Hakekat Pekerjaan Sosial Medis

advertisement
Sejarah Pekerjaan Sosial Medis



Diawali sejak para almoner (relawan yang bekerja di
rumah sakit) memberikan pelayanan sosial kepada
para pasien di RS.
Penanggung jawab pelayanan kesehatan di RS masa
itu merasa perlu memberikan pendidikan keterampilan
khusus yang berkaitan dengan pendekatan dan teknik
untuk memahami permasalahan pasien sampai kepada
tindakan yang diperlukan dalam upaya memberi
pertolongan kepada pasien dan keluarganya.
Pekerjaan sosial medis mulai berkembang di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
Eropa Barat


Tahun 1780 di AS mulai diberlakukan
pendidikan bagi setiap orang yang
berminat bekerja dalam memberikan
pelayanan sosial dan bantuan bagi
para pasien di rumah sakit.
Sejak pendidikan formal terhadap para
almoner diberikan maka para almoner
berganti nama menjadi “case worker”,
dan pelayanan yang diberikan juga dalam
setting-setting di luar rumah sakit
terutama dalam penanganan kemiskinan
di masyarakat.


Tahun 1890 di Inggris RS swasta mulai
mempergunakan PSM, dan kemudian RS
pemerintah menyusul
Tahun 1895 seorang pekerja sosial dari
The London Charity Organization
Society telah ditempatkan pada The
Royal Free Hospital.

Selanjutnya pada tahun 1905 di
Amerika Serikat, Dr. Richard
Cabot (seorang dokter yang
tertarik dengan keterkaitan antara
penyakit dengan kemiskinan)
memperkerjakan pekerja sosial
medis pada The Massachusetts
General Hospital.

Pekerja sosial yang dipekerjakan tersebut
bernama Ida Cannon pada awalnya
bekerja sebagai visiting nurse di daerah
kumuh (slum areas) sepanjang sungai
Misissippi di St Paul, Minnesota. Setelah
mendapat inspirasi dari Jane Addams
(seorang pekerja sosial yang bekerja
pada setting perumahan). Ida Cannon
akhirnya mau belajar ke Boston School
of social Work.

Di Boston Ida Cannon bertemu dengan
Dr. Richad Cabot, dan akhirnya
dipekerjakan menjadi pekerja sosial
medis di rumah sakit umum
Massachusetts. Sejak saat itu
perkembangan pekerjaan sosial medis
semakin pesat dan diakui oleh Asosiasi
Rumah Sakit Amerika (The American
Hospital Association) dan WHO (World
Health Organization).

Dr. Richard Cabot melihat bahwa
efektivitas pengobatan lebih
meningkat bila melibatkan pekerja
sosial, karena mereka dapat
menolong pasien yang memiliki
masalah individual dan keluarga.


Pada permulaan praktek masalah yang dianggap
perlu diperhatikan berkisar pada masalah ekonomi.
Henry Richardson, PSM mempunyai tujuan jangka
pendek menghilankan tekanan-tekanan baik dari
dalam maupun dari luar diri pasien.
Tujuan akhir membantu pasien menggunakan
kemampuan-kemampuannya untuk mencari dan
mempergunakan perawatan medis,
untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
untuk mempertahankan kesehatannya.


Eleanor Cockerill , fokus dari peranan peksos
medis ialah pada faktor-faktor sosial yang
menyebabkan pasien menjadi sakit, masalahmasalah sosial yang ditimbulkan oleh
penyakitnya, dan juga hambatan-hambatan yg
mungkin mengurangi kemampuannya untuk
menggunakan pelayanan medis
Minna Field, tugas peksos medis tidak hanya
dibatasi oleh tembok rumah sakit, usaha
penyembuhan berkaitan dgn keseluruhan usaha
pengobatan dan pentingnya hubungan pasien
dengan keluarga beserta masyarakat.


Munculnya fungsi dan peranan profesi Pekerjaan
Sosial di rumah sakit, yang menangani masalah
sosial emosional berkaitan dengan sakit dan
pengobatan pasien kemudian dinamakan sebagai
Medical Social Worker (Pekerja Sosial Medis)
Sejalan dengan perkembangan profesi pekerjaan
sosial serta perkembangan pelayanan kesehatan
di negara-negara maju penamaan Medical Social
Worker menjadi kurang relevan lagi. Dewasa ini
istilah yang banyak digunakan adalah Social
Work in Health Care (Pekerjaan sosial di bidang
pemeliharaan kesehatan).


