka apakah data dan penafsiran terhadap data
yang peneliti buat sudah benar atau sudah sesuai dengan makna sebagaimana dipahami
partisipan.
Temuan Penelitian
1) Temuan Umum mengenai Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Medan Sunggal
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Medan Sunggal merupakan salah satu MIN yang ada
di kota Medan, yang terletak di Jalan Balam Nomor 52 Sei Sikambing “B” Kecamatan Medan
Sunggal. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1984, kemudian mendapatkan izin operasional pada
tanggal 25 Oktober 1993. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan pada waktu pagi.
Belajar dimulai pada pukul 07.15 wib.
Terdapat beberapa ketentuan yang merupakan budaya sekolah berupa peraturan dan tata
tertib yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa, yaitu :
a. Bagi siswa yang hadir lewat jam 07.30 tidak dibenarkan lagi mengikuti kegiatan belajar
b. Khusus pakaian seragam, pada hari senin siswa diwajibkan memakai baju lengan panjang
warna putih dan celana panjang (putra), rok panjang (putri) warna merah. Selanjutnya
pada hari jumat para siswa mengenakan pakaian batik dan celana panjang (putra) dan rok
panjang warna merah untuk putri. Pada hari Sabtu memakai seragam pramuka, untuk
baju olahraga dikenakan pada setiap pelajaran olahraga dan kegiatan senam. Kemudian
untuk seragam sekolah wajib dilengkapi dengan atribut yang telah ditentukan. Untuk
putra diharuskan memakai peci dan tali pinggang serta kaos kaki, sedangkan untuk putri
diharuskan memakai jilbab dan kaos kaki
c. Seluruh buku pelajaran/paket yang dibeli melalui dana BOS dipinjamkan kepada siswa
dan harus disampul (plastik) dan dirawat dengan baik
d. Buku penghubung wajib disampul dan diperiksa oleh orang tua, serta dibawa setiap hari
ke madrasah.
e. Terhitung mulai tanggal 22 Oktober 2012, orangtua/wali murid tidak dibenarkan ikut
masuk mengantar anaknya ke area madrasah/sekolah, cukup sampai di pintu gerbang
f. Untuk membantu dan mendukung kegiatan belajar anak di madrasah maupun di rumah,
maka orangtua harus selalu memperhatikan roster pelajaran serta menyuruh anaknya
untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan guru
g. Bagi murid yang melanggar peraturan dan tata tertib madrasah, akan diberikan sanski
berupa : (1) teguran, (2) peringatan, dan (3)dikembalikan kepada orangtua.6
Visi MIN Medan Sunggal adalah : Terciptanya siswa yang unggul dalam prestasi dan
tangguh dalam kompetisi serta mulia dalam pekerti.
Selanjutnya, Misi MIN Medan Sunggal yaitu : (1) Melaksanakan belajar PAIKEM, (2)
Meningkatkan kualitas guru sesuai dengan target sertifikasi, (3) Menciptakan kerjasama yang
baik, (4) Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehingga siswa dapat
menjadi teladan bagi teman dan masyarakat, (5) Menelenggarakan pengembangan diri agar dapat
mengembangkan minat dan bakat siswa.7
Sejak tahun berdiri 1989, MIN Medan Sunggal telah memiliki murid keseluruhannya
berjumlah 442 orang, yang terdiri dari kelas I s/d Kelas VI. Untuk kelas I terdiri dari tiga
rombongan belajar dengan total jumlah siswa 85 orang, yang masing-masing terdiri dari siswa
laki-laki berjumlah 47 orang, dan siswa perempuan berjumlah 38 orang.
Selanjutnya, untuk kelas II terdiri dari dua rombongan belajar dengan total jumlah siswa
46 orang, 25 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Kemudian untuk Kelas III terdiri dari 4
6
7
Data dokumentasi dari Kantor Kepala Sekolah MIN Medan Sunggal, 5 Oktober 2014
Ibid.
