Ruang Lingkup Penelitian

advertisement
ANALISA FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN
DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK
PENGHASILAN PEDAGANG PASAR TANAH
ABANG DI WILAYAH JAKARTA PUSAT
Devi Tanoto, Martin Surya Mulyadi, S.E.,M.M.BKP.CPMA.
Binus University, Komplek kebun jeruk indah blok G, 089606777482, [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi para pedagang
pasar Tanah Abang dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilannya serta berapa besar pengaruh
dari faktor-faktor tersebut. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan survei, metode ini diterapkan dengan
menyebarkan kuesioner kepada para pedagang Pasar Tanah Abang di wilayah Jakarta Pusat.
Pernyataan dalam kuesioner telah disesuaikan dengan dimensi yang ada. Kesimpulan yang didapat
menunjukan faktor pengetahuan pajak memberikan pengaruh yang paling besar dan signifikan
dibandingkan dengan sistem administrasi pajak dan sosialisasi pajak terhadap kepatuhan dalam
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pedagang pasar tanah abang di wilayah Jakarta Pusat.
(DT)
Kata Kunci : Pengetahuan pajak, Sosialisasi pajak, Sistem administrasi pajak dan
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan.
Kepatuhan dalam
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yakni sektor
internal maupun sektor eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal berasal dari sektor
pajak, sedangkan sumber penerimaan negara dari sektor eksternal berasal dari pinjaman luar negeri,
misalnya.Untuk mengurangi ketergantungan negara dari sumber penerimaan eksternal yang berasal dari
pinjaman luar negeri, pemerintah terus berusaha meningkatkan sumber penerimaan negara yang berasal dari
sektor internal, yaitu sektor pajak.Dimana, pajak menjadi sumber penerimaan internal yang terbesar dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Begitu besarnya peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka usaha
untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini merupakan tugas
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Berbagai upaya dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) agar penerimaan
pajak maksimal, antara lain adalah ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Hal tersebut dilakukan dengan cara
perluasan subjek pajak dan objek pajak, dengan menjaring Wajib Pajak baru.
Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para Wajib Pajak itu sendiri.
Perubahan sistem perpajakan dari official assessment menjadi self assessment, memberikan kepercayaan Wajib
Pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri.Hal ini
menjadikan kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk
mencapai keberhasilan penerimaan pajak.
Namun beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan ini
membuat masyarakat resah dan takut untuk membayar pajak, salah satu contohnya adalah kasus yang menimpa
pegawai negeri sipil yang bekerja di Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan Indonesia Gayus
Tambunan.Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, karena para Wajib Pajak tidak ingin
pajak yang telah mereka bayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri.Oleh karena itu, beberapa
masyarakat yang belum dan sudah terdaftar menjadi Wajib Pajak berusaha menghindari pajak.
Kesadaran Wajib Pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Pengetahuan Wajib Pajak akan perpajakan juga diperlukan untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Dengan memberikan sosialisasi pajak yang tepat, guna untuk
mengurangi persepsi masyarakat mengenai pajak adalah ‘momok’ yang menyeramkan. Dapat menumbuhkan
kepatuhan dan juga kepedulian masyarakat akan pajak sebagai pembiayaan negara.
Banyak penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain mengenai kepatuhan perpajakan Wajib
Pajak dengan sasaran pada sektor usaha kecil menengah (UKM) sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian para
peneliti bahwa sektor usaha kecil menengah (UKM) merupakan sektor pajak yang perlu mendapat perhatian
mengenai kewajiban perpajakannya.
Para peneliti mungkin menyadari akan pentingnya pengetahuan perpajakan bagi sektor usaha kecil
menengah (UKM) dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya guna membantu pembiayaan negara. Seperti
juga disadari oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), jika para pedagang sektor usaha kecil menengah (UKM)
mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam membayar pajak atau sosialisasi pajak yang tepat, besar
kemungkinan para pedagang usaha kecil menengah (UKM) tersebut mau sadar, peduli, dan patuh terhadap
pajak. Dimana pajak yang dibayarkan para pedagang sektor usaha kecil menengah (UKM) dapat memberikan
konstribusi yang cukup besar dalam pembiayaan negara, sebagai salah satu contohnya para pedagang usaha
kecil menengah (UKM) yang menjadi target perluasan subjek pajak dan objek pajak oleh Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) ini adalah pasar Tanah Abang.
