“Deuteronomos” (diterjemahkan dengan “Ulangan”) berarti hukum kedua. Kitab ini mendapat nama Ulangan karena hukum ini ditulis dalam Kitab Suci sesudah semua hukum selesai dicatat dalam Kitab Imamat dan Bilangan. Namun, sebagian dari kitab ini telah ditulis sebelum kitab-kitab lain itu. Apa yang sudah ditulis itu merupakan usaha pertama untuk mempersatukan perintah-perintah dan kebiasaan-kebiasaan supaya Israel mendapat hukum yang memberi hidup kepada mereka. Ketika Kitab Ulangan diedit pada abad ketujuh sebelum Masehi, lebih dari 500 tahun telah berlalu sejak perjumpaan Musa dengan Allah, tanah Kanaan telah dikuasai, Kerajaan Daud dan Salomo telah ditegakkan, lalu dipecahkan. Bagian terbesar dan paling makmur, ke arah utara, yang disebut kerajaan Israel, telah punah dan pada waktu itu nasib yang sama mengancam kerajaan Yehuda, propinsi selatan itu. Pada waktu itu hukum Yahweh ini menjadi terkenal, suatu hukum yang mewahyukan kepada umat alasan kekalahan mereka dan yang memberi mereka kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Tulisan hukum ini tertinggal karena dilupakan di Bait Allah pada waktu penganiayaan Manasye. Ketika ditemukan pada tahun 622 (2Raj 22), penemuan hukum ini menjadi dasar gerakan pembaruan Yosia. Musa dan Kitab Ulangan Kitab Ulangan disambut oleh bangsa Israel dan gembala-gembala mereka sebagai sabda Allah dan ajaran Musa sendiri, tetapi penulis-penulisnya adalah para imam dan nabi-nabi yang merangkum dalam kitab ini pengalaman Israel selama perjalanan sejarah mereka. Seperti terjadi dalam kitab-kitab lain dalam Kitab Suci, penulis-penulis Kitab Ulangan menempatkan di mulut Musa wejangan-wejangan yang mereka sendiri ingin berikan kepada umat. Mereka membayangkan bahwa sebelum kematiannya, Musa telah melihat lebih dulu nasib tragis yang akan menimpa umatnya. Mereka mengaitkan dengan Musa peringatanperingatan dan hukum yang masih bisa menyelamatkan Israel. Kitab Ulangan sesungguhnya menggunakan khotbah para nabi mengenai keadilan dan kasih; dan hal itu merupakan usaha pertama di seluruh dunia untuk menciptakan suatu masyarakat yang bertanggung jawab dan penuh persaudaraan. Kasih kepada Allah dan Tanah Terjanji Musa telah memerintahkan penaklukan tanah Kanaan. Kitab Ulangan mengatakan bahwa berhubung tanah ini adalah hadiah dari Allah, maka Israel haruslah mematuhi hukum supaya mereka bisa tetap menguasai tanah itu. Musa hanya berbicara tentang mengabdi kepada Allah. Kitab Ulangan sekarang memaklumkan hukum-hukum besar tentang kasih kepada Allah. Allahlah yang lebih dahulu mencintai kita. Allah tidak memberikan kasih-Nya secara sembarangan kepada siapa saja, tetapi Ia mencintai teristimewa mereka yang Ia pilih untuk mengabdi kepada-Nya (Ul 7:6-8). Dan bukti bahwa Allah telah memilih Israel dapat dilihat dalam campur tangan ilahi yang memihak mereka ketika Ia membawa mereka keluar dari Mesir (Ul 4:32-40). Israel haruslah membalas kasih Allah dengan kasih yang berasal dari hati (hal ini tidak ditemukan dalam Kesepuluh Perintah Allah). Lihat Ul 6:1-9. Orang-orang Israel harus mempertahankan solidaritas; mereka harus sanggup mencintai dan mengampuni satu sama lain (Ul 15). Mereka harus juga bersatu sekeliling satu-satunya Bait Allah di Yerusalem (Ul 12). Hanya ada satu jalan untuk mengasihi allah, yaitu mengasihi-Nya dengan setia (Ul 13). • 1.6 Setiap bangsa mempunyai hukum-hukumnya yang merupakan hasil dari pengalaman panjang suatu masyarakat dan adalah juga hasil refleksi para pemimpin mereka. Hukum-hukum Israel terbentuk dengan cara serupa, tetapi pengalaman Israel berbeda dengan pengalaman bangsa lain. Maka, sebagai pengantar untuk hukum-hukum Israel, para penulis kitab Ulangan menempatkan di mulut Musa suatu wejangan panjang yang mengingatkan Israel akan pengalaman pertama itu. Bab-bab pertama ini tidak mengulangi keberangkatan dari Mesir itu sendiri, tetapi berbicara tentang peristiwa-peristiwa di padang gurun, khususnya apa yang terjadi di Kadesy, daerah yang agak subur di bagian selatan Palestina, tempat orang-orang Israel tinggal selama “empat puluh tahun.” Bab pertama mengingatkan kita akan diangkatnya para hakim: karena Musa adalah pembuat hukum pertama bagi umat-Nya, mereka yang datang sesudah dia selalu mengacu kepada otoritasnya. Bab ini juga berbicara tentang pemberontakan di Kadesy; sudah pada awal sejarah mereka, bangsa Israel menyadari betapa mahal harga yang harus dibayar apabila mereka melawan bimbingan Allah yang bijaksana. Bab tiga dan empat berbicara tentang kedatangan di Tanah Terjanji: Adalah Yahweh yang membawa mereka ke sana dan mereka harus mendengarkan Dia jika mereka hendak hidup bebas terus