Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)

advertisement
Agregat
BATUAN DAN PERMASALAHAN
Amri,2005)
• Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam
pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai
sifat & karakteristik yang berbeda-beda.
• Akibat perbedaan sifat dan karakteristik setiap batuan,
maka setiap jenis batuan tidak dapat digunakan untuk
segala macam maksud pekerjaan pembangunan.
• Karakteristik batuan seperti kekerasan yang tinggi,
ketahanan pada temperatur yang tinggi, ketahanan pada
cairan & zat yang reaktif.
• Khususnya untuk pekerjaan beton, dimana volume
batuan yang digunakan sangat dominan, maka
pengetahuan tentang batuan mutlak diperlukan.
1
DEPOSIT BATUAN
• Deposit fluviatile,
dapat ditemukan
didasar sungai dan
kualitasnya
tergantung pada
unsur dan kondisi
sungai pada saat
deposit batuan
diambil.
2
Batuan beku (batuan vulkanis)
• Batuan beku merupakan hasil aktifitas gunung berapi dimana
batuan ini banyak terdapat di Indonesia, diperkirakan 70% gunung
berapi di dunia terletak di Indonesia.
• Batuan beku dalam, dihasilkan dari, temperatur proses pembekuan
magma yang terjadi di dalam permukaan bumi yang mempengaruhi
sangat tinggi serta kurang bereaksi dengan udara. Sifat batuan ini
mempunyai kekerasan, kepadatan, kekekalan tinggi, baik digunakan
sebagai bahan beton.
• Batuan beku luar, proses pembekuan magma terjadi dekat
permukaan bumi. Dihasilkan dalam kondisi tekanan rendahnya
temperatur, proses berlangsung dalam waktu yang singkat. Batuan
ini mempunyai kepadatan, kekerasan, kekekalan yang lebih rendah,
kurang baik digunakan sebagai agregat beton, kecuali untuk
pekerjaan beton ringan.
3
Macam-Macam Ukuran Batuan
4
AGREGAT DAN PERMASALAHAN
• 67-75 % dari volume beton terdiri dari agregat, dengan
menggunakan komposisi agregat semaksimal mungkin
akan diperoleh harga beton yang lebih murah.
• Sifat dan karakteristik agregat sangat menentukan
kualitas akhir beton yang dikerjakan.
• Jenis agregat menurut asalnya dapat dibagi menjadi
agregat alam dan agregat buatan (agregat sintetis).
• Agregat alam langsung diperoleh dari alam melalui
pemecahan sehingga batuan tersebut berbentuk pasir
dan krikil dan butirannya berbentuk bundar.
• Agregat buatan dibuat untuk menggantikan fungsi
agregat alam. Contoh agregat buatan antara lain:
agregat lempung bekah, bermis, perlit, agregat udara.
5
Jenis agregat menurut susunan
gradasi butirnya
• Agregat dengan gradasi baik
• Agregat dengan kasar dan
seragam
• Agregat dengan gradasi halus
dan seragam
• Agregat dengan gradasi celah
• AGREGAT MENURUT
SUSUNAN BUTIRNYA
• Agregat halus ukuran butir
dari 0,075-4,8 mm atau 5,0
mm
• Agregat kasar ukuran butir
lebih besar 5,00 mm
6
Macam-macam ukuran saringan
7
Susunan Butiran Agregat halus
• Menurut SNI 03-1750-1990, susunan butir agregat halus
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;
• Sisa di atas ayakan 4 mm harus maximum 2 % berat.
• Sisa di atas ayakan 1,0 mm harus maximum 10 % berat.
• Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus maximum 95 %
berat.
• Sedangkan batasan susunan klasifikasi butir agregat
halus dapat dilihat pada grafik susunan butir zone 1
hingga zone 4.
8
9
10
11
Cara Penilaian Agregat
1.
Nilai agregat tergantung pada;
–
–
–
–
2.
Mutunya
Tersedianya
Harganya
Jenis konstruksi yang akan menggunakan bahan tersebut.
Penilaian cocok tidaknya bahan agregat;
–
–
–
–
–
–
Ukuran serta gradasi
Kebersihannya
Kekerasannya
Kemulusannya
Bentuk butiran
Bentuk permukaan butiran
12
Agregat dengan gradasi baik
• Adalah agregat susunan butirnya dari
butiran halus hingga kasar secara teratur.
Gambar : Agregat dengan gradasi baik
13
Agregat dengan kasar dan
seragam
• Agregat ini kurang baik digunakan untuk agregat beton,
karena menghasilkan beton yang porous serta mudah
mengalami proses segresi (mudahnya agregat halus
naik ke permukaan karena banyak rongga-rongga
terbuka) dan menghasilkan kepadatan beton yang
rendah.
Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (kasar)
14
Agregat dengan gradasi halus
dan seragam
• Pengaruh agregat dengan susunan gradasi
halus dan seragam hampir sama dengan butiran
kasar. Selain itu, hal lain yang timbul adalah
penyusutan lebih tinggi serta memerlukan kadar
semen relatif tinggi untuk menutupi seluruh
permukaannya.
Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (halus)
15
Agregat dengan gradasi celah
• Agregat bergradasi celah memiliki susunan
butiran yang terputus. Agregat ini menghasilkan
kualitas beton yang kurang baik karena
kontribusi bahan pengikat tidak akan merata
akibat sebagian pasta semen dan butiran
agregat halus lainnya harus mengisi jumlah
gradasi yang terputus tadi.
Celah
Gambar : Agregat dengan gradasi celah
16
Kebersihan agregat
1.
Agregat tidak bebas dari bahan kotoran yang dapat;
–
–
–
2.
Menyukarkan pembuatan serta pengecoran
Menghasilkan beton yang tidak awet atau memperlihatkan beton
yang permukaannya jelek
Mengurangi kekuatan tekan.
Bahan-bahan yang dapat mengotori agregat;
–
–
–
–
–
–
–
Lempung
Lanau
Arang batu
Mika
Fragmen-fragmen kayu
Lain-lain bahan organik
Garam-garam organik
17
Kekerasan agregat
• Diperlukan karena dalam pembuatan beton agregat ini
harus mengalami gerakan-gerakan yang keras dalam
mixer, demikian juga harus menerima gesekan pada
saat pemadatan.
• Agregat harus dapat menahan pengausan, pemecahan
degradasi (penurunan mutu) serta disintegrasi
(penguraian).
• Ketahanan agregat terhadap pengausan dapat
ditentukan dengan menggunakan “Mesin Pengaus Los
Angeles” (Mesin Vibrasi).
• Penggunaan alat ini dan tata cara melakukan
pemeriksaan ketahanan agregat secara rinci dalam
ASTM C 131 dan AASHO T 96.
18
19
Agregat yang rapuh
20
21
Bentuk Butiran
• Bentuk butiran menempati kedudukan yang sangat penting
dalam perencanaan suatu campuran beton.
• Hampir semua sifat-sifat teknis dari beton ditentukan oleh sifat
fisik dan kimia bahan agregat, sedangkan sifat ekomomi
beton ditentukan oleh bentuk butiran dan gradasi dari
agregat.
• Dalam seri percobaan dengan menggunakan agregat kasar
berbentuk bulat jumlah rongga udara adalah 34%.
• Dalam seri percobaan dengan menggunakan agregat kasar
yang bersudut jumlah rongga udara adalah 41%.
• Dapat ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan jauh lebih banyak
mortal untuk agregat bersudut daripada agregat berbutir bulat
22
Agregat ringan
• Agregat ringan, dapat diperoleh dari alam seperti batu apung,
maupun melalui proses buatan seperti expanded clay, expanded
slate, klinker dll.
• Dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti pengurangan bobot
terutama untuk bangunan yang bertingkat tinggi.
• Bangunan dengan berat massa yang rendah memiliki keamanan
yang relatif baik terhadap gaya lateral gempa.
• selain itu agregat ringan juga dimaksud sebagai unsur penahan
termal dan penahan api.
• Bobot isi agregat kasar 2.300-2.500 kg/cm3.
• Bobot isi agregat halus 750-1100 kg/cm3
• Karena bobotnya yang ringan dan mempunyai kemampuan
menyerap air besar, penakaran dilakukan berdasarkan volume.
23
Agregat normal
• Pada umumnya agregat
normal yang banyak
digunakan pada pekerjaan
beton normal dengan
kep[adatan berkisar 2.3002.500 kg/m3.
• Agregat mormal diperoleh dari
hasil pemecahan maupun
alami harus dicuci terlebih
dahulu dari pengaruh unsurunsur yang merugikan
sebelum digunakan.
24
Agregat berat
• Kadang-kadang untuk satu jenis pekerjaan diperlukan
massa yang besar seperti pada bendungan, atau untuk
memenuhi persyaratan ketahanan terhadap radiasi.
Untuk itu pekerjaan tersebut diperlukan agregat dengan
berat jenis yang tinggi.
• Agregat berat sangat efektif untuk menahan sinar radiasi
dengan kepadatan 4.000-5.000 kg/cm3, dan tergantung
pada jenis dan ukuran agregat serta derajat pemadatan
agregat, namun sering terjadi kesukaran untuk
mengerjakan beton dengan agregat berat untuk
mendapatkan sifat kemudahan diolah tanpa proses
segresi.
25
Download