Seperti yang kita ketahui, dengan ribuan bahkan puluhan ribu kios beserta pedagang didalamnya yang
memiliki tempat usaha dan penghasilan yang cukup signifikan, sangat disayangkan bahwa kenyataannya
penerimaan pajak yang didapat negara dari pasar ini masih rendah.Bahkan diketahui masih banyak pedagang
didalamnya yang tidak membayarkan pajaknya secara tepat dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Menyadari kenyataan tersebut, dan menyadari akan potensi pajak gemuk yang dapat didapatkan oleh
negara jika para pedagang pasar Tanah Abang melaporkan dan membayarkan pajaknya secara sesuai dan
merata. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus berupaya melakukan perluasan subjek dan objek pajak ke pasar
Tanah Abang.
Namun mendengar dan sadar mereka akan menjadi sasaran perluasan subjek dan objek pajak DJP, para
pedagang Tanah Abang pun secara serentak menolak gagasan DJP tersebut dengan berbagai alasan, seperti
kondisi pasar yang sedang lesu, pajak akan menambah beban mereka, sistem pembayaran pajak yang terlalu
sulit dan masih banyak lagi. Padahal alangkah baiknya jika mereka mengetahui bahwa pajak tidak akan
memberatkan siapa pun, dan pajak selain bermanfaat untuk negara juga bermanfaat untuk mereka sendiri
nantinya.
Dengan tingkat penerimaan pajak yang rendah dari pasar besar inilah yang menjadi bukti bahwa masih
rendahnya tingkat kepatuhan para pedagang tersebut dalam membayar pajak. Padahal seperti yang kita ketahui
pajak pedagang usaha kecil menengah (UKM) ini akan menjadi pajak gemuk dalam menambah pendapatan
negara di sektor pajak yang dimana sektor pajak merupakan salah satu sektor penerimaan negara terbesar dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk meningkatkan kepatuhan para pedagang dari pasar besar ini diperlukanlah sebuah penelitian
untuk meneliti dan mengungkapkan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pedagang usaha kecil menengah (UKM) ini guna mengetahui faktor
permasalahan apa yang terdapat di dalam pasar tersebut.
Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pasar ini, KPP wilayah pasar Tanah Abang,
khususnya DJP, dapat terbantu dalam mengukur dan membuat perencanaan lebih dalam mengenai rencana
meningkatkan penerimaan pajak dari pedagang Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berjumlah puluhan ribu
tersebut agar lebih efisien. Dengan mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat
kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan ini, KPP wilayah pasar Tanah Abang dapat
menjadikannya sebagai sebuah bahan pertimbangan dalam menentukan langkah apa yang perlu dan baik untuk
diambil dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak penghasilan dari pedagang pasar Tanah abang.
Berdasarkan hal-hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian dengan topik
penelitian yang lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pasar Tanah Abang dengan pengetahuan perpajakan, sosialisasi
perpajakan, serta sistem administrasi perpajakan sebagai variabel yang tertuang dalam bentuk skripsi yang
berjudul “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN
DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN PEDAGANG PASARTANAH
ABANG DI WILAYAH JAKARTA PUSAT.”
Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah Abang
dipengaruhi oleh pengetahuan perpajakannya?
2.
Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah Abang
dipengaruhi oleh sosialisasi pajak yang mereka terima?
3.
Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah Abang
dipengaruhi oleh sistem administrasi pajak?
4.
Apakah pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, dan sistem administrasi pajak secara
bersama-sama mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para
pedagang pasar Tanah Abang?
5.
Dari ketiga faktor diatas, faktor apakah yang memiliki persentase paling tinggi dalam mempengaruhi
kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah abang?
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat banyaknya hal-hal yang dapat mempengaruhi para pedagang pasar Tanah Abang dalam
membayar pajak atau melaksanakan kewajiban perpajakannya, maka dalam penelitian ini hanya akan dibatasi
pada kepatuhan perpajakan, pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan mekanisme administrasi
perpajakan. Dengan tujuan agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuannya dan agar lebih akurat, maka
penelitian ini dibatasi hanya kepada pemilik kiosdi pasar Tanah abang yang memiliki lokasi di Jakarta pusat
sebagai responden dalam penelitian ini.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui apakah pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh terhadapkepatuhan responden,
yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk membayar atau melaksanakan kewajiban pajak
penghasilannya.
2.
Untuk mengetahui apakah sosialisasi pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan responden, yakni
pedagang pasar Tanah Abang untuk membayar atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
3.