di tanah mereka itu. • 4.1 Musa menarik suatu pelajaran dari pengalaman di masa lampau dan meyakinkan kita untuk mematuhi hukum Allah, ia mengundang kita untuk tetap membuka mata kita: Kamu yang tetap setia kepada Yahweh masih hidup sampai sekarang sedangkan yang lain sudah mati. Di tengah-tengah banyak orang “mati” yang rewel dan berkelahi antara mereka sendiri di dunia, orang beriman itu sungguh hidup. Dan Musa berkata juga: Adakah suatu bangsa yang mempunyai hukum-hukum seperti hukum ini? Tetapi ada saat-saat dalam hidup di mana godaan-godaan menimpa kita dan tampaknya jika kita meninggalkan tatanan ilahi, kita akan menemukan kebahagiaan; tetapi kebahagiaan hanya dapat ditemukan dengan menaati hukum Allah dan hukum Allah tidak membutuhkan persetujuan kita: Jangan menambah atau mengurangi apa-apa. Adakah suatu bangsa yang dewa-dewanya begitu dekat seperti Yahweh? Dewa-dewa itu adalah sahabat-sahabat palsu dan hanya merupakan proyeksi bayangan kita: kita bermain dengan mereka dan berusaha mengambil hati mereka supaya rencana-rencana kita bisa tercapai. Tetapi Allah hadir dalam seluruh misteri-Nya, sungguh hadir namun sekaligus di luar jangkauan kita. Sekalipun kita tidak melihat Dia, kita mengenali Dia dengan pasti dan setiap kali Ia mendekati kita, Ia membuat kita merasa aman. Seluruh Kitab Suci menegaskan bahwa campur tangan Allah itu sungguh terjadi dan mempunyai nilai historis. Jangan melupakan hal-hal ini yang dilihat dengan mata kamu sendiri (ay. 9). Adalah benar bahwa kisah Musa ditulis beberapa abad kemudian dan banyak peristiwa tentang pengembaraan orang-orang Israel di padang gurun menjadi legenda-legenda. Tetapi legenda-legenda tentang manna, awan, dan penyeberangan laut tidak mungkin muncul seandainya komunitas Israel tidak mengalami berulang-ulang penyelenggaraan Allah dan tangan-Nya yang kuat. Israel mengalami Allah setiap hari sebagai Bapa yang mendampingi anak-Nya (Ul 1:31). AGAMA DAN IMAN Kedua istilah ini sering muncul apabila kita berbicara tentang hubungan kita dengan Allah. Tetapi kita harus tahu apa yang dimaksudkan dengan “agama” dan apa yang kita katakan apabila kita berbicara tentang “iman”. Masyarakat bangsa-bangsa kuno bersifat “religius” sama seperti banyak bangsa sekarang: mereka percaya bahwa dunia yang mereka diami adalah karya seorang Allah-Pencipta. Oleh karena itu, kita temukan dalam semua agama purba, sama seperti pada halaman-halaman pertama Kitab Suci, kisah-kisah tentang penciptaan, yang menerangkan asal-usul dunia dan umat manusia. Berhubung Sang Pencipta adalah sumber ciptaan, hanya Dia yang bisa memberi peraturan-peraturan supaya berfungsi dengan baik: semua agama secara naluri memasukkan dalam kisah-kisah mereka ketetapan-ketetapan tentang moral. Allah dalam satu agama (atau dewadewa karena politeisme merajalela) dilayani oleh suatu kelompok imam yang atas nama umat, bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu yang telah Ia berikan kepada manusia dan memohon kepada-Nya untuk mengulangi kebaikan-Nya itu pada tahun berikut. Maka pesta-pesta keagamaan terdiri atas pertama-tama dan terutama ucapan syukur dan persembahan hasilhasil pertama, sama seperti yang kita lihat dalam teks-teks ritual dalam Perjanjian Lama. Agama pada kodratnya bersifat memelihara karena agama menjamin ketertiban di dunia; tidak ada “harapan”: kita tidak punya harapan untuk sesuatu yang baru, tetapi hanya berharap supaya besok akan sama seperti hari ini dan akan memberi apa yang kita butuhkan di dunia ini. Apabila kita membuka Kitab Suci, ketika kita “menyatakan iman kita” kita mengakui juga bahwa kita orang beragama; tidakkah kita katakan, “Aku percaya kepada Allah yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi?” Tetapi agama yang kita anut telah diubah secara total oleh iman: Allah, Sang Pencipta mewahyukan diri-Nya kepada Israel, yang telah dipilih sejak keabadian menjadi “saksi-saksi di antara bangsa-bangsa.” Dari abad ke abad Allah telah mewahyukan diri-Nya dalam sejarah Israel: Ia menuntun umat-Nya bagaikan seorang bapa menuntun anaknya (Ul 1:31), menuju suatu kepenuhan yang tak dapat dipikirkan atau dibayangkan oleh manusia (Ef 1:15-23; 3:14-21; Kol 1:9-14; 1:25-27). • 10. Musa mengingat pengalaman di Gunung Sinai (juga disebut Gunung Horeb) karena iman berakar pada suatu pengalaman. Ketika Paulus berusaha meneguhkan iman orang-orang Kristen yang tergoda untuk meninggalkan jalan yang benar, ia mengingatkan mereka akan pengalaman mistik mereka ketika mereka diterima ke dalam Gereja (Gal 3:1; Ibr 12:18). Kamu tidak melihat suatu rupa; kamu hanya mendengar suara (ay. 12). Perhatikan kontras antara melihat dan mendengar, antara agama yang palsu dan iman yang benar. Agama palsu menciptakan dewa-dewa mereka sendiri (kuno atau modern, sama seperti seorang pemimpin atau ideologi) sesuai dengan cara mereka melihat dan mengartikan kehidupan ini. Orang melukis dewa mereka sendiri dan menciptakan kebenaran mereka sendiri sesuai dengan pikiran mereka yang memperhatikan hanya apa yang kelihatan, segera punya efek, apa yang bisa dinikmati dan dipakai. Tetapi iman yang benar berakar pada kata mendengar: lihat Rm 10:1417. