Hubungan Petani dng Tanah

advertisement
Hubungan Petani dng Tanah
 Sistem pertanian juga terkait dng
hubungan manusia/petani dng tanah
 Tanah pertanian memiliki arti penting
bagi kehidupan petani
 Terutama terkait dng pembagian tanah
(land division), penggunaan tanah (land
use) dan penguasaan tanah (land tenure)
Cara LD, LU dan LT masing2 daerah berbeda
 Akan berpengaruh terhadap kehidupan
sosial masyarakat
 Bagi masyarakat petani yg masih
sederhana, belum komersil, LD dan LU
tidak nampak peranannya
 Tapi bagi masyarakat petani yang
modern, komersil, telah menjadikan tanah
sebagai kekayaan perorangan (trait of
private property) LD dan LU memiliki
bentuk dan peran yang jelas
Land Tenure (LT)
 Menurut Smith dan Zof, LT adalah hak-hak yang
dimiliki seseorang atas tanah, yakni hak sah untuk
menggunakan, mengolahnya, menjualnya dan
memanfaatkan bagian2 tertentu dari permukaan
tanah tersebut
 Secara umum ada 2 yakni
 Kepemilikan umum/negara (komunal)
 Kepemilikan perorangan
Sistem Kepemilikan tanah
 Ada 2 model yaitu :
 One class system : kepemilikan rata-rata sama




luasnya diantara para petani
Two class system : Kepemilikan tidak sama
bahkan timpang (ada tuan-tuan tanah)
Di Indonesia (one class system, tapi rata-rata
sempit (petani gurem, peasant)
Dualisme hukum di Indonesia (Hukum, UUPA
dan Hukum Adat (Hak Ulayat)
Dalam UUPA hak ulayat diakui tapi tidak boleh
bertentangan dng adat
FAKTOR DETERMINAN DALAM SISTEM
PERTANIAN
 Pada masyarakat petani tertentu,
terutama di pedesaan yg kehidupannya
tergantung pada pertanian, sistem
pertanian identik dng sistem
perekonomian mereka
 Faktor determinan yg dimaksud adalah
berbagai faktor yg berpengaruh
terhadap sistem ekonomi atau sistem
pertanian
 Beberapa faktor tersebut adalah :
keluarga, tanah dan pasar
1. FAKTOR KELUARGA



Keluarga merupakan faktor yg sngt
berpengaruh terhadap sistem pertanian,
terutama bagi masy. Petani pra
kapitalistik termasuk peasant
Roucek dan Warren : fungsi keluarga
sebagai unit ekonomi /produksi
Usahatani sebagai UT keluarga (family
economy), yg dilaksanakan oleh Ayah,
Ibu dan Anak.
PETANI SEBAGAI
MANAJER USAHATANI

1.
2.

Dalam menjalankan Usahatani (UT)
petani berperan sbg :
Jurutani (Cultivator)
Manajer Usahatani
Kedua peran tersebut memerlukan
ketrampilan yg berbeda
Sebagai Jurutani
 Memelihara tanaman atau hewan untuk
mendapatkan hasil yg bermanfaat
 Dalam pertumbuhan tanaman meliputi
pengolahan tanah, penyemaian bibit,
penanaman, penyiangan, pengairan,
perlindungan hama penyakit, pemanenan, dll
 Dalam pertumbuhan hewan ternak meliputi
pemberian pakan, kandang, penggembalaan,
pembiakan, perlindungan terhadap penyakit,
dll
 Ketrampilan yg dibutuhkan : ketrampilan
tangan, otot, atau fisik yg lain
Sebagai Manajer
 Berperan dalam pengambilan keputusan atau
penetapan pilihan dari berbagai alternatif
 Menentukan komoditas apa yg ditanam,
dipelihara, pengalokasian waktu, sumber daya,
sarana produksi, teknologi, target jumlah
produksi dan pemasaran hasil
 Ketrampilan yg dibutuhkan adalah ketrampilan
otak, kecerdasan dan manajerial
Usahatani sebagai Usaha keluarga
 Melibatkan anggota keluarga : ayah, ibu dan
anak
 Pengaruh Tenaga Kerja Dalam Keluarga
(TKDK) masih sanggat Dominan
 TKDK menjadi sumber daya (SD) yg dapat
mempengaruhi produktivitas dan
pendapatan UT
 Anggota Keluarga (Ibu atau anak)
mempengaruhi pengambilan keputusan
manajerial oleh kepala keluarga (ayah),
berapa besar? (silakan diteliti!!!)
2. FAKTOR TANAH
 Telah dijelaskan hubungan atau arti penting tanah
bagi petani
 Terutama menyangkut penggunaan (Land Use),
pembagian (Land Division) dan Penguasaan (Land
Tenure)
 Dalam sistem perekonomian petani, yg paling
dominan adalah penguasaan tanah atau
kepemilikan tanah
 Bgm pengaruh pola kepemilikan tanah terhadap
sistem ekonomi/sistem pertanian?
Karakteristik Pemilikan Lahan
 Luas sempitnya pemilikan lahan berpengaruh
terhadap sistem ekonomi/pertanian, terutama
pendapatan Usahatani
 Mayoritas Hasil penelitian menyatakan
semakin luas semakin berpeluang
meningkatkan pendapatan
 UT yg sempit cenderung intensif, tetapi
inefisiensi (penggunaan input yg berlebihan)
 Terutama penggunaan TKDK, karena tidak
dihitung “upah” nya
Kasus one class system (OCS)
 OCS tapi sama-sama sempit (terutama di
Jawa) terjadi karena :
 1. Friksi akibat Sistem waris tanah
 2. Tidak ada pembatasan luas tanah minimal
pada sistem pemecahan tanah dan jual beli
tanah
 Pada masyarakat denga OCS petani cenderung
menjadi pemilik penggarap
Rata2 Kepemilikan Tanah Petani di
Indonesia?
 Mayoritas < 0,25 ha di Jawa atau <0,5 ha