Untuk mengetahui apakah sistem administrasi pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan responden,
yakni pedagang pasar Tanah Abang untuk membayar atau melaksanakan kewajiban pajak
penghasilannya.
4.
Untuk mengetahui apakah pengetahuan perpajakan, sistem administrasi pajak, dan sosialisasi secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kepatuhan responden, yakni pedagang pasar Tanah Abang
untuk membayar atau melaksanakan kewajiban pajak penghasilannya.
Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, ringkasan metodologi yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis (kuantitatif).
2.
Penelitian pengujian yang dilakukan adalah penelitian kausal.
3.
Dimensi waktu penelitian adalah cross section.
4.
Kedalaman penelitian yang dilakukan oleh penulis kurang mendalam tetapi
mempunyai tingkat generalisasi tinggi yaitu dengan uji statistik.
5.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung, yaitu pembagian
kuesioner.
6.
Lingkungan penelitian yang dilakukan adalah lingkungan noncontived setting yaitu lingkungan riil.
7.
Unit analisisnya adalah individu, yaitu pemilik kiosdi pasar Tanah Abang di Jakarta pusat.
8.
Variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel dependent yaitu kepatuhan terhadap kewajiban pajak
penghasilan serta tiga variabel independent yaitu pengetahuanperpajakan, sosialisasi perpajakan, dan
mekanisme sistem administrasi perpajakan.
Hasil Dan Bahasan
Tabel 4.22
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
X1
Std. Error
-.232
.644
.823
.204
Coefficients
Beta
T
.554
Sig.
-.360
.720
4.042
.000
X2
-.171
.201
-.121
-.847
.401
X3
.270
.149
.250
1.811
.077
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel coefficients 𝑎 dihasilkan persamaan regresi Y = -0.232 + 0.832 X1 -0.171 X2 +0.270 X3 +€,
dimana konstata sebesar -0.232 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel X1 (pengetahuan
pajak), X2 (sosialisasi pajak), X3 (sistem administrasi pajak), nilai variabel Y (tingkat kepatuhan pajak) adalah 0.232. Koefisien regresi variabel X1 (pengetahuan pajak) sebesar 0.823 menyatakan bahwa setiap penambahan
(karena tanda +) satu nilai pada variabel X1 (pengetahuan pajak)akan memberikan kenaikan skor sebesar 0.823.
Koefisien variabel X1 (pengetahuan pajak) mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Y (tingkat
kepatuhan pajak).Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel X1 (pengetahuan pajak) sebesar 0.000 yang
lebih kecil daripada 0.001 (0.000 < 0.001), dengan menggunakan tingkat signifikansi 1%. Maka, dengan
demikian hasil ini menjawab hipotesis 1 yang ada pada bab sebelumnya yaitu Ho diterima dan Ha ditolak,
sebagai berikut:
Hipotesis 1: Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah
Abang dipengaruhi oleh pengetahuan perpajakannya?
H0 : Ada Pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pajak para pedagang pasar Tanah Abang dengan
kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan
Ha : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pajak para pedagang pasar Tanah Abang dengan
kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan
Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa X1 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan. Semakin tinggi pengetahuan pajak seorang Wajib Pajak akan
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepatuhannya dalam pemenuhan kewajiban pajaknya. Dengan
adanya pengetahuan pajak para pedagang pasar Tanah abang menjadi tahu bahwa membayar pajak adalah suatu
kewajiban penting yang patut dipatuhi karena salah satu fungsi pajak adalah untuk pembangunan negara yang
akan dinikmati oleh mereka juga. Dan dengan mereka memiliki pengetahuan akan pajak, para pedagang pasar
Tanah Abang dapat tahu bahwa sistem administrasi pajak tidaklah rumit seperti yang mereka bayangkan. Hasil
ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Banu Witono (2008) yang mengatakan
bahwa pengujian variabel pengetahuan pajak dan keadilan sistem pajak baik bersama-sama maupun sendirisendiri menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib dan konsultan pajak.
