Arif Budiyanto S.Pd SMA INSAN CENDEKIA AL

advertisement
PENGGUNAAN MEDIA BOTOL PLASTIK BEKAS EDUKATIF DAN
INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI
PADA MATERI IKLIM DAN ANOMALI CUACA UNTUK SISWA KELAS
X SMA INSAN CENDEKIA AL KAUSAR KABUPATEN SUKABUMI
“Laporan Hasil Inovasi Pembelajaran Geografi Semester Ganjil Tahun Ajaran
2014/2015”
Disusun Oleh :
Arif Budiyanto S.Pd
SMA INSAN CENDEKIA AL-KAUSAR
Jl Habib Desa Babakan Jaya Kecamatan Parungkuda
Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat
2014
1
DAFTAR ISI
Cover
1
Daftar Isi
2
BAB I
BAB II
BAB III
: PENDAHULUAN
3
1.1.Latar Belakang Masalah
3
1.2.Ruang Lingkup
4
1.3.Tujuan Inovasi
4
1.4.Manfaat Inovasi
5
1.5.Sajian Definisi/ Penjelasan Istilah
5
LAPORAN KEGIATAN
19
2.2. Perencanaan Pembelajaran
19
2.3. Pelaksanaan Pembelajaran
22
2.3. Hasil pembelajaran
25
PENUTUP
27
3.1. Kesimpulan
27
3.2. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Lampiran-lampiran
29
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
SMA Insan Cendekia Al Kausar merupakan sekolah berasrama dimana
para siswa tidak hanya belajar tetapi juga bertempat tinggal di lingkungan
sekolah selama bebarapa waktu. Dapat disebut juga boarding school yang
artinya sekolah yang memiliki asrama, dimana para siswa hidup, belajar
secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup
dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah (Maksudin, 2006, hlm.8).
Siswa Al Kausar memiliki latar belakang pola hidup keseharian yang
berbeda dengan sekolah pada umumnya. Para siswa tinggal dalam asrama,
terpisah dari orangtuanya, harus menjalani pola hidup yang penuh aturan
kedisiplinan dan beban belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah
bukan boarding, tentu kondisi yang demikian akan menimbulkan efek pada
proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa mudah bosan, mengantuk, tidak
fokus, dan cenderung mengalami hambatan dalam belajar bila tidak
mendapatkan perhatian yang serius dari lingkungan terutama gurunya.
Kesulitan dalam belajar ataupun hambatan dalam belajar akan sangat
terlihat jika dalam proses pembelajaran, guru masih terpaku dengan metode
pengajaran konvensional berupa ceramah dan segala informasi masih
berpusat pada guru, ditambah dengan kondisi peserta didik yang kurang aktif
dan malas untuk bertanya. Sehingga hasil belajar siswa Al Kausar terutama
dalam mata pelajaran Geografi terdapat 45% siswa yang mendapatkan nilai
dibawah KKM 74.
Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa agar tujuan
dan sasaran pembelajaran tercapai perlu menggunakan variasi metode
pembelajaran yang tepat dengan tetap mempertimbangkan berbagai macam
gaya belajar siswa yang dominan yaitu, auditory, visual, dan kinestetik.
Pengembangan untuk pembelajaran Geografi bagi siswa SMA dalam hal ini
3
dapat dijadikan salah satu alternatifnya. Penggunaan media botol bekas
edukatif dan inovatif merupakan kombinasi dari beberapa bentuk model
pembelajaran. Dengan mengkombinasikan beberapa komponen model
pembelajaran diharapkan dapat menjadi stimulan dalam upaya meningkatkan
minat belajar dan hasil belajar yang lebih optimal.
Penggunaan media botol bekas edukatif dan inovatif merupakan salah satu
solusi yang sejalan dengan semangat pembelajaran yang aktif, inovatif, dan
menyenangkan. Dengan penggunaan media botol bekas edukatif dan
bermakna diharapkan akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dan proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, dengan
suasana pembelajaran yang lebih kondusif dan bermakna.
1.2.Ruang lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi dalam ruang
lingkup sebagai berikut :
1) Penggunaan media botol bekas edukatif dan inovatif untuk
meningkatkan hasil belajar Geografi pada materi iklim dan anomali
cuaca pada siswa kelas X SMA Insan Cendekia Al Kausar Kabupaten
Sukabumi.
2) Membuktikan media botol bekas edukatif dan inovatif sebagai media
pembelajaran yang mudah dimengerti dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam materi iklim dan anomali cuaca.
1.3.Tujuan
Penulisan karya inovasi ini, penulis bagi menjadi dua kategori yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, yaitu sebagai berikut :
4
1.3.1. Tujuan Umum
1) Inovasi ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan media
sederhana dalam penerapan inovasi pembelajaran oleh guru di
sekolah.
2) Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi.
1.3.2. Tujuan khusus
1) Inovasi ini dapat meningkatkan nilai Geografi siswa SMA Insan
Cendekia Al-Kausar khususnya kelas X pada materi iklim dan
anomali cuaca.
2) Mememenuhi
tugas
dari
kegiataan sang inovator
yang
mengharuskan membuat laporan karya inovasi yang sudah
dipersentasikan.
1.4.Manfaat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan media botol
bekas edukatif dan inovatif dalam pembelajaran geografi, sebagai berikut :
1) Memahamkan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa
2) Memberi manfaat menyenangkan dalam proses belajar siswa
3) Media pembelajaran yang bermanfaat bagi guru-guru untuk membantu
dalam
penyampaian materi
iklim
dan
anomali
cuaca
yang
dipelajarinya.
1.5. Sajian Definisi/ Penjelasan istilah
Untukmenguatkan konsep dalam pembahasan ilmiah, penulis memaparkan
teori-teori yang relevan dan mendukung tentang masalah yang ditetapkan
dalam sajian definisi/penjelasan ilmiah yakni meningkatkan hasil belajar
melalui media botol bekas edukatif dan inovatif dalam pembelajaran pada
5
siswa kelas X
SMA Insan Cendekia Al-Kausar. Adapun teori-teori
pendukung sebagai berikut
:
1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan
bahwa
alat-alat
tersebut
sesuai
dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6) :
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar;
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
3) Seluk-beluk proses belajar;
4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9) Usaha inovasi dalam media pendidikan.
6
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah
pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
1.5.2 Manfaat Media dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat
penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang
diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik
(1986)
mengemukakan
bahwa
pemakaian
media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara
7
lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan
Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media
dalam pembelajaran yaitu :
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar
8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh
Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan
banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
8
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata.
Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
1.5.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai
yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih
dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri,
ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di
lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media
yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak
banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.
Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah
memanfaatkan adalah media cetak (buku). Selain itu banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model,
dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan
media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai),
program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun
sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
No
Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
I
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
gambar
III
Audio-cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan
tertulis
IV
Proyeksi
visual Overhead transparansi (OHT), Film
9
diam
V
bingkai (slide)
Proyeksi
Audio Film bingkai (slide) bersuara
visual diam
VI
Visual gerak
Film bisu
VII
Audio
Visual
gerak,
film
gerak
bersuara, video/VCD, televisi
VIII
IX
Obyek fisik
Manusia
Benda nyata, model, specimen
dan Guru, Pustakawan, Laboran
lingkungan
X
Komputer
CAI
(Pembelajaran
komputer),
CBI
berbantuan
(Pembelajaran
berbasis komputer).[7]
1.5.4 Pemilihan Media Pembelajaran
Beberapa
dasar
pemilihan
botol
bekas
sebagai
media
pembelajaran geografi materi iklim dan anomali cuaca antara lain
adalah :
1) bermaksud mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah
tentang media;
2) merasa sudah akrab dengan media tersebut,
3) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih kongkrit;
dan
4) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
dilakukannya.
Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media sangatlah
sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang
diinginkan atau tidak. Mc. Connell (1974) mengatakan bila media
itu sesuai pakailah “If The Medium Fits, Use It!”
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip
psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan
penggunaan media adalah sebagai berikut :
10
1) Motivasi
2) Perbedaan individual
3) Tujuan pembelajaran
4) Organisasi isi
5) Persiapan sebelum belajar
6) Emosi
7) Partisipasi Umpan balik
8) Penguatan (reinforcement)
9) Latihan dan pengulangan
10) Latihan dan pengulangan
11) Penerapan.
1.5.5. Hasil Belajar
Hasil
belajar
merupakan
bagian
terpenting
dalam
pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai
hasil
belajar
dalam pengertian
yang
lebih
luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati
dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi
hasil
belajar.
Dari
sisi
siswa,
hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Dalam Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi
Anderson dan Krathwohl
(remember),
(2001:66-88)
memahami/mengerti
yakni: mengingat
(understand),
menerapkan
(apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
menciptakan (create).
11
a. Mengingat (Remember)
Mengingat
merupakan
usaha
mendapatkan
kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik
yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam
proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan
pemecahan
masalah
(problem
solving).
Kemampuan
ini
dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition)
dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan
mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan
hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan
usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses
kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara
cepat dan tepat.
b. Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan
komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan
(classification)
dan
membandingkan
(comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang
siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota
dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal
dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian
ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan
merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau
lebih
obyek,
kejadian,
ide,
permasalahan,
atau
situasi.
Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan
satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.
12
c. Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan
percobaan
atau
menyelesaikan
permasalahan.
Menerapkan
berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural
knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur
(executing) dan mengimplementasikan (implementing).
Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa
dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di
mana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu
menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan.
Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan
dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan
melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.
Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau
masih asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini
maka siswa perlu mengenali dan memahami permasalahan
terlebih dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat
untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan
erat dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan
menciptakan.
Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari
siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur
baku/standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur
sehingga siswa benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini
dengan
mudah,
kemudian
berlanjut
pada
munculnya
permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga
siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut
dan
memilih
prosedur
permasalahan.
13
yang
tepat
untuk
menyelesaikan
d. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari
tahu
bagaimana
permasalahan.
keterkaitan
Kemampuan
tersebut
dapat
menganalisis
menimbulkan
merupakan
jenis
kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di
sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa
memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan
terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering
kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif
yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan
pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu
membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari
suatu informasi pendukung.
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi
atribut
(attributeing)
dan
mengorganisasikan
(organizing).
Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan
permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun
ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan
siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal
ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan
identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan
mencoba
mengenali
menghasilkan
bagaimana
hubungan
yang
unsur-unsur
baik.
ini
dapat
Mengorganisasikan
memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan
koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal
pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi
unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan,
kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai
dari informasi yang telah diberikan.
14
e. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.
Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektiftas,
efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula
ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif
maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu
diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan
dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses
kognitif memerlukan penilaian. Perbedaan antara penilaian yang
dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi
adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika
standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil
yang
didapatkan
dibandingkan
dengan
perencanaan
dan
keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan
siswa merupakan kegiatan evaluasi.
Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi
(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal
yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau
produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan
mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada
penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.
Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi
berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi
berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian
dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian
melakukan penilaian menggunakan standar ini.
f. Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan
yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu
15
produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan
sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada
pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada
proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada
kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini
mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan
karya
yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan
menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah
pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan
menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal
sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang baru.
Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan
memproduksi
kegiatan
(producing).
Menggeneralisasikan
merepresentasikan
permasalahan
dan
merupakan
penemuan
alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini
berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari
berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk
menyelesaikanpermasalahan
yang
diberikan.
Memproduksi
berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan metakognisi. Taksonomi Anderson
dan Krathwohl (2001:66-88) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Taksonomi Anderson dan Krathwohl
Tingkatan
Menciptakan (Creating)
Berpikir Tingkat
Tinggi
Komunikasi
(communication
spectrum)
Menggeneralisasikan
Negosiasi (negotiating),
(generating), merancang memoderatori
(designing),
(moderating),
memproduksi
kolaborasi
(producing),
(collaborating)
16
merencanakan kembali
(devising)
Mengevaluasi
Mengecek (checking),
(Evaluating)
mengkritisi (critiquing),
hipotesa
(hypothesising),
eksperimen
(experimenting)
Menganalisis
Memberi atribut
(Analyzing)
(attributeing),
mengorganisasikan
(organizing),
mengintegrasikan
(integrating),
mensahihkan
(validating)
Menerapkan (Applying) Menjalankan prosedur
(executing),
mengimplementasikan
(implementing),
menyebarkan (sharing),
Memahami/mengerti
Mengklasifikasikan
(Understanding)
(classification),
membandingkan
(comparing),
menginterpretasikan
(interpreting),
berpendapat (inferring)
Mengingat
Mengenali
(Remembering)
(recognition),
memanggil kembali
(recalling),
mendeskripsikan
(describing),
mengidentifikasi
(identifying)
Berpikir Tingkat Rendah
Bertemu dengan
jaringan/mendiskusikan
(net meeting),
berkomentar
(commenting), berdebat
(debating)
Menanyakan
(Questioning), meninjau
ulang (reviewing)
Posting, blogging,
menjawab (replying)
Bercakap (chatting),
menyumbang
(contributing),
networking,
Menulis teks (texting),
mengirim pesan singkat
(instant messaging),
berbicara (twittering)
Dalam pembelajaran dengan menggunakan media botol
bekas, tahapan berpikir dalam pelaksanaan kegiatan belajar
diharapkan siswa mampu sampai pada level analisis.