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun mereka tidak melihat! Kita percaya pada suatu kebenaran yang diwartakan kepada kita oleh Gereja yang adalah umat Allah. Bagi seorang Kristen, tiada “wahyu khusus,” tiada “pesan ilahi” yang diterima oleh siapa pun yang mempunyai nilai jika tidak lebih dahulu sesuai sepenuhnya dan bergantung sepenuhnya pada Sabda Allah maupun pada Gereja yang dipilih Allah sebagai saksi dan penjamin sabda-Nya (Kis 10:41). Jangan membuat patung berhala, yaitu suatu dewa yang diukir (ay. 16). Kita sudah kembali pada larangan membuat gambar Allah. Lihat komentar pada kitab Keluaran 20:4. Entah gambar itu dari suatu kekuatan yang tercipta (seperti matahari) atau gambar dari seorang pemimpin atau lambang suatu kelompok (negara, partai) tak sesuatu pun yang tercipta dapat dianggap ilahi. Dilarang juga membuat gambar Allah karena Ia kudus, yaitu Ia tidak sama seperti apa pun yang bisa kita pikirkan atau bayangkan. Jangan bersembah sujud untuk menyembah dan melayani mereka sebagai dewa-dewa. Nyatanya sekarang sedikit saja yang berbicara tentang menyembah sesuatu atau seseorang. Tetapi menyembah itu sama dengan menyerahkan diri. Banyak orang melayani dewa-dewa politik atau dewadewa konsumerisme yang mengasingkan diri kita. • 25. Ayat-ayat ini mengingatkan kita akan cerita tentang anak yang hilang (Luk 15). Karena Israel adalah umat pilihan, mereka mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Tanah adalah hadiah dari Allah dan mereka akan kehilangan tanah itu jika mereka meninggalkan Dia. Orangorang Israel hidup sesuai dengan Perjanjian Pertama di Gunung Sinai. Mereka mengharapkan hadiah-hadiah material, kemakmuran, tanah yang luas dan kedamaian dari Allah: Yahweh tidak menunjukkan mereka siksaan selain mereka akan dibawa ke pembuangan: meninggalkan tanah yang mengagumkan itu. Tetapi ada juga janji itu: di sana kamu akan mencari Yahweh, Allahmu. • 32. Belum pernah ada perbuatan-perbuatan sebesar itu (ay. 34). Lihat komentar pada 4:9. Ada banyak orang yang berpikir bahwa ajaran utama Kitab Suci ialah “percaya kepada Allah”. Ungkapan ini menimbulkan banyak kebingungan. Iman biblis bukanlah percaya bahwa Allah itu ada, atau bahwa Allah berkuasa, atau bahwa Allah bisa membantu kita. Sebaliknya, yang penting ialah bahwa Allah memilih Israel untuk suatu tugas khusus di dunia, bahwa Allah adalah Allah satu-satunya dan bahwa Israel berbeda dengan semua bangsa lain. • 41. Di sini dimulai “wejangan Musa” yang kedua. Dalam bab 5:1-22 Dekalog (yaitu kesepuluh perintah Allah) diperkenalkan untuk kedua kalinya dan dengan cara yang sangat mirip dengan apa yang dinyatakan dalam kitab Keluaran 20:2. 5:23-31. Allah ingin menemukan seseorang yang bisa tampil di hadapanNya atas nama seluruh umat. Kemuliaan Musa terletak pada kenyataan bahwa ia menjadi semacam pengantara atau wakil Israel. 5:29. Tujuan hukum Allah ialah untuk membahagiakan kita. Dengan demikian kasih kebapaan Allah dinyatakan. • 6.1 Dengarlah hai Israel: Yahweh, Allahmu, hanya satu. Ayat-ayat ini adalah kepercayaan orang-orang Yahudi: mereka mengucapkannya setiap hari. Yesus menyinggung teks ini ketika mereka menanyakan Dia tentang perintah yang paling utama. Lihat Mrk 12:28 dan komentarnya. Kamu harus mengasihi Yahweh dengan segenap hatimu. Kasih kepada Allah tidak bisa lepas sama sekali dari pamrih-pamrih pribadi. Israel tahu bahwa dengan membalas kasih Allah yang memilih mereka, mereka berada pada jalan yang benar dan Allah akan mengganjari mereka dengan kedamaian dan kemakmuran material. Ukirlah perintah-perintah ini dalam hatimu: selalu ingat perintahperintah ini supaya perintah-perintah ini membantu kamu menyusun pikiran kamu dan bisa menilai segala sesuatu menurut norma-norma ini. Ulangilah perintah-perintah ini kepada anak-anak kamu: karena kamu bertanggung jawab atas iman mereka. Tulislah perintah-perintah ini di tanganmu atau biarlah perintahperintah ini membimbing tindakan-tindakanmu. Letakkanlah perintah-perintah ini di depan matamu supaya kamu tidak hanya mengingatnya kalau sudah terlambat, pada saat kamu hanya bisa mengerang atas kesalahan-kesalahanmu. Ukirlah