KERANGKA ACUAN KERJA TENAGA AHLI/KONSULTAN INDIVIDUAL KAJIAN MENGOPTIMALKAN PERAN SEKTOR KEUANGAN DOMESTIK DALAM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DIREKTORAT JASA KEUANGAN DAN BUMN Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82/2007, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memiliki empat peran penting yang saling terkait, yaitu: (1) pengambil kebijakan (policy maker), (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4) administrator. Sebagai pengambil kebijakan, Bappenas ikut menentukan kebijakan dan program dalam rencana pembangunan nasional, baik dalam jangka panjang (RPJPN), menengah (RPJMN) maupun tahunan (RKP). Sebagai koordinator, Bappenas melakukan berbagai kegiatan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait dengan kebijakan dan program pembangunan nasional. Sebagai think-tank, Bappenas melakukan kajian/telaahan kebijakan pembangunan, baik sebagai masukan untuk penyusunan rencana pembangunan nasional maupun untuk perumusan kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Sehubungan dengan terbentuknya pemerintahan baru pada akhir tahun 2014, Bappenas telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang terdiri dari sembilan prioritas pembangunan dalam rangka mencapai suatu visi besar, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.” Di dalam dokumen tersebut, Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk lima tahun kedepan, dari sekitar 5% selama 2014 menjadi 8% pada akhir tahun 2019. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut sangat dibutuhkan untuk membantu tercapainya agenda-agenda pembangunan nasional, terutama prioritas meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Selanjutnya, pembangunan infrastruktur menjadi komponen vital dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan adil. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, tentunya dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai. Namun kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur sangat tinggi, dimana diestimasikan bahwa diperlukan dana sekitar 5.500 triliun IDR untuk membiayai pembangunan infrastruktur selama lima tahun kedepan. Anggaran Pendapatan dan Belanja 1 Negara (APBN) diperkirakan hanya dapat menanggung 40% dari total kebutuhan tersebut. Dengan demikian, sumber daya keuangan harus dimobilisasi secara besar-besaran untuk mendukung investasi dan pembangunan infrastruktur. Berbagai instrumen dan lembaga keuangan telah diciptakan untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur, antara lain melalui penerbitan obligasi pemerintah dan pembentukan perusahaan pembiayaan infrastruktur. Meskipun demikian, instrumen-instrumen tersebut bukan tanpa risiko dan masih dianggap kurang optimal dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Salah satu resiko yang dihadapi oleh pemerintah adalah porsi kepemilikan asing yang cukup tinggi dalam surat utang negara. Jika terjadi tekanan di pasar global dan penurunan sentimen investor, para investor global dapat menjual obligasi pemerintah terlepas dari kinerja perekonomian nasional, sehingga berpotensi menekan ekonomi nasional. Oleh karena itu, peran sumber daya keuangan domestik perlu ditingkatkan dalam pembiayaan pembangunan sektor-sektor prioritas, khususnya pembangunan infrastruktur. Guna meningkatkan kontribusi lembaga keuangan domestik dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, diperlukan suatu analisis yang tajam mengenai permasalahan yang dihadapi dan potensi-potensi yang masih bisa digali lebih lanjut. Dengan demikian, diperlukan suatu kajian dalam rangka mengoptimalkan peran sektor keuangan domestik dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur. Hasil kajian tersebut akan berguna sebagai masukan dalam kerangka pelaksanaan RPJMN 2015 – 2019. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jasa Keuangan dan BUMN akan dibantu oleh 2 tenaga ahli/konsultan individual dalam pelaksanaan kegiatan kajian ini. II. TUJUAN KEGIATAN Pelaksanaan kajian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh sektor keuangan domestik dalam mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur. 2. Mengidentifikasi potensi yang belum digali untuk pendanaan pembangunan infrastruktur, baik dari segi sumber dana maupun jenis lembaga keuangan yang belum dikembangkan. 3. Penyusunan rekomendasi kebijakan untuk memetakan dan mendalami berbagai alternatif pembiayaan infrastruktur, terutama diarahkan untuk peningkatan sumber serta pola pendanaan. 4. Perumusan rekomendasi serta langkah-langkah tindak lanjut dalam rangka peningkatan kapasitas sektor keuangan domestik untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur. 2 III. RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan dari tenaga ahli individual adalah sebagai berikut : 1. 1 (satu) orang tenaga ahli Pakar Ekonomi/Keuangan (pengetahuan tambahan bidang pembiayaan pembangunan infrastruktur lebih diutamakan) dengan kualifikasi pendidikan S2/S3 Ekonomi atau yang terkait, dengan tugas berikut: a. Identifikasi isu, permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan domestik, baik konvensional maupun syariah, dalam melakukan pendanaan proyek-proyek infrastruktur; b. Menelaah peluang dan potensi yang belum digali untuk pendanaan pembangunan infrastruktur, baik dari segi sumber dana maupun jenis lembaga keuangan yang belum dikembangkan. c. Melalukan pemetaan dan pendalaman alternatif pembiayaan infrastruktur, terutama diarahkan untuk peningkatan sumber serta pola pendanaan. d. Perumusan solusi dan kebijakan untuk peningkatan kapasitas sektor keuangan domestik dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur. 2. 1 (satu) orang tenaga ahli Analis Ekonomi/Keuangan dengan kualifikasi pendidikan S1/S2 Ekonomi atau yang terkait, yang bertugas untuk: a. Melakukan studi pustaka terkait peran sektor keuangan dalam pendanaan pembangunan infrastruktur. b. Melakukan analisis dan/atau review atas bahan dan data, baik kajian maupun kebijakan dan regulasi, terkait pembiayaan pembangunan infrastruktur dan peran lembaga keuangan konvensional dan syariah di Indonesia. c. Melakukan identifikasi isu, permasalahan dan tantangan yang melatarbelakangi belum optimalnya peran sektor keuangan domestik, baik konvensional maupun syariah, dalam menunjang pembiayaan pembangunan infrastruktur. IV. JADWAL KEGIATAN Kegiatan ini akan dilaksanakan dari bulan Juni hingga Desember 2015. V. ANGGARAN BIAYA Anggaran biaya jasa tenaga ahli individual sebesar Rp 93.000.000,- (sembilan puluh tiga juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut: 3 Jenis Belanja Volume Satuan Kontrak Tenaga Ahli Individual -1 Pakar Ekonomi (S2/S3 5(bulan) Ekonomi/bidang terkait) -1 Analis Ekonomi Ekonomi/bidang terkait) OB (S1/S2 7(bulan) OB Jumlah Harga Satuan Jumlah Rp 9.500.000 Rp 47.500.000 Rp 6.500.000 Rp 45.500.000 Rp 93.000.000 4