Raja-Raja merupakan babak ketiga dari sejarah

advertisement
Raja-Raja merupakan babak ketiga dari sejarah Israel. Babak ini mengikuti zaman para
Bapa Bangsa (Abraham di tahun 1750 S.M) dan Keluaran dan penaklukan (Musa di tahun
1250 S.M).
Daud menduduki Yerusalem sekitar tahun 1000 S.M. Setelah wafatnya Salomo di tahun
932 S.M, kerajaan Daud dan putranya Salomo terpecah. Bagian Utara yang disebut Kerajaan
Israel akan lenyap sebagai bangsa dua abad kemudian. Bagian Selatan yang disebut Kerajaan
Yehuda bertahan hingga tahun 587 S.M, tahun penghancuran Yerusalem serta Kenisah dan
pembuangan ke Babel.
Masa ini mencakup seluruhnya empat abad. Keempat abad masa raja-raja adalah masa
yang terpenting dalam sejarah suci karena pada masa inilah Allah mengangkat para nabi dari
antara bangsa pilihan-Nya.
Sebagian besar dari Kitab Suci ditulis pada masa empat abad ini. Bukan hanya para nabi
besar yang menghasilkan tulisan-tulisan ini, seperti Yesaya dan Yeremia, tetapi juga
kelompok nabi yang kurang peranannya dalam menulis sejarah Israel: sebagian besar dari
bagian-bagian kitab Kejadian dan Keluaran, kitab Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim, Samuel,
dan Raja-Raja.
Dapat dikatakan bahwa masa Raja-Raja adalah masa yang terpenting dalam sejarah suci;
masa ini jugalah yang dapat kita ketahui dengan sangat pasti.
Keempat abad ini juga tampak menjadi masa kemerosotan kerajaan Israel bila kita hanya
memperhatikan kekayaan dan kekuasaannya. Tetapi selama empat abad ini, melalui
pencobaan-pencobaan, penganiayaan-penganiayaan dan berbagai bentuk kesulitan, iman
Israel menjadi matang sampai akhir, dalam diri para nabi besar, suatu keagungan dan
kejelasan yang hanya dilampaui oleh Kristus.
Kitab Raja-Raja
Pada mulanya Kitab Raja-Raja yang asli membentuk satu kitab saja. Karya ini hasil
permenungan nabi dan disempurnakan selama masa pengasingan di Babel.
Kitab ini merupakan suatu sejarah keagamaan. Kejadian-kejadian yang bagi sejarahwan
lain dianggap penting dengan sengaja dihilangkan. Kitab ini hampir tidak membicarakan
masa pemerintahan yang penting dari Omri dan Yerobeam II di Samaria. Penilaiannya terhadap Raja-Raja Israel (kerajaan Samaria) selalu negatif, mempersalahkan mereka atas
perpecahan kerajaan Daud kuno. Hanya beberapa raja Yehuda yang dipuji karena
kesetiaannya pada Tuhan.
Dengan mudah kita dapat mencatat tiga bagian:
– Kebesaran pemerintahan Salomo dan Kenisah.
– Sejarah dua kerajaan: Israel dan Yehuda, setelah perpecahan.
– Setelah kehancuran kerajaan Israel, sejarah kerajaan Yehuda sampai penghancuran
Yerusalem di tahun 587.
Bab-bab yang menyangkut Elia dan Elisa merupakan satu kesatuan yang terpisah: 1Raj
17-19 dan 2Raj 2-8.
• 2.1 Bagian pertama dari Kitab Raja-Raja ini mengetengahkan dengan
jelas ketiga lembaga yang bertugas membentuk bangsa yang muda ini:
raja-raja, para nabi, dan imam-imam. Para imam dalam diri Zadok yang
akan menggantikan Abiatar, keturunan Heli (Yes 3:32-35). Para imam
merupakan pembantu (pendukung) paling kuat bagi keturunan Daud (2Raj
11).
Nabi-nabi, di sini diwakili oleh nabi Natan, akan menumbuhkan
kesadaran terhadap janji Allah kepada Daud (2Sam 7:12), yang sudah
tentu, pada awalnya sama sekali tidak jelas. Secara perlahan-lahan
orang-orang akan tahu seberapa jauh kesetiaan Allah.
Kedua bab pertama berbicara tentang pergantian Raja Daud.
Pada akhir masa hidupnya, Daud, yang sudah kehilangan dua putranya
dalam perebutan kekuasaan (lih. 2Sam 3:2), memilih istri yang putranya
menjadi ahli waris takhta. Karena itu, Batsyeba dipilih (1Raj 1:17)
menjadi ratu dan putranya Salomo akan memerintah menggantikan ayahnya
Daud. Sejak saat ini, sadar akan pentingnya wangsa Daud dalam sejarah
keselamatan, Kitab Raja-Raja akan menyebut dari setiap pemerintahan
istri yang diangkat menjadi ratu yang putranya akan ditakhtakan di
Yerusalem (ini tidak berlaku bagi Raja Israel dari kerajaan yang
memberontak). Dan pada saat Yesus, putra Daud yang sesungguhnya,
datang, Injil menceritakan kepada kita siapa wanita yang dipilih di
antara segala wanita, ibu yang oleh Allah, dengan kekuasaan-Nya, telah
ditentukan untuk melahirkan Putra (Allah) dan Ahli Waris (Luk 1:31;
1:42; Ibr1:2).
Penuhilah hukum-hukum Tuhan Allahmu. Inilah kebijaksanaan para nabi:
bila raja dan rakyatnya memenuhi hukum-hukum tersebut, mereka akan
makmur.
Yoab…Simei…(ay. 5 dan 8) Daud telah mengampuni mereka; mengapa
sekarang ia meminta Salomo untuk membunuh mereka? Ini tak ada
hubungannya dengan dendam Daud dengan mereka tetapi karena dia percaya
pada takhayul sebagaimana orang pada masa itu. Bagi mereka kutukan yang
diucapkan Simei (2Sam 16:6) atau oleh siapa pun yang masih berlaku
dapat secara tiba-tiba jatuh menimpa keturunan Daud. Cara yang paling
baik untuk mencegah kutukan yang dapat menyusahkan mereka adalah dengan
mengembalikan kepada Simei sendiri dan dengan demikian menyelamatkan
keturunan Daud. Dengan cara yang sama, darah yang ditumpahkan oleh Yoab
(2Sam 3:28) berseru ke surga, dan karena itu lebih baik mengucilkan dia
sehingga keadilan Allah jatuh atas dirinya (Yoab) dan bukan atas anakanak Daud.
• 3.1 Kitab ini menceritakan 3 kegiatan Salomo yang membuatnya menjadi
seorang raja terkenal:
– Kebijaksanaannya (Bab 3-5).
– Pembangunannya (Bab 6-8).
– Usaha-usahanya (Bab 9-10).
Kisah ini berakhir pada bab 11 dengan keputusan Allah atas kerajaan:
perpecahan-perpecahan dan kekalahan-kekalahan sedang berlangsung.
