realisasi apbn 2011 - Bappeda Provinsi Papua

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SKEMA KERJASAMA PENDANAAN
UNTUK PERCEPATAN
PEMBANGUNAN PROVINSI
Oleh :
Staf Ahli Menteri Keuangan
Bidang Pengeluaran Negara
Jayapura, 11 Juni 2015
1
Pengantar
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Kerangka Berfikir Pembangunan Infrastruktur
RPJMN 2015-2019
AMANAT RPJPN
Infrastruktur Memadai  Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
 Pengangguran < 5%  Penduduk Miskin > 5%  HDI dan GDI Meningkat
VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CIPTA
1. Kondisi jalan daerah
kurang memadai
2. Pembangunan Kereta
api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan
kurang kompetitif
4. Rasio Rasio Elektriikasi
rendah (Krisis Energi)
5. Kapasitas cadangan
air masih terbatas–
Krisis Air
TANTANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
GEOPOLITIK
GEOEKONOMI
BONUS DEMOGRAFI
AGENDA PASKA 2015
PERUBAHAN IKLIM
ISU STRATEGIS
 Peningkatan
Ketersediaan
Infrastruktur Dasar
 Peningkatan
Ketahanan Air,
Pangan dan Energi
 Penguatan
Konektivitas Nasional
 Pengembangan
Transportasi Massal
Perkotaan
 Peningkatan
Efektivitas dan Efisiensi
Pembiayaan
Penyediaan
Infrastruktur
REGULASI
SASARAN RPJMN
2015-2019
 Rasio elektrifikasi 100%
(96.6, kemapuan Kem. ESDM)
 Jaringan gas untuk
rumah tangga
192.000(SR)
 Akses air minum layak
100%
 Sanitasi layak 100%
 Rumah Tangga kumuh
perkotaan 0%
 Kondisi mantap jalan
nasional 100%
 Biaya logistik menurun
menjadi 20% trhdap PDB
 Pangsa Pasar Angkutan
Umum 32%
 Layanan Pita Lebar
100% Kab/Kota
 Index e-government
mencapai 3,4 (skala 4.0)
 Areal irigasi yang
dilayani waduk 20%
 Kapasitasi air baku
menjadi 118,6 m3/detik
KELEMBAGAAN
KEBIJAKAN DAN SRATEGI
 Peningkatan bauran energi,
konservasi energi dan iklim
investasi infrastruktur energi dan
ketenagalistrikan
 Peningkatan peran Pemda
dalam penyediaan rumah baru
layak huni dan meningkatkan
kualitas hunian MBR
 Pembangunan Transportasi
Multimoda dan mendukung
Sislognas, kawasan industri,
pariwisata dan pusat
pertumbuhan.
 Mendorong pembangunan
infrastruktur fixed/wireline
broadband di daerah
perbatasan negara dan
implementasi e-government.
 Mengembangkan Transportasi
Massal Perkotaan
 Peningkatan layanan jaringan
irigasi/rawa dsan cakupan
pemenuhan dan kualitas
layanan air baku
 Pengendalian daya rusak air
PENDANAAN
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN
KREATIF
PROYEK STRATEGIS
PERMASALAHAN
2
Sasaran Pembangunan Infrastruktur
2015-2019
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Target Outcome Terkait Pembangunan Infrastruktur
RPJMN 2015-2019
Indikator
Tahun
2014
Target
Tahun
2019
Kedaulatan Energi
81,5
100 (96,6*)
• Konsumsi listrik per kapita
(kWh)**
843
1200
• Pembangunan FSRU (unit)
2
3
11.960
17.690
40
118
102 ribu
1 jt
-
2
• Pembangunan SPBG (unit)
• Jaringan gas kota (sambungan
rumah)
• Pembangunan kilang baru (unit)
• Akses Air Minum layak
68,5%
100%
• Akses Sanitasi Layak
60,5%
100%
37.407 Ha
0 Ha
• Backlog Kebutuhan Rumah
Sumber : RPJMN 2015 - 2019
94%
100 %
23,5%
19,2 %
• Pangsa Angkutan Umum
23%
32%
• Kab/Kota yang dijangkau
pitalebar
72%
100%
• Kapasitas Air Baku
51.4
M3/Detik
118.6M/Deti
k
• Storage Per Kapita
62.3
M3/Kapita
78.36
M3/Kapita
11%
20%
• Jaringan Irigasi Permukaan
7.145 Juta Ha
7.914 Juta
Ha