perintah-perintah ini pada pintu gerbang kota atau pakailah perintah-perintah ini untuk menuntun kehidupan ekonomi dan kehidupan sosialmu. Yahweh adalah Allah yang pencemburu – lih. Kel 20:5. Ungkapan ini mengejutkan banyak orang. Tetapi adakah cinta sejati tanpa suatu kecemburuan, bukan kecemburuan yang selalu khawatir akan ketidaksetiaan kekasihnya? Ungkapan “Allah pencemburu” menyatakan dalam bahasa yang miskin sekaligus primitif, suatu sifat Allah yang sangat penting, Allah yang penuh misteri. Dia bukan hanya kasih, seperti yang suka dikatakan oleh banyak orang, Dia adalah juga seorang kekasih. Tidaklah cukup berbicara tentang Allah yang mencintai kita semua dalam suatu visi kebaikan universal: Ia memilih mereka dan masing-masing mereka menjadi segalanya bagi Dia. Ungkapan ini sudah mengatakan kepada kita apa yang mengagumkan Paulus ketika ia berbicara tentang rencana Allah, yaitu kasih Allah yang telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (Rm 8:31-39; Ef 1:1). Berbicara tentang kecemburuan Allah adalah sama dengan menegaskan bahwa Allah tidak bisa menyangkal kasih timbal-balik dan kesetiaan yang Ia harapkan dari orang-orang yang dikasihi-Nya. Sejarah Israel akan menampakkan kecemburuan Allah ini lewat pencobaan-pencobaan berat yang Ia timpakan kepada umat-Nya: pencobaan-pencobaan yang paling pahit pun yang harus kita hadapi dalam kehidupan ini tidak sebanding dengan apa yang Allah ciptakan dalam diri kita. Jangan melupakan Yahweh sesudah kamu mendapat kepuasan. Semua peradaban modern tampaknya telah melupakan nasihat ini. Manusia merasa telah menguasai sains, teknologi, dan dunia. Lebih serius lagi: banyak sudah puas dengan menikmati alam semesta, sementara mereka kehilangan diri mereka. • 20. Orang-orang Israel merayakan Paskah setiap tahun. Setiap keluarga melakukan ritual pesta itu dalam suatu perjamuan keagamaan. Apabila mereka telah berkumpul sekeliling meja perjamuan, salah satu dari anak-anak akan bertanya kepada ayah mereka, “Ayah, apa yang akan kita lakukan?” Lalu ayah akan menjawab, “Para leluhur kita pernah berada di Mesir sebagai budak Firaun…” Kita temukan pernyataan kepercayaan ini, yaitu pewartaan iman Israel dalam ayat-ayat yang diucapkan ini. Tidak cukup kalau orang Israel “percaya bahwa ada Allah,” mereka harus mengingat kebaikan-kebaikan Allah di masa lampau supaya mereka bisa mengucap syukur kepada Dia. Demikian pula orang-orang Kristen melihat kembali ke masa lampau untuk mengingat kebaikan-kebaikan Allah kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia. Inti doa Gereja adalah perayaan Ekaristi di mana kita bersyukur kepada Allah atas keselamatan dunia lewat kematian dan kebangkitan Kristus. Janji-janji material kepada Israel adalah suatu gambaran dari janjijanji Allah kepada Gereja yang tidak lagi mengharapkan hasil panen dan domba-domba, melainkan mengharapkan bertambahnya orang-orang beriman dan berkembangnya mereka dalam Kristus. • 8.1 8:1-6 menunjukkan arti dari pengembaraan di padang gurun: suatu zaman percobaan bagi Israel. Israel miskin sekalipun bantuan Allah tidak pernah kurang. Ia memberikan kamu manna sebagai makanan, untuk menunjukkan bahwa manusia tidak hidup hanya dengan roti melainkan segala sesuatu yang keluar dari mulut Allah memberi kehidupan bagi anak-anak Allah. Manna yang diberikan kepada mereka adalah tanda dari suatu makanan lain yang dibutuhkan oleh semua orang dan yang datang dari mulut Allah, yaitu Sabda-Nya (lihat komentar pada Kel 16:16). • 9.6 Israel adalah suatu bangsa yang suka memberontak. Inilah terjemahan kita untuk ungkapan biblis: “bangsa yang tegar tengkuk,” atau bangsa yang sukar dipimpin. Apakah ini hanya suatu celaan? Sejak awal Israel adalah suatu bangsa merdeka, dan mereka mempertahankan dengan gigih kebebasan mereka; mereka tidak pernah menyembah para pemimpin mereka, tetapi selalu berargumentasi dan berkelahi dengan setiap orang, termasuk Tuhan Allah. Perumpamaan tentang anak yang hilang menolong kita memahami mengapa Allah sangat mencintai bangsa ini, dan mengapa sampai sekarang mereka tetap “anak sulung” Allah di antara semua bangsa lain di dunia. • 10.12 Di sini dinyatakan dua perintah yang disatukan oleh Yesus. Cintailah Allahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Suatu cinta yang merupakan balasan terhadap kasih Allah: “karena Allah mengikat diri-Nya kepada leluhur kamu. Ia mencintai mereka, dan kemudian Ia mencintai kamu.” Perhatikan urutan yang ada: Allah mencintai lebih dulu lalu Ia memilih; kemudian kita membalas kasih-Nya dan berusaha mengungkapkannya dengan ketaatan. Belas kasihan Allah datang lebih dahulu dan