Kita tahu bahwa putri Firaun adalah satu di antara istri-istri Salomo:
bukti kemasyhuran yang dimiliki kerajaan kecil Israel pada waktu itu
karena putri Firaun tidak diizinkan menikah dengan sembarang orang.
Dikatakan bahwa ia melakukan pemujaan di mezbah-mezbah yang disebut
“Tempat-tempat tinggi”. Ini kemudian dilarang ketika Kenisah Yerusalem
menjadi satu-satunya tempat yang layak bagi Tuhan. Untuk saat itu tak
ada aturan tentang itu, dan Salomo pergi ke Gibeon di mana terdapat
satu mezbah yang sangat tua. Ia sendiri yang membawakan kurbankurbannya. Hal ini tidak lama lagi akan menjadi hak istimewa dari para
imam dari suku Lewi.
• 4. “Impian” Salomo sangatlah masyhur. Barangkali impian ini hanyalah
sebuah perumpamaan yang dengannya penulis menggambarkan watak Salomo
ketika ia mulai memerintah.
“Mintalah apa yang kauinginkan.” Inilah tawaran Allah kepada Salomo
muda, yang dicintai-Nya. Ini juga tawaran Allah kepada setiap orang
muda yang dihadapkan pada tanggung jawab untuk pertama kali. Hidupnya
bukanlah suatu takdir yang dijatuhkan kepadanya, melainkan dengan satu
dan lain cara, Allah akan memberikan kepadanya apa yang ia sendiri
inginkan. Apakah yang kamu cari (Yoh 1:38).
Engkau telah memperlihatkan kepada hamba-Mu Daud, ayahku. Raja muda
tidak memulai dari awal. Ia menerima segala sesuatu yang ia miliki dari
nenek moyangnya, dan segala yang dia terima dari mereka berasal dari
Allah. Salomo tahu bahwa Tuhan setia kepada Daud untuk selamanya: “Aku
tak akan pernah menolak anak-anakmu”.
“Berikanlah
kepada
hamba-Mu
pikiran
yang
berpengertian
dalam
memerintah rakyat-Mu. Salomo peduli akan pelaksanaan tanggung jawabnya
dan tak ingin rakyatnya dirampas harapan-harapannya.
Namun Salomo dalam pikirannya mempunyai bentuk-bentuk “kebijaksanaan
lain” yang dihargai pada masa itu:
– Mempersiapkan bagi dirinya suatu kehidupan yang panjang dan tenang,
tidak mempunyai masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan, dan dijauhkan
dari pengorbanan-pengorbanan yang dituntut dari suatu kehidupan sebagai
seorang bangsawan.
– Kekayaan, menikmati hidup, “hidup nyaman”.
– Kematian musuh-musuhnya, yaitu kekuatan yang membawa kemenangan,
kepuasan, kebanggaan diri pribadi.
“Sekarang Kuberikan kepadamu pikiran yang bijaksana, Aku juga akan
memberikan kepadamu apa yang tidak engkau minta.” Ini adalah pengajaran
yang sama dari Yesus dalam Matius 6:33.
• 16. Di sini, keputusan Salomo yang terkenal itu membuktikan
kebijaksanaan yang diterimanya demi kebaikan bangsanya.
Marilah kita lihat lebih dekat tingkah laku Salomo. Ia dapat saja
mengusir kedua wanita itu, seraya mengatakan pada dirinya: “Orang-orang
ini tidak menarik. Biarkan mereka menyelesaikan percekcokan mereka
sendiri”. Salomo tidak melihat keadaan mereka sebagai pelacur, tetapi
ia berusaha mencari seorang ibu di antara mereka. Karena itu, ia
menemukan suatu jalan keluar yang tidak terdapat dalam hukum.
Tindakannya menunjukkan bahwa keadilan tidak dapat diperoleh melulu
melalui teks-teks hukum. Mereka yang bertanggung jawab harus melihat
pada pribadinya dengan pengertian yang sama yang dengannya Allah
menyelami hati setiap orang.
• 5.1 Arif dalam keputusannya, arif dalam pemerintahan negaranya, arif
dalam menulis peribahasa, ungkapan-ungkapan dan mazmur-mazmur; dari
Salomolah muncul pokok-pokok pikiran dari Kitab Kebijaksanaan (Salomo).
Kemudian siapa pun yang menulis buku tentang kebijaksanaan akan
menghubungkannya dengan karya Salomo: karena itu dalam Kitab Suci,
Kitab Pengkhotbah, “Kidung Agung” dan Kitab Kebijaksanaan dihubungkan
dengan Salomo kendatipun dalam kenyataannya ditulis oleh orang lain.
Salomo mengumpulkan para penulis di istananya untuk mengumpulkan dan
menulis tentang tradisi-tradisi Israel, yang hingga saat itu masih
tercecer dan diturunkan secara lisan. Inilah saat buku-buku tua dari
Kitab Suci ditulis (lih. Pengantar Kitab Kejadian).
• 6.1 Pembangunan pertama Salomo adalah rumah Tuhan, yaitu Kenisah
Yerusalem, yang termasuk dalam keajaiban-keajaiban masa lalu.
Kemah tempat Tabut di padang gurun telah menjadi pusat ibadat seperti
yang dilakukan oleh suku-suku Pengembara. Sejak saat itu, Kenisah yang
agak mirip dengan kuil-kuil orang-orang Kanaan, menjadi pusat suatu
kebudayaan kota dan kebudayaan menetap. Persembahan-persembahan dan
pesta-pesta yang diselenggarakan di sana diilhami oleh cara ibadat
orang-orang Kanaan. Israel maju selangkah dalam kebudayaannya, dan cara
ibadat juga disesuaikan dengan keadaan yang baru.
Bukan Allah tetapi manusia yang memerlukan Kenisah (lih. 2Sam 7:7):
– Ada keinginan yang tulus untuk menghormati Tuhan dengan menyediakan
bagi-Nya rumah yang terindah. Karena itu Kenisah di dalam Kitab Suci
selalu disebut rumah Tuhan.
– Di pihak lain, bangsa Israel ingin menunjukkan kemakmuran mereka dan
mereka bangga memiliki satu Kenisah yang dapat bersaing dengan Kenisah
bangsa lain.
– Ada juga keinginan untuk memiliki sesuatu yang indah yang menjadi
gambaran yang kelihatan dari kemuliaan Allah yang tak kelihatan. Bagi
bangsa Israel, Kenisah Yerusalem adalah tumpuan dari Kenisah yang tak
kelihatan di mana Tuhan bersemayam dalam kemuliaan-Nya. Allah melarang
mereka untuk melukiskannya dengan gambar-gambar dari ciptaan-ciptaanNya; tetapi paling tidak, Rumah itu dapat dihiasi dengan emas dan kayu
yang berharga.