17
1.5.5. Media Botol Bekas
Penggunaan media botol bekas merupakan upaya penulis
untuk memanfaatkan berbagai sumber media yang terdapat
dilingkungan sekitar dengan biaya murah dan efisien untuk
pembelajaran. Keberadaan botol bekas umumnya hanya dianggap
sebagai sampah, namun penulis mencoba mengkreasikan botol
bekas agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang
menarik dan inovatif. Dengan harapan, siswa bisa melihat segala
sesuatu yang ada di lingkungan mereka tidak seolah akan menjadi
sampah, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran
yang menarik dan inovatif sehigga mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pemanfaatan media botol bekas dalam kegiatan pembelajarn
Geografi merupakan bagian dari serangkaian proses kegiatan
pembelajaran pada materi klimatologi dan anomali cuaca serta
pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Konsep sederahana yang
diambil dari eksperimen adalah miniatur tornado di dalam botol,
dimana setiap siswa diminta untuk membuat miniatur tornado dan
melakukan pengamatan terhadap proses yang terjadi dibotol
tersebut. Fenomena tornado jarang terjadi di wilayah Indonesia,
kalaupun terjadi hanya dalam skala yang lebih kecil (angin puting
beliung dan sejenisnya). Sehingga sebagian besar siswa belum
pernah melihat fenomena tersebut. Maka penulis memilih untuk
menghadirkan
miniatur
tornado
didadalm
botol
untuk
memudahkan siswa mempelajari salah satu anomali cuaca yaitu
tornado.
Selain dari itu, siswa diajak untuk menganalisis tetang bahaya
fenomena tornado yang sering terjadi di bumi, kenapa jarang
18
terjadi di wilayah khatulistiwa dan dampak yang ditimbulkan dari
persitiwa tornado bagi kehidupan manusia.
19
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
2.1 Perencanaan pembelajaran
Dalam proses perencanaan, penulis membagi ke dalam beberapa
pertemuan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan melalui penerapan
media botol bekas edukatif dan inovatif untuk pembelajaran Geografi.
Pertmuan
Hari ke-1
Tahapan
Perencanaan Kegiatan
Pengelompokan
Diskusi
dan
presentasi
oleh
masing-masing
kelompok dan diberi
feed back oleh semua
kelompok.
Hari Ke 2
Konfirmasi
pemberian
dan
tugas
untuk membawa alatalat yang dibutuhkan
untuk
“tornado
membuat
didalam
botol”.
20
‫ ٭‬Siswa dibagi ke dalam lima
kelompok
‫ ٭‬Masing-masing kelompok
terdiri dari 3-4 orang
‫ ٭‬Guru membagikan kertas ajaib,
koin ajaib dan HVS kepada
masing-masing kelompok
‫ ٭‬Menampilkan bahan ajar
berupa macam-macam alat
pengukur cuaca
‫ ٭‬Masing-masing kelompok
diberi tugas untuk melakukan
diskusi tentang tema yang di
berikan oleh guru :
1) Iklim Matahari
2) Ikilm Koppen
3) Iklim Junghun
4) Iklim Oldeman
5) Iklim Schmidt Ferguson
‫ ٭‬Membimbing siswa menyusun
kesimpulan.
‫ ٭‬Memberikansoal-soal evaluasi
mengenai
indikator
ketercapaian
kompetensi
tentang klasifikasi iklim
‫ ٭‬Masing-masing
kelompok
diberikan tugas membawa
 Botol minuman ukuran 1,5
Liter
 Lakban
 Gunting
 Air
 Pewarna
kelompok
Membuat media ada Masing-masing
membuat eksperimen sederhana
tornado di dalam
ada tornado di dalam botol :
botol.
1. Isilah salah satu botol
dengan air sampai 2/3
bagian botol penuh.
2. Buatlah lubang di kedua
tutup botol sebesar kurang
lebih
setengah
dari
diameter tutup botol.
3. Susunlah botol dengan
posisi di atas dan di bawah
sehingga kedua tutup botol
bertemu. Botol berisi air di
posisi yang bawah.
4. Rekatkan ujung botol tadi
hingga kencang dengan
lakban.
5. Pertama, balikkan botol
dan biarkan air mengalir
ke bawah, catat waktu
yang dibutuhkan untuk air
berpindah dari botol atas
ke bawah.
6. Yang kedua, Balikkan
botol lalu puptar-putarlah
botol tersebut lalu biarkan
air mengalir ke bawah.
Catat waktunya.
7. Amati apa yang terjadi.
Udara merupakan campuran dari
gas-gas.
Udaramerupakan
campuran yang homogen (hampir
sama) yang membuat kita tidak
bisa membedakan batas antara
gas-gas tersebut. Udara memiliki
sifat-sifat yang khas, antara lain:
Hasil pengamatan
1. Udara ada di mana-mana,
tak nampak tapi dapat
dirasakan.
2. Udara menempati ruang
dan memiliki massa.
3. Bentuk, volume, serta
21
4.
5.
6.
7.
berat jenisnya selalu
berubah.
Memiliki tekanan.