sebagaimana Paulus mengingatkan kita, tak seorang pun dapat berbangga karena jasa dan haknya di hadapan Allah (Rm 3:20). Sucikanlah hatimu. Teks ini mengatakan secara lebih tegas lagi: “Sunatlah hatimu” (lihat Kej 17). Janda, yatim piatu, orang asing. Membalas kasih Allah berarti mencintai mereka yang tak berdaya. Pada masa itu orang-orang miskin adalah orang-orang dalam masyarakat yang tidak punya golongan sosial yang jelas. Tetapi, di dunia sekarang, ada golongan-golongan dan bangsa-bangsa yang seluruhnya ada dalam situasi mereka yang disebut janda, yatim piatu, dan orang asing pada zaman itu. Dewasa ini, cinta kepada orang-orang telantar sering menuntut keberpihakan pada golongan-golongan bawah dalam masyarakat. Allah akan memberikan mereka keadilan. Jika kita tidak tahu secara spontan bagaimana mencapai keadilan ini dengan cara-cara yang diajarkan dalam injil, Allah akan mendatangkan keadilan dengan cara yang lebih radikal. • 11.1 “Kepada kamu yang telah menyaksikan mukjizat-mukjizat, aku katakan: ingat...” Ajaran-ajaran yang sama diulangi. Israel akan menetap dengan aman di tanah itu jika generasi-generasi mendatang tidak melupakan apa yang dilakukan Allah bagi para leluhur mereka. Maka, mereka yang telah melihat perbuatan-perbuatan Allah yang mengagumkan berkewajiban mengajarkannya kepada anak-anak mereka. Iman bukanlah suatu ajaran, melainkan suatu perjumpaan dengan Allah yang bertindak, perjumpaan dengan Allah yang adalah seorang Pembebas. Kita melihat Dia dalam hidup kita, dalam kehidupan suatu komunitas Kristen, yang mengubah mereka yang berjumpa dengan Dia. Pada zaman mana pun, cara para orangtua mendidik anak-anak mereka dalam hal iman ialah dengan membagikan pengalaman religius kepada anak mereka, dan menunjukkan kepada anak-anak bagaimana mereka menemukan Allah yang hidup. Iman diwariskan dari satu orang kepada orang lain. • 26. Di sini kita mendapat acuan pada Perjanjian yang dipegang oleh Yosua (Yos 8:30). • 12.1 Dalam bab 12 mulai dijelaskan hukum-hukum yang harus ditaati bangsa Israel jika mereka ingin sungguh-sungguh menjadi umat Allah. Hukum pertama mengarahkan mereka untuk menghancurkan tempat-tempat penyembahan berhala. Tempat-tempat ini biasanya terletak di puncakpuncak bukit di tengah hutan. Di sana suatu tiang didirikan di antara dua batu yang berdiri tegak. Perintah kedua mengatakan bahwa tidak ada Bait Allah selain Bait Allah di Yerusalem. Berhubung mereka berusaha melawan perbagai penyalahgunaan yang diakibatkan oleh bertambah banyaknya tempat peribadatan, para imam Yahudi berhasil menciptakan peraturan religius sekeliling Bait Allah di Yerusalem. Persatuan peribadatan ini adalah bagian dari proyek besar Raja Yosia, yaitu mempersatukan kembali kerajaan kuno di utara dengan kerajaan Yehuda (1Raj 23: 8-9). Mengapa Allah menginginkan hanya satu Bait Allah? Tampaknya karena alasan-alasan sama dengan alasan yang membuat Dia memberikan janjijanji-Nya kepada hanya satu keluarga raja, yaitu keluarga Daud. Alasannya ialah pertama-tama Israel dan kemudian Gereja haruslah menjadi suatu tanda persatuan di dunia. Jika benar bahwa manusia dapat berbicara dengan Allah setiap saat dan dengan berbagai cara sesuai dengan iman mereka, maka mereka harus menerima kehendak Allah bahwa satu umat saja yang beribadah kepada-Nya di Rumah-Nya yang tunggal, yaitu Gereja. • 13. Bab 12:13-19 menetapkan perbedaan antara memotong hewan untuk dipersembahkan sebagai korban, dan hal ini hanya diperkenankan di Bait Allah di Yerusalem, dan memotong hewan untuk memakan dagingnya, suatu hal yang bisa dilakukan di mana saja. Dari bab 12:29 sampai dengan bab 13:9: suatu peringatan baru mengenai bahaya menyembahan berhala. Kamu akan membuang yang jahat dari tengahtengah kamu (13:6). Dalam 1Kor 5:13, Paulus akan mengingat perkataan ini ketika ia minta supaya komunitas Kristen mengeluarkan dari antara mereka orang-orang yang memberi teladan buruk dan menolak memperbaiki hidup mereka. Sebagaimana telah disebut dalam kitab Nabi Yosua 6, perintah untuk membunuh mereka yang menyebabkan penyembahan berhala berasal dari keyakinan bahwa iman Israel adalah sesuatu yang paling berharga di dunia: umat pilihan Allah tidak bisa membiarkan iman mereka tercemar oleh kesalahan-kesalahan manusia, apa pun harganya atau apa pun keadaannya. • 13.1 Seorang nabi boleh melakukan mukjizat: jika mukjizatnya menjauhkan orang dari Tuhan, maka ia adalah nabi palsu. Apakah Allah menginginkan kita mengubah keanggotaan kita dari satu Gereja ke Gereja yang lain supaya kita pergi ke tempat terjadinya mukjizat? Teks menegaskan bahwa Sabda Allah dan perintah-perintah-Nya adalah satu-satunya dasar