BAB 5 Simpulan dan Saran

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini sumber penerimaan negara berasal dari
berbagai sektor, yakni sektor internal maupun sektor eksternal. Salah satu sumber
penerimaan negara dari sektor internal berasal dari sektor pajak, sedangkan sumber
penerimaan negara dari sektor eksternal berasal dari pinjaman luar negeri,
misalnya.Untuk mengurangi ketergantungan negara dari sumber penerimaan
eksternal yang berasal dari pinjaman luar negeri, pemerintah terus berusaha
meningkatkan sumber penerimaan negara yang berasal dari sektor internal, yaitu
sektor pajak.Dimana, pajak menjadi sumber penerimaan internal yang terbesar dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Begitu besarnya peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh
pemerintah yang dalam hal ini merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Berbagai upaya dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) agar penerimaan pajak
maksimal, antara lain adalah ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Hal tersebut
dilakukan dengan cara perluasan subjek pajak dan objek pajak, dengan menjaring
Wajib Pajak baru.
Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan
peran dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan
juga peran aktif dari para Wajib Pajak itu sendiri. Perubahan sistem perpajakan dari
official assessment menjadi self assessment, memberikan kepercayaan Wajib Pajak
untuk mendaftar, menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya
sendiri.Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak menjadi faktor
yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak.
Namun beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan
Indonesia belakangan ini membuat masyarakat resah dan takut untuk membayar
pajak, salah satu contohnya adalah kasus yang menimpa pegawai negeri sipil yang
bekerja di Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan Indonesia Gayus
Tambunan.Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, karena
para Wajib Pajak tidak ingin pajak yang telah mereka bayarkan disalahgunakan oleh
1
2
aparat pajak itu sendiri.Oleh karena itu, beberapa masyarakat yang belum dan sudah
terdaftar menjadi Wajib Pajak berusaha menghindari pajak.
Kesadaran Wajib Pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara
sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Pengetahuan Wajib
Pajak akan perpajakan juga diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Dengan memberikan sosialisasi pajak yang tepat, guna untuk mengurangi persepsi
masyarakat
mengenai
pajak
adalah
‘momok’
yang menyeramkan.
Dapat
menumbuhkan kepatuhan dan juga kepedulian masyarakat akan pajak sebagai
pembiayaan negara.
Banyak penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain mengenai
kepatuhan perpajakan Wajib Pajak dengan sasaran pada sektor usaha kecil menengah
(UKM) sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian para peneliti bahwa sektor usaha
kecil menengah (UKM) merupakan sektor pajak yang perlu mendapat perhatian
mengenai kewajiban perpajakannya.
Para peneliti mungkin menyadari akan pentingnya pengetahuan perpajakan
bagi sektor usaha kecil menengah (UKM) dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya guna membantu pembiayaan negara. Seperti juga disadari oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), jika para pedagang sektor usaha kecil menengah
(UKM) mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam membayar pajak atau sosialisasi
pajak yang tepat, besar kemungkinan para pedagang usaha kecil menengah (UKM)
tersebut mau sadar, peduli, dan patuh terhadap pajak. Dimana pajak yang dibayarkan
para pedagang sektor usaha kecil menengah (UKM) dapat memberikan konstribusi
yang cukup besar dalam pembiayaan negara, sebagai salah satu contohnya para
pedagang usaha kecil menengah (UKM) yang menjadi target perluasan subjek pajak
dan objek pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ini adalah pasar Tanah Abang.
Seperti yang kita ketahui, dengan ribuan bahkan puluhan ribu kios beserta
pedagang didalamnya yang memiliki tempat usaha dan penghasilan yang cukup
signifikan, sangat disayangkan bahwa kenyataannya penerimaan pajak yang didapat
negara dari pasar ini masih rendah.Bahkan diketahui masih banyak pedagang
didalamnya yang tidak membayarkan pajaknya secara tepat dan sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya.