rombongan belajar dengan total jumlah 104 orang, dengan jumlah 45 laki-laki dan 59
perempuan. Sedangkan untuk Kelas IV terdiri dari 3 rombongan belajar dengan total jumlah
siswa 72 orang, 34 orang laki-laki dan 38 orang perempuan. Sementara itu, untuk Kelas V terdiri
dari tiga rombongan belajar, dengan total jumlah 72 orang, siswa laki-laki berjumlah 32 orang
dan perempuan berjumlah 40 orang. Akhirnya, untuk Kelas VI terdiri dari 2 rombongan belajar
dengan total jumlah 63 orang, masing-masing siswa laki-laki berjumlah 35 orang dan perempuan
berjumlah 28 orang. Jika dijumlahkan secara total dari seluruh siswa berjumlah 442 orang,
dengan perincian siswa laki-laki sebanyak 218 orang dan siswa perempuan sebanyak 224 orang.8
Terdapat dua tipe guru di MIN Medan Sunggal dilihat dari jabatnnya dan statusnya, yaitu
guru PNS sebagai guru tetap dan guru non PNS sebagai guru honor. Jumlah guru PNS sebanyak
23 orang dan guru honor sejumlah 12 orang9.
Struktur organisasi MIN Medan Sunggal dipimpin oleh Dra. Pesta Berampu, MA,
Bendahara : Ida Murni Nst, S.Ag, dan petugas tata usaha Surya Ramadani, S.Pd. Selanjutnya,
PKM I bagian Kurikulum oleh : Misni Arwati Nst, S.Ag, PKM II bagian sarana dan prasarana
oleh : Zuliani, S.Ag, dan PKM III bagian Kesiswaan yaitu : Ida Murni Nst, S.Ag. Kemudian,
Komite Madrasah yaitu : Ir.Yuliani Liline. Guru wali kelas sebanyak 24 orang dan guru bidang
studi sejumlah 10 orang, petugas kebersihan satu orang, satpam satu orang, dan pegawai pustaka
satu orang.
MIN Medan Sunggal memiliki rencana kerja harian, mingguan dan tahunan. Untuk
rencana kerja harian meliputi : (1) memperhatikan kehadiran siswa dengan budaya
menyalaminya ketika akan masuk dan pulang dari sekolah setiap hari, (2) memeriksa daftar hadir
guru, (3) menchek kehadiran guru dan siswa, (4) memeriksa persiapan guru, (5) mengontrol
pelaksanaan pelajaran, (6) memeriksa kebersihan, (7) menerima tamu, (8) menyampaikan kepada
guru mengenai pendidikan sesuai keperluannya.
Kemudian, berkaitan dengan rencana kerja mingguan terdiri dari : (1) melaksanakan
upacara bendera, (2) memeriksa laporan, (3) memeriksa kasus dalam seminggu, (4) memeriksa
agenda, (5) mengadakan supervisi, (6) memeriksa administrasi guru, (7) memberikan bimbingan
kepada guru, (8) memeriksa kebersihan. Kemudian, untuk rencana kerja bulanan meliputi : (1)
memeriksa laporan bulanan, (2) membuat rencana alat-alat pelajaran dan administrasi, (3)
memeriksa dan memperbaiki administrasi, (4) memberi petunjuk kepada para guru, (5)
membimbing guru yang bermasalah, (6) membina murid yang bermasalah dengan PKS
Kesiswaan, (7) menghadiri rapat K 3 MI dan K 3 S, (8) menghadiri peretemuan gugus, (9)
menerima laporan dari PKM Kurikulum dan PKM Kesiswaan.
Sementara itu, untuk program tahunan meliputi : (1) melaksanakan ujian praktek, (2)
melaksanakan rapat cara pengisian raport, (3) penentuan naik/tinggal kelas dan kelulusan, (4)
pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi, (5) rapat perbaikan tahun ajaran, (6)
pembagian STTB, (7) pengecekan laporan pelaksanaan tugas.
8
9
Ibid.
Ibid.
Setiap awal tahun ajaran, MIN Medan Sunggal menyelenggarakan kegiatan yang
merupakan kegiatan awal tahun yaitu : (1) penerimaan siswa baru, (2) membuat laporan keadaan
murid, (3) membuat rencana kerja tahunan, (4) mempersiapkan buku pelajaran dan buku
administrasi, (5) mengontrol perbaikan gedung, (6) rapat dan pembagian tugas, (7) penempatan
kelas bagi murid baru.