– Akhirnya ada perhatian menghadirkan Allah untuk melindungi bangsaNya. Walaupun Tuhan mengatakan bahwa Ia tidak mempunyai Kenisah
melainkan jagat raya ini (8:27), Ia ingin hadir di tengah-tengah
bangsa-Nya (Ul 12:5). Di Yerusalem Tuhan bersemayam “di tempat yang
suci” (Yer 25:30) untuk membela bangsa-Nya (Yes 31:5).
Seperti Salomo, raja-raja dan penguasa-penguasa Kristen pada abad-abad
yang lalu menghiasi gereja-gereja mereka dengan emas dan perak, mereka
percaya bahwa Rumah Allah harus lebih indah daripada rumah mereka
sendiri. Marilah kita menghargai kesalehan mereka; tetapi sekarang kita
sadar bahwa kota Allah itu diatur dengan aturan-aturan yang berbeda
dari peraturan untuk kota dari kebanyakan bangsa. Kekayaan Kenisahkenisah tidak selalu menolong kita untuk menemukan keagungan Allah.
• 14. Bagian yang paling suci dari Kenisah, tempat yang paling kudus,
hanya berisikan Tabut dengan loh batu yang di atas itu perjanjian Tuhan
dan bangsa-Nya telah dikukuhkan. Sebelumnya ruang ini adalah Tempat
Kudus di mana lilin-lilin suci dibakar dan dupa dinyalakan. Di sini
juga disimpan kedua belas ketul roti yang dipersembahkan setiap minggu
(lih. 1Sam 21:5). Sebuah ruang masuk melengkapi rumah ini dan di sekelilingnya ada halaman yang lebar dan luas di mana orang berdiri untuk
berdoa.
Penataan beberapa ruang menuju tempat yang tersuci, merupakan hal yang
biasa di dalam kepercayaan-kepercayaan kuno. Hal ini mengajarkan bahwa
kita tidak dapat mendekati Allah tanpa persiapan yang baik. Walaupun
Tuhan tetap berada di tengah bangsa-Nya, misteri-Nya tak dapat
diselami.
Dalam beberapa hal, penataan tersebut mencerminkan apa yang menjadi
paling hakiki pada manusia, Kenisah yang sesungguhnya bagi Allah. Allah
di dalam diri kita, suatu tempat yang sangat khusus di mana Allah hadir
(Yoh 14:23). Ketika Yesus meminta kita untuk “bertemu Bapa di tempat
tersembunyi” (Mat 6:6), hal itu berarti tidak saja berdoa di suatu
tempat sunyi, melainkan juga mencari di dalam diri kita tempat yang
paling suci di mana Roh menyampaikan cara-Nya untuk merasakan dan
berpikir.
• 7.1 Salomo akan mendirikan istananya di bukit Kenisah di samping
rumah Allah. Pemindahan kediaman raja dari bagian bawah kota ke bukit
Kenisah mungkin tampak tidak penting bagi kita. Tetapi di balik ini ada
suatu paham baru tentang kekuasaan yang diperkenalkan Salomo ke Israel.
Daud ayahnya, “raja seturut hati Allah” ini, membangun istananya di
tengah bangsa-Nya (2Sam 5:9). Dan ketika dia mendirikan suatu mezbah
untuk Tuhan, ia mendirikannya di atas bukit yang menguasai kota di
utara. Tetapi Salomo meninggalkan istana ayahnya dan mendirikan
kediamannya yang mewah di atas bukit, di samping Kenisah. Hal ini
merupakan suatu isyarat yang penting. Untuk seterusnya, Allah dan raja
akan berdiam di atas gunung kudus, dan rakyat berdiam di bawah. Dan
Samuel dengan tegas sudah mengingatkan Saul, raja pertama, bahwa
tuntutan hukum berlaku baik bagi raja maupun bagi rakyat (2Sam 12:1415).
Tetapi Salomo tidak mau mendengarkan; seperti begitu banyak putra
mahkota dan diktator lain, dia berniat memberikan wewenang mutlak
kepada kekuasaannya sama seperti kekuasaan Allah. Dia menjauhi rakyat
dan menempatkan dirinya di samping Allah. Penyimpangan dari makna
kekuasaan ini dikritik atau dikecam oleh nabi-nabi (Yer 22:13-19), dan
Yesus akan menunjukkan dengan contoh-Nya sendiri bahwa semua kekuasaan
adalah pelayanan (Mrk 10:41-45).
• 8.2 Pada hari pentahbisan Kenisah itu, Allah membuat kehadiran-Nya
terasa dalam bentuk awan. Dalam Kitab Keluaran, ini adalah tanda yang
kelihatan dari kehadiran Tuhan di Yerusalem yang melindungi mereka (Kel
14:19 dan 40:34) di mana pun mereka berada.
Dalam perjalanan waktu, banyak hal yang tidak patut terjadi di halaman
Kenisah, mereka bahkan mendirikan mezbah-mezbah bagi dewa-dewa dan
mempraktekkan pelacuran-pelacuran rahasia sesuai budaya-budaya kafir
(lih. 2Raj 23:4-7). Namun tidak dikatakan bahwa Tuhan meninggalkan
kemah-Nya di mana Ia tinggal karena kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya.
Hanya pada tahun-tahun terakhir dari kerajaan, nabi Yehezkiel
memperoleh penampakan di mana awan itu meninggalkan Kenisah. Ini
berarti Tuhan bisa saja tinggal di antara umat-Nya yang setia yang
diasingkan ke Babel (Yeh 9:3).
Beberapa waktu kemudian, Rasul Yohanes melihat awan itu di atas
Kenisah Surga (Why 15:8) setelah melihatnya di atas diri Yesus dalam
peristiwa transfigurasi-Nya.
• 22. Tuhan telah memenuhi janji-Nya (ay. 20 dan 25).
Daud telah menerima dua janji dari Allah. Pertama, putranya akan
mendirikan Kenisah; kedua, keturunannya akan menduduki takhta Israel.
Baik untuk diketahui bagaimana Allah, yang tak kelihatan dan Pencipta
alam jagat raya ini, mau berada di suatu tempat tertentu, Yerusalem;
dan berada di antara satu bangsa tertentu, keturunan Daud. Pusat yang
kelihatan dari kehadiran Sang Ilahi adalah Gereja. Kerajaan Allah
adalah universal, namun Gereja berhubungan dengan Kristus melalui
orang-orang yang ditunjuk: para Uskup dan Paus.
Doa Salomo ini, yang mungkin disusun oleh seorang nabi pada zaman
raja-raja, menekankan pentingnya kenisbian Kenisah. Di sanalah “Nama”
Allah bersemayam, di sana Allah akan mendengarkan doa-doa bangsa
pilihan-Nya (8:30-35). Namun Kenisah ini yang didirikan oleh tangan
manusia “tidak dapat menampung” Allah dalam kemuliaan-Nya. Surga yang
tak kelihatan tidak dapat menampung-Nya, apalagi kediaman duniawi ini!
Pandangan tentang Kenisah ini akan terus-menerus ada dalam ajaran para
nabi. Betapapun besarnya, Kenisah tidak pernah akan menjadi satu pesan
magis bagi kaum Israel. Kenisah merupakan lambang dan peringatan akan
kehadiran Allah yang kudus.
