PERBEDAAN MORFOMETRI POPULASI Fejervarya DI DATARAN TINGGI COBAN TALUN, BATU DAN DATARAN RENDAH KAWASAN SUAKA IKAN WRINGINANOM, GRESIK Berka Dani Susmita,Bambang Irawan, Rosmanida, Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Email: [email protected] ABSTRACT One of biodiversity richness in Indonesia is the class Amphibia that reached 489 species. The aim of this research was to understand the characters differences of Fejervarya morphometric population in Coban Talun, Batu the high land and Kawasan Suaka, Ikan Wringianom, Gresik the low land area. The research method used is observational descriptive, using 31 morphometric characters. In this research, there are 2 kinds of Fejervarya, which were Fejervarya limnocharis and Fejervarya cancrivora. The result shows that in Coban Talun high land, Batu, there are different morphometric characters between male and female population of Fejervarya limnocharis. Meanwhile, the analysis of Fejervarya cancrivora could not be done due to no presence of the female. The morphometric characters of Fejervarya limnocharis and Fejervarya cancrivora, male and female, in Kawasan Suaka Ikan Wringianom low land, Gresik, do not show any sign of variation. The result of t-test also shows that there are no different morphometry characters of Fejervarya cancrivora population, but in the other hand, there are 10 different characters (32.26%) among Fejervarya limnocharis population. This result explains the existance of morphological variation among Fejervarya limnocharis population in Coban Talun high land, Batu and Kawasan Suaka Ikan Wringinanom low land, Gresik. Keywords: amphibian, Fejervarya,highland, lowland,morphometric, variation ABSTRAK Kekayaan hayati Indonesia salah satunya adalah hewan dari kelas Amphibia yang mencapai 489 spesies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakter morfometri populasi Fejervarya di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Metode penelitian yang digunakan deskriptif observasional, menggunakan 31 karakter morfometri. Hasil penelitian ini, Fejervarya yang ditemukan ada dua jenis yaitu Fejervarya limnocharis dan Fejervarya cancrivora. Hasil analisis menunjukkan bahwa di dataran tinggi Coban Talun, Batu terdapat perbedaan karakter morfometri antara populasi Fejervarya limnocharis jantan dan betina sedangkan Fejervarya cancrivora tidak dapat dilakukan analisis karena tidak ditemukan Fejervarya cancrivora betina. Karakter morfometri populasi Fejervarya limnocharis dan Fejervarya cancrivora jantan dan betina di dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik tidak menunjukkan adanya variasi. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa di dua lokasi tersebut tidak ada perbedaan karakter morfometri populasi Fejervarya cancrivora, namun terdapat perbedaan karakter morfometri antara populasi Fejervarya limnocharis yaitu sebanyak 10 karakter (32,26%). Hal tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi variasi morfologi pada populasi Fejervarya limnocharis di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Kata kunci: amfibi, dataran tinggi, dataran rendah, Fejervarya, morfometri, variasi. Pendahuluan Salah satu kekayaan hayati Indonesia adalah hewan dari kelas Amphibia. Jumlah hewan amfibi di Indonesia sekitar 489 spesies. Amfibi terutama ordo Anura dapat ditemukan di daerah dengan tingkat kelembapan yang tinggi (Mistar, 2003). Secara tidak langsung Anura berguna bagi manusia karena membantu memakan jenis serangga yang dapat menjadi vektor penyakit, sedangkan secara langsung Anura dimanfaatkan manusia sebagai sumber makanan, hewan percobaan, dan komoditas ekspor (Kusrini, 2009). Setiap karakter fenotip pada umumnya merupakan hasil dari adanya interaksi antar gen-gen dan lingkungan (Munshi dan Dutta, 1996). Salah satu cara untuk mengetahui keanekaragaman dari suatu spesies yaitu melakukan pengujian terhadap karakter morfologi yang disebut morfometri. Morfometri adalah