iman kita: kita tidak percaya karena kita telah melihat tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban (Yoh 4:46) melainkan karena Allah telah bersabda. • 14.3 Ini adalah suatu daftar lagi tentang binatang-binatang yang “tidak haram” dan “haram” (lih. Im 11). • 22. Dalam bab 14:22-29 kita membaca tentang persepuluhan, yaitu sepersepuluh dari hasil panen yang dipersembahkan kepada Allah. Kitab Ulangan menjadikan persembahan ini sebagai dasar iman seorang beriman. Di tempat lain dalam Kitab Suci, penulis menegaskan bahwa “orang tulus hati berbelas kasihan, ia memberi dan meminjamkan; dan pada akhirnya, ia akan memiliki tanah” sedangkan “orang yang tidak tulus hati meminjam dan tidak mengembalikan dan pada akhirnya ia dibuang keluar dari tanahnya” (Mzm 37). Orang yang tahu bagaimana memberi, tidak menghamburkan uang: ia puas dengan apa yang ia miliki dan ia tidak kekurangan suatu pun, sedangkan dia yang tidak mau memberi tidak pernah berkecukupan dan tidak pernah merasa bahagia (Ams 11:24); lihat juga 2Kor 9:6. Semangat yang sama mengilhami bab 15 mengenai tahun sabat (lih. Im 25:1). • 15.7 Penulis kitab ini merasa sakit hati melihat ada orang-orang miskin di negeri yang Allah berikan kepada anak-anak-Nya: tidakkah Allah memberikan segalanya yang perlu kepada setiap orang? Namun ada orang-orang miskin dan ia meminta para orang beriman untuk membantu mereka keluar dari situasi yang tidak layak bagi manusia. Bukan soal memberi mereka sepotong roti untuk hari ini, melainkan meminjamkan mereka apa yang mereka butuhkan untuk memulai lagi, untuk mengerjakan tanah para leluhur mereka dan mencari nafkah yang layak bagi manusia. Orang-orang Israel tahu bahwa segala utang dihapus setiap tujuh tahun. Dan sekalipun ada peraturan itu mereka akan meminjamkan apa yang dibutuhkan. • 16.1 Pesta-pesta yang dilukiskan di sini sangat mirip dengan apa yang bisa dibaca dalam kitab Imamat 23. Perhatikan desakan atas kewajiban merayakan pesta ini “di tempat yang dipilih Yahweh,” maksudnya di Yerusalem. Maka orang-orang Yahudi berziarah ke Yerusalem, paling kurang pada pesta Paskah. Yesus sendiri menaati hukum ini yang berlaku untuk semua pria, dari umur dua belas tahun ke atas (lihat Luk 2:41). Di beberapa bagian dalam Injil, kita membaca, “Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan Pesta Paskah” (*Yoh 2:13; 5:1). • 17.14 Di sini ada acuan kepada ketiga lembaga yang diakui oleh orang-orang Yahudi: raja, imam, nabi. 17:14-20. Raja-raja Israel sedang berunding dengan Mesir. Mereka mengirim pemuda-pemuda Israel ke Mesir untuk menjadi tentara dalam pasukan-pasukan Firaun sebagai ganti untuk sekian banyak kuda yang ingin mereka beli. Putra-putra Lewi tidak kebagian warisan. Tentang imam-imam dari suku Lewi, lihat komentar tentang kitab Bilangan bab 3 dan 4. • 18.9 Teks ini mengutuk para tukang sulap dan para peramal lalu memuji nabi-nabi sejati. Umat Allah hidup karena Sabda Allah, bukan hanya sabda yang tertulis dalam buku, tetapi juga sabda yang disampaikan Allah kepada nabi-nabi. Ada orang yang menerima karunia khusus dari Roh Kudus untuk memimpin masyarakat dan bangsa-bangsa menuju tujuan-tujuan sejati yang ditawarkan Allah kepada kita. Tidak boleh ada peramal-peramal di antara kamu. Manusia selalu tergoda untuk menyingkapkan misteri masa depan mereka: banyak peramal dan nabi palsu telah menjawabi kebutuhan ini, sama seperti para penulis horoskop dewasa ini, untuk merebut rahasia yang dipegang oleh Allah karena kita kurang mempercayai Allah. Tetapi bukan demikian peran para nabi di Israel: misi mereka ialah berani mewartakan tuntutan-tuntutan Allah dewasa ini. Saya akan membangkitkan seorang nabi di tengah-tengah mereka. “Nabi” di sini berarti seluruh jajaran nabi yang akan terus menyapa Israel, seperti dapat dilihat pada akhir alinea (ay. 20-22). Namun di masa yang akan datang, Israel menantikan seorang nabi yang lebih daripada semua nabi lain, seorang nabi yang akan memimpin seluruh bangsa sebaik yang dilakukan oleh Musa. Ketika Yohanes Pembaptis muncul, ada yang bertanya: “Engkaukah nabi yang akan datang?” (Yoh 1:21), dan orangorang Kristen memahami bahwa Kristus adalah “Sang Nabi” (lih. Kis 3:22). • 19.1 Orang-orang Israel mempunyai perasaan solidaritas keluarga dan balas dendam yang sangat kuat. Ketika seseorang telah membunuh orang lain, sekalipun secara tidak dengan sengaja, keluarga dari orang yang terbunuh harus membunuh si pembunuh. Di sini kita melihat bagaimana Allah bertindak untuk mendidik umatNya. Ia tidak bisa langsung mengubah sikap yang sudah berakar sangat dalam. Dengan menetapkan kota-kota pengungsian untuk orang yang telah