Modul 1 Topik: Naik Kelas Tahapan Intervensi Peserta memahami pendekatan transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan peserta mamahami perencanaan naik kelas bagian dari tranformasi sosial Kegiatan 1: Diskusi Naik Kelas Tahapan Intervensi Kegiatan 2 : diskusi perencanaan naik kelas 4 JPL (180’) Media Bantu : Naik Kelas Tahapan Intervensi Naik Kelas Dari Basic ke Advanced Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart, LCD Papan Tulis dengan perlengkapannya Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Modul Pelatihan I PLPBK 1 Tujuan Diskusi Naik kelas Tahapan Intervensi Peserta memahami pendekatan transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan Materi Peserta diajak untuk merefleksikan proses tranformasi sosial masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Waktu 2 JPL (45’) Perlengkapan Infocus, plano, flipcart, spidol 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasuki diskusi kegiatan naik kelas tahapan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan, dengan tujuan : Peserta memahami pendekatan transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2) Lakukan curah pendapat dengan peserta, mengapa Program ini (PNPM Mandiri Perkotaan) diluncurkan oleh Pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan?, bagaimana kondisi kemiskinan yang terjadi saat itu? 3) Bagaimana kondisi saat ini setelah masyarakat didampingi beberapa tahun? Apakah sudah terjadi perkembangan?, perkembangan apa saja yang sudah terjadi di masyarakat? 4) Tulislah pendapat peserta dalam kertas plano. 5) Mintalah beberapa peserta untuk menyebutkan tahapan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan. Lakukan dialog dengan peserta lainnya untuk mengkonfirmasi mengenai kebenaran pendapat peserta tersebut. 6) Tuliskan semua pendapat peserta dalam kertas plano. 7) Diskusikan bersama peserta apakah masyarakat yang didampingi selalu meningkat kategorinya dari masyarakat berdaya, masyarakat mandiri dan masyarakat madani?, kalau selalu meningkat apa saja faktor suksesnya? Apabila belum, apa saja permasalahannya? 8) Bagilah peserta menjadi 4 kelompok, mintalah setiap kelompok membahas : a. Ciri – ciri masyarakat berdaya b. Ciri - ciri masyarakat mandiri c. Ciri – ciri masuarakat menuju madani 9) Mintalah setiap wakil kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 10) Lakukan dialog dengan peserta, bagaimana pengalaman mereka memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan intervensi tersebut. 11) Berilah penjelasan dengan menggunakan media bantu arah kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan. Modul Pelatihan I PLPBK 2 Berdasarkan strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan, seharusnya setiap masyarakat yang didamping akan berubah kategorinya dari masyarakat tidak berdaya menjadi berdaya, kemudian menjadi mandiri kemudian menjadi menuju madani. Berikut ciri-ciri : Dari masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat berdaya . Melalui proses belajar yang dilakukan, kelompok – kelompok yang terpinggirkan bisa mempuyai daya (kemampuan ) untuk menggapai kebutuhan hidupnya. Intervensi yang dilakukan adalah : a. Belajar melakukan perbaikan sikap/perilaku/cara pandang melalui penyiapan masyarakat b. belajar bersinergi dengan masyarakat Melalui pembentukan BKM/LKM c. Belajar membuat program kemitraan melalui pembuatan PJM Pronangkis d. Belajar aplikasi rencana kegiatan melalui pemanfaatan dana BLM Dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri, yaitu dimana masyarakat bisa menolong dirinya secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada pihak lain . Hubungan – hubungan dengan pihak lain dilandasi kesetaraan (kesalingbergantungan). Intervensi yang dilakukan adalah : a. Belajar kemitraan Pemda & Masyarakat melalui PAKET atau setara PAKET b. Belajar mampu mengakses sumber daya yang ada di sekitarnya melalui Channeling Dari masyarakat mandiri menjadi masyarakat madani. Suatu saat diharapkan akan tercipta hubungan – hubungan sosial antar berbagai kelompok dalam masyarakat (pemerintah - masyarakat , kaya - miskin, kelompok agama, antar suku dan sebagainya) yang saling menghargai, saling perduli, saling memahami sehingga tidak ada lagi sekat – sekat antar golongan (kelompok) dalam masyarakat. Kondisi inilah yang disebut sebagai masyarakat madani. Intervensi yang dilakukan adalah : Belajar Mengelola pembangunan permukiman melalui PLPBK 12) Tanyakan kepada peserta, bagaimana sikap Fasilitator dalam mendampingi setiap tahapan tersebut sama? Kalau berbeda, sikap-sikap apa saja yang harus terjadi dalam setiap tahapan tersebut?. 