Karena hal ini, secara bertahap semua teologi Israel akan berpusat
pada Kenisah. Bumi dan langit milik Allah, tetapi di atas bumi ada satu
kerajaan yang menjadi milik-Nya secara khusus – itulah Tanah Terjanji.
Di tanah terjanji ini, semua kita adalah milik-Nya, tetapi ada satu
kota di antara semua kota menjadi sangat istimewa. Dan di kota ini, di
pusat kota ini, ada gunung yang suci yang di atasnya telah didirikan
tempat tinggal Tuhan.
Kenisah, menjadi seperti pusat yang sekitarnya seluruh jagat raya
berputar atau bergerak. Karena itu dapat dimengerti bahwa bagi iman
Israel kehancurannya di tahun 587 merupakan cobaan yang tak dapat
dibayangkan: tanpa ada Kenisah di Yerusalem, jagat raya kehilangan
pusatnya.
Kalau jagat raya sedikit demi sedikit sudah terpusat, berkumpul
sekitar Kenisah, di Perjanjian Baru, sebaliknya, Kristus – Kenisah Baru
– yang menjadi titik tolak untuk penyebaran keselamatan: “Kamu akan
menjadi saksi-saksi-Ku, di Yudea dan Samaria dan ke ujung bumi”.
• 30. Setelah
menyampaikan
permohonan
bagi
keturunannya,
Salomo
mengajukan suatu permintaan bagi bangsanya. Mari kita perhatikan
beberapa pokok.
Belalah orang benar. Permohonan pertama sejalan dengan budaya pada
masa itu (lih. Bil 5:11). Apabila kebenaran dari suatu kejahatan tidak
dapat diputuskan, yang tertuduh harus bersumpah bahwa ia tak bersalah
dan bahwa ia mau menerima hukuman apa pun dari Allah bila ia telah
melakukan sumpah palsu. Orang yakin bahwa Allah tak akan membiarkan
penipu tidak dihukum.
Bila tak ada hujan turun karena mereka telah berdosa terhadapmu. Doa
ini untuk para pendosa dan yang tahu bahwa mereka adalah pendosa.
Mereka takut akan hukuman Allah tetapi percaya bahwa Allah mengampuni;
mereka tahu bahwa Allah tak dapat dibujuk dengan doa-doa dan upacaraupacara melainkan dengan pertobatan.
Sehingga mereka takut kepada-Mu (ay. 40). Dalam Kitab suci, takut akan
Allah berarti menganggap Dia dengan sungguh-sungguh dan menghormati
Dia. Tetapi benar juga bahwa pada saat itu penyembahan yang sempurna
“dalam roh dan kebenaran” tidak dikenal (Yoh 4:23), dan orang-orang
takut akan Allah dan hukuman-Nya.
Ketika seorang asing datang dari negeri yang jauh. Doa ini ditulis
setelah berabad-abad kemudian, ketika usaha misioner kaum Yahudi telah
membawa banyak orang kafir ke dalam iman mereka.
• 10.1 Salomo menjalankan perdagangan. Ia mendapat satu armada kapal
Tarnish untuk perjalanan-perjalanan jauh dan mengirim mereka untuk
mendapatkan emas dan minyak wangi dari Afrika. Ia menjual kereta-kereta
orang Mesir kepada orang Hitit di sebelah utara, dan kepada orang-orang
Mesir dia menjual kuda-kuda Hitit. Cerita tentang kekayaan dan
kebijaksanaannya sampai ke telinga Ratu Syeba di selatan Arabia.
Dalam kenyataan, Israel adalah suatu bangsa kecil di antara dua
kerajaan besar Mesir dan Babylonia. Secara kebetulan, selama masa Raja
Daud dan Salomo, kedua kerajaan tersebut hidup dalam keadaan damai dan
tenang. Hal ini sudah cukup membuat bangsa Israel berpikir bahwa mereka
(Israel) merupakan negara pertama di dunia, dan mereka melihat Salomo
sebagai seorang raja yang paling mulia sepanjang masa.
Ratu Syeba datang untuk mengujinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sulit. Kitab Suci tidak memperhatikan aspek dagang dari kunjungan ini
yang hanya muncul menjelang akhir dengan cara saling tukar yang disebut
dalam ay. 10 dan13.
Pertemuan Salomo dengan Ratu Syeba merupakan suatu peristiwa sejarah:
– Salomo yang bijak bersama bangsanya menemukan kekayaan dan barangbarang dari negeri lain. “Jadi, dunia lebih besar dari apa yang kita
pikir”. Hubungan-hubungan ini menolong kaum Israel memperoleh visi
keagamaan yang lebih luas. Tuhan tidak hanya Allah bagi suatu bangsa
kecil, Ia berdaulat atas jagat raya yang lebih luas.
– Ratu Syeba adalah seorang wanita kaya, tetapi ia tidak puas. Tidak
disebutkan suaminya. Ia tertarik akan kebijaksanaan Ilahi yang
ditunjukkan oleh raja, “yang dikasihi Tuhan” (2Sam 12:24). Yesus akan
mengingat kembali kunjungan ini dalam Mat 12:42.
• 23. Untuk sesaat kaum Israel mengagumi kekayaan Salomo, kereta dan
kuda yang tak terbilang yang membentuk pasukannya. Beberapa abad
kemudian, mereka melihat betapa sedikitnya kekuatan ini bermanfaat bagi
mereka dan betapa banyak biaya yang ditanggung oleh bangsa mereka;
politik
demi
kemasyhuran
dan
demi
karya-karya
besar
menuntut
dilaksanakannya kerja paksa di antara bangsa itu. Ini adalah satu
alasan mengapa kerajaan terpecah-belah setelah Salomo meninggal. Itulah
sebabnya mereka tidak lagi mengenang dan bangga akan kesemarakan
bangsanya, tetapi justru mereka lebih menunjukkan kepercayaan pada
keadilan (Salomo).
Pengikut yang benar-benar menginginkan kemakmuran bangsanya, tak dapat
dikelabui dengan ilusi-ilusi kebesaran. Gereja akan selalu mencela dosa
yang bersangkut paut dengan dana untuk membangun kekuatan militer atau
dana khusus untuk mendapatkan kemasyhuran. Setiap orang tahu dana
semacam ini jauh melebihi dana untuk memajukan semua bangsa.
• 11.1 Kitab Suci tidak menyembunyikan banyaknya istri Salomo. Pada
masa itu mempunyai banyak istri menunjukkan kekayaan seseorang. Kitab
Suci mencelanya karena mengambil istri-istri dari orang kafir. Ia
menambah istri-istri dari suku asing dan pada saat yang sama masuk
dalam persekutuan dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan
meniru aliran materialisme yang mereka anut.
Kemewahan merusak kebijaksanaan. Salomo menunjukkan kehebatannya,
tanpa sadar bahwa istri-istrinya menguasainya. Istri-istri dari suku
asing ini datang bersama imam-imamnya dan upacara-upacara yang akan
membawa Israel ke dalam berhala dan materialisme. Bahkan hati Salomo
sendiri berpaling dari Allah.
