PENGGUNAAN MEDIA BOTOL PLASTIK BEKAS EDUKATIF DAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI IKLIM DAN ANOMALI CUACA UNTUK SISWA KELAS X SMA INSAN CENDEKIA AL KAUSAR KABUPATEN SUKABUMI “Laporan Hasil Inovasi Pembelajaran Geografi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015” Disusun Oleh : Arif Budiyanto S.Pd SMA INSAN CENDEKIA AL-KAUSAR Jl Habib Desa Babakan Jaya Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat 2014 1 DAFTAR ISI Cover 1 Daftar Isi 2 BAB I BAB II BAB III : PENDAHULUAN 3 1.1.Latar Belakang Masalah 3 1.2.Ruang Lingkup 4 1.3.Tujuan Inovasi 4 1.4.Manfaat Inovasi 5 1.5.Sajian Definisi/ Penjelasan Istilah 5 LAPORAN KEGIATAN 19 2.2. Perencanaan Pembelajaran 19 2.3. Pelaksanaan Pembelajaran 22 2.3. Hasil pembelajaran 25 PENUTUP 27 3.1. Kesimpulan 27 3.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28 Lampiran-lampiran 29 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah SMA Insan Cendekia Al Kausar merupakan sekolah berasrama dimana para siswa tidak hanya belajar tetapi juga bertempat tinggal di lingkungan sekolah selama bebarapa waktu. Dapat disebut juga boarding school yang artinya sekolah yang memiliki asrama, dimana para siswa hidup, belajar secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah (Maksudin, 2006, hlm.8). Siswa Al Kausar memiliki latar belakang pola hidup keseharian yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Para siswa tinggal dalam asrama, terpisah dari orangtuanya, harus menjalani pola hidup yang penuh aturan kedisiplinan dan beban belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah bukan boarding, tentu kondisi yang demikian akan menimbulkan efek pada proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa mudah bosan, mengantuk, tidak fokus, dan cenderung mengalami hambatan dalam belajar bila tidak mendapatkan perhatian yang serius dari lingkungan terutama gurunya. Kesulitan dalam belajar ataupun hambatan dalam belajar akan sangat terlihat jika dalam proses pembelajaran, guru masih terpaku dengan metode pengajaran konvensional berupa ceramah dan segala informasi masih berpusat pada guru, ditambah dengan kondisi peserta didik yang kurang aktif dan malas untuk bertanya. Sehingga hasil belajar siswa Al Kausar terutama dalam mata pelajaran Geografi terdapat 45% siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 74. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa agar tujuan dan sasaran pembelajaran tercapai perlu menggunakan variasi metode pembelajaran yang tepat dengan tetap mempertimbangkan berbagai macam gaya belajar siswa yang dominan yaitu, auditory, visual, dan kinestetik. Pengembangan untuk pembelajaran Geografi bagi siswa SMA dalam hal ini 3 dapat dijadikan salah satu alternatifnya. Penggunaan media botol bekas edukatif dan inovatif merupakan kombinasi dari beberapa bentuk model pembelajaran. Dengan mengkombinasikan beberapa komponen model pembelajaran diharapkan dapat menjadi stimulan dalam upaya meningkatkan minat belajar dan hasil belajar yang lebih optimal. Penggunaan media botol bekas edukatif dan inovatif merupakan salah satu solusi yang sejalan dengan semangat pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan. Dengan penggunaan media botol bekas edukatif dan bermakna diharapkan akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, dengan suasana pembelajaran yang lebih kondusif dan bermakna. 1.2.Ruang lingkup Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut : 1) Penggunaan media botol bekas edukatif dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar Geografi pada materi iklim dan anomali cuaca pada siswa kelas X SMA Insan Cendekia Al Kausar Kabupaten Sukabumi. 2) Membuktikan media botol bekas edukatif dan inovatif sebagai media pembelajaran yang mudah dimengerti dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi iklim dan anomali cuaca. 1.3.Tujuan Penulisan karya inovasi ini, penulis bagi menjadi dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut : 4 1.3.1. Tujuan Umum 1) Inovasi ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan media sederhana dalam penerapan inovasi pembelajaran oleh guru di sekolah. 2) Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi. 1.3.2. Tujuan khusus 1) Inovasi ini dapat meningkatkan nilai Geografi siswa SMA Insan Cendekia Al-Kausar khususnya kelas X pada materi iklim dan anomali cuaca. 2) Mememenuhi tugas dari kegiataan sang inovator yang mengharuskan membuat laporan karya inovasi yang sudah dipersentasikan. 1.4.Manfaat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan media botol bekas edukatif dan inovatif dalam pembelajaran geografi, sebagai berikut : 1) Memahamkan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa 2) Memberi manfaat menyenangkan dalam proses belajar siswa 3) Media pembelajaran yang bermanfaat bagi guru-guru untuk membantu dalam penyampaian materi iklim dan anomali cuaca yang dipelajarinya. 1.5. Sajian Definisi/ Penjelasan istilah Untukmenguatkan konsep dalam pembahasan ilmiah, penulis memaparkan teori-teori yang relevan dan mendukung tentang masalah yang ditetapkan dalam sajian definisi/penjelasan ilmiah yakni meningkatkan hasil belajar melalui media botol bekas edukatif dan inovatif dalam pembelajaran pada 5 siswa kelas X SMA Insan Cendekia Al-Kausar. Adapun teori-teori pendukung sebagai berikut : 1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6) : 1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; 2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; 3) Seluk-beluk proses belajar; 4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan; 5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan 7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; 8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9) Usaha inovasi dalam media pendidikan. 6 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran. 1.5.2 Manfaat Media dalam Pembelajaran Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara 7 lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu : 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar 8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, 8 serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 1.5.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). Selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb : No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis IV Proyeksi visual Overhead transparansi (OHT), Film 9 diam V bingkai (slide) Proyeksi Audio Film bingkai (slide) bersuara visual diam VI Visual gerak Film bisu VII Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi VIII IX Obyek fisik Manusia Benda nyata, model, specimen dan Guru, Pustakawan, Laboran lingkungan X Komputer CAI (Pembelajaran komputer), CBI berbantuan (Pembelajaran berbasis komputer).[7] 1.5.4 Pemilihan Media Pembelajaran Beberapa dasar pemilihan botol bekas sebagai media pembelajaran geografi materi iklim dan anomali cuaca antara lain adalah : 1) bermaksud mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; 2) merasa sudah akrab dengan media tersebut, 3) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit; dan 4) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connell (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah “If The Medium Fits, Use It!” Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut : 10 1) Motivasi 2) Perbedaan individual 3) Tujuan pembelajaran 4) Organisasi isi 5) Persiapan sebelum belajar 6) Emosi 7) Partisipasi Umpan balik 8) Penguatan (reinforcement) 9) Latihan dan pengulangan 10) Latihan dan pengulangan 11) Penerapan. 1.5.5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Dalam Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (remember), (2001:66-88) memahami/mengerti yakni: mengingat (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). 11 a. Mengingat (Remember) Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat. b. Memahami/mengerti (Understand) Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan. 12 c. Menerapkan (Apply) Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan. Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu mengenali dan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan menciptakan. Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur permasalahan. 