ACID RAIN ( HUJAN ASAM )

advertisement
ACID RAIN
( HUJAN ASAM )
Disusun oleh :
Meitiandari Mutiara L2C 009 153
Hastih Dwi Sukmawati L2C 009 154
PENGERTIAN HUJAN ASAM



Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith
pada tahun 1852. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil
menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara. Hujan
asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah
6) karena CO2 di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah.
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini
diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan
judul “A General History of the Air“. Buku tersebut
menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salinosulforus spiris“. Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang dimulai
sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar batubara
dan minyak sebagai sember utama energi untuk mesin-mesin.
Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari
hujan asam yakni gas-gas SO2, Nox dan HCl meningkat. Padahal
biasanya
precussor
ini
hanya
berasal dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran hutan.
Aktivitas Penyebab Hujan Asam


Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan
dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah,
rawa, dan laut.
Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
pertanian (terutama amonia).
Gas-Gas Penyebab Hujan Asam

Gas yang sering menjadi penyebab hujan asam antara lain:
1.CO2 dan CO
Berasal dari hasil pembakaran, polusi kendaraan
bermotor, dll., yang ketika bertemu dengan uap air
akan membentuk H2CO3 (asam karbonat) yang
termasuk asam lemah.
2.H2S dan SO2,
Berasal dari pembakaran belerang. Umumnya
ditemukan di daerah industri berat, yang ketika
bertemu dengan uap air akan membentuk H2SO4 yang
termasuk asam kuat.
3. Nitrogen Oksida (NOx)
Berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil
Pembentukan Asam di Atmosfir
Hujan asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat,
atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai
gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai,
danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui
tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran
cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
 Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan
asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti
emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta
emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti
letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu
penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di
atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi
katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi
cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan
secara sederhana seperti dibawah ini.

Pembentukan Asam Sulfat H2SO4


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen
melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan
membentuk asamnya.
SO2 + OH -> HSO3
HSO3 + O2 -> HO2 + SO3
SO3 + H2O -> H2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat NO maka radikan
hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi
diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2 -> NO2 + OH
Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen
dioksida denan radikal hidroksil.
NO2 + OH -> HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida
dengan ozon
NO2 + O3 -> NO3 + O2
NO2 + NO3 -> N2O5
N2O5 + H2O -> HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan condong menghasilkan
asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung
NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah
semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang
terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat.
Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan
membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang
ada di udara.
Pembentukan Asam Chlorida (HCl)

Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan
stratosfer, dimana reaksinya melibatkan CFC
dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian
reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di
stratosfer.
Akibat dari Hujan Asam

Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan
sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan
invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama
mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika
didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari
spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002).

Tumbuhan dan Hewan
 Penurunan
pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan
menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan
mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar
terhambat.
 Kadar
SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda
putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut
Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena
deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu
nutrisi assensial bagi tanaman.
 hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan
asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan
langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat
hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan
terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies
hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit
juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air
dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan
kepunahan spesies.

Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak
diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung
dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan
SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor
kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi.
Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi
buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara
dibandingkan dengan orang yang sehat.
 Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan
oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam
udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana
partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan
menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat
mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa
sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.

•
Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari
beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu
pada dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat
terjadi pada bangunan tua serta monumen termasuk candi
dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan
melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada
batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
semakin banyak akan merusak batuan.
•
Bangunan
Deposisi asam baik basah maupun kering dapat merusak
bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda yang
terbuat dari batu, logam atau material lain bila diletakkan di
area terbuka untuk waktu yang lama. Kerusakan akibat korosi
ini terbilang mahal apalagi bila terjadi pada kota-kota
bersejarah. Kuil-kuil di Athena,Yunani dan Taj Mahal di India
kini mulai rusak akibat polusi asam.
 Pertanian
Sebagian besar pertanian tidak terkena dampak
yang signifikan dari deposisi asam. Bagian tanah pada
lahan pertanian bahkan mampu untuk menyerap
dan menetralisir asam. Akan tetapi, lahan pertanian
pada dataran tinggi dan pegunungan dapat terkena
dampak deposisi asam. Lapisan tanah yang tipis
kurang mampu menetralisir asam. Petani dapat
mencegah kerusakan tanaman dari asam dengan
cara menambahkan serpihan batu kapur (limestone)
untuk menetralisir asam atau bila sejumlah besar
nutrisi telah hilang karena deposisi asam, petani
dapat menambahkan pupuk yang kaya akan nutrisi.
Mengatasi Hujan Asam
Bahan Bakar Dengan kandungan
Belerang Rendah
 Mengurangi kandungan Belerang
sebelum Pembakaran
 Pengendalian Pencemaran Selama
Pembakaran
 Pengendalian Setelah Pembakaran
 Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse,
Recycle, Reduce)

Metode Pencegahan

Transportasilah merupakan penyebab tertinggi
pencemaran udara. Oleh karena itu, Usaha
untuk mengendalikan deposisi asam ialah :
◦ menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemar
 sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan
minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi
merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan
belerang yang tinggi.
Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat
pembentuk asam.
◦ menghindari terbentuknya zat pencemar saat
terjadinya pembakaran
 Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara
biasanya dicuci untukk membersihkan batubara dari
pasir, tanah, dan kotoran lain, serta mengurangi
kadar belerang yang berupa pirit
◦ menangkap zat pencemar dari gas buangan
 Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur
pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan
dengan alat pembakar khusus.
◦ penghematan energi
 Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas
desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000). Prinsip
teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas
limbah di cerobong asap dengan absorben, yang
disebut scubbing (Sudrajad, 2006).
 Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai
zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan
dapat dipergunakan sebagi pupuk.
Download