membunuh seseorang secara tidak dengan sengaja, hak untuk main hakim sendiri dibatasi dulu, dan lama kelamaan dihilangkan sama sekali. Ayat 15. Satu orang saksi tidaklah cukup untuk menghukum seseorang. Banyak bagian dalam Kitab Suci mengingatkan kita kembali akan prinsip ini, umpamanya, ketika Yesus dihukum. • 24.5 Di sini kita membaca serentetan hukum yang menggalang relasirelasi yang lebih manusiawi. Beginilah luasnya pewartaan para nabi: dalam segala segi kehidupan sosial, mereka menciptakan di antara umat suatu semangat kerja sama dan kebaikan yang menyerupai sikap berbelas kasihan Allah sendiri. Semuanya ini ditujukan kepada suatu bangsa petani yang mempunyai ekonomi yang sangat primitif; perlu penyesuaian untuk masyarakat kita yang lebih canggih. Setiap perintah ini dapat dikaitkan, dalam urutan yang sama, dengan banyak segi lain dari hukum yang sungguh manusiawi: – bantuan bagi orang-orang yang baru menikah; – jaminan pekerjaan; – perjuangan melawan pelacuran dan eksploitasi kaum imigran; – peraturan untuk pembayaran minimun bagi mereka yang diputus hubungan kerja dan bagi keluarga orang-orang yang mogok; – upah dibayar pada waktunya; – pelarangan undang-undang penindasan kolektif. Kemudian menyusul memberi perhatian kepada orang-orang terlantar. Kita tidak bisa menganggap penghasilan yang kita peroleh sepenuhnya sebagai hak milik kita. Kita mempunyai kewajiban menaati hukum-hukum mengenai kesetiakawanan sosial dan membayar dengan setia tuntutan mereka. Dan sekarang kita tidak bisa lagi membatasi kesetiakawanan kita pada suatu rencana nasional: negara-negara yang lebih kaya haruslah berbagi dengan negara lain yang sering dirugikan oleh perkembangan mereka sendiri dan pasar bebas yang dipaksakan pada mereka. • 26.1 Ayahku seorang Aram. Alinea ini adalah semacam pernyataan iman bagi orang-orang Israel. Mereka tahu bahwa mereka dipilih dari antara orang-orang Aram yang kafir dan bahwa Allah, sesudah membebaskan mereka, telah memberikan mereka kemakmuran yang sedang mereka nikmati. Demikian pula, pelbagai rumusan dari “pernyataan iman” yang sekarang dipakai oleh Gereja, menempatkan pada intinya karya pembebasan yang dikerjakan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus bagi kepentingan kita. • 27.1 Dalam bab 27-28 kita temukan bagian akhir dari “wejangan Musa” yang ditemukan dalam bab 5-11. Perhatikan upacara pembaruan Perjanjian 27:4-26. Perjanjian itu terjadi di Sikhem, pada masa Yosua (Yos 8:32). Seluruh umat berjanji untuk menaati sepuluh perintah yang terungkap di sini sebagai kutukankutukan. Kita tahu bahwa “wejangan Musa” ini sesungguhnya ditulis pada harihari terakhir kerajaan Yehuda. Pada waktu itu, sudah cukup mengingat sejarah untuk melihat banyak kemalangan yang terjadi karena umat tidak hidup sesuai dengan jalan yang ditetapkan Tuhan. Berkat Tuhan tidak banyak, dan itu pun tidak bertahan lama. Sebaliknya, situasi-situasi yang paling kejam yang digambarkan dalam bab ini tengah berlangsung. Jika kamu menaati suara Yahweh, Ia akan mengangkat kamu di atas semua bangsa lain (28:1). Penulis yakin bahwa umat bisa mengikuti semua ini sehingga mereka bisa memperoleh kebahagiaan. Namun, kesimpulannya negatif: sesungguhnya Israel tidak mendengarkan dan melawan perintah sampai mereka binasa. Pada waktu kitab ini ditulis, Nabi Yeremia lebih pesimis lagi dengan berkata bahwa Perjanjian Pertama, dengan janji kebahagiaan material, sudah tidak berlaku lagi. Menurut dia sulitnya membuat umat berhenti berduat dosa sama sulitnya dengan mengubah warna kulit mereka (Yer 13:23). Maka, hukum yang diberikan sesungguhnya sangat baik, tetapi Israel tidak bisa menaatinya sampai Allah memberikan orang-orang beriman suatu hati baru dan roh baru (Yer 31:31). • 28.1 Sering kita minta imam untuk memberkati atau “mempermandikan” suatu rumah, sebuah perahu, sebuah mesin, suatu peralatan baru. Istilah “memberkati” yang berarti mengatakan hal-hal baik menggabungkan beberapa arti yang berbeda: – mengucap syukur kepada Allah sumber segala sesuatu; – mengacu kepada hal baik yang dipikirkan Allah mengenai hal ini atau itu yang baru dimiliki atau suatu tanda kemajuan; menjelaskan segala manfaat yang bisa diperoleh dari rumah ini, mesin jahit ini, dll. bagi perkembangan manusiawi dan rohani seseorang atau suatu kelompok. – memohon kepada Tuhan supaya kita menggunakan barang-barang ini sesuai dengan kehendak-Nya karena hanya dengan cara itu kita bisa memperoleh kebaikan yang bisa diharapkan dari hal-hal itu. Yahweh akan membangun kamu… Yahweh akan memenuhi kamu… Yahweh akan membuka bagimu… Tentu saja, semuanya ini akan terwujud apabila kita menggunakan dengan