Mengembang bila
dipanaskan dan menyusut
bila didinginkan.
Udara panas mempunyai
tekanan yang lebih rendah
daripada udara dingin.
Udara yang bergerak
memiliki tekanan yang
lebih rendah daripada
udara diam
dan Pada eksperimen sains kali ini,
kita akan mempelajari bagaimana
elaborasi
udara yang bergerak memiliki
pengetahuan tentang tekanan yang lebih rendah.
Eksplorasi
tornado
dalam
kehidupan
sehari-
hari.
Hari Ke-3
‫ ٭‬Pada tahapan ini masingmasing
kelompok
mengaitkan
fenomena
tornado yang ada didalam
botol kedalam kondisi
aktual dipermukaan bumi.
‫ ٭‬Masing-masing kelompok
mencari dan melengkapi
dari berbagai sumber
tentang wilayah-wilayah di
dunia
yang
sering
mengalami
bencana
tornado, proses terjadinya
dan
dampak
yang
ditimbulkan
akibat
terjadinya tornado.
Masing-masing
siswa
melaksanakan ulangan harian
dengan jujur dan bertanggung
jawab.
Ulang harian
22
2.2 Pelaksanaan pembelajaran :
Dari perencanaan di atas media botol bekas edukatif dan inovatif ini
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan satu kali evaluasi.
1) Pertemuan pertama :
Setiap siswa dibagi kedalam kelompok berdasarkan tema tertentu, dimana
materi yang dikaji terkait dengan jenis iklim dan anomali yang terjadi di
atmosfer bumi yaitu feomena tornado.
Gambar 2.1 kelompok putra sedang berdiskusi tentang jenis iklim
Masing-masing kelompok mengeksplorasi dan mengelaborasi dengan
kelompoknya tentang pengetahuan jenis-jenis iklim dan fenomena
tornado.
Setiap
kelompok
minimal
menggunakan
dua
sumber
belajar/referensi dalam berdiskusi mengenai iklim dan anomali atmosfer.
Selain dari itu setiap kelompok diharuskan untuk membuat bahan
presentasi dengan menggunakan peta konsep yang diperkaya dengan
“Eksperimen ada tornado didalam botol”, seperti gambar yang terlihat
dibawah ini.
23
Gambar 2.2 kelompok putri sedang menyiapkan bahan presentasi
Setiap kelompok berusaha membuat bahan presentasi sebaik mungkin, dan
mudah dimengerti oleh siswa dikelompok lain, dikarnakan seteleh presentasi
masing-masing kelompok akan memberikan penilaian terhadap kelompok yang
presentasi.
Gambar 2.3 kelompok putri sedang melakukan presentasi
24
Hasil presentasi akan dinilai dengan menggunakan emoticon yang
diberikan kepada kelompok yang telah tampil. Dalam penilaian hasil presentasi
ada tiga kategori yang dinilai ; 1. Sistematika dalam penyampaian 2.
Komunikatif 3. Materi yang disampaikan mudah dipahami. Untuk kriteria baik
dan bagus, masing-masing anggota kelompok yang menyimak akan
memberikan smile emoticon berwarna kuning, sedangkan jika kurang baik akan
diberikan borring emoticon berwarna biru. Jumlah kartu yang berwarna kuning
menjadi dasar pengambilan untuk nilai presentasi.
Gambar 2.4 kelompok putra sedang memberikan nilai dengan menunjukan
kartu borring emotiocon yang berwarna biru.
2) Pertemuan ke-dua :
Di
pertemuan
kedua,
masing-masing
eksperimen berupa tornado di
kelompok
membuat
dalam botol bekas. Pelaksanaan
pembuatannya, terlebih dahulu diawali dengan penjelasan tentang tahapan
yang diperlukan dalam membuat tornado di dalam botol. Umumnya anak
sangat tertarik dan termotivasi untuk membuat media botol bekas edukatif
dan inovatif ada tornado di dalam botol.
Setelah selesai membuat tornado didalam botol, siswa diharapkan
langsung menguji cobakan apa yang telah dibuat. Ternyata dalam
25
prakteknya ada kelompok yang belum berhasil memunculkan tornado
didalam botol. Tetapi setelah mencoba beberapakali, akhirnya semua
kelompok dapat memunculkan tornado didalam botol. Setelah itu, masingmasing kelompok mencari informasi tentang proses terjadinya tornado,
dan dampaknya bagi kehidupan manusia
Gambar 2.5 Hasil dari pemanfaatan botol bekas edukatif dan
inovatif “ada bentuk mirip tornado didalam botol”.
2.3.Hasil pembelajaran (Ulangan Harian)
Adapun hasil pembelajaran menggunakan media botol bekas dalam
materi anomali cuaca analisis fenomena tornado adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.1Hasil belajar analsisis fenomena tornado
Class
NUMBER
Num.