Kebutuhan akan pelayanan sosial dari para pekerja
sosial medis di bidang kesehatan, semakin dapat
diterima masyarakat luas, terutama di negara-negara
maju.
didorong oleh kesadaran masyarakat bahwa
permasalahan penyakit dan kesehatan manusia bukan
hanya menyangkut aspek biofisik Tetapi menyangkut
aspek penting lainnya termasuk ekonomi, sosial dan
emosional.
Berbagai penemuan menunjukkan bahwa proses biofisik
manusia mempunyai korelasi dengan kondisi sosialpsikologis manusia, faktor sosial ekonomi dan faktor
budaya masyarakat


Pada negara sedang berkembang seperti di
Indonesa, pekerjaan sosial di bidang kesehatan
menjadi sangat dibutuhkan karena permasalahan
kesehatan umumnya terkait dengan faktor-faktor
sosial, emosional, ekonomi dan budaya
Realitas tersebut menuntut peran aktif profesi
peksos agar dapat memberikan kontribusi seperti
yang diharapkan yakni dapat melakukan
intervensi terhadap permasalahan sosial dan
emosional pasien dan keluarganya.
Pengertian

Walter A. Friedlander bahwa
pekerjaan sosial medis adalah
“pelayanan yang bercirikan pada
bantuan sosial dan emosional yang
mempengaruhi pasien dalam
hubungannya dengan penyakit dan
penyembuhannya.“

“Medical social work : the social
work practice that occurs in hospital
and others health care setting to
facilitate good health, prevent
illness, and aid physically patients
and their families to resolve the
social and psychological problems
related to the illness. “
Rex A. Skidmore dan Trackery (1994 :
146)

“Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan
kesehatan sebagai praktik kerjasama
pekerja sosial dalam bidang kesehatan
dan dalam program-program pelayanan
kesehatan masyarakat. Praktik pekerjaan
sosial dalam bidang pelayanan kesehatan
mengarah pada penyakit yang
disebabkan atau berhubungan dengan
tekanan-tekanan sosial yang
mengakibatkan kegagalan-kegagalan
dalam pelaksanaan fungsi relasi-relasi
sosial.“



Istilah pekerjaan sosial medis pada perkembangan lebih
lanjut diganti dengan istilah pekerjaan sosial dalam
pemeliharaan kesehatan (Social Work in Health Care).
Istilah pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan
dianggap lebih fleksibel dan lebih luas dibanding dengan
istilah Pekerjaan sosial medis yang hanya berkonotasi
penyembuhan (Medicine).
Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan
meliputi : pekerjaan sosial di rumah sakit (Social Work
in Hospital), Pekerjaan sosial dalam keluarga (Social
Work in Family) dan pekerjaan sosial dalam kesehatan
masyarakat (Social Work in Public Health).
Lima unsur pokok dalam definisi
pekerjaan sosial medis


Pekerjaan sosial medis merupakan praktik
pekerjaan sosial dalam intervensi
penyembuhan terhadap penyakit pasien
sesuai dengan domain pekerjaan sosial.
Setting pekerjaan sosial medis di rumah
sakit maupun di tempat-tempat
pelayanan kesehatan yang lain.



Intervensinya diarahkan untuk
memberikan fasilitas pelayanan,
mencegah penyakit dan memberikan
bantuan.
Sasarannya adalah pasien dan keluarga.
Tujuannya untuk memecahkan masalah
sosial dan psikologis yang berkaitan
dengan penyakit.
Tujuan Pekerjaan Sosial Medis

Meningkatkan dan memperbaiki kemampuan seseorang dalam
memecahkan masalah-masalah sosial emosional yang
berhubungan dengan sakit dan penyakit yang dideritanya,
baik bagi pasien maupun keluarganya

Menghubungkan/mengkaitkan pasien dengan sistem sumber

Meningkatkan efektivitas pelayanan berbagai sistem sumber
pelayanan kesehatan

Memberikan sumbangan bagi perubahan kebijakan di bidang
kesehatan
Masalah dalam akses terhadap
sumber pelayanan kesehatan



Ketidaktahuan masyarakat akan sumber pelayanan
kesehatan.
Ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau
sumber pelayanan.
Relasi interpersonal pemberi pelayanan dengan
pasien dan keluarganya.
Klasifikasi Pekerjaan Sosial di Bidang
Kesehatan
Social Work in Health
Services Systems
Social Work in
Health Care
Social
Work in
Hospital
Social
Work in
Family
Social Work in
Mental Health
Social
Work in
Public
Health
Keterlibatan Berbagai Profesional di Bidang Kesehatan
Dokter
Ahli Gizi
Pekerja
Sosial
Psikiater
KESEHATAN
Psikolog
Ahli Hukum
Dsb
Perawat
Gambar 3 : Interaksi klien – masalah – lingkungan sosial
Masyarakat
Sistem
Tempat
Kerja
Teman
Masalah
Penyakit
Keluarga
Sekolah
Tetangga
Pasangan
Teori Five Stages of Dying That Terminally Ill dari Elizabeth
Kubler Ross
Tahap ke 1 penolakan

