Prinsip Teokrasi Kerajaan Allah : Kuasa Pemeliharaan Allah dalam Kitab Ester Pdt. Agung Wibisana S.P. Pada masa pembuangan, bangsa Israel telah benar-benar melawan dan memberontak kepada Allah. Sampai akhirnya Allah menghajar mereka memasuki suatu masa “pembuangan” atau masa “pembiaran” Allah. Masa pembuangan adalah masa toleransi dan penantian Allah akan pertobatan bangsa Israel ini. Setelah melewati masa pembuangan selama tujuh puluh tahun, Allah berdiam diri tidak “menyampaikan” berita apa pun tentang “perintah dan kehendakNya”. Kehancuran besar ini sudah ditabur oleh Salomo, saat Salomo tidak memelihara Firman Tuhan, ia menyembah berhala-berhala yang disembah oleh istri dan selirnya, penyembahan berhala dari istana sampai masuk ke dalam Bait Allah. Kita belajar satu hati dan jaminan janji Allah akan Umat PilihanNya yang “terpaksa” harus dihajarNya mela lui masa pembuangan ini. Di sini kita akan melihat ada kuasa penyertaan Allah dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel ini. Kita akan belajar bagaimanakah iman Mordhekai sangat memengaruhi kehidupan iman Ester. Kata-kata bijak Mordekhai sangat tajam menusuk hati Ester. Ada Enam langkah penting dan satu langkah kunci yang harus dilakukan Mordekhai dan Ester untuk menyelamatkan bangsa Israel dari niat busuk pembunuh keji, si Haman. Pertama, iman yang tidak pernah mengalami jalan buntu, iman yang menerobos, menembus, melancarkan bukan iman yang buntu, memampetkan, berkarat, atau mengendapkan kuasa pertolongan Allah. Rancangan kebinasaan menjadi rancangan kemenangan. Iman yang memampu mengubahkan langkah penuh kelicikan menjadi langkah penuh kelicinan – Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, Maz 23:5. Kedua, Iman Mordekhai dan Ester adalah Iman yang ditanam bukan dikubur. Dengan kesulitan yang sangat hebat melalui ancaman penghancuran dan pem’bantai-basmi’an sangat kejam”, iman bangsa Israel ditanam oleh Allah menjadi iman yang penuh “pengagunganpemasyuran” dan “pengagungan” Allah. Iman bangsa Israel semakin kuat dan teguh sampai “muncul” menjadi iman yang sangat ditakuti dan dihormati oleh bangsa Media, Babilonia dan Persia. Ketiga, Iman Mordekhai dan Ester menjadi iman yang mampu membungkam dan menelanangi kejahatan Haman. Kelicikan Haman berbalik menghabisinya, sekaligus pada saat yang sama iman mereka meneriakkan kebenaran dan keadilan Allah yang tak terkalahkan. Allahlah yang memegang dan mengontrol seluruh perjalanan sejarah bangsa Israel. Keempat, iman Ester tidak boleh menjadi iman yang menunda, menghambat dan menghalangi cara Allah menolong bangsanya. Iman harus selalu setia menantikan “jalan terbaik yang Tuhan pilih”. Jika Ester tidak menolong bangsanya, Allah, El Shadday, sanggup membuka jalan yang lain dan memakai orang lain. Jika Allah mau dan berkenan memakai kita bersyukurlah, tetapi ingatlah Allah juga mampu membuang dan tidak memakai kita. Takut dan Gentarlah, Allah sanggup membangkitkan orang yang awam, biasa, lemah, bahkan yang penuh dosa pun bisa bisa dipakaiNya dengan luar biasa untuk memuliakanNya. Allah tak pernah kehabisan akan, IA selalu punyai 1001 macam cara dari yang biasa sampai yang supra alamiah yang tak terduga, penuh kejutan dan penuh keajaiban. Kelima, iman yang mampu menjadi subyek bukan obyek. Allah menginginkan kita memiliki iman yang “bersubyek”, yaitu iman lebih dulu melayani, bukan iman yang “berobyek”, yaitu iman yang menunggu untuk dilayani. Iman yang memulai atau mengepalai bukan iman yang mengekor. Apa beda mengekor dan meneladani? Mengekor itu hanya melihat apa yang ada didepan saya, tidak tahu kemana arahnya, taat-buta, tetapi meneladani adalah melihat, mengikuti dan memahami betul tujuan akhir, visi, misi hidup kita, jelas dan tidak membabi buta, tetapu taat-melek. Keenam, iman Mordekhai dan Ester, iman yang ditabur dengan air mata, dalam perkabungan, ketidakberdayaan dan diakhiri dengan luapan sorak sorai kemenangan karena kita mampu mengalahkan musuh-musuh kita dengan sempurna. Allah yang sanggup mengangkat dan menurunkan, meninggikan dan merendahkan, memberkati dan memurkai, memberi dan mencabut nyawa kita. Ketujuh, kunci yang mengikat dan menyempurnakan keenam macam iman di atas, adalah Iman yang mengatupkan, membungkam semua kedigdayaan, kesombongan, keangkuhan manusia, menjadi Iman yang menghampakan diri, iman yang membuka dan menaklukkan setiap lidah mutlak harus mengakui Allah Israel adalah Allah diatas segala Allah, Tuhan Yesus adalah Tuhan di atas segala Tuhan, Raja di atas segala raja. Iman Buah Kebangkitan Sulung Kristus inilah yang memimpin mata iman kita tertuju kepada iman Kristus. Iman Kristus adalah iman yang tak terkalahkan, penuh kelemahlembutan, penuh hikmat dan kuasa, kekudusan, kebenaran dan keadilan. Iman yang hanya tertuju pada “Wajah Kristus KRISTUS”, iman maha sempurna ini akan menyempurnakan iman kita yang rapuh ini. Coba kita nikmati, betapa panjang sabarnya Tuhan itu, Betapa dalam dan luasnya kasihsetiaNya, bangsa yang tadinay berkepala keras, bertengkuk tegar, masih diberikan kesempatan untuk kembali berserah dan bersandar hanya kepada Tuhan Allah lagi. Jika kita berbalik dari segala kejahatan dan kedegilan hati kita, Allah tetap memegang teguh janjiNya kepada Abraham, IA akan mengampuni dan memulihkan kita serta memberkati dengan membuka jalan untuk menolong kita dengan sempurna. Amen!! PSL: 1. Coba selidiki hati kita, pernahkah kita jatuh dalam iman yang salah? 2. Siapakah isi dari iman kita? 3. Puncak perubahan iman adalah dari iman penuh keegoisan dan keseombongan menjadi iman penuh kerendahan-hati, penyerahan diri dan peng’hampa-hamba’an diri? Sudah saudara memiliki iman ini? Mengapa? Teladan dalam PL: 1. Abraham 2. Yusuf 3. Musa 4. Yoshua 5. Yesaya-Yeremia-Yehezkiel 6. Habakuk 7. Yunus 8. Daniel 9. Sadrakh Mesakh Abednego 10. Dll.