NIS
1
141510002
2
141510005
3
141510006
4
141510010
5
141510012
6
141510018
7
141510019
8
141510026
9
141510027
: X1
KKM : 72
Name
Abdussalam Samal
Afie Syahrulloh Arridlo
Agneesha Bilqis Habibah
Alifa Syifa Pebrianti
Ammar Munzir Chalifah
Annisa Eviondra
Bachrul Ichsan Mahendra
Fauzan Hanandito
Fitratulhay Pribadi
26
NILAI
KETERANGAN
80
87
82
78
84
85
88
92
96
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
141510030
141510032
141510035
141510049
141510051
141510053
141510054
141510055
141510057
141510061
141510062
Intan larasati
Khodijah
Luthfi Maullia Aryanto
Muhammad Ivan Budiman
Muhammad Rafii Zain
Muyasara Nilam Alifa
Nabilah Azka Burhansyah
Nur Alam Hasabi
Puteri Almadhiya Siti Nurhadi Alma
Risman Purwandio Wiarsyah
Salwa Salsabila Harraz
90
80
76
82
80
92
82
92
76
64
80
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
REMEDIAL
Lulus
Penjelasan :
Nilai terendah yang diperoleh siswa : 64
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa : 96 (nilai diatas KKM dan sempurna)
Rata-rata = 83.3 ( diatas KKM).
Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas kkm lebih dari 95 % ,
dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya yang hanya 45%.
27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1) Penerapan media botol edukatif dan inovatif untuk digunakan dalam
pembelajaran Geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
SMA Insan Cendekia Al-Kausar
Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat.
Peningkatan nilai yang diperoleh dari hasil rata-rata UH kelas sepuluh
yaitu 83,3 dan 95 % siswa memperoleh hasil KKM > 72. Sebelum
menggunakan media ini rata-rata kelulusan siswa hanya 45%. Hal ini
menunjukan
adanya
peningkatan
persentase
jumlah
siswa
yang
memperoleh nilai diatas KKM.
2) Dalam praktek media botol bekas edukatif dan inovatif didapatkan hasil
dengan rata-rata siswa mendapatkan nilai lebih besar dari nilai KKM
adalah sebesar 95 % atau 19 siswa dari 20 siswa. Hal ini dapat diartikan
bahwa media ini menolong dalam memahami materi yang dipelajari.
3.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dikemukakan sebagai masukan untuk
perbaikan dimasa depan adalah sebagai berikut :
1) Perlu disiapkan lebih optimal bahan-bahan yang diperlukan untuk
membuat media botol bekas edukatif dan inovatif sehingga siswa tidak
lagi saling pinjam ketika membuat eksperimen ada tornado di dalam
botol
2) Perlu
menggunakan
pewarna
agar
dapat
memudahkan
dalam
mengamati bentuk tornado yang terjadi.
3) Sebelum melakukan pembelajaran dengan media botol bekas edukatif
dan inovatif perlu menggunakan media penunjang lainnya seperti film
tentang tornado dan dampaknya bagi kehidupan.
28
4) Dalam proses penilaian perlu instrumen untuk mengukur sikap dalam
bentuk kuisioner.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives.
New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Indriana Dina. 2011 .Ragam alat bantu media pembelajaran. Yogyakarta. Diva
Press
Silberman L Malvin 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung Penerbit Nusamedia.
Sugiyono 2012. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R dan D. Bandung.
PT Alfabeta.
Sugiyarti Rahayu. 2011. Artikel koran Radar Surabaya. 10 Maret 2011. Hal
Trianto. 2009. Mendsain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Konse,
Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendididikan
(KTSP).
Taruh, Enos.2003. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya
dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian dan Pendidikan (hlm.15-29)
Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo.
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
30
LAMPIRAN-LAMPIRAN
No
Kegiatan
Langkah
Guru
1.
Siswa
Kegiatan Awal
Kegiatan Pendahuluan
Tahapan
Persiapan
‫ ٭‬Berdoa, Guru menciptakan ‫ ٭‬Merespon apa yang
suasana kelas yang religius
di sampaikan oleh
dengan menunjuk salah
guru
satu siswa memimpin
berdoa,
memeriksa
kehadiran
siswa,
kebersihan dan kerapian
kelas
sebagai
wujud
kepedulian lingkungan.
‫ ٭‬Memotivasi
siswadenganmengaitkan
materi ajar terhadap
aktivitas kegiatan seharihari
2.