Orang-orang berpikir bahwa raja-raja yang diberkati Tuhan harus hidup
dalam kemewahan dan kehormatan. Tetapi kemudian, nabi-nabi mengatakan
bahwa kekuasaan, kekayaan, dan kemewahan mematikan hati seorang
penguasa (Ul 17:14). Semua bangsa dalam perjalanan sejarah mempunyai
pengalaman yang sama. Bahkan di dalam Gereja, selama berabad-abad kaum
beriman berpikir bahwa pantas bila uskup-uskup dan paus-paus tampak
seperti orang ningrat, dan mereka masih merasakan akibat dari kesalahan
tersebut.
Engkau belum memenuhi perjanjian-Ku (ay. 11). Kesalahan Salomo
sesungguhnya adalah mengatur hidupnya dan bangsanya tanpa menuruti
kehendak Allah. Ia hidup seperti raja lainnya dan bekerja untuk
mewujudkan ambisi-ambisinya, seraya berpikir bahwa sudah cukup meminta
berkat berlimpah dari Tuhan.
• 26. Yerobeam juga memberontak melawan raja. Dalam tahun-tahun
terakhir masa Salomo, beberapa penentangnya mengadakan pemberontakanpemberontakan. Sekarang muncul orang yang akan menguasai hampir seluruh
kerajaan dari putra Salomo dan memecah belah bangsa itu secara pasti.
Dalam syair tentang menara Babel (Kej 11), perpecahan bangsa
diketengahkan sebagai akibat dan hukuman atas sikap yang sombong. Hal
yang sama akan terjadi pada kerajaan Israel.
Aku akan memberi kamu sepuluh suku, Israel terdiri dari dua belas
suku. Dalam kenyataan, seseorang boleh mengatakan hanya dua. Di
Selatan, terdapat Yehuda dengan tetangga Simeon, suatu kelompok yang
sangat kecil. Di bagian utara, terdapat Israel yang memimpin suku-suku
lain yang kurang penting. Setelah Daud mempersatukan mereka, Absalom,
dan yang lainnya setelah Daud membangkitkan hasrat berdikari di bagian
utara. Salomo, sebagai diktator yang lebih terasa atas suku-suku di
bagian utara, memicu mereka untuk memisahkan diri.
Nabi Ahia mengatakan bahwa Tuhan akan memecah kerajaan untuk menghukum
Salomo. Ini adalah salah satu gaya berbicara. Setiap orang menyiapkan
hukuman bagi dirinya sendiri dan perpecahan datang langsung dari
kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa raja.
• 12.1 Segera setelah kematian Salomo, apa yang diumumkan oleh nabi
Ahia benar terjadi:
Kerajaan terpecah belah. Penulis menonjolkan kesalahan dan kebodohan
Yerobeam. Raja tidak mendengarkan rakyatnya. Begitu juga Salomo tidak
mendengarkan mereka ketika ia hidup terkurung dalam kemewahannya.
Tetapi ketika bangsa Israel terpecah, mereka kehilangan janji yang
diberikan Allah kepada Daud, dan tidak akan ditarik walau dari
keturunan Daud yang bersalah sekalipun. Kerajaan Utara (atau Kerajaan
Israel) akan melewati suatu masa di mana muncul nabi-nabi besar: Elia,
Hosea. Akan tetapi tidak akan ada kemantapan dalam kekuasaan, dan
banyak pemberontak menjadi raja, tetapi keturunannya tidak dapat
mempertahankan kedudukannya sebagai raja. Kelihatan bahwa Allah memperlakukan mereka menurut jasanya masing-masing.
Sebaliknya, selama masa inidi Yudea, raja-raja – keturunan Daud, yang
baik dan yang jahat – saling menggantikan tanpa hambatan selama empat
abad. Sejarah mereka diatur dan didominasi oleh janji Allah. Santo
Paulus
mengatakan
bahwa
kejadian-kejadian
dalam
Perjanjian
Lama
menggambarkan apa yang terjadi dengan Yesus dan yang terjadi dalam
Gereja (Ibr 9). Di sini kita mendapat gambaran tentang perpecahan yang
telah memecah belah Gereja Kristus yang unik.
Sepanjang abad ke-15 Gereja lebih mirip satu kerajaan dengan lebih
banyak kepentingan manusiawi daripada pelayanan kepada Allah. Pemimpinpemimpinnya sering didorong oleh keinginan untuk meninggalkan tanda
yang tak dapat rusak akan kebesaran mereka, membebani umat dengan pajak
untuk membiayai bangunan basilika yang megah, tetapi tidak menjawab
kehausan spiritual dari orang beriman. Orang-orang (beriman) ini
memberontak
demi
kesetiaan
kepada
Injil,
dan
menimbulkan
Protestantisme.
Akan tetapi, walaupun kita mengakui semua yang baik dari kaum
Protestan dan Evangelis, jelas bahwa sesudah perpecahan dari pengganti
rasul-rasul, mereka harus menghadapi perpecahan lagi, sambil mencari
persatuan yang tak dapat mereka temukan. Gereja Katolik telah mengalami
banyak krisis di mana Gereja bertanggung jawab penuh, akan tetapi
rupanya Allah memperlakukan Gereja sesuai janji-Nya, dan bukan menurut
jasanya, untuk mengembalikannya di jalan yang benar. Gereja tentu saja
mengakui segi susunan dan praktek saat ini yang begitu jauh dari
semangat Injil, meskipun Gereja tahu bahwa Gereja harus bergantung pada
janji Kristus. Gereja menjadi pusat, tempat pertemuan, di mana kiranya
semua orang pada suatu hari nanti harus bersatu (lih. Yeh 16:52-59; Mzm
87).
• 26. Kedua
belas
suku
dipersatukan
oleh
agama
yang
sama,
tetapi
Yerobeam sadar dan merasa yakin bahwa kekuasaannya akan lemah bila kaum
Israel naik ke Yerusalem untuk memberikan persembahan mereka di sana.
Ia
membuat
perpecahan
politik
melalui
suatu
perpecahan,
yaitu
perpecahan agama. Ia menyuruh orang membuat seekor anak lembu untuk
menggambarkan Allah yang tak kelihatan kendati ada larangan untuk
membuat gambar Allah dan menurunkan derajat-Nya sampai pada tingkatan
binatang.
Dalam menceritakan perbuatan-perbuatan raja Israel di bagian utara,
Kitab Suci secara terus-menerus mengulangi: “mereka mengikuti Yerobeam
dan melakukan dosa Yerobeam”. Demikianlah Kitab Suci menekankan
perlunya tetap bersatu pada satu pusat yang didirikan Allah di
Yerusalem. Tidakkah cukup untuk memikirkan: “Kita menyembah Allah yang
sama”, tetapi “kita menyembahnya dengan cara kita sendiri”.