13) Tulislah jawaban peserta kedalam kertas plano 14) Simpulkan bersama dan berilah penguatan, Dalam setiap tahapan tentunya sikap fasilitator harus naik kelas, ketika mendampingi lokasi berdaya akan berbeda dengan masyarakat menuju madani, dalam mendampingi masyarakat yang masuk ke kategori mandiri atau menuju madani maka diharapkan lebih banyak kreatifitas dan inovasi-inovasi dari Fasilitator sehingga pelaksanaan program benar-benar lebih menarik. Modul Pelatihan I PLPBK 3 Diskusi Perencanaan Naik Kelas Tujuan peserta mamahami perencanaan naik kelas bagian dari tranformasi sosial Materi Diskusi konsep perencanaan naik kelas yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari tranformasi sosial masyarakat. Waktu 2 JPL (90’) Perlengkapan 1. Kertas plano, Kuda-kuda untuk flip chart 2. Papan tulis dengan perlengkapannya, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 3. Infocus 2. Pemandu mengawali pembahasan materi ini dengan salam pembuka dan kemudian pemandu sampaikan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini, yaitu peserta mamahami perencanaan naik kelas bagian dari tranformasi sosial 3. Sesi 1. Pemandu mempersilahkan kepada peserta yang berpengalaman mendampingi penyusunan dokumen perencanaan pronangkis tahun ke 1, Mendampingi Tahapan Review PJM Pronangkis Mendampingi Tahapan Penyusunan PJM Pronangkis tahun ke 4 untuk menceritakan pengalamannya dalam hal proses Penyusunan PJM. Setelah selesai persilahkan peserta yang lain untuk menyempurnakan ceritanya. 4. Sesi 2. Pemandu mempersilahkan kepada peserta yang mendampingi lokasi PLPBK/PRBBK/Selaras/PPMK untuk menceritakan proses penyusunan dokumen perencanaanya. Setelah selesai persilahkan peserta yang lain untuk menyempurnakan ceritanya. 5. Pemandu dan peserta lainnya mencatat point – point penting dari setiap cerita PJM Pronangkis, bagaimana bila perencanaan itu berada dalam 1 lokasi kelurahan/desa , terutama terkait dari sisi: a. proses b. waktu c. sasaran d. pelaku yang keterlibatan Modul Pelatihan I PLPBK 4 Pemandu memberikan gambaran: 1. Proses tahapan penyusunan dokumen perencanaan tersebut dilakukan diulang – ulang (sudah ada PJM Pronangkis tapi masih dilakukan proses perencanaan untuk PLPBK dimulai dari basis , bagaimana kalau ada PRBBK dll) 2. Proses siklus dilakukan pada waktu yang berbeda dan cukup menyita waktu 3. Proses siklus (sos-RKM-RPJM++-PS-Rencana-Pelak) yang berulang akan dilakukan pada komunitas yang sama akan mengelami kejenuhan 4. Pelaku yang sama memfasilitasi khalayak yang sama 5. Solusinya hanya perlu 1 kali siklus besar yang menghasilkan perencanaan makro dan bisa menjadi wadah/mangkok bagi kegiatan sector lainya. 6. Setelah menemukan gambaran fakta tentang proses penyusunan perencanaan yang berulang karena ada program/kegiatan sector baru, dikegiatan ke 2 kita akan diskusi review dokumen PJM pronangkis, adapun tujuanya ; peserta memahami kelebihan dan kekurangan PJM pronangkis 7. Pemandu mengajak peserta untuk mengkaji esensi serta kelemahan dan kelebihan Dokumen PJM Pronangkis; Kelebihan dan kekurangan Dokumen PJM Pronangkis Aspek 1. Apa yang menjadi Tujuan PJM Pronangkis ? 2. Bagaimana gambaran peta-peta pendukung yang ada di PJM Pronangkis ? 3. apa saja yang di intervensi ? 4. Berapa lama jangka waktunya 5. Sudahkah sesuai dengan standar teknis perencanaan ? 6. Apakah isinya kegiatan atau program atau apa ? 7. Sektoral atau bagaimana ? 8. Apakah penanganannya secara parsial atau bagaimana ? Gambaran Perencanaan Ideal (Naik Kelas) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. ................ ................ ................ ................ ................ ............... ................ ................. 8. Apakah dokumen PJM Pronangkis yang ada sekarang sudah dapat mengakomodir kebutuhan mengenai penetaan permukiman dan kawasan , responsif gender, tanggap bencana, livelihood ???? Jawabanya tentu tidak buktinya setiap ada program atau kegiatan baru selalu dipaksakan untuk membuat dokumen baru dan akhirnya dilakukan siklus ulang dan selalu dimulai dari basis. penatanan permukiman renponsif gender & livelihood tanggap bencana PJM NANGKIS Modul Pelatihan I PLPBK 5 9. Ternyata perlu ada “perencanaan yang naik kelas” sebagai payung untuk memenuhi kebutuhan yang ada dimasyarakat seperti, penataan ruang dan kawasan, renponsif gender, tanggap bencana, livelihood, sektor lainnya ....!!!! Penataan ruang & Kawasan Tanggap bencana Livelohood PJM Naik Kelas Sektor lainnya Responsif gender Karena tuntutan dari proses tranformasi sosial, keberadaan masyarakat semakin meningkat menjadi mandiri juga menuju madani, sehingga banyak program-program yang masuk kewilayah tersebut, maka diperlukan perencanaan yang komprehensif dapat memayungi seluruh kebutuhan yang ada di masyarakat. Diantara ciri-ciri perencanaan naik kelas tersebut : 1. Memadukan perencanaan ruang (spatial plan) dengan perencanaan pembangunan (development plan) 2. Peta berskala yang menggambarkan persoalan dan potensi yang ada di Desa / Kelurahan 3. Berusaha mengakomodir semua sektor kebutuhan masyarakat (supermarket) 4. Standar akademis dan standar teknis perencanaan 5. Lebih mudah Sinkron dengan perencanaan diatasnya 6. Tampilan visual lebih menarik 7. Dll Secara metodologi bhwa perencanaan naik kelas tidak ada perbedaan metodologi dengan Penyusunan PJM Pronangkis yang lalu perubahannya hanya pada isu dan kontentnya. Modul Pelatihan I PLPBK 6