13 yang tepat untuk menyelesaikan d. Menganalisis (Analyze) Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana permasalahan. keterkaitan Kemampuan tersebut dapat menganalisis menimbulkan merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali menghasilkan bagaimana hubungan yang unsur-unsur baik. ini dapat Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan. 14 e. Mengevaluasi (Evaluate) Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektiftas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini. f. Menciptakan (Create) Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu 15 produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi kegiatan (producing). Menggeneralisasikan merepresentasikan permasalahan dan merupakan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikanpermasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi. Taksonomi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Taksonomi Anderson dan Krathwohl Tingkatan Menciptakan (Creating) Berpikir Tingkat Tinggi Komunikasi (communication spectrum) Menggeneralisasikan Negosiasi (negotiating), (generating), merancang memoderatori (designing), (moderating), memproduksi kolaborasi (producing), (collaborating) 16 merencanakan kembali (devising) Mengevaluasi Mengecek (checking), (Evaluating) mengkritisi (critiquing), hipotesa (hypothesising), eksperimen (experimenting) Menganalisis Memberi atribut (Analyzing) (attributeing), mengorganisasikan (organizing), mengintegrasikan (integrating), mensahihkan (validating) Menerapkan (Applying) Menjalankan prosedur (executing), mengimplementasikan (implementing), menyebarkan (sharing), Memahami/mengerti Mengklasifikasikan (Understanding) (classification), membandingkan (comparing), menginterpretasikan (interpreting), berpendapat (inferring) Mengingat Mengenali (Remembering) (recognition), memanggil kembali (recalling), mendeskripsikan (describing), mengidentifikasi (identifying) Berpikir Tingkat Rendah Bertemu dengan jaringan/mendiskusikan (net meeting), berkomentar (commenting), berdebat (debating) Menanyakan (Questioning), meninjau ulang (reviewing) Posting, blogging, menjawab (replying) Bercakap (chatting), menyumbang (contributing), networking, Menulis teks (texting), mengirim pesan singkat (instant messaging), berbicara (twittering) Dalam pembelajaran dengan menggunakan media botol bekas, tahapan berpikir dalam pelaksanaan kegiatan belajar diharapkan siswa mampu sampai pada level analisis. 17 1.5.5. Media Botol Bekas Penggunaan media botol bekas merupakan upaya penulis untuk memanfaatkan berbagai sumber media yang terdapat dilingkungan sekitar dengan biaya murah dan efisien untuk pembelajaran. Keberadaan botol bekas umumnya hanya dianggap sebagai sampah, namun penulis mencoba mengkreasikan botol bekas agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik dan inovatif. Dengan harapan, siswa bisa melihat segala sesuatu yang ada di lingkungan mereka tidak seolah akan menjadi sampah, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehigga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pemanfaatan media botol bekas dalam kegiatan pembelajarn Geografi merupakan bagian dari serangkaian proses kegiatan pembelajaran pada materi klimatologi dan anomali cuaca serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Konsep sederahana yang diambil dari eksperimen adalah miniatur tornado di dalam botol, dimana setiap siswa diminta untuk membuat miniatur tornado dan melakukan pengamatan terhadap proses yang terjadi dibotol tersebut. Fenomena tornado jarang terjadi di wilayah Indonesia, kalaupun terjadi hanya dalam skala yang lebih kecil (angin puting beliung dan sejenisnya). Sehingga sebagian besar siswa belum pernah melihat fenomena tersebut. Maka penulis memilih untuk menghadirkan miniatur tornado didadalm botol untuk memudahkan siswa mempelajari salah satu anomali cuaca yaitu tornado. Selain dari itu, siswa diajak untuk menganalisis tetang bahaya fenomena tornado yang sering terjadi di bumi, kenapa jarang 18 terjadi di wilayah khatulistiwa dan dampak yang ditimbulkan dari persitiwa tornado bagi kehidupan manusia. 