• Kapasitas Desain Banjir
5-25 Tahunan
10-100
Tahunan
Indikator
• Kemantapan Jalan Nasional
• Biaya Logistik
Ketahanan Air
• Irigasi yang diairi waduk
Infrastruktur Dasar
• Kawasan Kumuh Perkotaan
Target
Tahun
2019
Konektivitas
• Rasio Elektrifikasi (%)
• Jaringan pipa gas (km)
Tahun
2014
13,5 Juta
6,8 Juta
*) Kemampuan Kementerian ESDM
**) Sebagai perbandingan konsumsi listrik per kapita saat ini: Vietnam
1.000 kWh, Thailand 2.200 kWh, Malaysia 4.200 kWh, Jepang 7.800
kWh, USA 13.200kWh
5
Rencana Pembangunan Infrastruktur,
RPJMN 2015-2019 (1)
• Jalan baru 2.650 Km
• Jalan tol 1.000 Km
• Pemeliharaan jalan 46.770 Km
• Pembangunan 15 Bandara baru
• Pengadaan 20 Pesawat Perintis
• Pengembangan Bandara untuk
pelayanan Cargo Udara di 6
Lokasi
• Pembangunan 24 Pelabuhan
baru
• Pengadaan 26 Kapal Barang
Perintis
• Pengadaan 2 Kapal Ternak
• Pengadaan 500 unit kapal
Rakyat
Sumber : RPJMN 2015 - 2019
 Pembangunan Jalur KA 3.258
km di Jawa, Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan
terdiri dari: - KA Antar kota
2.159 km
- KA Perkotaan 1.099 km
 Pembangunan Pelabuhan
Penyeberangan di 60 lokasi
 Pengadaan kapal
penyeberangan (terutama
perintis) sebanyak 50 unit
 Pembangunan BRT di 29 kota
 Pembangunan angkutan
massal cepat di kawasan
perkotaan (6 Kota
metropolitan, 17 Kota besar)
6
Rencana Pembangunan Infrastruktur,
RPJMN 2015-2019 (2)
• Pembangunan 49 Waduk Baru dan 33 PLTA
• Pembangunan/Peningkatan jaringan irigasi 1
Juta Ha
• Rehabilitasi 3 Juta Ha Jaringan Irigasi
• Jangkauan Pitalebar/broadband di 100%
kab/kota
• Indeks e-government mencapai 3,4 (skala 4,0)
• Pengmbangan e-pengadaan, e-kesehatan, ependidikan, dan e-logistik
 Pembangunan Rusanawa 5.257
Twinblok (515.711 rumah tangga)
 Bantuan stimulan perumahan swadaya
5,5 Juta rumah tangga
 Penanganan kawasan kumuh 37.407 Ha
 Fasilitasi kredit perumahan untuk MBR
2,5 Juta rumah tangga
 Pembangunan SPAM di perkotaan 21,4
juta sambungan rumah (268.680
liter/detik)
 Pembangunan SPAM di perdesaan 11,1
juta sambungan rumah (22.647 desa)
 Pembangunan sistem air limbah
komunal di 227 kota/kab dan terpusat
di 430 kota/kab
 Pembangunan IPLT untuk pengelolaan
lumpur tinja perkotaan di 409 kota/kab
 Pembangunan TPA sanitary landfill dan
fasilitas 3R di 341 kota/kab dan fasilitas
3R terpusat & komunal di 294 kota/kab
 Pengurangan genangan seluas 22.500
Ha di kawasan permukiman
Sumber : RPJMN 2015 - 2019
7
3
Kebutuhan Pendanaan
Pembangunan Infrastruktur 2015-2019
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Perkiraan Kebutuhan Pendanaan
RPJMN 2015-2019
Sektor
1)
2)
3)
4)
5)
6)
APBN1
APBD
Rp Triliun
BUMN2
Swasta3
Total
Jalan
340.0
200.0
65.0
200.0
805.0
Kereta Api
150.0
-
11.0
122.0
283.0
Perhubungan Laut4
498.0
-
238.2
163.8
900.0
Udara
85.0
5.0
50.0
25.0
165.0
Darat (termasuk ASDP)
50.0
-
10.0
-
60.0
Transportasi Perkotaan 5
90.0
15.0
5.0
5.0
115.0
Ketenagalistrikan 6
100.0
-
445.0
435.0
980.0
Energi (Migas)
3.6
-
151.5
351.5
506.6
Teknologi Komunikasi dan Informatika
12.5
15.3
27.0
223.0
277.8
Sumber Daya Air
275.5
68.0
7.0
50.0
400.5
Air Minum dan Limbah
227.0
198.0
44.0
30.0
499.0
Perumahan
384.0
44.0
12.5
87.0
527.5
TOTAL INFRASTRUKTUR
2,215.6
545.3
1,066.2
1,692.3
5,519.4
Persentase
40.14%
9.88%
19.32%
30.66%
100.00%
Dukungan pendanaan APBN yang diharapkan
Dukungan pendanaan BUMN yang diharapkan.
