PERMINTAAN AGREGATIF ( Permintaan Barang dan Jasa Total Dalam Perekonomian ) PERMINTAAN AGREGATIF Adalah permintaan keseluruhan total atau permintaan seluruh lapisan masyarakat Dibentuk Oleh Pasar Komoditi Y=C+I+G+( X–M) Dibentuk Oleh Pasar Uang MS = MD Dimana MD = mt + mj + m2 Masing – masing dari keempat komponen tersebut memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang dan jasa. Diasumsikan bahwa harga adalah konstan atau tidak berubah. Ini juga berarti semua variable adalah diasumsikan riil dan tidak ada inflasi. KURVA PERMINTAAN AGREGAT Kurva menunjukkan hubungan negatif antara pendapatan nasional dengan tingkat harga. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menunjukkan sekumpulan titik ekuilibrium yang muncul dalam model IS – LM ketika kita mengubah tingkat harga dan melihat apa yang terjadi pada pendapatan. Kurva Permintaan Agregat adalah kurva yang menunjukkan hubungan relatif antara keluaran (Pendapatan) Agregat dan tingkat bunga. Kurva Permintaan Agregatif ( Aggregate Demand Curve) adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga. ( N. Gregory Mankiw, 2004) Kurva Permintaan Agregate adalah sebuah persamaan fungsi yang menghubungkan tingkat – tingkat pendapatan nasional dengan tingkat – tingkat harga dimana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang dan pasar barang. ( Ekonomi Makro, Liberty Jogjakarta, ) Diantara pembentuk kurva penawaran agregat yaitu pasar uang ( kurva IS ) dan pasar barang ( kurva LM ) Tingkat bunga, r LM (P2) LM (P1) 1. Tingkat harga P lebih menggeser kurva LM ke atas Y2 Y1 IS 2. Yang menurunkan pendapatan Y Pendapatan, Output, Y Model IS – LM Menunjukkan model IS – LM : kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2 menurunkan keseimbangan uang riil dan menggeser kurva LM ke atas. Tingkat harga, P 3. Kurva AD hubungan antara P dan Y P2 P1 AD Y2 Y1 Pendapatan, Output, Y Kurva Permintaan Agregatif Menunjukkan kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan ini : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat pendapatan Setiap pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di mana baik pasar barang maupun pasar uang berada dalam keseimbangan. Kurva permintaan agregat jauh lebih rumit dibandingkan kurva permintaan pasar atau individu yang sederhana. Kurva AD bukan kurva permintaan pasar, dan kurva ini bukan jumlah dari semua kurva permintaan pasar dalam perekonomian, karena permintaan pasar bersifat individual. Kurva permintaan menunjukkan kuantitas keluaran yang diminta ( oleh suatu rumah tangga individual atau dalam suatu pasar tunggal ) pada setiap harga yang mungkin, cateris paribus. Dalam menggambarkan kurva permintaan, kita mengasumsikan bahwa harga – harga dan pendapatan tetap. Dari asumsi itu, menyusul bahwa salah satu alasan julah barang tertentu yang diminta turun bila harganya naik adalah bahwa harga – harga lain tidak naik. Permintaan agregat turun bila tingkat harga naik karena lebih tingginya tingkat harga menyebabkan aiknya permintaan uang ( MD ), karena penawaran uang yang konstan, tingkat suku bungan akan naik untuk membangun kembali keseimbangan di pasar uang. Tingkat suku bunga tinggilah yang menyebabkan keluaran agregat turun. Yaitu jumlah dari konsumsi ( C ), Investasi ( I ), Belanja Pemerintah ( G ), dan ekspor netto ( X - M ) Y = C + I + G + Xnet Masing – masing dari keempat komponen tersebut memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang dan jasa. Untuk saat ini, belanja pemerintah kita asumsikan tetap, berdasarkan kebijakan. Namun ketiga komponen lainnya yaitu konsumsi, investasi dan ekspor neto tergantung pada kondisi perekonomian dan khususnya tingkat harga. Kebijakan Fiskal Ekspansif Kebijakan Fiskal Kontraktif Kebijakan Moneter Ekspansif Kebijakan Moneter Kontraktif Kebijakan Fiskal Ekspansif G↑ → Kurva AD bergeser ke kanan Tx net↓→ Kurva AD bergeser ke kanan Kenaikan G menaikkan keluaran ( pendapatan ) agregat yang direncanakan, yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan keluaran pada masing – masing tingkat harga yang mungkin. Penurunan T menyebabkan konsumsi naik. Konsumsi yang lebih tinggi selanjutnya menaikkan pengeluaran agregat yang direncanakan, yang menimbulkan kenaikan keluaran pada setiap harga yang mungkin. Tingkat bunga, r Ekspansi Fiskal menggeser kurva IS Tingkat harga, P ... Yang meningkatkan permintaan agregat pada tingkat harga berapapun LM (P=P1) r0 r1 P IS0 Y0 Y1 IS1 AD0 Pendapatan, OutputY Y0 Y1 AD1 Pendapatan, Output, Y Kebijakan Fiskal Ekspansioner Akibat kenaikan pengeluaran pemerintah ( G ) atau penurunan pajak neto (Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva permintaan agregat ( ADo) bergeser ke kanan dari ADo ke AD1. Kebijakan Fiskal Kontraktif G↓ → kurva AD bergeser ke kiri. Tx net↑ → kurva AD bergeser ke kiri. Tingkat Harga, P Yang menurunkan permintaan agregat pada tingkat harga tertentu P AD2 Y2 Yo ADo Pendapatan, Output, Y Kebijakan Fiskal Kontraktif Akibat penuruna pengeluaran pemerintah ( G ) atau kenaikan pajak neto ( Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva permintaan agregat ( ADo ) bergeser ke kiri dari ADo ke AD2 KEBIJAKAN MONETER EKSPANSIF MS ↑ → Kurva AD bergeser ke kanan Kenaikan ( pendapatan ) agregat, Y. MS menurunkan tingkat suku bunga, yang menaikkan investasi yang direncankan ( dan demikian pengeluaran angregat yang direncanakn ). Hasil akhirnya adalah kenikan keluaran pada masing – masing tingkat harga yang mungkin sehingga menyebabkan kurva Ado bergeser. Tingkat bunga, r Ekspansi moneter menggeser kurva LM Tingkat Harga, P ... Yang meningkatkan permintaan agregat pada tingkat harga berapapun LMo ( P =P1 ) LM1 ( P = P1 ) r0 Po r2 IS Y0 Y1 Yo ADo Y1 Pendapatan, Output, Y AD1 Pendapatan, Output, Y Kebijakan Moneter Ekspansif Akibat kenaikan penawaran uang terhadap kurva AD, maka menyebabkan pergeseran pada kurva permintaan AD, sehingga kurva permintaan agregat AD0 bergeser ke kanan dari AD0 ke AD1 OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) atau pasar tebuka dengan melakukan aksi beli saham atau surat berharga. Dengan menurunkan tingkat bunga ( r ) Dengan menurunkan cadangan minimum ( rr ) KEBIJAKAN MONETER KONTRAKTIF MS ↓ → kurva AD bergeser ke kiri Tingkat Harga, P ... Yang menurunkan permintaan agregat pada tingkat harga berapapun Po AD2 Y2 Y0 ADo Pendapatan, Output, Y Kebijakan Moneter Kontraktif Akibat penurunan penawaran uang ( MS ) terhadap kurva AD, maka menyebabkan pergeseran kurva pada permintaan agregat AD, sehingga kurva permintaan agregat Ado bergeser ke kiri dari ADo ke AD2 OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) dengan melakukan aksi jual surat berharga Dengan menaikkan tingkat bunga ( r ) Dengan menaikkan cadangan minimum ( rr ) LRAS Tingkat Bunga, r LM ( P1 ) LRAS Tingkat Harga, P LM ( P2 ) K P1 C P2 K SRAS 1 C SRAS 2 IS Y ( a ) Model IS - LM Pendapatan, Output, Y Y Pendapatan, Output, Y ( b ) Model Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat Dari kurva diatas dapat dilihat perbedaan penting antara pendekatan Keyness dengan pendekatan klasik ( Pigou ) pada penentuan pendapatan nasional. Asumsi keynesan yang ( ditunjukkan oleh titik K ) adalah bahwa tingkat harga tidak bergerak. Bergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan determinan permintaan agregat lainnya, output bisa menyimpang dari tingkat alamiah. Asumsi Klasik / Pigou ( yang ditunjukkan oleh titik C ) adalah bahwa tingkat harga sepenuhnya fleksibel. Tingkat harga disesuaikan untuk menjamin bahwa pendapatan nasional selalu berada pada tingkat alamiah. Tingkat Harga, P Po P1 ADo Y0 Y1 AD1 Pendapatan, Output, Y Ketika tingkat harga meningkat ( P ) maka GDP akan turun / berkurang maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menggeser Ado ke AD1 yaitu dengn kebijakan ekspansif agar besarnya tingkat GDP tetap stabil.