di Luar Jawa
Bahkan ada petani yg tidak memiliki
lahan sendiri
Fenomena Petani Gurem (peasant)
Pendapatan UT tidak mencukupi
Petani mencari pekerjaan tambahan
dengan kerja off farm atau out farm
Muncul fenomena migrasi
Muncul fenomena alih profesi dari
petani ke profesi lain
Generasi muda tidak tertarik ke
pertanian karena kurang prospektif
(persepsi negatif)
Kasus Two Class System (TCS)
 TCS akan melahirkan sistem pemilikan lahan yg




timpang
Ada tuan tanah dan petani penggarap
Lahirlah sistem sakap (bagi hasil) atau maro (jawa,
mertelu, dsb)
Hubungan tuan tanah dan penggarap dikenal
dengan istilah patron-klient relationship
Pada pertanian yg lebih komersil muncul istilah
sewa tanah (hak guna dengan membayar)
Kondisi fisik tanah....
 Antara lain terkait dengan topografi dan tingkat




kesuburan tanah
Topografi tinggi rendahnya letak tanah (dataran
tinggi/upland areas) atau dataran rendah (lowland
areas)
Tingkat keseburan tanah berhub.dng sifat fisik,
kimia dan biologis tanah
Tanah yg subur menciptakan sistem pertanian yg
intensif
Tanah yg tidak subur cenderung menciptakan
sistem pertanian yg tidak intensif.
Kondisi fisik tanah...
 Tanah yg subur menciptakan pemukiman yg




mengumpul dan cenderung padat
Tanah yg kurang subur menciptakan pemukiman
yg cenderung menyebar dan jarang
Kondisi fisik tanah juga berpengaruh pada
karakteristik kesesuaian komoditas pertanian yg
ditanam
Kondisi topografi lahan juga memunculkan ciri
khas dalam sistem pertanian, misalnya terasiring
hanya dijumpai pada lahan yg miring,
Ciri Mekanisasi pertanian di lahan miring akan
berbeda dng mekanisasi di lahan datar
3. FAKTOR PASAR
 Pasar : diartikan sebagai tempat terjadinya





traksaksi jual beli berbagai barang
Pertanian baru memiliki arti ekonomi jika
petani mulai menjual (mempertukarkan) hasil
pertanian dng kebutuhan lain
Jika tidak ada pasar : petani cenderung subsiten
Pasar menciptakan hubungan ekonomi, sosial
dan kultural
Pasar dapat mempengaruhi ciri komunitas
Karena karakteristik pertanian yg beragam
maka memunculkan berbagai jenis dan sifat
pasar
Macam dan sifat pasar
 Pasar lokal, regional, nasional dan internasional
 Pasar tradisonal, pasar modern (supermarket,