Program kerja MIN Medan Sunggal dan kegiatan-kegiata yang akan dilaksanakan dalam
2 tahun terakhir, yang terdiri dari :
1. Program kerja dalam bidang Kesiswaan yang meliputi :
1.1. Memenuhi sisa daya tampung peserta didik dalam satu tahun ke depan
1.2. Memberikan bantuan buku teks pelajaran untuk semuan mata pelajaran (MM,Agama,IPA,
IPS, B.Indonesia, B.Arab, PKN, PD, kepada semua peserta dengan didik dengan rasio 1:1
satu tahun ke depan)
1.3. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang kurang gizi sebanyak 421 orang empat
tahun ke depan/selama PKKM berlaku.
1.4. Mempertahankan pemberian bantuan pembinaan kepada peserta didik yang kecerdasannya
rendah empat tahun ke depan/selama PKKM berlaku.
1.5. Memberikan bantuan pembinaan kepada peserta didik yang berbakat dalam bidang seni
dan nasyid sebanyak 14 orang.
1.6. Mempertahankan peserta didik yang putus sekolah dari kls I s/d kls IV tidak ada empat
tahun ke depa/selama PKKM berlaku.
1.7. Perlakuan terhadap peserta didik yang tinggal kelas/tidak lulus mempertahankan peserta
didik yang tinggal kelas sekolah dari kelas I s/d kelas kelas Vitidak ada pada empat tahun
ke depan/selam PPKM berlaku.10
2. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
2.1. Penyusunan Silabus dan RPP untuk semua mata pelajaran dari kelas I s/d kelas VI. Sebelas
mata pelajaran untuk kelas I dan kelas II, 12 mata pelajaran untuk kelas III dan 13 mata
pelajaran untuk kelas IV-VI.
2.2. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk semua mata pelajaran dan tingkat
kelas, guru mampu membuat dan menyediakan alat peraga pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan.
2.3. Merencanakan RPP dan Silabus dibuat sesuai dengan strategi pembelajaran dengan metode
berdiskusi kelompok untuk seluruh Mata Pelajaran untuk Kelas I, II,III da 14 mata
pelajaran untuk kelas IV dan VI.
2.4. Merencanakan RPP dan dibuat sesuai dengan pengalokasian waktu secara tepat untuk
semua mata pelajaran di setiap kelas. Dua belas mata pelajaran untuk kelas I, II dan III dan
14 Mata pelajaran untuk kelas IV-VI.
2.5. Merencanakan RPP dan silabus yang dibuat sesuai dengan kegiata pembelajaran secara
bervariasi. Merencanakan RPP yang dibuat sesuai sumber bahan ajar yang interaktif dan
kontekstual untuk setiap mata pelajaran dan semua kelas. Dua belas mata pelajaran untuk
kelas I, II, III dan 14 mata pelajaran untuk kelas IV-VI.
2.6. Merencanakan RPP dan Silabus yang dibuat sesuai dengan teknik penilaian berbasis kelas
untuk menilai semua hasil belajar untuk semua mata pelajaran dan dis etiap kelas. Dua
belas mata pelajaran untuk kelas I, II dan III, dan 14 mata pelajaran untuk kelas IV-VI.
2.7. Merencanakan RPP dan silabus yang dibuat sesuai dengan penilaia, perubahan dan
perkembangan serta perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam/ di luar kelas.
10
Ibid.
Untuk semua mata pelajaran dan di setiap kelas. Dua belas mata pelajaran utuk kelas I, II
dan III dan 14 mata pelajaran untuk kelas IV-VI.
2.8. Mempertahankan kompetensi guru dalam proses pelaksanaan proses pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajran, strategi pembelajaran, penggunaan meode pembelajaran
yang variatif, dan pengalokasian waktu.
2.9. Mempertahankan kelulusan peserta didik untuk setiap tahun pembelajaran berjalan lullus
100 %.
2.10. Nilai rata-rata UASBN meningkat rata-rata 25 %.
2.11. Lulusan mampu bersaing ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta pengembanngannya
3.1. Terbentuknya guru dalam penyelesaian jenjang pendidikan dari D2 menjadi S1 dan dari
S1 menjadi S2.
3.2. Terpenuhinya guru tetap PNS untuk bidang studi spesialis, B.Arab, B.Inggeris, SNK dan
POK.