Reaksi penolakan terhadap kenyataan
penyakit yang dideritanya, reaksi awal
seperti “ ini tidak mungkin” “ini pasti
kesalahan” reaksi ini merupakan akibat dari
kesadaran bahwa kematian segera akan
terjadi.
Tahap ke 2 gusar/marah


Pasien membenci kenyataan bahwa dia akan
segera meninggal, sedangkan orang lain masih
tetap dapat hidup dan sehat. Pada tahap ini
pasien akan marah pada Tuhan, pd diri sendiri.
pasien juga akan menyalahkan semua orang dari
mulai dokter, rumah sakit, perawat, Pasien akan
menunjukkan sikap bermusuhan.
Pada tahap ini pasien membutuhakan seseorang
yang menaruh perhatian besar padanya,
mencurahkan waktu dan pengertiannya hal ini
biasanya akan mengurangi kemarahan terhadap
kenyataan hidupnya.
Tahap ke 3 tawar menawar


Pada tahap ini pasien mulai dapat menerima
keadaan penyakitnya, tetapi mencoba untuk
berjuang dan melakukan tawaran ( biasanya pada
Tuhannya).
Pada tahap ini proses psikologi yang dirasakan
biasanya berhubungan dengan kesalahankesalahannya. Oleh karena itu pendekatan pada
segi agama akan sangat menolong dan
merupakan suatu bentuk konseling pada
seseorang yang merasa bahwa kematiannya tidak
mungkin dapat dihindari
Tahap ke 4 depresi




Pada tahap ini pasien merasa bahwa keadaan terburuk dalam
hidupnya akan dia alami dan itulah kenyataan.
Bagian pertama dari tahap ini adalah ketika pasien berduka dan tidak
mau melakukan sesuatu apapun, rasa kehilangan semangat. Dalam
bbrp kasus biasanya perlu untuk melibatkan pertolongan dari angg.
keluarga untuk membuat rencana yang realistis dan menolong pasien
untuk merealisasikan hal-hal yang sangat penting dan berarti yang
belum diselesaikannya.
Bagian kedua dari tahap ini dimana pasien memasuki tahap dukacita
atau kesedihan yg mendalam krn tdk dapat mengelak lagi dari
kematian. Pasien tidak melihat kemungkinan lain dari keadaannya.
Selama bagian ini pasien biasanya akan berdiam diri dan tidak suka
menerima kunjungan. Pada tahap ini pasien dalam proses merasa
kehilangan segalanya.
Pada tahap ini sebaiknya pasien selalu ditemani walaupun tidak untuk
membicarakan penyakitnya tetapi dia mampu memberi ketenangan
kepada pasien dengan kehadirannya.
Tahap ke 5 penerimaan


Diilustrasikan bahwa pada tahap ini
bukan merupakan tahap bahagia tetapi
tidak juga ketidakbahagiaan.
Pasien menerima kenyataan dan pasrah
diri atau tawakal. Pada tahap ini pasen
tidak tertarik untuk menerima kunjungan
tamu untuk aktif berkomunikasi.
Komunikasi dengan konselor akan lebih
disukai dan lebih kepada perlakuan dan
bukan kata-kata.

De Vaul, Zisook (1979).
• Periode utama shok, disbelief dan
penolakan.
• Periode pertengahan dimana orang
mengalami somatic akut dan
ketidaknyamanan emosi, serta
penarikan diri secara sosial.
• Periode puncak, restitusi.
ASUMSI-ASUMSI YANG MENDASARI PRAKTEK
PEKERJAAN SOSIAL DALAM BIDANG KESEHATAN

Brach & Spech.
1.
Status kesehatan masyarakat, pola-pola penyakit dan reaksi
orang terhadap penyakit, sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat.
Sakit dan penyakit sangat berkaitan erat dengan perilaku
manusia.
Akses orang terhadap sumber pelayanan kesehatan
merupakan masalah yang endemik.
Penanganan medis yang dilakukan oleh dokter saja sering
tidak komprehensif dan tuntas.
Penanganan medis yang dilakukan secara inter disipliner,
seringkali menunjukkan hasil yang lebih efektif.
2.
3.
4.
5.
Isu Umum Yang terjadi Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan
menurut Brach and Spech