19 BAB II LAPORAN KEGIATAN 2.1 Perencanaan pembelajaran Dalam proses perencanaan, penulis membagi ke dalam beberapa pertemuan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan melalui penerapan media botol bekas edukatif dan inovatif untuk pembelajaran Geografi. Pertmuan Hari ke-1 Tahapan Perencanaan Kegiatan Pengelompokan Diskusi dan presentasi oleh masing-masing kelompok dan diberi feed back oleh semua kelompok. Hari Ke 2 Konfirmasi pemberian dan tugas untuk membawa alatalat yang dibutuhkan untuk “tornado membuat didalam botol”. 20 ٭Siswa dibagi ke dalam lima kelompok ٭Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang ٭Guru membagikan kertas ajaib, koin ajaib dan HVS kepada masing-masing kelompok ٭Menampilkan bahan ajar berupa macam-macam alat pengukur cuaca ٭Masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan diskusi tentang tema yang di berikan oleh guru : 1) Iklim Matahari 2) Ikilm Koppen 3) Iklim Junghun 4) Iklim Oldeman 5) Iklim Schmidt Ferguson ٭Membimbing siswa menyusun kesimpulan. ٭Memberikansoal-soal evaluasi mengenai indikator ketercapaian kompetensi tentang klasifikasi iklim ٭Masing-masing kelompok diberikan tugas membawa Botol minuman ukuran 1,5 Liter Lakban Gunting Air Pewarna kelompok Membuat media ada Masing-masing membuat eksperimen sederhana tornado di dalam ada tornado di dalam botol : botol. 1. Isilah salah satu botol dengan air sampai 2/3 bagian botol penuh. 2. Buatlah lubang di kedua tutup botol sebesar kurang lebih setengah dari diameter tutup botol. 3. Susunlah botol dengan posisi di atas dan di bawah sehingga kedua tutup botol bertemu. Botol berisi air di posisi yang bawah. 4. Rekatkan ujung botol tadi hingga kencang dengan lakban. 5. Pertama, balikkan botol dan biarkan air mengalir ke bawah, catat waktu yang dibutuhkan untuk air berpindah dari botol atas ke bawah. 6. Yang kedua, Balikkan botol lalu puptar-putarlah botol tersebut lalu biarkan air mengalir ke bawah. Catat waktunya. 7. Amati apa yang terjadi. Udara merupakan campuran dari gas-gas. Udaramerupakan campuran yang homogen (hampir sama) yang membuat kita tidak bisa membedakan batas antara gas-gas tersebut. Udara memiliki sifat-sifat yang khas, antara lain: Hasil pengamatan 1. Udara ada di mana-mana, tak nampak tapi dapat dirasakan. 2. Udara menempati ruang dan memiliki massa. 3. Bentuk, volume, serta 21 4. 5. 6. 7. berat jenisnya selalu berubah. Memiliki tekanan. Mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Udara panas mempunyai tekanan yang lebih rendah daripada udara dingin. Udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara diam dan Pada eksperimen sains kali ini, kita akan mempelajari bagaimana elaborasi udara yang bergerak memiliki pengetahuan tentang tekanan yang lebih rendah. Eksplorasi tornado dalam kehidupan sehari- hari. Hari Ke-3 ٭Pada tahapan ini masingmasing kelompok mengaitkan fenomena tornado yang ada didalam botol kedalam kondisi aktual dipermukaan bumi. ٭Masing-masing kelompok mencari dan melengkapi dari berbagai sumber tentang wilayah-wilayah di dunia yang sering mengalami bencana tornado, proses terjadinya dan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya tornado. Masing-masing siswa melaksanakan ulangan harian dengan jujur dan bertanggung jawab. Ulang harian 22 2.2 Pelaksanaan pembelajaran : Dari perencanaan di atas media botol bekas edukatif dan inovatif ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan satu kali evaluasi. 1) Pertemuan pertama : Setiap siswa dibagi kedalam kelompok berdasarkan tema tertentu, dimana materi yang dikaji terkait dengan jenis iklim dan anomali yang terjadi di atmosfer bumi yaitu feomena tornado. Gambar 2.1 kelompok putra sedang berdiskusi tentang jenis iklim Masing-masing kelompok mengeksplorasi dan mengelaborasi dengan kelompoknya tentang pengetahuan jenis-jenis iklim dan fenomena tornado. Setiap kelompok minimal menggunakan dua sumber belajar/referensi dalam berdiskusi mengenai iklim dan anomali atmosfer. Selain dari itu setiap kelompok diharuskan untuk membuat bahan presentasi dengan menggunakan peta konsep yang diperkaya dengan “Eksperimen ada tornado didalam botol”, seperti gambar yang terlihat dibawah ini. 23 Gambar 2.2 kelompok putri sedang menyiapkan bahan presentasi Setiap kelompok berusaha membuat bahan presentasi sebaik mungkin, dan mudah dimengerti oleh siswa dikelompok lain, dikarnakan seteleh presentasi masing-masing kelompok akan memberikan penilaian terhadap kelompok yang presentasi. Gambar 