3.3. Terpenuhinya guru kelas PGSD S1sesuai dengan sertifikat sertifikasinya
3.4. Meningkatkan kompetensi Managemen Kepala Madrasah
3.5. Membantu membedayakan guru dalam kreativitas, inovasi dan menemukan jati diri
4. Saranan Pra sarana
4.1. Terpenuhinya meubelair yang baik 240 yang baik 240 kursi belajar murid, 120 meja
belajar murid, 21 lemari penyimpanan, 21 meja penyimpana, 21meja pegawai, 21 kursi
pegawai, 10 rak buk, 10 papan tulis white board
4.2. Tersedia buku teks mata pelajaran, 11 mata pelajaran untuk kelas I dan II, 12 mata
pelajaran untuk kelas III, dan 13 mata pelajaran untuk kelas VI –VI
4.3. Tersedianya alat tulis kantor habis pakai untuk semua kegiatan madrasah
4.4. Tersedianya inventaris madrasah berupa pengolah data 3 buah laptop beserta perangkatnya
4.5. Tersedianya in focus dalam peningkatan mutu penndidikan
4.6. Tersedianya ruang perpustakaan yang layak
4.7. Tersedianya ruang UKS
4.8. Tersedianya ruang mushollah yang layak
4.9. Tersedianya media pembelajaran elektronik
4.10. Tersedianya dana rehabilitasi 6 ruang kelas belajar
4.11. Tersedianya satu ruang kantor pegawai
4.12. Tersedianya alat-alat olahraga
4.13. Tersedianya alat-alat seni dan budaya
4.14. Tersedianya alat-alat praktis belajar murid
4.15. Tersedianya alat-alat kebersihan
4.16. Tersedianya dana pemeliharaan dan perawatan
5. Keuangan dan pendanaan
5.1. Meningkatkan pemahaman pegawai mengolah data
5.2. Meningkatkan pemahaman pegawai tentang perpajakan
5.3. Meningkatkan pemahaman pegawai dalam pengolahan inventaris dan kekayaan negara
5.4. Meningkatkan pemahaman pegawai mengenai LAKIP
5.5. Pengalokasisan dana tepat sasaran dan tepat waktu
6. Budaya dan Lingkungan Sekolah
6.1. Menata lingkkungan dengan pengerasan jalan masuk dan lapangan upacara
6.2. Mempertahankan pelaksanaan program kebersihan, keindahan, dan keasrian
6.3. Tersedianya dana untuk pegawai honorer
6.4. Mengangkat pegawai honorer tukang kebun/clening service
6.5. Memperbaiki saluran air got
6.6. Perbaikan raung kamar kecil siswa
7. Peran serta masyarakat dan kemitraan
7.1. Komite Madrasah memiliki AD/ART
7.2. Adanya anggota Komite Madrasah dari ahli pendidikan dan orangtua yang berpotensi
sebagai donatur
7.3. Mengadakan rapat Komite Madrasah minimal dua kali setahun
K. Temuan Khusus
1. Persepsi Guru tentang Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yang dilaksanakan pada SD/MI merupakan pembelajaran yang
sangat cocok diterapkan karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya.
Mengingat pentingnya pembelajaran tematik ini, maka sangat diperlukan kemampuan guru untuk
dapat melaksankannya secara baik dan profesional. Sebelum guru mampu dan mau menerapkan
pembelajran tematik, maka guru tersebut harus memiliki persepsi yang baik pula tentang hal
tersebut. Sehingga sesuai dengan persepsinya, maka akan dapat dilihat kemampuan aplikasinya
dalam pembelajaran tematik. Karena persepsi seseorang tentang sesuatu hal akan sangat
menentukan kemampuan seseorang dalam melaksanakan seluruh kegiatan dalam kehidupannya.
Terdapat beberapa persepsi yang diungkapan para guru MIN Medan Sunggal tentang
pembelajaran tematik ini. Berdasarkan data hasil wawancara dengan para dewan guru sebagai
berikut :
Pertama, terdapat guru yang mempersepsikan bahwa pembelajaran tematik sangat
membantu pemahaman siswa tentang materi pembeljaran baik secara teoritis maupun secara
kontekstual sesuai dengan apa yang mereka dapatkan dalam keseharian. Para siswa dapat
memadukan konsep teori tentang suatu materi dengan kehidupan yang dialaminya sehari-hari.