Berdasarkan data diatas, koefisien regresi variabel X2 (sosialisasi pajak) sebesar - 0.171 menyatakan bahwa
jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel X2 (sosialisasi pajak) nilai variabel Y (tingkat kepatuhan pajak)
adalah -0.17 dan dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel X2 (sosialisasi pajak) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel Y (tingkat kepatuhan pajak) karena tingkat signifkansi variabel X3 lebih
besar dari 0.10 (0.401 > 0.10) dengan menggunakan tingkat signifikansi 10%. Hasil ini bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Novi Susanti yang mendapatkan hasil dimana sosialisasi pajak yang
paling mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak penghasilan seorang Wajib Pajak. Namun, hasil penelitian ini
serupa dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marrisa Heryanto dan Agus Arianto Toly (2013) yang
mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan KPP Pratama Surabaya Sawahan belum memenuhi
targetnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar wajib pajak mengikuti kegiatan sosialisasi perpajakan hanya
sebagai suatu keharusan karena bersifat memaksa, akan tetapi tetap saja tidak menjalankan kewajibannya
dengan patuh. Menurut peneliti, sosialisasi pajak memang akan kurang berpengaruh atau kurang signifikan jika
Wajib Pajak yang datang hanya sekedar formalitas saja. Namun, dalam memberikan pengertian akan
pengetahuan pajak ataupun sistem administrasi pajak, sosialisasi adalah salah satu cara yang paling ampuh
untuk memberitahu masyarakat.
Maka dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima, dalam hipotesis yang ada pada bab sebelumnya sebagai
berikut:
Hipotesis 2: Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah
Abang dipengaruhi oleh sosialisasi pajak yang mereka terima?
H0 : Ada pengaruh yang signifikan antara sosialisasi pajak yang di terima para pedagang pasar Tanah Abang
dengan kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan
Ha : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sosialisasi pajak yang di terima para pedagang pasar Tanah
Abang dengan kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan
Dan koefisien regresi variabel X3 (sistem administrasi pajak), sebesar 0.270 menyatakan bahwa setiap
penambahan (karena tanda +) satu nilai pada variabel X3 (sistem administrasi pajak), akan memberikan
kenaikan skor sebesar 0.270. Koefisien variabel X3 (sistem administrasi pajak), tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap variabel Y (tingkat kepatuhan pajak). Namun, variabel X3 memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan. Hal ini terlihat dari tingkat
signifikansi variabel X3 (sistem administrasi pajak), sebesar 0.077 yang lebih kecil daripada 0.010 (0.077 <
0.10). Hasil ini juga serupa dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Rahayu dan Ita Salsalina
Lingga (2009) yang didalam penelitiannya menemukan hasil bahwa sistem administrasi modern memiliki
pengaruh yang rendah tapi pasti terhadap pencapaian kepatuhan wajib pajak. Karena dengan adanya sistem
administrasi modern para pedagang pasar Tanah Abang yang kebanyakan sibuk akan merasa lebih mudah dan
terbantu dalam pembayaran pajak mereka. Namun, faktor diluar variabel independent tersebut juga memiliki
pengaruh yang sangat tinggi terhadap kepatuhan wajib pajak.
Maka dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak, dalam hipotesis yang ada pada bab sebelumnya sebagai
berikut:
Hipotesis 3: Apakah kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah
Abang dipengaruhi oleh sistem administrasi pajak?
H0 : Ada pengaruh yang signifikan antara sistem administrasi pajak para pedagang pasar Tanah Abang dengan
kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan
Ha : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sistem administrasi pajak para pedagang pasar Tanah Abang
dengan kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan.
Tabel 4.23
Model Summaryb
Model
R
R Square
.640a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.410
.370
.76311
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Tabel 4.24
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
18.175
3
6.058
Residual
26.205
45
.582
Total
44.380
48
F
10.404
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Hipotesis 4: Apakah pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, dan sistem administrasi pajak secara
bersama-sama mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pedagangpasar
Tanah Abang?
H0 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, sistem administrasi pajak
secara bersama-sama terhadap kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan para pedagangpasar Tanah
Abang
Ha : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, sistem administrasi
pajak secara bersama-sama terhadap kepatuhan dalam pemenuhan pajak penghasilan para pedagang pasar Tanah
Abang
Hasil uji signifikansi pada tabel ANOVA menunjukkan (nilai) sig. sebesar 0.000. Jika dibandingkan
dengan α = 0,05, nilai Sig. lebih kecil daripada α (Sig.≤α), yaitu 0.000 ≤ 0.05. Artinya, Ho diterima Ha ditolak.
Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh terhadap variabel Y.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap variabel Y dapat diketahui
dengan melihat nilai R2 pada tabel Model Summary (sebelumnya). Interpretasi yang didapatkan adalah (nilai) R
Square (R2 ) = 0.410 = 41%. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel X1,X2 dan X3 secara simultan
terhadap variabel Y adalah sebesar 41% dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi variabel X1, X2, X3 di
luar kasus ini adalah sebesar 59%.