Waktu
Kegiatan Inti
10 menit
‫ ٭‬Memupuk rasa ingin
tahu siswa tentang
manfaat ilmu yang
dipelajari
‫ ٭‬Melakukan tanya jawab
mereviewpelajaran yang
lalu, meliputi :
Unsur-unsur
pembentuk ‫ ٭‬Merespon pertanyaan
guru berdasarkan
cuaca
pengalaman
‫ ٭‬Menyebutkan tujuan
sebelumnya
pembelajaran yang harus
dicapai dalam belajar.
‫ ٭‬Mendengarkantujuan
(tujuan pembelajaran
pembelajaran yang
ditampilkan dalam power
disebutkan guru
point)
dengan teliti dan
tanggung jawab
Eksplorasi
‫ ٭‬Siswa dibagi kedalam lima
kelompok
‫ ٭‬Masing-masing kelompok
terdiri dari 3-4 orang
‫ ٭‬Guru membagikan kertas
warna atau karton kepada
31
‫ ٭‬Membagi
menjadi
kelompok
‫ ٭‬Menerima
diri 60 menit
lima
kertas
masing-masing kelompok
‫ ٭‬Guru menampilkan bahan
persentasi tentang dasar
pembagian iklim dan iklim
matahari
warna atau karton
‫ ٭‬Menyimak
dan
bertanya
tentang
materi dasar yang
disampaikan.
Elaborasi
‫ ٭‬Masing-masing kelompok
diberi tugas untuk
melakukan diskusi tentang
tema yang di berikan oleh
guru :
6) Ikilm Koppen
7) Iklim Junghun
8) Iklim Oldeman
9) Iklim Schmidt Ferguson
10) Gejala El Nino dan La
Nina
3.
Kegiatan Akhir
Konfirmasi :
‫ ٭‬diskusi
mengenai
tema yang diberikan
‫ ٭‬membuat peta konsep
dalam kertas warna
atau karton
‫ ٭‬masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil
diskusinya
dengan
berbagai
media yang ada
‫ ٭‬kelompok yang tidak
presentasi
menanggapi
hasil
persentasi
dengan
memberi
apresiasi
berupa
kartu
kebahagiaan
(mengerti) dan kartu
kesedihan
(belum
mengerti)
‫ ٭‬Guru memberikan
konfirmasi dari hasil
presentasi masing-masing
kelompok
‫ ٭‬Menyimak
konfirmasi
yang
diberikan oleh guru
‫ ٭‬Memberi umpan balik
berupa pertanyaan, dimana
setiap kelompok berhak
untuk memilih pertanyaan
yang tersedia.
‫ ٭‬Mendapat koin point
jika jawaban siswa
benar
Kegiatan Penutup
‫ ٭‬Membimbing
siswa ‫ ٭‬Menyusun
32
menyusun kesimpulan.
‫ ٭‬Memberikansoal-soal
evaluasi
mengenai
indikator
ketercapaian
kompetensi
tentang
klasifikasi iklim
‫ ٭‬Untuk pendalaman materi
Siswa di berikan
Penugasan Terstruktur (PT)
Buatlah artikel dengan tema
pemanasan global (global
warming).
Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT)
Carilah informasi yang
berkaitan dengan dampak dan
peran serta manusia dalam
menanggulangi permasalahan
global warming.
Nilai Islami/karakter bangsa
 Kerja keras
 Jujur
 Saling menghargai
33
kesimpulan, mencatat
kesimpulan
‫ ٭‬Mengerjakan soalsoal tentang
klasifikasi iklim
20 menit
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan :
SMA Insan Cendekia Al Kausar
Mata Pelajaran
:
Geografi
Kelas/Semester
:
X/2
Pertemuan
:
ke 2
Alokasi Waktu
:
2 x 45menit
1. Standar Kompetensi
:
3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
2. Kompetensi dasar
:
3.2. Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
3. Indikator
:
a. Mengklasifikasi berbagai tipe iklim
b. Mengidentifikasi dasar – dasar pembagian iklim dari berbagai pakar
c. Menghitung nilai rasio Q tipe iklim Schmidt-Ferguson
d. Menjelaskan informasi tentang El Nino dan La Nina
4. Tujuan Pembelajaran
:
Setelahpembelajaranberlangsungsiswadapat;
a.
b.
c.
d.
Mengklasifikasi berbagai tipe iklim yang ada di dunia
Mengidentifikasi dasar-dasar pembagian iklim
Menghitung nilai rasio Q tipe iklim Schmidt-Ferguson
Menjelaskan informasi tentang El Nino dan La Nina
5. Materi Ajar
 Klasifikasi iklim dan pola curah hujan di Indonesa
6. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, dan tanya jawab
interaktif.