Selain itu pula, dengan pembelajaran tematik maka siswa akan lebih dapat bersosialisasi dengan
teman sesama siswa di kelasnya, terutama dalam penyampaian materi melalui metode diskusi.
Penerapan metode diskusi pada dasarnya sudah diterapkan sejak kelas I MIN, sehingga para guru
lebih mudah.
Kedua, terdapat guru yang menyarankan dalam persepsinya agar pembelajaran tematik
ini dapat berjalan dengan baik, maka terlebih dahulu guru harus memahami kemampuan yang
dimiliki para siswanya dalam memahami materi pembelajaran. Sebelum melaksanakan
pembelajaran, guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan
kemampuan belajarnya yang bervariasi, yang terdiri atas : (1) kelompok siswa yang pintar, (2)
Kelompok siswa yang sedang, dan (3) Kelompok siswa yang lambat menerima materi
pembelajaran. Selanjutnya, guru membentuk kelompok baru yang menyatukan beberapa
kelompok yang bervariasi tersebut. Sehingga, setiap kelompok terdiri dari bermacam
kemampuan, ada siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Namun, untuk
membentuk kelompok diskusi dikarenakan siswanya masih kategori kelas rendah dan belum
memahami benar akan kemampuan dan tugasnya dalam kelompok, maka sering terjadi keributan
di dalam kelas. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka guru harus dengan bijaksana
mendekati para siswa melalui pendekatan individual secara efektif.
Ketiga, terdapat guru yang sangat menyetujui dan mendukung pembelajaran tematik
kelas MI, karena dengan tematik siswa kita bisa memahami apa yang dijelaskan guru dengan
utuh dan konkrit. Apa yang disampaikan guru langsung dikaitkan dengan apa yang ditemui siswa
dalam kehidupannya, sehingga siswa langsung menanggapinya secara baik. Inilah kelebihan dari
tematik itu. Sedangkan kelemahannya adalah antara lain tidak semua siswa mau mengungkapkan
apa yang dipahaminya karena ada banyak perbedaan sikap siswa dalam belajar. Ada siswa yang
sulit berbicara, ada siswa yang terlalu banyak bertanya, dan ada pula siswa yang cuek sama
sekali bahkan ada kecenderungan siswa yang tidak mau belajar. Sehingga, disini sangat
dibutuhkan guru yang dapat memahami semua sikap siswa tersebut. Semua sikap yang berbeda
itu bisa jadi berkaitan dengan kehidupan dan latar belakang pendidikan yang diterimanya di
dalam keluarganya, terutama yang berasal dari ayah ibunya di rumah.
2. Perencanaan Pembelajaran Tematik
Melaksanakan kegiatan perencanaan untuk pembelajaran tematik ini, terdapat beberapa
langkah yaitu :
a. Menentukan Tema
Penentuan tema merupakan langkah awal kegiatan perencanaan pembelajaran tematik.
Guru sangat terbantu dengan penentuan tema tersebut, karena pemerintah telah menyediakan
buku untuk pembelajaran dengan penentuan seluruh tema
b. Melakukan Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan membuat Indikator.
Setelah guru menetapkan tema yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam buku guru,
selanjutnya guru bertugas menganalisis SKL, KI dan KD yang sesuai dengan tema tersebut.