perbandingan ukuran relatif bagian-bagian tubuh hewan yang mencerminkan perbedaan morfologi antar individu dan data yang dihasilkan adalah data yang tidak terpisah (Manly, 1989). Perbedaan letak geografis dan kondisi ekologis serta adanya barier-barier fisik antar wilayah satu dengan lainnya merupakan faktor penting yang diduga kuat dapat memicu munculnya variasi dan perbedaan karakter antar populasi (Hillis dan Wiens,2000). Data morfometri dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan antar populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan karakter morfometri populasi Fejervarya di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Identifikasi dan pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik pada bulan Februari hingga Mei 2016. Analisis data dilakukan di ruang 124 Laboratorium Ekologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan adalah spesimen Fejervarya yang ditemukan di tempat penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka sorong dan penggaris untuk mengukur karakter morfometri dari spesimen, slink psychrometer atau higrometer untuk mengukur suhu basah, suhu kering serta kelembapan, termometer raksa digunakan untuk mengukur suhu, kamera untuk dokumentasi, GPS untuk mendapatkan titik koordinat, kotak koleksi sebagai tempat penyimpanan sementara spesimen, jaring digunakan sebagai alat bantu untuk menangkap spesimen, kertas label, kantong plastik, senter dan headlamp, buku identifikasi, tabel ompong dan alat tulis. Prosedur Penelitian Prosedurpenelitian yang akandilakukanadalahpenentuanlokasipengamatan, melakukankoleksiFejervarya, mengukur parameter lingkungan, mengidentifikasikoleksiFejervarya, mengukur parameter morfometriFejervarya, dan melakukan analisis data. Penentukanlokasipengamatanditentukanberdasarkankondisi yang mendukungdansesuaisebagaitempathidupFejervarya.Lokasi yang mendukungdansesuaimisalnyamisalnyamemilikkelembapan yang tinggidandekatdengansumber air.SeluruhFejervarya yang ditemukanpadalokasipengamatankemudian di pelihara sementara. Proses pengambilansampeldilakukandengancaramenangkapmenggunakantanganmaupuna lat bantu jaring. Sampel yang diambil adalah 20 individu Fejervarya yang terdiri dari sepuluh individu jantan dan sepuluh individu betina di tiap lokasi. Apabila sampel tidak mencukupi, pengukuran tetap dilakukan sesuai dengan jumlah sampel yang diperoleh.Setelahitu, sampel yang tertangkapkemudiandidokumentasikanmenggunakankamera, sampeldimasukkankedalamkotakpenyimpananuntukselanjutnyadilakukanpenguku rankaraktermorfometridansampeldilepaskankembali. Terdapat 31 karakter morfometri yang di ukur pada Fejervarya diantaranya panjang badan (PB), panjang kepala (PK), lebar kepala (LK), jarak moncong sampai timpanum (JMT), panjang moncong (PM), jarak dari hidung sampai moncong (JHM), jarak dari mata sampai moncong (JMM), jarak dari hidung sampai timpanum (JHT), jarak dari mata sampai hidung (JMH), jarak dari mata sampai timpanum (JMTi), diameter timpanum (DT), jarak dari mandibula sampai hidung (JMHi), jarak dari mandibula sampai mata bagian depan (JMMD), jarak dari mandibula sampai mata bagian belakang (JMMB), jarak inter nares (JIN), diameter mata (DM), jarak inter orbital (JIO), panjang kelopak mata (PKM), panjang manus sampai digiti (PMD), panjang branchium (PBr), panjang antebranchium (PAb), panjang kaki belakang (PKB), panjang femur (PF), panjang tibia (PT), panjang dari metatarsus sampai ujung jari keempat kaki belakang (PMTJ4), panjang dari tarsus sampai panjang jari keempat kaki belakang (PTJ4), panjang jari ketiga kaki depan (PJ3KD), panjang jari pertama kaki depan (PJ1KD), panjang jari keempat kaki belakang (PJ4KB), panjang tubercula metatarsal bagian dalam (PTM), dan panjang jari pertama kaki belakang (PJ1KB). Pengukuran parameter ekologi digunakan sebagai data pendukung yang menunjukkan kondisi tempat hidup Fejervarya. Pengukuran yang dilakukan berupa pengukuran suhu udara, suhu air, kelembapan serta