Kemampuan maksimal swasta melalui percepatan kerjasama pemerintah dan swasta termasuk business to business
Kenaikan karena pertambahan komponen tol laut serta biaya rutin
Alokasi tersebut terdiri untuk kegiatan Angkutan Perkotaan Berbasis Rel dan Jalan.
Kemampuan PT PLN hanya sekitar 250 T, selebihnya memerlukan PMN
Sumber : Bappenas
9
Anggaran Infrastruktur Melalui APBN,
Tahun 2011-2015
1. K/L
033
022
020
091
-
5
6
7
8
9
2013
2014
Real
Real
Real
APBNP APBN APBNP
134,9
149,4
155,4
209,9
91,2 122,6
KEMEN PU DAN PERA*
KEMENHUB
KEMEN ESDM
KEMENPERA*
K/L Lainnya
2. Non K/L
a.l 1
2
3
4
2012
Risiko Kenaikan Harga Tanah (land capping)
VGF (termasuk Cadangan VGF)
Belanja Hibah
Dana Alokasi Khusus
Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Prov. Papua &
Papua barat
Investasi Pemerintah untuk Infrastruktur
Penjaminan Pemerintah pada Proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik menggunakan
Penyertaan Modal Negara
LPDB KUKM
Total
350,0
41,8
16,0
6,2
1,4
25,8
56,5
25,3
6,7
1,6
32,6
63,5
26,0
7,7
1,9
35,9
63,8
27,3
9,3
3,3
45,7
68,1
35,0
5,9
3,7
42,7
105,0
52,5
5,9
46,4
23,0
22,8
21,0
28,5
35,9
80,5
0,4
6,1
0,3
6,3
0,9
1,3
10,5
1,6
0,2
2,8
12,4
1,0
1,8
3,4
14,5
1,0
1,2
4,5
29,7
1,4
1,0
1,0
2,5
2,5
3,0
4,6
6,0
1,2
3,0
5,1
5,1
-
-
0,6
0,9
0,8
0,8
3,5
0,3
5,0
0,6
2,0
1,0
3,0
1,0
2,0
1,0
28,8
1,0
114,2
145,5
155,9
177,9
191,3
290,3
290,3
300,0
250,0
triliun rupiah
Uraian
2015
2011
(triliun rupiah)
191,3
200,0
177,9
145,5
150,0
155,9
114,2
100,0
50,0
2011
2012
2013
APBNP 2014
APBN
2015
APBNP
2015
KEMEN PU DAN PERA* KEMENHUB KEMEN ESDM KEMENPERA* K/L Lainnya Non KL
* Sejak RAPBNP 2015 KEMEN PU DAN PERA merupakan penggabungan
dari KEMENPU dan KEMENPERA
10
Anggaran Infrastruktur Melalui APBN
Tahun 2011-2015
• Dengan asumsi pertumbuhan anggaran infrastruktur sejalan dengan
pertumbuhan PDB, maka alokasi anggaran infrastruktur melalui APBN tahun
2015 – 2019 sebesar Rp1.778,6 T*
• Peningkatan kapasitas fiskal (misal optimalisasi perpajakan) untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan anggaran infrastruktur lebih besar dari
pertumbuhan PDB, melalui :
1. Memperkuat Kapasitas Fiskal
 Optimalisasi Penerimaan Perpajakan
 Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
dengan tetap menjaga iklim investasi dan konservasi lingkungan
2. Meningkatkan Kualitas Belanja:
 Meningkatkan Alokasi Belanja Produktif  Infrastruktur, penguatan SDM.