swalayan, mall)
Ciber market (internet). E-comers
Pasar persaingan sempurna : banyak penjual dan
pembeli
Monopoli : penjual satu, pembeli banyak
Oligopoli : pembeli satu/terbatas, penjual banyak
Pengaruh Sistem Ekonomi/Pertanian
Terhadap Sistem Sosial
 Sistem sosial dimaksud adalah
keseluruhan aktivitas dan hubungan yg
saling berkaitan dalam kerangka struktur
tertentu
 Pengaruh sistem ekonomi terkait erat dgn
faktor teknologi dan sistem ekonomi
uang/kapitalisme
Rasionalitas Sosial
Pa d a m a s ya ra kat yg b e l u m m e n gg un a ka n
u a n g d a n t e k n o l og i m o d e r n d a l a m s i s t e m
p e reko no m i a nn ya , m a ka ke h i d u pa n s o s i a l
m e re ka d i t a n d a i o l e h a d a n ya h u bu n gan yg
a k rab, s e r b a i n fo r m a l , p e r m i s i f ( b eb as,
s a n t a i ) , d a n ke ru ku n an yg ku at
Ti d a k h a d i rn ya t e k no l o gi m o d e r n
m e n c i p t a ka n ko n d i s i t o l o ng - m en o l on g
( b a r t e r t e n aga , go t o ng - royo ng )
 Tolong-menolong menciptakan
kondisi saling ketergantungan satu
dgn yg lain
 Ada solodaritas mekanik, yaitu
kerjasama langsung karena
kesamaan-kesamaan yg dimiliki
 Pada masyarakat yg mulai mengenal
sistem uang/kapitalisme/ komersialisme
dan penggunaan teknologi yg makin
modern maka ciri hubungan yg serba
informal, akrab, gotong-royong menjadi
luntur
 Teknologi menciptakan pola efisiensi yg
bisa membatasi keterlibatan manusia,
sehingga gotong-royong tidak
diperlukan lagi. Solidaritas mekanik
berkurang bahkan hilang
Rasionalitas Ekonomi
 Hemat adalah keharusan dalam alur
pemikiran ekonomis
 Komersialisasi pertanian akan berjalan jika
petani telah menggunakan rasionalitas
ekonomis dalam hubungan sosial
 Sehingga subsistensi dan tradisionalisme
sering dituding sebagai faktor penghambat
terlaksananya proses modernisasi pertanian
 Rasionalitas sosial (social rationality)
bergeser menjadi rasionalitas ekonomi
(economic rationality)
Pengaruh Sistem Sosial Terhadap Sistem
Ekonomi/Pertanian
 Sistem sosial menciptakan cara
pandang dan sikap petani terhadap
pertanian
 Jika petani menyikapi pertanian
sebagai way of life, maka
sebenarnya pertanian telah menjadi
budaya mereka
 Mereka menggeluti pertanian bukan
sekedar mata pencaharian melainkan
menyangkut totalitas kehidupan
mereka
 Pada pola kebudayaan tradisional
(subsistensi) akan berkembang
rasionalitas sosial berlandaskan norma,
kebiasaan, adat dan tradisi
 Jika seseorang berperilaku menyimpang
dianggap “tidak rasional”, misalnya “kikir”
 Padahal dalam rasionalitas ekonomi “kikir”
bisa berarti hemat, berarti efisiensi
Sistem Agribisnis yg efektif harus didukung oleh
sistem pertanian yg modern

a.
b.
c.
d.
e.
Menurut Mosher, Faktor Esensial dalam
Pertanian Modern adalah :
Pasar untuk hasil pertanian
Teknologi yg dinamis
Tersedianya sarana produksi secara lokal
Adanya perangsang berproduksi bagi petani
Fasilitas Pengangkutan
Faktor pelancar
menuju Pertanian Modern
 Kredit produksi
 Perbaikan mutu lahan
 Perencanaan nasional pembangunan pertanian
 Penyediaan fasilitas penyuluhan pertanian
(pendidikan agribisnis bagi petani)
Ciri Pertanian Modern (Mnrt Mosher)
 Teknologi dan efisiensi usahatani yg selalu
meningkat
 Macam dan jumlah produksi sesuai permintaan
pasar
 Peningkatan kualitas lahan
 Peningkatan kualitas tenaga kerja (SDM)
Ciri Manusia Modern (Mnrt Inkeles)
 Keterbukaan dan kesiapan terhadap pengalaman





baru dan pembaharu
Kepercayaan akan kemampuan manusia untuk
menguasai dan mengatur lingkungannya
Orientasi masa depan
Optimis
Berani mengambil resiko dalam mengejar
kemajuan
Percaya tanpa prasangka buruk kepada orang lain
Download