7. KegiatanPembelajaran
8. Penilaian.
Sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar, untuk melihat ketercapaian KD,
maka penilaian yang dilakukan adalah;
34
No
1
a. Aspek Kognitif
Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
: Uraian
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
a. Mengklasifikas
i tipe iklim
Junghun
Bahan Kelas
Bentuk
Soal
No.
Soal
Uraian
1
Uraian
2
b. Mengidentifika
si dasar
pembagian
iklim koppen
2. Siswa dapat
mengidentifikas
i dasar dalam
pembagian
iklim Koppen
Uraian
3
c. Menghitung
nilai rasio Q
tipe iklim
SchmidtFerguson
3. Siswa dapat
menghitung
dan
menentukan
tipe iklim
menurut
Schmidt
Ferguson
4. Siswa dapat
menjelaskan
tentang
fenomena El
Nino dan La
Nina
Uraian
4
X
Materi
Indikator Soal
 Klasifikasi 1. Siswa dapat
iklim dan
menjelaskan
gejala
El
tentang
Nino
La
klasifikasi tipe
Nina
iklim Junghun
d. Menjelaskan
informasi
tentang
fenomena El
Nino dan La
Nina
35
b. Instrumen dan Pedoman Penskoran
No.
Soal
1.
Butir Soal
Penyelesaian
Skor
Gambar dan jelaskan mengenai klasifikasi
iklim menurut Junghun !
Junghun membagi iklim di daerah 5
pulau jawa secara vertikal sesuai
dengan kehidupan tumbuhan dan
berdasar ketinggian, seperti pada
gambar berikut ini.
2.
Tuliskan ciri dari tipe iklim Af dan BW
menurut koppen !
3.
Tabel Data Curah Hujan Desa Sejahtera
Af : iklim hujan tropik (rata-rata suhu
bulanan > 18oC, kelembaban dan
curah hujan tinggi.
Bw : Iklim gurun (penguapan lebih
besar daripada curah hujan yang
diterima)
A. menghitung nilai rasio Q
Q = jumlah bulan kering x 100%
jumlah bulan basah
Q=
3 x 100%
6
= 50%
Desa Sejahtera memiliki tipe Iklim C
(Agak Basah)
Bln
Jan Feb Mr
CH
Bln
CH
125 121 112
Juli Ags Sep
57
55
53
Apr Me
i
101 96
Okt Nv
98
102
Jun
80
Des
135
A. Berdasarkan klasifikasi iklim ScmidtFerguson, hitunglah nilai rasio Q dan tipe
iklim di Desa Sejahtera.
B. Juli, Agustus, September
B. Pada bulan apa Desa Sejahtera
mengalami bulan kering ?
36
5
5
No.
Soal
4.
Butir Soal
Penyelesaian
Apa yang dimaksud dengan El Nino dan La
Nina ?
El Nino dan La Nina merupakan 5
gejala yang menunjukkan perubahan
iklim. El Nino akan berdampak pada
peristiwa kemarau yang panjang di
Indonesia, sedangkan La Nina
berdampak pada curah hujan yang
tinggi di Indonesia.
c. Pedoman penskoran
d. Aspek Sikap
Teknik
:
IndikatorPengamatan
:
Pengamatan
No. daftarhadirpesertadidik *)
No
Indikatornilaikarakter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .. 19
1
Mengerjakantugastepatwaktu
2
Rajinmengerjakansoallatihan
3
Aktivitasbertanyadanmanjawab
4
Kerjasama dalam tim
5
Mentaatiaturansepertimengacungkantangansebelu
mmemberikanpendapat
6
Menghargai/tidakmencelapekerjaanteman yang
kurangtepat
Jumlah
Aspekpenilaiansikapdiisidengan :
Skor 1 bilatidaksesuaidenganindikator
Skor 2 bilahampirsesuaidenganindikator
Skor 3 bilatidaksesuaidenganindikator
37
Skor
9. Alat/Bahan/Sumber Belajar: Laptop, LCD proyektor, Alat-alat pengukur
cuaca, Buku Geografi Karangan Lili Somantri dan Nurul Huda Grafindo,
Buku Meteorologi dan Klimatologi Karangan Suryatna Rafi‟i.
Mengetahui,
Sukabumi,
Kepala Sekolah
Geografi
Guru
Supriyati, S.Si
Arif Budiyanto, S.Pd
NIY. 205.05.135
NIY. 211.08.241
38
Mei 2014
Mata
Pelajaran
BIODATA
Nama
: Arif Budiyanto, S.Pd
Tempat Tanggal Lahir
: Sukoharjo, 30 Mei 1988
Alamat Rumah
: Jl. Sriwidari No. 125 Kecamatan Gunung
Puyuh
Kelurahan Sriwidari Kota Sukabumi Jawa
Barat
Pekerjaan
: Guru
Hoby
: Traveling, dan membaca buku
39
Download