Menyadari kenyataan tersebut, dan menyadari akan potensi pajak gemuk
yang dapat didapatkan oleh negara jika para pedagang pasar Tanah Abang
melaporkan dan membayarkan pajaknya secara sesuai dan merata. Direktorat
3
Jenderal Pajak (DJP) terus berupaya melakukan perluasan subjek dan objek pajak ke
pasar Tanah Abang.
Namun mendengar dan sadar mereka akan menjadi sasaran perluasan subjek
dan objek pajak DJP, para pedagang Tanah Abang pun secara serentak menolak
gagasan DJP tersebut dengan berbagai alasan, seperti kondisi pasar yang sedang lesu,
pajak akan menambah beban mereka, sistem pembayaran pajak yang terlalu sulit dan
masih banyak lagi. Padahal alangkah baiknya jika mereka mengetahui bahwa pajak
tidak akan memberatkan siapa pun, dan pajak selain bermanfaat untuk negara juga
bermanfaat untuk mereka sendiri nantinya.
Dengan tingkat penerimaan pajak yang rendah dari pasar besar inilah yang
menjadi bukti bahwa masih rendahnya tingkat kepatuhan para pedagang tersebut
dalam membayar pajak. Padahal seperti yang kita ketahui pajak pedagang usaha
kecil menengah (UKM) ini akan menjadi pajak gemuk dalam menambah pendapatan
negara di sektor pajak yang dimana sektor pajak merupakan salah satu sektor
penerimaan negara terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Untuk meningkatkan kepatuhan para pedagang dari pasar besar ini
diperlukanlah sebuah penelitian untuk meneliti dan mengungkapkan faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban
pajak penghasilan pedagang usaha kecil menengah (UKM) ini guna mengetahui
faktor permasalahan apa yang terdapat di dalam pasar tersebut.
Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa
sajakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak
penghasilan pasar ini, KPP wilayah pasar Tanah Abang, khususnya DJP, dapat
terbantu dalam mengukur dan membuat perencanaan lebih dalam mengenai rencana
meningkatkan penerimaan pajak dari pedagang Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
berjumlah puluhan ribu tersebut agar lebih efisien. Dengan mengetahui faktor-faktor
apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pemenuhan
kewajiban pajak penghasilan ini, KPP wilayah pasar Tanah Abang dapat
menjadikannya sebagai sebuah bahan pertimbangan dalam menentukan langkah apa
yang perlu dan baik untuk diambil dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak
penghasilan dari pedagang pasar Tanah abang.
Berdasarkan hal-hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan
penelitian dengan topik penelitian yang lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor
4
yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak
penghasilan pasar Tanah Abang dengan pengetahuan perpajakan, sosialisasi
perpajakan, serta sistem administrasi perpajakan sebagai variabel yang tertuang
dalam bentuk skripsi yang berjudul “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEWAJIBAN
TINGKAT
PAJAK
KEPATUHAN
PENGHASILAN
DALAM
PEDAGANG
PEMENUHAN
PASARTANAH
ABANG DI WILAYAH JAKARTA PUSAT.”
1.2
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah yang dapat
diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para
pedagang pasar Tanah Abang dipengaruhi oleh pengetahuan perpajakannya?
2. Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para
pedagang pasar Tanah Abang dipengaruhi oleh sosialisasi pajak yang mereka
terima?
3. Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para
pedagang pasar Tanah Abang dipengaruhi oleh sistem administrasi pajak?
4. Apakah pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, dan sistem
administrasi pajak secara bersama-sama mempengaruhi kepatuhan dalam
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah Abang?
5. Dari ketiga faktor diatas, faktor apakah yang memiliki persentase paling
tinggi dalam mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak
penghasilan para pedagang pasar Tanah abang?
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat banyaknya hal-hal yang dapat mempengaruhi para pedagang pasar
Tanah Abang dalam membayar pajak atau melaksanakan kewajiban perpajakannya,
maka dalam penelitian ini hanya akan dibatasi pada kepatuhan perpajakan,
pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan mekanisme administrasi
perpajakan. Dengan tujuan agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuannya dan
agar lebih akurat, maka penelitian ini dibatasi hanya kepada pemilik kiosdi pasar
Tanah abang yang memiliki lokasi di Jakarta pusat sebagai responden dalam
penelitian ini.