Simpulan Dan Saran
Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab sebelumnya mengenai pengaruh pengetahuan pajak,
sosialisasi pajak, dan sistem administrasi pajak terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak, maka
dapat diambil keputusan sebagai berikut:
1.
Pengetahuan pajak yang tersusun atas beberapa indikator seperti ketetapan / keterlambatan dalam
pengisian, penyampaian, pelaporan, penyetoran SPT penyetoran pajak penghasilan, dan hukuman /
sanksi pajak berdasarkan uji korelasi diketahui hubungannya antara pengetahuan pajak dengan tingkat
kepatuhan pajak sebesar 37%. Sisanya sebesar 63% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini. Dan juga hasil pengujian regresi linier pada table coefficients 𝑎 maka dihasilkan
Sig.sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan α = 0.01. nilai Sig. lebih kecil daripada α (Sig.<α), yaitu
0.000 < 0.01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pajak memberikan pengaruh yang
signifikan antara terhadap tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para
pedagang di pasar Tanah Abang.
2.
Sosialisasi pajak yang tersusun atas indikator media sosialisasi, carasosialisasi, waktu sosialisasi
berdasarkan uji korelasi diketahui hubungannya antara sosialisasi pajak dengan kepatuhan perpajakaan
sebesar 8.24 %. Sisanya sebesar 91,76% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Dan juga hasil pengujian regresi linier pada table coefficients 𝑎 maka dihasilkan Sig.
sebesar 0,401. Jika dibandingkan dengan α = 0,10, nilai Sig. lebih besar daripada α ( Sig. ≥ α), yaitu
0,401≥ 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwasosialisasi pajak tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pedagang di pasar
Tanah Abang.
3.
Sistem administrasi pajak yang tersusun atas beberapa indikator seperti tempat pelayanan terpadu,
pelayanan petugas pajak, modernisasi administrasi pajak secara online, kinerja petugas pajak,
berdasarkan uji korelasi diketahui hubungannya antara Sistem administrasi pajak dengan tingkat
kepatuhan pajak sebesar 19%. Sisanya sebesar 81% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini. . Dan juga hasil pengujian regresi linier pada table coefficients 𝑎 maka dihasilkan
Sig.sebesar 0.077. Jika dibandingkan dengan α = 0.01. nilai Sig. lebih kecil daripada α (Sig.<α), yaitu
0.077 ≤ 0.01. Sehingga dapat disimpulkan bahwasistem administrasi pajak memberikan pengaruh
secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para
pedagang di pasar Tanah Abang.
4.
Dari hasil regresi linier berganda diketahui bahwa pengaruh variabel pengetahuan pajak, sosialisasi
pajak, dan sistem administrasi pajak terhadap kepatuhan perpajakan penghasilan para pedagang di
pasar Tanah Abang sebesar 41%. Nilai ini menunjukan bahwa pengetahuan pajak, sosialisasi pajak,
dan sistem administrasi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan penghasilan para pedagang
di pasar Tanah Abangadalah sebesar 41% dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi varibel
pengetahuan pajak, sosialisasi pajak, sistem administrasi pajak di luar kasus ini adalah sebesar 59%.
5.
Dari seluruh pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa faktor yang paling mempengaruhi
kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pedagang di pasar Tanah Abang adalah
pengetahuan pajak.
Saran
Setelah melakukan penelitian ini maka peneliti dapat memberikan saran yang ditujukkan kepada
pembaca, antara lain sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti dalam penelitiannya, faktor yang paling mempengaruhi
tingkat kepatuhan pajak para pedagang Pasar Tanah Abang adalah faktor pengetahuan pajaknya.
Semakin tinggi pengetahuan pajak para pedagang memungkinkan semakin tingginya tingkat kepatuhan
pajak mereka. Maka untuk menambah pengetahuan pajak para pedagang dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti membaca, bertanya pada orang sekitar, bertanya pada aparat pajak yang sedang
bersosialisasi ke pasar-pasar, (khususnya untuk para pedagang di pasar Tanah Abang), menghadiri
sosialisasi perpajakan yang diadakan oleh aparat pajak dan benar-benar mendengarkan apa yang
disampaikan didalamnya. Bukan hanya datang sebagai formalitas saja. Dan hal-hal yang menyangkut
pajak itu sendiri sebaiknya dibuat lebih ringkas, mudah dibaca, dan dimengerti oleh banyak orang.