Dalam menganalisis KI dan KD, guru harus benar-benar menyesuaikannya dengan tema yang
terdapat dalam beberapa mata pelajaran terkait dengan tema tersebut. Hal inilah yang paling sulit
dilakukan guru karena guru harus benar-benar menentukan Kompetensi Dasar (KD) dari seluruh
mata pelajaran sesuai dengan temanya masing-masing. Tugas guru hanya menyesuaikan tema
dengan Kompetensi Dasar yang ada pada mata pelajaran dan mengalokasikan waktunya sesuai
dengan tema tersebut. Terkadang di dalam buku tematik tersebut, terdapat beberapa kelemahan,
diantaranya, indikator yang dituliskan tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD), maka guru
di MIN Medan Sunggal Kota Medan akan membuat sendiri indikatornya dan menggantikan
indikator yang sudah tertera di dalam buku guru. Penyusunan indikator yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar sangat diperlukan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Selanjutnya, dalam menganalisis Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator para
guru di MIN Medan Sunggal harus melihat Kompetensi Intinya (KI-3 dan KI- 4). Kemudian,
untuk membuat indikator maka harus dilihat dulu Kompetensi Dasarnya (KD). Jangan sampai
guru menyusun indikator tidak sesuai dengan permintaan apa yang ada pada KD. Kemudian,
setelah diketahui KD- nya, maka guru membuat jaringan tema yang sesuai dengan KD nya untuk
beberapa mata pelajaran terkait. Contohnya mengaitkan mata pelajaran matematika, IPS, dan
Bahasa Indonesia dalam satu tema…”
c. Menentukan Materi Pembelajaran
Setelah guru merumuskan indikator, kemudian guru menentukan materi berdasarkan
indikatornya masing-masing. Materi yang ditentukan oleh guru disesuaikan dengan tema yang
ada. Sehingga pada akhirnya, materi yang ada pada satu tema akan mengaitkan dengan seluruh
mata pelajaran.
d. Menentukan Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan adalah Scientific Learning. Sedangkan strategi dan metode
yang diterapkan adalah dengan menggunakan multi strategi dan multi metode. Artinya, strategi
yang digunakan dalam pembelajaran tematik tidak hanya satu, tetapi pencampuran dari berbagai
strategi yang ada sesuai dengan materi pelajarannya. Demikian pula, metode yang digunakan
tidak hanya satu metode, tetapi banyak metode sesuai dengan materi pelajarannya.
Selanjutnya, dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuatu dengan temanya, maka
para guru di MIN Medan Sunggal menggunakan banyak metode pembelajaran (multi metode),
sehingga sangat mendukung aktivitas siswa dalam belajar. Dengan menggunakan strategi dan
metode yang bervariasi, siswa lebih aktif dan kreatif belajar.
e. Menyediakan Media, Alat dan Sumber Belajar.
Media, alat dan sumber belajar bertujuan untuk mempermudah siswa menerima materi
pelajaran. Media, alat dan sumber belajar digunakan untuk mendukung efektivitas dan efisiensi
pembelajaran. Sebahagian guru di MIN Medan Sunggal memilih media yang tidak terlalu rumit
dan membutuhkan biaya yang besar. Tetapi mereka membuat sendiri media dan alat serta sumber
belajarnya. Disamping itu juga terdapat guru yang membawa langsung media asli ke kelas agar
siswa lebih mengenal secara konkrit materi melalui media yang dibawa oleh guru tersebut.
Kreativitas guru MI sangat dibutuhkan dalam pembuatan media ini. Mengenai buku
sumber yaitu buku guru dan siswa belum seluruhnya diterima dari pemerintah. Jadi, untuk
menaggulangi kekurang tersediaan buku guru tersebut, maka Kepala MIN Medan Sunggal
menghimbau kepada seluruh orangtua siswa untuk memfotocopy buku siswa yang didapat dari
sumber lain, misalnya dari internet. Ternyata, seluruh orang tua siswa tidak ada yang
berkeberatan dengan himbauan Kepala Sekolah tersebut.
f. Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam RPP terdiri atas : (1) kegiatan
awal/pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan berisikan
motivasi dan apersepsi agar siswa siap dan mau menerima pelajaran. Kemudian, kegiatan inti
berisikan materi tentang penerapan saintifik dan tematik ketika guru menyampaikan materi
pembelajaran dalam tema tertentu. Pendekatan saintifik yang di dalamnya ada beberapa kegiatan
dengan penggunaan metode ilmiah, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi
dan mengkomunikasikan.