mencatat koordinat dan ketinggian lokasi ditemukannya sampel. Pengukuran data parameter ekologi dilakukan untuk setiap lokasi pengamatan dimana Fejervarya ditemukan. Fejervarya yang ditemukan di lokasi pengamatan ditangkap dan diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi menggunakan kunci identifikasi yang tersedia. Identifikasi dan penamaan jenis menggunakan buku panduan identifikasi Iskandar (1998). Pengukuran karakter morfometri sampel Fejervarya dilakukan berdasarkan metode Heyer dkk. (1994) dan Tjong dkk. (2007). Analisisdata dalampenelitianiniadalahdenganmenghitungnilai rata-rata, danukurankeragaman, yaituragam (variance) dansimpanganbaku (standart deviation). Untukmengujiduasampelstatistikmenggunakan uji t(Hariyantodkk., 2008). Jika data yang akan diuji berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal, selanjutnya dengan rata-rata tersebut dilakukan pengambilan keputusan yaitu dengan pengujian beda rata-rata menggunakan uji t dengan bantuan software SPSS (Stasticial Product and Service Solutions) ver.22. Namun, jika data tidak berdistribusi normal atau jauh dari kriteria distribusi normal maka digunakan metode statistik non-parametrik menggunakan uji Mann-Whitney. Selain data kuantitatif, dilakukan pula penyusunan deskripsi morfologi sampel Fejervarya yang ditemukan. Penyusunan deskripsi morfologi berdasarkan pengamatan langsung, dokumentasi dan dicocokkan berdasarkan deskripsi dari refrensi. Hasil dan Pembahasan Dekripsi lingkungan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik Telah dilakukan pengkuran terhadap parameter ekologi di tiap-tiap lokasi pengamatan meliputi mikrohabitat, koordinat titik sampel, suhu udara, suhu air, dan kelembapan. No 1 2 3 Tabel Lokasi Penelitian Hasil Pengukuran Coban Talun Wringinanom Rerata 17.83 25.55 Suhu Udara (˚C) Min 16.5 24 Max 19.5 27.5 Rerata 18.4 26.6 Suhu Air (˚C) Min 18 26 Max 19 27 Rerata 97.83 92.9 Kelembapan (%) Min 95 68 Max 100 100 1. Parameter lingkungan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik tahun 2016. Parameter Pengukuran parameter ekologi digunakan sebagai data pendukung yang menunjukkan kondisi tempat hidup Fejervarya. Dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik merupakan barier fisik yang memisahkan antara dua populasi Fejervarya. Kedua lokasi tersebut terpisah sejauh kurang lebih 80 km dan memiliki kondisi geografis yang jauh berbeda. Hasil pengukuran parameter ekologi di dua lokasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan kondisi lingkungan. Perbedaan kondisi lingkungan tersebut dipengaruhi oleh kondisi geologis seperti ketinggian yang berpengaruh terhadap suhu. Variasi morfologi yang terjadi pada suatu spesies dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi habitat, jarak antar populasi dan isolasi geografis. Futuyama (1986) menjelaskan bahwa semakin jauh jarak antar populasi maka semakin tinggi perbedaan karakter fenotipnya. Jenis Fejervarya yang terdapat di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik Berdasarkan penelitian jenis Fejervarya yang terdapat di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik ada dua jenis yaitu Fejervarya cancrivora dan Fejervarya limnocharis. Spesies yang paling banyak ditemukan pada kedua lokasi penelitian adalah Fejervarya limnocharis dengan 16 individu. Sedangkan Fejervarya cancrivora ditemukan sebanyak 10 individu. (1) (2) Gambar 1. Jenis Fejervarya dan lokasi penelitian. Keterangan: (1) Dataran Tinggi Coban Talun, Batu; (2) Dataran Rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik; (A) Fejervarya limnocharis (B) Fejervarya cancrivora, (C) Lokasi ditemukannya sampel;Pin kuning: titik sampling. Perbedaan kekayaan jenis dan jumlah individu pada dua lokasi pengamatan berbeda karena perbedaan ukuran daerah pengamatan, perbedaan ketinggian, dan waktu pengamatan yang terbatas. Ukuran daerah yang lebih besar umumnya memiliki jenis yang lebih beraneka ragam daripada daerah yang kecil. Kekayaan