2.3 kelompok putri sedang melakukan presentasi 24 Hasil presentasi akan dinilai dengan menggunakan emoticon yang diberikan kepada kelompok yang telah tampil. Dalam penilaian hasil presentasi ada tiga kategori yang dinilai ; 1. Sistematika dalam penyampaian 2. Komunikatif 3. Materi yang disampaikan mudah dipahami. Untuk kriteria baik dan bagus, masing-masing anggota kelompok yang menyimak akan memberikan smile emoticon berwarna kuning, sedangkan jika kurang baik akan diberikan borring emoticon berwarna biru. Jumlah kartu yang berwarna kuning menjadi dasar pengambilan untuk nilai presentasi. Gambar 2.4 kelompok putra sedang memberikan nilai dengan menunjukan kartu borring emotiocon yang berwarna biru. 2) Pertemuan ke-dua : Di pertemuan kedua, masing-masing eksperimen berupa tornado di kelompok membuat dalam botol bekas. Pelaksanaan pembuatannya, terlebih dahulu diawali dengan penjelasan tentang tahapan yang diperlukan dalam membuat tornado di dalam botol. Umumnya anak sangat tertarik dan termotivasi untuk membuat media botol bekas edukatif dan inovatif ada tornado di dalam botol. Setelah selesai membuat tornado didalam botol, siswa diharapkan langsung menguji cobakan apa yang telah dibuat. Ternyata dalam 25 prakteknya ada kelompok yang belum berhasil memunculkan tornado didalam botol. Tetapi setelah mencoba beberapakali, akhirnya semua kelompok dapat memunculkan tornado didalam botol. Setelah itu, masingmasing kelompok mencari informasi tentang proses terjadinya tornado, dan dampaknya bagi kehidupan manusia Gambar 2.5 Hasil dari pemanfaatan botol bekas edukatif dan inovatif “ada bentuk mirip tornado didalam botol”. 2.3.Hasil pembelajaran (Ulangan Harian) Adapun hasil pembelajaran menggunakan media botol bekas dalam materi anomali cuaca analisis fenomena tornado adalah sebagai berikut : Tabel 2.3.1Hasil belajar analsisis fenomena tornado Class NUMBER Num. NIS 1 141510002 2 141510005 3 141510006 4 141510010 5 141510012 6 141510018 7 141510019 8 141510026 9 141510027 : X1 KKM : 72 Name Abdussalam Samal Afie Syahrulloh Arridlo Agneesha Bilqis Habibah Alifa Syifa Pebrianti Ammar Munzir Chalifah Annisa Eviondra Bachrul Ichsan Mahendra Fauzan Hanandito Fitratulhay Pribadi 26 NILAI KETERANGAN 80 87 82 78 84 85 88 92 96 Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 141510030 141510032 141510035 141510049 141510051 141510053 141510054 141510055 141510057 141510061 141510062 Intan larasati Khodijah Luthfi Maullia Aryanto Muhammad Ivan Budiman Muhammad Rafii Zain Muyasara Nilam Alifa Nabilah Azka Burhansyah Nur Alam Hasabi Puteri Almadhiya Siti Nurhadi Alma Risman Purwandio Wiarsyah Salwa Salsabila Harraz 90 80 76 82 80 92 82 92 76 64 80 Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus REMEDIAL Lulus Penjelasan : Nilai terendah yang diperoleh siswa : 64 Nilai tertinggi yang diperoleh siswa : 96 (nilai diatas KKM dan sempurna) Rata-rata = 83.3 ( diatas KKM). Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas kkm lebih dari 95 % , dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya yang hanya 45%. 27 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan Dari penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Penerapan media botol edukatif dan inovatif untuk digunakan dalam pembelajaran Geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Insan Cendekia Al-Kausar Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat. Peningkatan nilai yang diperoleh dari hasil rata-rata UH kelas sepuluh yaitu 83,3 dan 95 % siswa memperoleh hasil KKM > 72. Sebelum menggunakan media ini rata-rata kelulusan siswa hanya 45%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. 2) Dalam praktek media botol bekas edukatif dan inovatif didapatkan hasil dengan rata-rata siswa mendapatkan nilai lebih besar dari nilai KKM adalah sebesar 95 % atau 19 siswa dari 20 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa media ini menolong dalam memahami materi yang dipelajari. 3.2. Saran Adapun beberapa saran yang dikemukakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa depan adalah sebagai berikut : 1) Perlu disiapkan lebih optimal bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat media botol bekas edukatif dan inovatif sehingga siswa tidak lagi saling pinjam ketika membuat eksperimen ada tornado di dalam botol 2) Perlu menggunakan pewarna agar dapat memudahkan dalam mengamati bentuk tornado yang terjadi. 