Penentuan dan penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran oleh guru di dalam
RPP bukan merupakan pekerjaan yang gampang dan mudah. Banyak hal yang perlu dipahami
guru dalam menyusunnya. Hal ini karena pembelajaran tematik tidak sama dengan pembelajaran
biasa yang berisikan satu mata pelajaran tertentu. Jika tematik, maka ada banyak mata pelajaran
yang harus dapat digambarkan dalam satu tema tertentu, dan dituliskan secara sistematis. Selain
itu pula, untuk kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini guru juga harus mampu bernyanyi,
mendongeng dan bercerita serta menggambar, sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Mereka
(siswa) belum dapat secara maksimal konsentrasi dalam belajar karena usia mereka masih dekat
dengan usia kanak-kanak. Penyampaian materi dengan menggambar, mendongeng, bercerita dan
menyanyi akan sangat membantu siswa untuk konsentrasi dalam belajar..
g. Menyusun Evaluasi Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan
belajar. Prinsip-prinsip dasar penilaian pembelajaran terpadu yaitu:
1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah
dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis,
maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai
oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ketiga kemampuan
tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar
dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung,
misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan
menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil
keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.
Berkaitan dengan prosedur penilaian pembelajaran tematik selama ini antara lain yang
dapat diketahui yaitu :
1. Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran
3. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes, yang cocok digunakan dalam menilai
jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran
4. Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
5. Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi
Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan
demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisahpisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.
Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang
terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.
Penilaian pembelajaran tematik di kurikulum 2013 yaitu menggunakan penilaian
assesmen autentik. Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan
dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah.
3. Proses Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10%
waktu pelajaran yang disediakan, kegiatan inti lebih kurang 80% dari waktu pelajaran yang telah
disediakan, sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 1015% dari waktu pelajaran yang disediakan.
Prosedur pembelajaran tematik meliputi :
1. Kegiatan awal, meliputi: menginformasikan tema dan sub tema yang akan dipelajari dan
menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti, meliputi: memberikan pertanyaan pemandu yang berfungsi untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa-siswi dan mengkaitkan materi pembelajaran,
memberikan tugas atau kegiatan-kegiatan kepada siswa-siswi yang berkaitan dengan tema dan
mngutamakan pemerolehan pengalaman langsung pada diri siswa-siswi, memberikan laporan
hasil kegiatan siswa-siswi, dan melakukan penguatan dengan membahas bersama-sama
kegiatan yang telah dilakukan siswa-siswi.
3. Kegitan akhir, meliputi: merumuskan kesimpulan akhir dari sub tema atau topik yang dibahas
dan melakukan tes akhir (postest).
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik meliputi :
1. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan. Kegiatan ini terutama dilakukan untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa-siswi menfokuskan dirinya
agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa-siswi agar secara mental siap mempelajari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru.
2. Kegiatan inti/penyajian. Kegiatan ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil atau perorangan.
3. Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut. Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk
menenangkan. Beberapa contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, membaca ayatayat pendek al-qur’an, mendongeng, membaca cerita/kisah-kisah teladan dari buku,
pantomime, pesan-pesan moral,musik/apresiasi musik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti dapat menggambarkan suasana
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik. Pertama, guru mengatur beberapa tempat duduk
siswa disaat akan memulai materi pembelajaran, dan guru menyuruh siswa untuk duduk dengan
rapi. memulai pembelajaran dengan membaca do’a dan beberapa ayat al-Qur’an Setelah itu, guru
memberi penegasan kepada siswa agar siap belajar, dengan memberikan semangat kepada
seluruh siswa dengan ucapan : “Semangat belajar semua anak-anak Ibu?”,disertai dengan
memberikan tepukan semangat. Setelah itu, guru menanyakan materi yang telah lalu dengan
apersepsi berupa beberapa pertanyaan. Selanjutnya, guru mengadakan absensi kehadiran siwa
dengan satu persatu memanggil siswa sesuai dengan daftar kehadirannya.
Kemudian, guru meminta siswa untuk mengamati media gambar yang sesuai dengan
tema. Media gambar tersebut ada yang berasal dari buku dan ada juga yang dibuat sendiri oleh
guru dengan bentuk dan warna yang bervariasi, misalnya siswa mengamati gambar segitiga pada
buku panduan tematik dan melihat sisi-sisi sudut segitiga gambar tersebut. Kemudian, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa mau bertanya tentang apa yang diamatinya,
contohnya siswa menanya bagian kertas origami yang memiliki sudut yang sama dengan segitiga
itu sendiri melalui gambar yang telah diamati..
Kegiatan menalar, guru memberikan berbagai permasalahan yang ditemukan siswa dalam
kehidupannya sehari-hari dan disesuaikan dengan materi berdasarkan tema yang disampaikan.