5
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara ringkas tujuan dan manfaat yang ingin disampaikan penulis melalui
penelitian ini adalah:
1.4.1
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh
terhadapkepatuhan responden, yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk
membayar atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
2. Untuk mengetahui apakah sosialisasi pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan responden, yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk membayar
atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
3. Untuk mengetahui apakah sistem administrasi pajak memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan responden, yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk
membayar atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
4. Untuk mengetahui apakah pengetahuan perpajakan, sistem administrasi
pajak, dan sosialisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan responden, yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk membayar
atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
1.4.2
Manfaat Penelitian
1. Bagi pedagang pasar Tanah Abang
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan,
kesadaran, dan kepedulian bagi para pedagang pasar Tanah Abang untuk
mengetahui akan pentingnya membayar atau melaksanakan kewajiban pajak
penghasilannya bagi pembangunan negara dan masyarakat sendiri.
2. Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu DJP, khususnya
KPP Tanah Abang, dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya membayar pajak, dan
juga memberikan kemudahan pada KPP dalam menganalisa faktor-faktor
mana yang memiliki persentase paling tinggi dalam mempengaruhi
kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pedagang pasar Tanah
Abang.
6
1.5
Ringkasan Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, ringkasan metodologi yang digunakan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis
(kuantitatif).
2. Penelitian pengujian yang dilakukan adalah penelitian kausal.
3. Dimensi waktu penelitian adalah cross section.
4. Kedalaman penelitian yang dilakukan oleh penulis kurang mendalam tetapi
mempunyai tingkat generalisasi tinggi yaitu dengan uji statistik.
5. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara langsung dan tidak
langsung, yaitu pembagian kuesioner.
6. Lingkungan penelitian yang dilakukan adalah lingkungan noncontived setting
yaitu lingkungan riil.
7. Unit analisisnya adalah individu, yaitu pemilik kiosdi pasar Tanah Abang di
Jakarta pusat.
8. Variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel dependent yaitu kepatuhan
terhadap kewajiban pajak penghasilan serta tiga variabel independent yaitu
pengetahuanperpajakan, sosialisasi perpajakan, dan mekanisme sistem
administrasi perpajakan.
1.6
Sistematika Pembahasan
Di dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang menjadi sistematika
pembahasan, dimana di setiap babnya akan diuraikan secara lebih spesifik menjadi
beberapa sub-bab secara sistematis sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini dibagi menjadi enam sub-bab yang menjelaskan mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat
dilakukannya penelitian
ini, ringkasan metodologi penelitian, dan sistematika
pembahasan penelitian ini sendiri.
BAB 2 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
Landasan teori berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam pembahasan
penelitian ini
yang terdiri dari pemahaman mengenai perpajakan (pengetahuan
pajak), pajak penghasilan, sosialisasi pajak, sistem admisnitrasi pajak, kepatuhan
7
pajak, dan teori-teori lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Pengembangan hipotesis berisi mengenai jawaban sementara atas penelitian
yang dilakukan penulis yang tertuang dalam H0 dan Ha .
BAB 3 Metoda Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas secara rinci mengenai rancangan penelitian, jenis dan
sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, metode
analisis data, dan uji statistik.
BAB 4 Hasil Pengujian dan Pembahasan
Pada bab ini akan diungkapkan hasil analisis dari perhitungan data yang dilakukan
dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan SPSS versi 16, terhadap hasil
kuesioner yang diperoleh dari para pemilik kiosdi pasar Tanah Abang.
BAB 5 Simpulan dan Saran
Pada bab penutup ini, diuraikan mengenai kesimpulan dan saran hasil analisa dalam
pembahasan pada Bab IV. Selain itu,dalam bab ini penulis juga akan disertakan
keterbatasan dalam penulisan penelitian ini.
8
9
Download