Yerobeam
adalah
contoh
penguasa-penguasa
lain
yang
memerintah
bertahun-tahun
kemudian
yang
berusaha
mendirikan
Gereja-geraja
berukuran nasional di Inggris pada masa reformasi, di Perancis setelah
masa revolusi, di Cina dan negara-negara Sosialis setelah revolusi
komunis. Banyak orang Katolik dihukum dan mati karena tetap percaya
kepada Gereja yang satu, Katolik atau Universal.
• 13.1 Ketaatan lebih bernilai daripada kurban (1Sam 15:22). Demikian
sabda Tuhan ketika Ia mengingkari Saul dalam beberapa keadaan yang
mirip.
Teks ini menyoroti berbagai aspek ketaatan yang sejati dan sangat
menyenangkan Allah. Nabi sendiri harus tetap tegar, karena tahu bahwa
kelak tidak mengubah perintahnya.
• 14.1 Kata-kata Ahia mempermaklumkan kudeta yang pertama dalam
sejarah Israel. Akan ada lebih banyak kudeta, setiap kali anggota
keluarga dan putra-putra dari seorang raja yang dijatuhkan akan
dibunuh. Menyusul peristiwa ini adalah sejarah dua kerajaan selama 50
tahun pertamanya.
• 16.29 Ahab melakukan hal yang tidak menyenangkan bahkan lebih dari
semua pendahulunya. Mulai dari teks ini (bab ini) dan di dalam 6 bab
berikutnya, cerita menyoroti pemerintahan Ahab di Israel. Karena pada
masa inilah iman bangsa Israel diselamatkan nabi yang paling besar:
Elia, dan penggantinya Elisa.
Ahab bahkan menikahi Yezebel, putri raja orang-orang Sidon. Orangorang Tirus dan Sidon adalah bangsa yang kuno dan makmur yang mendiami
pelabuhan-pelabuhan bagian utara Palestina; mereka juga disebut sebagai
bangsa “Fenisia”. Raja mereka Hiram adalah sekutu Daud tetapi dari kota
mereka pengaruh kafir sampai ke Israel. Pemerintahan Ahab membawa
kepada Israel tahun-tahun kemakmuran dan kebesaran militer tetapi
krisis kepercayaan juga mencapai titik puncak.
Dengan kemenangan-kemenangannya, Daud telah mempersatukan berbagai
kelompok orang Kanaan ke dalam kerajaannya. Mereka tetap mempertahankan
praktek kafirnya yang merusak iman kaum Israel. Kegairahan tampak
berkurang. Ketika kebudayaan orang Tirus memiliki kepercayaan sama
dengan orang-orang Kanaan masuk ke Israel lebih kuat, tiba-tiba tampak
jelas bahwa kepercayaan mereka telah menggantikan kepercayaan bangsa
Israel terhadap Tuhan: Kaum Israel membiarkan dirinya terbawa ke meja
Baal dan Asheroth.
Baal adalah dewa-dewa, penguasa hidup, seks, hujan dan musim, (lih.
kata pengantar Kitab Hakim-Hakim). Karena percaya bahwa dewa-dewa ini
mempunyai kuasa atas kesuburan, orang-orang bersumpah kepada mereka
untuk bertemu dengan pelacur yang disucikan untuk mereka. Karena itu
kata pelacuran dalam Kitab Suci merujuk baik pada tindakan tak bermoral
maupun tindakan menjauhi Tuhan dengan memberikan diri seluruhnya kepada
dewa-dewa lain. Tidak semuanya jelek dalam kepercayaan yang bebas ini:
tidak salah menikmati hidup ini. Namun kepercayaan tersebut membuat
manusia bertindak hanya pada tingkatan naluri.
Yezebel menggunakan kekuasaannya untuk melaksanakan suatu hukuman
berdarah. Yang pertama dibunuh adalah para nabi Tuhan. Mereka ini
adalah para nabi yang ditulis di dalam 1Sam 19:18 dan 2Raj 2:15. Mereka
ditentang oleh keempat pesaing dari para nabi Baal.
Hiel mengorbankan Segub putra bungsunya. Dengan pengaruh ibadat orangorang kafir, praktek mengorbankan anak-anak meningkat jumlahnya.
• 17.1 Sekarang Elia muncul; namanya akan tetap menjadi yang terbesar
di antara para nabi. Pada peristiwa transfigurasi Yesus, Elia berada di
samping-Nya (lih. Mrk 9:2).
Nama Elia adalah simbolis, yang berarti: Tuhan adalah Allahku. Ia
berasal dari Tisbe, sebuah kota di seberang Yordan. Daerah yang miskin
dan terpencil ini terlindung dari pengaruh-pengaruh baru, dan tetap
teguh pada imannya.
Menghadapi kemurtadan, yaitu: ketidaksetiaan semua orang (bangsa
Israel), Elia berdiri seorang diri. Ia merasa dirinya bertanggung jawab
atas perkara Allah, dan bertindak tanpa menunggu yang lain untuk
memulai.
Tak ada embun atau hujan yang turun. Elia, orang yang kuat imannya
ini, mengetahui bahwa kata-kata ini berasal dari Allah dan akan
terjadi. Dalam hubungan dengan ini, lih. Yakobus 5:17, di mana Elia
digambarkan sebagai teladan iman.
Tak ada embun maupun hujan. Tentu saja kekeringan adalah kejadian
alamiah. Tetapi, tanpa secara langsung mencampuri setiap saat, Allah
mengatur berbagai peristiwa. Iman orang yang percaya merupakan
kekuatan, seperti hukum-hukum fisik di jagat raya ini, dan ketika
meminta dari Allah sesuatu yang mustahil, dan yakin bahwa Ia sendiri
mau memberikannya, Ia membuat ini terjadi, tanpa sarana-sarana.
Orang-orang menganggap Baal sebagai dewa hujan dan alam. Kekeringan
yang datang akan menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan, Allah bangsa
Israel, adalah juga Allah pencipta.
Elia memulai misinya sebagai seorang nabi dengan mengeritik kekacauankekacuan besar: tidak menempatkan Allah di atas segalanya.
• 7. Pergilah ke Sarfat! Kekeringan merugikan setiap orang, termasuk
Elia yang telah meminta tanda ini dari Allah. Tetapi bagi yang beriman,
bencana ini adalah kesempatan untuk mengalami bahwa Bapa Surgawi tidak
meninggalkannya.
Aku telah berfirman kepada seorang janda untuk memberi kamu makan.
Nabi yang akan menerima makanan juga akan mendapatkan kenyamanan dari
Allah dengan menemukan perempuan yang percaya ini. Janda miskin
mempunyai sesuatu untuk diberikannya kepada nabi besar ini, dan ini
merupakan rahmat bagi keduanya.
Bawakan saya sedikit air adalah sebuah langkah awal. Bawakan saya
sepotong roti. Elia memuji imannya, “pertama engkau harus membuat untuk
saya sedikit roti”, dan janda itu memberikannya. Janda ini sama dengan
yang dipuji Yesus dalam Mrk. 12:41.