 Mengendalikan Belanja (Mandatory, Subsidi, Belanja Barang Operasional,
dan Biaya Perjalanan Dinas)
3. Skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
4. Penugasan kepada BUMN
* Alokasi bersifat indikasi
11
Kebijakan untuk Memenuhi Gap Pendanaan
Meningkatkan Peran Swasta dan Percepatan proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PPP)
• Percepatan proses pengadaan dengan melakukan revitalisasi dan harmonisasi peraturan
perundangan tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS): Perpres 67/2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, Perpres
78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan
Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur, PP 50/2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah
• Percepatan proses & kepastian pengambilan keputusan proyek KPS: championship at the
top untuk pelaksanaan KPS melalui pembentukan Pusat KPS dibawah Presiden dalam rangka
memperjelas komitmen Pemerintah dan rujukan kebijakan Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan KPS
• Memperkuat jejaring KPS dengan membentuk Pusat KPS dan simpul-simpul KPS (di setiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah)
• Kepastian pendanaan melalui penganggaran dana penyiapan, Transaksi serta dukungan
dan jaminan proyek KPS pada setiap Kementerian /Lembaga /Pemerintah Daerah
• Percepatan perijinan bagi proyek KPS melalui perijinan terpadu
Penugasan kepada BUMN
• Penugasan BUMN untuk proyek-proyek strategis seperti waduk, PLTA, jalan tol trans sumatera,
angkutan pelayaran
• Penyediaan dana Penyertaan Modal Negara untuk BUMN yang ditugaskan dalam
percepatan pembangunan infrastruktur
Jaminan Ketersediaan Tanah
• Pembentukan Bank Tanah
• Alokasi khusus untuk pengadaan tanah
Penyediaan Skema Pembiayaan untuk Mendukung Percepatan Proyek Infrastruktur
• Availability Payment/PBAS, Dana Penyiapan Proyek (PDF) – Transaksi, Viability Gap Fund
(VGF), Bank Infrastruktur
12
Perkembangan Terkait Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengaturan
• Perpres No.66 tahun 2013  Perubahan ketiga atas Perpres no.67 tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan Infrastruktur
• PMK No.223/PMK.011/2012 tentang Pemberian dukungan kelayakan atas sebagian biaya
konstruksi pada proyek kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan
Infrastruktur
• KMK No.340/KMK.011/2013 tentang pembentukan komite dukungan kelayakan dalam
rangka pemberian dukungan kelayakan atas sebagian biaya konstruksi pada proyek
kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan Infrastruktur
• Permen PPN No.3 tahun 2012 tentang panduan umum pelaksanaan kerjasama Pemerintah
dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur
• KMK No.143/KMK.011/2013 tentang panduan pemberian dukungan kelayakan atas
sebagian biaya konstruksi pada proyek kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam
penyediaan Infrastruktur
Pengalokasian anggaran
• VGF  Mulai APBN tahun 2013 sebesar Rp341,3 miliar; APBN 2014 dialokasikan Rp1,1 triliun
(untuk KPS SPAM)
• Landcapping  pada APBN periode 2008 s.d. 2015 dialokasikan sebesar Rp6,71 triliun
Lembaga pendukung
• Lingkup Kementerian Keuangan  PT. SMI, PT. PII, PIP, PT. SMF, dan Ditjen Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko
13
Kelembagaan dalam mendukung
percepatan pembangunan infrastruktur
• Terdapat beberapa BUMN/Lembaga di bawah Kemenkeu, untuk mendukung
percepatan pembangunan infrastruktur:
– PT. Sarana Multi Infrastruktur (PT. SMI)  menjadi katalis dalam
pembiayaan infrastruktur sebesar Rp4,4T dengan nilai proyek yang
dibiayai sebesar Rp46,2T.
– Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia (LPEI)  pembiayaan untuk
mendorong ekspor sebesar Rp45,9T dengan outstanding penjaminan
Rp2,7T.
– PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII)  komitmen untuk
menjamin proyek dengan nilai Rp30,0T
– PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF)  pembiayaan perumahan
Rp13,2T.
• Meningkatkan peran Indonesia dalam kerjasama keuangan regional  a.l.
ASEAN Infrastruktur Fund (AIF), Credit Guarantee and Investment Facility
(CGIF), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
14
TERIMA KASIH
15
Pemenuhan kebutuhan pendanaan infrastruktur di luar APBN, telah
diupayakan untuk implementasi Program Sejuta Rumah
PEMERINTAH
98.300 UNIT
PERUMNAS
36.016 UNIT
MBR
603.516
unit
REI
230.000 UNIT
APERSI
155.000 UNIT
ASPERI
18.000 UNIT
BPJS-T
35.400 UNIT
PEMDA
30.000 UNIT
NON MBR
396.484
unit
REI
250.000 UNIT
MASYARAKAT
146.484 UNIT
TOTAL 1.000.000 UNIT
Potensi Pembiayaan Program Sejuta Rumah
(angka indikasi)
N
O
LEMBAGA/INSTANSI
POTENSI
PEMBIAYAAN
1
BPJS
KETENAGAKERJAAN
Rp. 48,5
T
Anggota BPJS
Ketenagakerjaan 1)
2
BAPERTARUM-PNS
Rp. 3,1 T
PNS
3
PT. TASPEN
Rp. 2,0 T
PNS
4
PERUM PERUMNAS
Rp. 1,0 T
Umum
5
FLPP
6
Rp. 5,1 T
PERUNTUKAN
2)
Umum
APBN KEMEN PUPR
Rp. 8,1 T
Umum
GRAND TOTAL
Rp. 67,8
T
Download