3) Sebelum melakukan pembelajaran dengan media botol bekas edukatif dan inovatif perlu menggunakan media penunjang lainnya seperti film tentang tornado dan dampaknya bagi kehidupan. 28 4) Dalam proses penilaian perlu instrumen untuk mengukur sikap dalam bentuk kuisioner. 29 DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Indriana Dina. 2011 .Ragam alat bantu media pembelajaran. Yogyakarta. Diva Press Silberman L Malvin 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung Penerbit Nusamedia. Sugiyono 2012. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R dan D. Bandung. PT Alfabeta. Sugiyarti Rahayu. 2011. Artikel koran Radar Surabaya. 10 Maret 2011. Hal Trianto. 2009. Mendsain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Konse, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendididikan (KTSP). Taruh, Enos.2003. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian dan Pendidikan (hlm.15-29) Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo. Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara 30 LAMPIRAN-LAMPIRAN No Kegiatan Langkah Guru 1. Siswa Kegiatan Awal Kegiatan Pendahuluan Tahapan Persiapan ٭Berdoa, Guru menciptakan ٭Merespon apa yang suasana kelas yang religius di sampaikan oleh dengan menunjuk salah guru satu siswa memimpin berdoa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan. ٭Memotivasi siswadenganmengaitkan materi ajar terhadap aktivitas kegiatan seharihari 2. Waktu Kegiatan Inti 10 menit ٭Memupuk rasa ingin tahu siswa tentang manfaat ilmu yang dipelajari ٭Melakukan tanya jawab mereviewpelajaran yang lalu, meliputi : Unsur-unsur pembentuk ٭Merespon pertanyaan guru berdasarkan cuaca pengalaman ٭Menyebutkan tujuan sebelumnya pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar. ٭Mendengarkantujuan (tujuan pembelajaran pembelajaran yang ditampilkan dalam power disebutkan guru point) dengan teliti dan tanggung jawab Eksplorasi ٭Siswa dibagi kedalam lima kelompok ٭Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang ٭Guru membagikan kertas warna atau karton kepada 31 ٭Membagi menjadi kelompok ٭Menerima diri 60 menit lima kertas masing-masing kelompok ٭Guru menampilkan bahan persentasi tentang dasar pembagian iklim dan iklim matahari warna atau karton ٭Menyimak dan bertanya tentang materi dasar yang disampaikan. Elaborasi ٭Masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan diskusi tentang tema yang di berikan oleh guru : 6) Ikilm Koppen 7) Iklim Junghun 8) Iklim Oldeman 9) Iklim Schmidt Ferguson 10) Gejala El Nino dan La Nina 3. Kegiatan Akhir Konfirmasi : ٭diskusi mengenai tema yang diberikan ٭membuat peta konsep dalam kertas warna atau karton ٭masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan berbagai media yang ada ٭kelompok yang tidak presentasi menanggapi hasil persentasi dengan memberi apresiasi berupa kartu kebahagiaan (mengerti) dan kartu kesedihan (belum mengerti) ٭Guru memberikan konfirmasi dari hasil presentasi masing-masing kelompok ٭Menyimak konfirmasi yang diberikan oleh guru ٭Memberi umpan balik berupa pertanyaan, dimana setiap kelompok berhak untuk memilih pertanyaan yang tersedia. ٭Mendapat koin point jika jawaban siswa benar Kegiatan Penutup ٭Membimbing siswa ٭Menyusun 32 menyusun kesimpulan. ٭Memberikansoal-soal evaluasi mengenai indikator ketercapaian kompetensi tentang klasifikasi iklim ٭Untuk pendalaman materi Siswa di berikan Penugasan Terstruktur (PT) Buatlah artikel dengan tema pemanasan global (global warming). Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) Carilah informasi yang berkaitan dengan dampak dan peran serta manusia dalam menanggulangi permasalahan global warming. Nilai Islami/karakter bangsa Kerja keras Jujur Saling menghargai 33 kesimpulan, mencatat kesimpulan ٭Mengerjakan soalsoal tentang klasifikasi iklim 20 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SatuanPendidikan : SMA Insan Cendekia Al Kausar Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/2 Pertemuan : ke 2 Alokasi Waktu : 2 x 45menit 1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer 2. Kompetensi dasar : 3.2. Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi 3. Indikator : a. Mengklasifikasi berbagai tipe iklim b. Mengidentifikasi dasar – dasar pembagian iklim dari berbagai pakar c. Menghitung nilai rasio Q tipe iklim Schmidt-Ferguson d. Menjelaskan informasi tentang El Nino dan La Nina 4. Tujuan Pembelajaran : Setelahpembelajaranberlangsungsiswadapat; a. b. c. d. Mengklasifikasi berbagai tipe iklim yang ada di dunia Mengidentifikasi dasar-dasar pembagian iklim Menghitung nilai rasio Q tipe iklim Schmidt-Ferguson Menjelaskan informasi tentang El Nino dan La Nina 5. Materi Ajar Klasifikasi iklim dan pola curah hujan di Indonesa 6. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, dan tanya jawab interaktif. 7. KegiatanPembelajaran 8. Penilaian. Sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar, untuk melihat ketercapaian KD, maka penilaian yang dilakukan adalah; 34 No 1 a. Aspek Kognitif Teknik : Tes tertulis Bentuk : Uraian Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mengklasifikas i tipe iklim Junghun Bahan Kelas Bentuk Soal No. Soal Uraian 1 Uraian 2 b. Mengidentifika si dasar pembagian iklim koppen 2. Siswa dapat mengidentifikas i dasar dalam pembagian iklim Koppen Uraian 3 c. Menghitung nilai rasio Q tipe iklim SchmidtFerguson 3. Siswa dapat menghitung dan menentukan tipe iklim menurut Schmidt Ferguson 4. Siswa dapat menjelaskan tentang fenomena El Nino dan La Nina Uraian 4 X Materi Indikator Soal Klasifikasi 1. Siswa dapat iklim dan menjelaskan gejala El tentang Nino La klasifikasi tipe Nina iklim Junghun d. Menjelaskan informasi tentang fenomena El Nino dan La Nina 35 b. Instrumen dan Pedoman Penskoran No. Soal 1. Butir Soal Penyelesaian Skor Gambar dan jelaskan mengenai klasifikasi iklim menurut Junghun ! Junghun membagi iklim di daerah 5 pulau jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuhan dan berdasar ketinggian, seperti pada gambar berikut ini. 2. Tuliskan ciri dari tipe iklim Af dan BW menurut koppen ! 3. Tabel Data Curah Hujan Desa Sejahtera Af : iklim hujan tropik (rata-rata suhu bulanan > 18oC, kelembaban dan curah hujan tinggi. Bw : Iklim gurun (penguapan lebih besar daripada curah hujan yang diterima) A. menghitung nilai rasio Q Q = jumlah bulan kering x 100% jumlah bulan basah Q= 3 x 100% 6 = 50% Desa Sejahtera memiliki tipe Iklim C (Agak Basah) Bln Jan Feb Mr CH Bln CH 125 121 112 Juli Ags Sep 57 55 53 Apr Me i 101 96 Okt Nv 98 102 Jun 80 Des 135 A. Berdasarkan klasifikasi iklim ScmidtFerguson, hitunglah nilai rasio Q dan tipe iklim di Desa Sejahtera. B. Juli, Agustus, September B. Pada bulan apa Desa Sejahtera mengalami bulan kering ? 36 5 5 No. Soal 4. Butir Soal Penyelesaian Apa yang dimaksud dengan El Nino dan La Nina ? El Nino dan La Nina merupakan 5 gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino akan berdampak pada peristiwa kemarau yang panjang di Indonesia, sedangkan La Nina berdampak pada curah hujan yang tinggi di Indonesia. c. Pedoman penskoran d. Aspek Sikap Teknik : IndikatorPengamatan : Pengamatan No. daftarhadirpesertadidik *) No Indikatornilaikarakter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .. 19 1 Mengerjakantugastepatwaktu 2 Rajinmengerjakansoallatihan 3 Aktivitasbertanyadanmanjawab 4 Kerjasama dalam tim 5 Mentaatiaturansepertimengacungkantangansebelu mmemberikanpendapat 6 Menghargai/tidakmencelapekerjaanteman yang kurangtepat Jumlah Aspekpenilaiansikapdiisidengan : Skor 1 bilatidaksesuaidenganindikator Skor 2 bilahampirsesuaidenganindikator Skor 3 bilatidaksesuaidenganindikator 37 Skor 9. Alat/Bahan/Sumber Belajar: Laptop, LCD proyektor, Alat-alat pengukur cuaca, Buku Geografi Karangan Lili Somantri dan Nurul Huda Grafindo, Buku Meteorologi dan Klimatologi Karangan Suryatna Rafi‟i. Mengetahui, Sukabumi, Kepala Sekolah Geografi Guru Supriyati, S.Si Arif Budiyanto, S.Pd NIY. 205.05.135 NIY. 211.08.241 38 Mei 2014 Mata Pelajaran BIODATA Nama : Arif Budiyanto, S.Pd Tempat Tanggal Lahir : Sukoharjo, 30 Mei 1988 Alamat Rumah : Jl. Sriwidari No. 125 Kecamatan Gunung Puyuh Kelurahan Sriwidari Kota Sukabumi Jawa Barat Pekerjaan : Guru Hoby : Traveling, dan membaca buku 39