Tempayan tepung tidak pernah kosong. Allah mengganjari iman seperti
ini yang rela mengor-bankan segala sesuatu yang dimiliki.
• 17. Ini merupakan kebangkitan pertama yang kita temukan di dalam
Kitab Suci.
Allah biasanya mengatur dunia dan jemaat-Nya melalui proses-proses
alamiah, melalui akibat hukum-hukum alam yang diadakan sendiri. Tetapi
Ia juga mempunyai hak untuk membuat pengecualian-pengecualian atas
hukum-hukum itu: air berubah menjadi anggur, roti dilipatgandakan.
Apakah engkau datang untuk mengingatkan dosa-dosa masa lampau, manusia
pilihan Allah? Kematian putra satu-satunya membuat wanita malang itu
ketakutan tanpa alasan seperti mereka yang melihat Allah sebagai
pendakwa yang memata-matai manusia untuk memberi hukuman kepada mereka.
Ia berpikir bahwa kehadiran nabi telah menarik perhatian Tuhan atas
rumahnya dan Allah menghukumnya dengan kemarahan-Nya.
Ia merebahkan dirinya di atas anak itu tiga kali. Dengan tanda nabi
ini, yang memberi hidup dengan napasnya sendiri, siapa yang tidak
mengenal Kristus yang datang untuk mempersatukan diri-Nya lebih dekat
dengan manusia untuk memberi kekuatan kebangkitan?
Tuhan mendengar suara Elia. Elia adalah orang yang terpilih untuk
membalikkan
suatu
situasi
yang
penuh
dengan
keputusasaan
dan
membatalkan
semua
ramalan
manusia.
Tuhan
mengizinkannya
untuk
membangkitkan anak janda itu dan beberapa waktu kemudian di gunung
Karmel, ia akan membangkitkan kembali iman bangsanya.
• 18.17 Kurban persembahan di gunung Karmel merupakan satu dari
manifestasi agung dari Allah di dalam Perjanjian Lama. Tuhan berprakarsa untuk memberi semangat kepada bangsa yang acuh tak acuh.
Baal atau Tuhan. Bangsa Israel tidak dapat melihat secara jelas
perbedaan antara keduanya. Mereka menganggap keduanya sebagai dua
kekuatan atau dua orang yang memiliki kemampuan yang berbeda tetapi
sama-sama berguna. Tuhan adalah Allah dari bangsa ini, penolong yang
setia dalam perang. Sementara Baal selalu siap melayani kaum tani:
melalui persembahan-persembahan dan pesta-pesta, mereka meminta hujan
darinya.
Berapa lama lagi kalian mau mengikuti dua jalan pada waktu yang sama?
Elia mengharuskan kaum Israel membuat satu keputusan. Orang yang
percaya tidak boleh mempunyai dua tuan:
– Allah atau uang (Mat 6:24).
– Mengikuti Kristus atau menentangnya (Mat 12:30).
– Anggota Gereja yang suka bekerja sama atau menjadi bagian dari
pendengar yang suam-suam kuku pada suatu hari akan dimuntahkan Allah
dari mulut-Nya (Why 3:6).
Allah yang benar adalah Allah yang memberi jawaban dengan api. Ini
adalah tandanya: api yang menghancurkan, menyucikan, mengubah; api yang
mengadakan pengudusan kurban-kurban persembahan kepada Allah.
Israel juga perlu diubah “dengan api”, dan kemudian dengan Yesus, kita
akan dibaptis atau malah dibersihkan dan diperbarui “melalui api dan
Roh Kudus” (Luk 3:16).
Mereka memanggil Baal tetapi tidak ada jawaban. Kita yang membaca
ejekan Elia terhadap Baal, apakah kita yakin bahwa Allah mendengarkan
dan menjawabi doa-doa kita? Allah tidak perlu memenuhi semua keinginan
kita, tetapi kita mempunyai keharusan untuk meminta sebegitu rupa dan
dengan sebegitu tekun hingga Ia akan mewujudkan tanda-tanda kehadiranNya di antara kita.
Engkaulah yang membawa kembali mereka kepadamu. Api, mukjizat, hujan
tidak mempunyai tujuan lain: Tuhan mencintai Israel dan ingin
membangkitkan cinta mereka sekali lagi. Ia tidak bermaksud menakuti
atau membuat mereka kagum, tetapi sebaliknya membuat bangsa ini
menemukan bahwa Allah hidup dan ingin mencari mereka.
Kemenangan di Karmel adalah kemenangan Tuhan. Itu juga adalah
kemenangan Elia. Allah menemukan nabi-nabi dan menyelamatkan bangsa-Nya
melalui mereka. Kita terkejut dengan pembunuhan massal yang menyusul;
tetapi Elia hidup di suatu dunia yang kejam di mana kematian adalah
hukuman normal bagi yang kalah, dan pemikirannya sejalan dengan zaman
itu.
Selain itu, hukuman kejam ini mengajarkan kepada kita bahwa kehilangan
hidup seseorang tidaklah seserius kehilangan diri sendiri karena
menganut nilai-nilai yang salah, menipu diri sendiri, dan menipu setiap
orang.
• 19.1 Elia takut dan lari menyelamatkan hidupnya. Maka mukjizat tidak
menyelesaikan masalah-masalah iman secara ajaib. Pertobatan bangsa ini
akan menjadi suatu pekerjaan yang lama dan berat.
Kita dapat melihat pada peta bagaimana Elia melewati dua kerajaan
Israel dan Yudea dari utara ke selatan. Karmel letaknya 250 km dari
Bersyeba, kota terakhir sebelum padang pasir di sebelah selatan Yudea.
Perjalanan ini terlalu panjang untukmu. Elia hanya mencari jalan masuk
ke padang pasir untuk menyelamatkan dirinya, tetapi Allah membawanya
lebih jauh lagi. Ia diberi roti yang ajaib yang mengingatkan kita pada
manna yang diterima bangsa Yahudi di padang gurun dan meramalkan roti
Ekaristi yang akan diberi Yesus bagi perjalanan rohani kita (Yoh 6:8).
Ia berjalan 40 hari 40 malam (Kel 24:18). Elia pergi bertemu muka
dengan Tuhan. Yesus sendiri akan pergi ke padang pasir sebagai bukti
penting dan kita juga waktu-waktu tertentu, perlu “pergi ke padang
pasir” (kadang kala Allah sendiri menempatkan kita di padang pasir (Hos
2:16). Perjalanan Elia seorang diri menunjukkan apa yang harus dijalani
oleh mereka yang mencari Allah. Betapapun kita membutuhkan dukungan
dari pasangan kita, teman-teman kita, dari Gereja, setiap kita membuat
perjalanan sendiri-sendiri, dan Allah memanggilnya secara pribadi untuk
bertemu dengan-Nya.
• 9. Demikian Elia tiba di Horeb: Horeb adalah nama lain dari Sinai,
di mana Tuhan menyatakan diri kepada Musa empat abad sebelumnya.