Agar mereka mau membaca dan mudah dimengerti.
2.
Dari segi sosialisasi pajak dibutuhkan peran aparat pajak yang bekerja sama dengan pengelola pasarpasar dan juga masyarakat atau Wajib Pajak. Dimana aparat pajak mengadakan sosialisasi dan para
Wajib Pajak pun mendengarkan dengan seksama. Jika tidak ada kerjasama antara kedua belah pihak
maka sosialisasi yang disampaikan pun tidak akan bermakna. Aparat pajak harus lebih focus dan harus
lebih sering mendatangi pasar-pasar tersebut. Aparat pajak juga harus lebih kreatif dalam membuat
sosialisasi itu menjadi lebih menarik dan mengajak juga menimbulkan rasa ingin tau bagi masyarakat
atau Wajib Pajak, seperti mengadakan event yang mengajak masyarakat atau Wajib Pajak untuk turut
serta berpartisipasi didalamnya. Hal-hal yang ingin di sosialisasikan pun sebaiknya hal-hal yang juga
bisa menghapus gambaran buruk masyarakat terhadap pajak.
3.
Direktorat Jenderal Pajak atau fiskus lebih menyederhanakan sistem pembayaran pajak atau sistem
administrasi pajak. Lebih mempermudah. Seperti salah satunya pembayaran melalui atm. Dan tak lupa
peran sosialisasi pun dapat turut serta untuk menyampaikan pada masyarakat bahwa sistem
administrasi pajak sudah lebih mudah dan tidak membingungkan lagi.
Pada intinya yang terpenting adalah kesadaran dan kemauan untuk membayar pajak yang harus
ditingkatkan oleh masyarakat itu sendiri. Karena pajak yang dibayarkan berguna untuk membiayai
negara dalam berbagai macam pengeluaran demi kemakmuran rakyat. Oleh Karena itu segala
upaya harus ditingkatkan oleh fiskus untuk meningkatkan tingkat pengetahuan pajak pada
masyarakat
REFERENSI
Gunadi. (2003). Keberhasilan Pajak tergantung partisipasi masyarakat dalam persfektif baru.19 Juni
2014http://www.persfektif.net/
Hasan, Dahliana. (2008). Pelaksanaan tax compliance dalam upaya optimalisasi penerimaan di kota Yogyakarta
http://scholar.google.com/
Herryanto. Toly. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan
Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan
http://scholar.google.com/
Leonardo, Gerry. (2012). Analisis Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Pajak
Penghasilan Perdagangan Online Dengan Fasilitas Blackberry Messenger Wilayah Jakarta Barat.
Tesis S1 tidak dipublikasikan. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Lumbantoruan, Sophar. (2005). Ensiklopedi Perpajakan Indonesia. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Publisher
Nasucha, Chaizi. (2004). Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.252/PMK/.03/2008Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang
Pribadi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan
Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
(20/06/2014)
Rahayu, Siti Kurnia. (2009). Perpajakan Indonesia: Konsep & AspekFormal.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Rahayu, Sri dan Lingga. (2009). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak di KPP Pratama Bandung “X” http://scholar.google.com/
Restiani, Metti. (2011). Analisis Kualitas Pelayanan Pajak dan Sosialisasi PerpajakanTerhadap Kepatuhan Formal
Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor PelayananPajak Pratama Cianjur. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer, Bandung.
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. (2011). SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta :
Salemba empat.
Susanti, Novi (2011). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Pemenuhan Kewajiban
Pajak Penghasilan Pemilik Online Shop Di Situs Jejaring Sosial Facebook Wilayah Jakarta Barat.
Tesis S1 tidak dipublikasikan. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Torgler, Benno. (2011). Tax Morale and Compliance http://scholar.google.com/
Undang-Undang no 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan
Waluyo . (2011). Perpajakan Indonesia.Jakarta : Salemba empat.
Witono, Banu. (2008). Peranan pengetahuan pajak pada kepatuhan wajib pajak http://scholar.google.com/
Riwayat Penulis
Nama
: Devi Tanoto
Tempat, Tanggal lahir
: Medan, 16 Juni 1992
Pendidikan Terakhir
: S1 (Universitas Bina Nusantara) jurusan (Akuntansi) Tahun 2014
Download