jenis bisa berkurang atau bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian dari muka laut. Waktu pengamatan yang terbatas menjadi salah satu sebab hasil penelitian yang kurang maksimal, sementara memperpanjang waktu pengamatan tidak dapat dilakukan mengingat efisiesi kerja dan biaya. Karakter morfometri Fejervarya di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik Dari 31 karakter morfometri yang diamati dari populasi Fejervarya di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik dilakukan analisis data menggunakan uji t dan uji MannWhitney. Analisis data digunakan untuk mengetahui perbedaan karakter morfometri pada Fejervaryalimnocharis dan Fejervarya cancrivora jantan dan betina yang ditemukan di dua lokasi penelitian. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji Mann-Whitney antara Fejervarya limnocharis jantan yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik menunjukkan tidak ada perbedaan karakter morfometri. Sedangkan hasil analisis data dengan uji t antara Fejervarya limnocharis betina yang ditemukan di dua lokasi menunjukkan adanya variasi karakter morfometri. Karakter morfometri yang menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri secara signifikan yaitu, jarak moncong sampai timpanum (JMT), jarak dari hidung sampai timpanum (JHT), jarak dari mata sampai timpanum (JMTi), panjang tibia (PT), panjang tarsus sampai ujung jari keempat kaki belakang (PTJ4), dan panjang jari pertama kaki depan (PJ1KD). Hasil analisis data dengan uji Mann-Whitney antara Fejervarya cancrivora jantan yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri. Sedangkan untuk Fejervarya cancrivora betina tidak dapat dilakukan analisis data untuk mengeahui perbedaan karakter morfometri karena di dataran tinggi Coban Talun, Batu tidak ditemukan sampel Fejervarya cancrivora betina. Secara keseluruhan, hasil analisis data menggunakan uji t menunjukkan bahwa antara Fejervarya limnocharis yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri. Terdapat 10 karakter morfometri yang menunjukkan perbedaan yang signifikan diantaranya, jarak dari moncong sampai tympanum (JMT), jarak dari hidung sampai tympanum (JHT), jarak dari mata sampai tympanum (JMTi), diameter tympanum (DT), jarak dari mandibula sampai hidung (JMHi), jarak mandibula sampai mata bagian depan (JMMD), jarak mandibula sampai mata bagian belakang (JMMB), panjang antebranchium (PAb), panjang jari pertama kaki depan (PJ1KD). Dari 10 karakter morfometri yang berbeda signifikan tersebut, sampel yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan sampel yang ditemukan di dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Sedangkan karakter morfometri antara Fejervarya cancrivora yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri. Hal tersebut karena jumlah sampel yang didapatkan terlalu sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat mewakili keseluruhan sampel populasi Fejervarya cancrivora yang terdapat di dua lokasi tersebut. Banyaknya karakter morfometri yang memperlihatkan perbedaan secara signifikan antara populasi Fejervarya limnocharis di dua lokasi tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi variasi morfologi yang cukup tinggi. Menurut Nakamura (2003), semakin banyak karakter morfologi yang memperlihatkan diferensiasi pada seluruh populasi yang dikaji, maka semakin tinggi tingkat variabilitas fenotip pada spesies tersebut. Gambar 2. Dendogram hubungan kekerabatan antar populasi Fejervarya diDataran Tinggi Coban Talun dan Dataran Rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom Gresik. Keterangan : I. Lokasi penelitian Dataran Tinggi Coban Talun Batu; II. Lokasi penelitian Dataran Rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom Gresik; A. Fejervarya cancrivora; B. Fejervarya limnocharis; Angka arab menunjukkan jumlah individu. Hasil dendogram dengan 31 karakter morfometri menghasilkan hubungan kekerabatan yang terdiri dari dua klaster (2 kelompok populasi) berdasarkan lokasi penelitian yaitu klaster pertama di daerah dataran tinggi Coban Talun, Batu dan klaster kedua di dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Terdapat individu Fejervarya cancrivora dari dataran tinggi Coban Talun, Batu seharusnya masuk pada klaster pertama namun justru masuk pada klaster kedua. Hal tersebut dapat terjadi karena berdasarkan hasil analisis data Fejervarya canrivora yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri. Selain itu karena jumlah sampel terlalu sedikit maka dimungkinkan terjadi bias. Pada fenogram juga dapat dilihat bahwa Fejervarya limnocharis yang ditemukan di dataran tinggi Coban Talun, Batu berada satu klaster dengan Fejervarya limnocharis dan Fejervarya cancrivora yang ditemukan di dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Hal tersebut dapat terjadi karena berdasarkan analisis data antara Fejervarya limnocharis yang ditemukan di dua lokasi tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometri. Sedangkan antara Fejervarya limnocharis dan Fejervarya cancrivora yang ditemukan di dua lokasi menunjukkan adanya 2 karakter yang berbeda yaitu, PMTJ4 dan PTJ4. Namun, kedua karakter tersebut tidak mengakibatkan diferensiasi karakter morfometri. Selain itu karena jumlah sampel yang sedikit makan dimunkinkan terjadi bias. Gambar 3.Pengelompokkan populasi Fejervarya di Dataran Tinggi Coban Talun dan Dataran Rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom Gresik berdasarkan analisis PCA (Principal Component Analysis). Analisis komponen utama (Proncipal Component Analysis:PCA) berguna untuk menjawab karakter morfologi apa yang memberi pengaruh besar dalam proses pemisahan. Peran dari setiap karakter morfologi dinyatakan dengan menampilkan sejumlah komponen-komponen pembeda utama beserta nilai dari setiap karakter. Komponen yang paing berpengaruh adalah komponen 1 dan komponen yang paling berpengaruh setelah komponen 1 adalah komponen 2. Kesimpulan 1. JenisFejervarya yang terdapat di datarantinggiCobanTalun, BatudandataranrendahKawasanSuakaIkanWringinanom, Gresik adaduajenisyaituFejervaryalimnocharisdanFejervaryacancrivora. 2. Ada 10 karakter morfometri yang menunjukkan perbedaan secara signifikan pada populasi Fejervarya limnocharis yang terdapat di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Tidak ada perbedaan karakter morfometri pada populasi Fejervarya cancrivora yang terdapat di dataran tinggi Coban Talun, Batu dan dataran rendah Kawasan Suaka Ikan Wringinanom, Gresik. Daftar Pustaka Futuyama, D. J. 1986. EvolutionaryBiology. Sunderland. Mass:Sinauer Associates, Inc. Itaca. Hariyanto,S., Irawan, B. Dan Soedarti, T. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya. Airlangga Press. Hal 17-22 Hillis, D. M. dan Wiens, J. J.. 2000. Molecules Versus Morphology in Systematics.In: J. Wiens (ed) Phylogenetic Analysis of Morphological Data. Smitshonian Institution Press. Philadelpia. Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. Kusrini, M.D. 2009b. PredictingThe Impact Of The Frog Leg Trade in Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB: Bogor Manly, B.F. 1989. Multivariate statistical methods a primer. Chapman & Hall, New York. 423 pp. Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Akosistem Leuser. PILINGOMovenent. Bogor. Munshi, J. S. D. danDutta, H. M. 1996. Fish Morphology:Horizon of New Research. Science Publishers, Inc. New York. Nakamura, T. 2003. Meristic andMorphometric Variations inFluvial Japanese Charr BetweenRiver System and AmongTributaries of a River System.Environmental Biology of Fishes66: 133-141. Tjong, D. H., Matseu,M., Kuramoto,M., Belabut, D. M., Sen, Y. H., Nishioka, M., dan Sumida, M. 2007. Morphological Divergence, Reproduktive Isolating Mechanism and Moleculer Phylogenetik Relationship, Among Indonesia, Malaysia, and Japan Populations of the Fejervaria limnocharis Complex (Anura,Ranidae). Zoological Science 24: 11971212