baik barang-barang itu: kita tidak mengharapkan mukjizat-mukjizat. Tetapi kita tahu bahwa keajaiban-keajaiban bisa terjadi lewat alat-alat yang sangat sederhana. • 29.1 Wejangan baru ini ditulis ketika Israel kembali dari pembuangan. Pada waktu itu Israel sudah bertekad untuk hidup setia kepada hukum Tuhan mulai membangun kembali negeri mereka. • 30.6 Perintah-perintah ini tidak melebihi kekuatan-kekuatan kamu (ay. 11): ketaatan kepada kehendak Allah adalah jalan yang paling wajar bagi mereka yang tulus hati. Sabda itu dekat padamu supaya kamu dapat melaksanakannya (30:14); namun, tak seorang pun akan melakukannya sampai ia telah mendapat “sunat di hati.” Yahweh akan menyunat hati kamu (ay. 6), yaitu Ia akan membuat kamu murni dan kudus. Lihat Yeh 36:26-27. Sedikit saja halaman dalam Kitab Suci yang menegaskan dengan sangat kuat dan dengan cara yang sangat meyakinkan kasih Tuhan, suatu kasih yang cemburu yang berasal dari hasrat hati-Nya untuk membahagiakan kita: Yahweh Allahmu akan menyunat hatimu supaya kamu dapat mencintai Dia dan kamu hidup bahagia. Yahweh akan sekali lagi berkenan memperlakukan kamu dengan baik. • 15. Teks tentang dua jalan ini sangat terkenal. Teks ini mengingatkan kita akan pentingnya keputusan-keputusan kita yang bebas dan hormat Allah terhadap kebebasan manusia (lihat juga Sir 15:11). Dalam kitab Ulangan, kesetiaan kepada Allah disebut bersama-sama dengan kenangan akan janji-janji-Nya dan ganjaran-ganjaran di bumi ini. Hal ini tidak perlu mengejutkan kita. Pada zaman kuno umat Allah tidak punya bayangan tentang kehidupan selain kehidupan di bumi ini; mereka juga tidak ada bayangan tentang kebangkitan dan persatuan sepenuhnya dengan Allah sesudah kematian. Mereka hanya berfokus pada kehidupan sekarang dan nasib kebangsaan, yang menurut pandangan mereka, lebih penting daripada nasib seseorang. Bagi mereka, keadilan Allah haruslah ditampakkan di bumi sekarang ini. Injil kemudian tidak pernah menjanjikan tanah-tanah atau rumah-rumah, kecuali dalam bentuk kiasan (Mrk 10:28). Kemakmuran tidak disebut kecuali pada hari terakhir ketika Allah akan menbarui dunia ini (Kis 3:21 dan Why 21:3). • 31.1 Bab-bab terakhir mencantumkan beberapa kenangan akan Musa. Madah dalam bab 32 adalah suatu madah pujian tentang kasih Allah yang menuntun seluruh sejarah Israel. – Yahweh memilih Israel (ay. 7-9); – Ia menuntun Israel lewat padang gurun menuju Tanah Terjanji (ay. 1014); – Israel, setelah benar-benar puas, menjauhi Allah dan menyembah dewadewa (ay. 15-18); – Yahweh menjadi musuh Israel (ay. 22-30); – Umat, yang telah dikalahkan dan dibawa ke pembuangan haruslah percaya pada belas kasihan Yahweh yang pada akhirnya akan membebaskan mereka dan membuat mereka menang atas orang-orang jahat (ay. 31-43); Ia menetapkan batas-batas bagi bangsa-bangsa menurut jumlah anak-anak Allah. Anak-anak Allah adalah para malaikat yang bertanggung jawab atas bangsa-bangsa. Sama seperti burung rajawali. Ungkapan ini menyatakan gambaran Allah yang memelihara umat-Nya; tak seorang pun akan mengambil mereka dari perlindungan-Nya. Ayat 15 merangkum sikap Israel yang memberontak. Israel bertumbuh besar, kuat dan sehat. Anak yang hilang, setelah ia menerima segala sesuatu dari ayahnya, beranggapan bahwa ia akan lebih bebas dengan menjauhi ayahnya. • 33.1 Berkat-berkat dari Musa menyerupai berkat-berkat Yakub dalam Kitab Kejadian 49. Di sini kita mempunyai pewartaan puitis tentang masa depan kedua belas suku, tetapi mungkin bagian ini ditulis kemudian, sedikit sebelum masa pembuangan. • 34.1 Kitab Ulangan berakhir dengan kematian Musa. Ada sesuatu yang agung dalam kematian di tempat terpencil dari pemimpin dan pendiri Israel. Allah telah memisahkan dia dari umatnya ketika Allah membagibagi rahasia-rahasia-Nya dan memberikan dia otoritas Allah sendiri. Musa sendiri yang harus memikul tanggung jawab dan beban Israel di hadapan Allah, sampai ia menjadi identik dengan Israel. Tidak ada lagi nabi seperti Musa (ay. 10). Seluruh iman kita diteguhkan dalam wahyu Allah, Allah satu-satunya, yang diberikan kepada Musa dan dalam pemilihan Israel di bawah pimpinan Musa. Tetapi tidak berarti bahwa wahyu telah berhenti. Israel tahu bahwa tiada nabi yang muncul sekalipun mereka terus mengharapkan akan ada seorang nabi seperti dia (18:18). Hal ini berarti bahwa iman tidak terbatas pada kesetiaan pada sebuah kitab, sekalipun kitab itu adalah Perjanjian Lama. Umat Allah terus menemukan jalan-jalan Allah, dan orang sezaman Yesus melihat dalam diri-Nya sosok “nabi” yang dinanti-nantikan. Bagi kita iman kita berakar dalam Gereja dan bersama Gereja kita setiap hari menemukan tuntunan Roh.