Naiklah menggantikan Tuhan. Kepada dia yang terbakar oleh cinta yang
besar kepada Allah, Allah menyatakan kelembutan-Nya yang luar biasa
yang tak dapat kita bayangkan. Demikian, Tuhan lebih sering menyatakan
diri melalui angin sepoi-sepoi daripada badai atau gempa.
Apa yang sedang engkau kerjakan di sini, Elia? Pertama, Allah
mengajukan sebuah pertanyaan dan mengharuskan sang nabi untuk menyelami
kedalaman hatinya. Tetapi tak ada sesuatu dalam diri Elia, kecuali
cintanya yang sepenuh hati kepada Tuhan. Sebaliknya Tuhan menyatakan
rencana-rencana-Nya yang sempurna.
Hazael, Yehu, Elisa. Tuhan mengatakan kepada Elia tentang masa depan
Israel dengan sebuah kebenarannya yang tragis: kerajaan yang secara
gemilang lahir pada masa Daud dan Salomo akan lenyap. Ini merupakan
akibat dari ketidaktaatan bangsa Israel.
– Hezael, raja Siria, adalah raja musuh yang akan menaklukkan dan
mempermalukan Israel.
– Yehu akan menghancurkan keluarga Ahab dan membasmi para pemuja Baal.
– Elisa akan menyebarkan kata-kata ancaman dari Tuhan.
Namun, Israel tak akan lenyap seluruhnya, karena Allah memelihara sisa
yang dinyatakan secara simbolis dengan tujuh ribu orang Israel yang
belum menyembah Baal.
Wahyu ini menjelaskan perutusan dari para nabi dalam Kitab Suci.
Kebanyakan dari mereka, dan yang terbesar di antara mereka, hidup
selama tiga abad di mana Israel melewati masa keemasan Salomo ke masa
pengasingan. Demikian para nabi:
– Mencoba menghentikan ketidaksetiaan bangsa terpilih yang sedang
menuju kebinasaan.
– Menganjurkan perubahan dari dalam, yaitu hati mereka.
– Mengajarkan masa depan yang indah yang telah disediakan Allah bagi
“sisa” kaum Israel, setelah kehancuran kerajaan mereka di tanah
Palestina.
• 19. Elia melewati Elisa dan melemparkan jubahnya kepadanya. Ia
memanggilnya sama seperti Allah memanggil rasul-rasul-Nya: “Ikutilah
Aku”. Barangkali Elia menafsirkan jawaban: “Biarkan saya memeluk orang
tua saya”, sebagai bukti keraguan Elisa untuk meninggalkan segalagalanya, dan karena alasan ini, ia menjawab: “Kembalilah bila engkau
menghendaki, tak ada yang penting”. Tetapi Elisa sesungguhnya hanya
ingin berpamitan dengan sanak keluarganya secara sopan (bdk. Luk 9:61).
Sejak saat itu, Elisa menjadi murid Elia dan menjadi penggantinya di
Israel.
• 21.1 Nabot menjaga kebun anggurnya, lebih karena merasa hormat atas
warisan dari ayahnya daripada untuk kenyamanan dirinya.
Umumkan suatu masa puasa (ay. 9). Tentu saja Izebel mengambil
keuntungan dari malapetaka saat itu, baik musim kemarau atau wabah.
Para tetua kota harus mengumpulkan semua orang untuk berpuasa dengan
khidmat dan suatu pertemuan di mana mereka dapat menemukan “siapa yang
mendatangkan hukuman Allah ini”.
Yang bersalah adalah Nabot dan dengan ini Izebel secara sah
memerintahkan untuk membunuh dia.
Engkau membunuh dan pada saat yang sama mengambil harta. Kejahatan
Ahab tidak lebih jelek dari kejahatan Daud yang menyuruh membunuh Uria
agar ia mendapatkan istrinya (2Sam 12). Elia menemui Ahab seperti Natan
datang dan memarahi Daud.
• 22.1 Pada masa itu, perang adalah sesuatu yang biasa. Suatu bangsa
tidak akan bertahan hidup tanpa terus-menerus berperang dengan yang
lain. Berperang, membunuh dan mati bukan apa-apa melainkan tanda-tanda
kehidupan (lih. 2Sam 11:1). Paling tidak satu kali raja-raja Israel dan
Yudea bersatu tetapi penulis menggambarkan keduanya sangat berbeda.
• 5. Mikha ini tidak boleh dikacaukan/disamakan dengan nabi Mikha dari
Morasti (Mi 1:1). Raja-raja duduk pada pintu gerbang. Pada abad-abad
itu, pintu masuk ke kota sangat sering berupa pintu gerbang dari tembok
yang
mengelilingi
seluruh
kota.
Di
sanalah
tempat
orang-orang
berkumpul, seperti yang dilakukan sekarang di alun-alun. Di sanalah
pengadilan memutuskan hukuman dan perkara-perkara disidangkan; di
sanalah para tetua menghabiskan waktu berjam-jam bercerita sambil
duduk.
Teks ini ingin mengajarkan dua hal:
– Sabda Allah yang mengutuk keluarga Ahab dinyatakan secara sempurna:
penipuan-penipuan nabi-nabi, strategi raja dan kejadian-kejadian yang
tak terduga terjadi bersamaan untuk memenuhi apa yang telah diumumkan:
raja akan mati dan anjing-anjing akan menjilat darahnya.
– Pertentangan antara nabi-nabi yang benar dan nabi-nabi yang palsu.
Kepada para nabi orang-orang meminta nasihat tentang masa depannya,
dan mereka menolong iman orang-orang tersebut. Pekerjaan mereka sulit,
karena mereka harus memberikan jawaban yang menyenangkan pelanggannya.
Sementara itu, Roh Tuhan yang adalah satu-satunya yang dapat menyingkap
masa depan dengan pasti, berbicara bila mau dan ia sangat sering
mengatakan apa yang kita tidak ingin dengar, karena itu banyak nabi
tidak memberikan jawaban dari Allah.
Aku akan mengatakan apa yang Tuhan perintahkan. Inilah ciri utama nabi
yang benar untuk menghadapi pertentangan.
Aku telah melihat Tuhan (ay. 9). Mikha mengatakan kepada kita secara
jelas bahwa seseorang tidak boleh percaya pada mimpi-mimpi dan
khayalan-khayalan yang datang dari dalam rohnya sendiri.
Juga seorang hendaknya tidak percaya begitu saja kepada mereka yang
berpura-pura mendapat ilham, seperti politisi, teoritisi, para ahli
perdagangan dan semua yang berjanji membuat kita bahagia.
• 39. Pernyataan yang mengacu kepada Ahab membuat orang berpikir bahwa
ia mengalami kematian secara biasa. Orang dapat melihat bahwa semua
kisah terdahulu hanya berbicara tentang raja Israel, dan menyebut Ahab
sekali saja pada 22:20. Sesungguhnya, kisah ini pada awalnya merujuk
pada Yoram, putra Ahab (2Raj 1:14-16), dan dalam dia (Yoram) nubuat
Elia dalam 1Raj 21:21 dipenuhi.
Download