Kegiatan ini dilakukan guru sebagai upaya untuk memicu siswa berfikir kritis, logis dan
sistematis dalam menalar sesuatu. Contohnya : guru bertanya kepada siswa secara bergilir
berdasarkan teks yang dibacanya mengenai “bagaimana ekspresi wajah orang sedih dan gembira,
dan hal apa saja yang dapat membuat hati sedih dan gembira dalam kehidupannya sehari-hari?.
Masih berkaitan dengan kegiatan menalar dalam eksplorasi,misalnya siswa menamai sudut-sudut
segitiga pada kertas origami yang telah dibentuk dan siswa diminta untuk menentukan sudut A,
B, C, dan D melalui buku panduan tematik.
Selanjutnya setelah selesai proses penalaran siswa baik secara perorangan maupun
berkelompok, maka setiap siswa mengumpulkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan
pengetahuan temannya secara berpasangan dan saling bertukar informasi satu sama lain.
Selanjutnya sebagai rasa pertanggungjwaban hasil diskusi kelompoknya, siswa diminta oleh guru
untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya melalui pasangan teman di depan kelas.
Setiap pasangan disuruh guru untuk bergantian menyampaikan luas segitiga di depan kelas yang
kemudian ditegaskan lagi oleh guru. Mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru meminta siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah disampaikan dengan cara menuliskan tentang ulasan
materi yang telah dipelajari. Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyampaikan isi
ulasan materi yang telah mereka tulis. Lalu guru memberikan penekanan tentang ulasan materi
yang mereka tulis, dan guru menyampaikan pesan moral yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik diakhiri dengan penilaian. Guru melakukan
penilaian proses pembelajaran dengan cara melakukan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran
sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
L. Penutup
Persepsi guru tentang pembelajaran tematik di MIN Medan Sunggal Kota Medan dapat
disimpukan bahwa mereka sangat mendukung adanya pembelajaran tema. Hal ini dikarenakan
melalui tema tertentu, maka siswa akan dapat lebih mengenal dirinya dengan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, para guru juga sangat dituntut kreativitasnya dalam pembelajaran tematik
karena pembelajaran tematik sangat membutuhkan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
Kreativitas yang dapat ditunjukkan guru antara lain seperti dalam membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok diskusi yang berasal dari kemampuan belajar yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:
Puskur Balitbang, 2007).
Depdiknas, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar,(Jakarta: Puskur Balitbang,
2006).
Hendro Darmawan, dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap dengan EYD DAN Pembentukan
Istilah serta Akronim Bahasa Indonesia, Cet.III, (Yogyakarta:Bintang Cemerlang, 2011).
Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Konsep
dan Implementasinya di Madrasah, (Yogyakarta: Madrasah Development Center
bekerjasama dengan Pilar Media, 2007).
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007).
Mamat, SB, dkk, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Departemen Agama
RI, 2005).
Rusman, Desain Pengembangan Pembelajarn Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Usia Awal SD/MI, Cet.II, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2013).
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak
Usia Kelas Awal SD/MI.( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011).
Tim Penyusun Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat,
(Jakarta:Gramedia PustakaUtama, 2008).
Yunanto, Sri Joko, Sumber Belajar Anak Cerdas, ( Jakarta: Grasindo, 2004).
http://media-grafika.com/pembelajaran-tematik, diakses pada 11 oktober 2014 jam 13.00wib.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2185424-pengertian-pembelajarantematik/#ixzz1nk1Ts08m, diakses pada 11 oktober 2014.
http://media-grafika.com/pembelajaran-tematik, diakses pada 11 oktober 2014.
http://tunas63.wordpress.com/2009/09/07/pengertian-pembelajaran-tematik/, diakses pada 11
oktober 2014.
http://weningprobosiwi.wordpress.com/2011/09/20/tujuan-dan-desain-pembelajaran-tematikuntuk-anak-usia-dini, diakses pada 11 oktober 2014.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/ciri-dan-keuntungan-pembelajarantematik.html, diakses pada 11 oktober 2014.
http://20218640.siap-sekolah.com/2014/06/02/apa-itu-tematikdiakses pada 11 oktober 2014.
integratif/#.VHyQQNKUfNg,
Download