Permasalahan efisiensi manajemen program
pelayanan kesehatan.
Pemberian pelayanan kesehatan tidak
komprehensif dan kurang terkoordinasi dengan
baik.
Distribusi ahli kesehatan dan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan lain yang tidak seimbang
antara desa dan kota.
Proses perencanaan pelayanan kesehatan kurang
dilakukan dalam koordinasi yang lebih baik
dengan pelayanan-pelayanan sosial dalam tingkat
komunitas.
Keterlibatan konsumen dalam pemberian
pelayanan belum dapat dicapai.
Isu umum yang terjadi
di Indonesia



Peningkatan tuntutan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan jauh
melebihi kemampuan sistem
pelayanan kesehatan
Ketidaktahuan masyarakat tentang
cara pemeliharaan kesehatan
Ketidaktahuan tentang sumber
pelayanan



Ketidakmampuan masyarakat dalam
menjangkau sumber pelayanan dan
pemenuhan fisik/kesehatan (biaya
perawatan)
Masalah relasi interpersonal pasien,
pemberi pelayanan kesehatan dan
keluarga
Responsivitas masih rendah thdp
kebutuhan pasien/masyarakat termasuk
berbagai perubahan pola penyakit.




Gaya hidup yang membahayakan
masyarakat
Kecemasan yang dialami pasien dan
keluarga dalam proses
penyembuhan
Sistem nilai masyarakat yg kurang
mendukung kesehatan
Kepedulian dan tingkat partisipasi
masyarakat yang kurang
Karakteristik Ilmu & Keterampilan
Pekerja Sosial Medis
a.
Pengetahuan
1)
Pengetahuan Pekerjaan Sosial Umum
a)
Kebijakan & Pelayanan-Pelayanan Kesejahteraan Sosial
b)
Pengetahuan tentang Tinhkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial
c)
Metoda-Metoda & Teknik-Teknik Pekerjaan Sosial
2)
Pengetahuan tentang Praktek Khusus
a)
Pengetahuan tentang Penyakit & Sebab Akibatnya
b)
Hubungan antara faktor-faktor pendukung penyakit dengan penyakit
itu sendiri
c)
Dampak-dampak Sosial & Psikologis Penyakit Terhadap Pasien,
Keluarga & Interelasi dalam Keluarga
d)
Pengetahuan tentang Penerapan & Adaptasi Konsep-konsep, Prinsipprinsip & ide-de pekerjaan sosial terhadap kebutuhan-kebutuhan
khusus rumah sakit & program-program kesehatan masyarakat
e)
Pengaruh tekanan-tekanan sosial, kehancuran & kegagalan-kegagalan
keluarga terhadap penyakit
3). Pengetahuan tentang lembaga-lembaga Pemberi
Pelayanan Kesehatan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Eligibilitas untuk mendapat pelayanan
Prosedur-prosedur administrasi untuk mendapat
pelayanan
Siapa yang membayar pelayanan & yang memberi
pelayanan terhadap kelayan
Bagaimana prosedur & bentuk catatan/recording yang
digunakan
Bagaimana proses penempatan kelayan
Peran apa yang diharapkan dilakukan oleh pekerja
sosial sebagai tim pemberi pelayanan
Model treatment khusus apa yang digunakan dalam
memberikan pelayanan terhadap kelayan (di RS &
dalam Pusat Kesehatan Masyarakat/PKM)
Pelayanan khusus apa yang diberikan lembaga &
peranan apa yang diharapkan dilakukan pekerja sosial
dalam pelayanan khusus tersebut
4). Pengetahuan tentang Kelayan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Penyakit & permasalahan-permasalahan sosial emosional
sehubungan dengan penyakit dan proses penyembuhannya
Latar belakang kelayan
Faktor-faktor pendukung penyakit
Persepsi kelayan tentang penyakit & masalahnya
Nilai-nilai & moral kelayan yang mempengaruhi penyakit &
masalahnya
Kekuatan-kekuatan kelayan untuk mengatasi masalahnya
Motivasi kelayan untuk sembuh
Pengetahuan tentang kemungkinan penyembuhan, pengobatan
& strategi-strategi khusus untuk setiap masalah kelayan
b. Keterampilan
1)
Keterampilan Komunikasi
a)
Observasi
b)
Wawancara
c)
Mendengarkan
d)
Komunikasi efektif
e)
Menjelaskan sikap & perasaan
f)
Menjelaskan pilihan, dll
2)
Keterampilan Menjalin & Menegndalikan Relasi
a)
Menjalin & membina raport
b)
Membentuk kontrak
c)
Memberikan dukungan & semangat
d)
Berinteraksi dengan orang lain
e)
Menciptakan & membina kerjasama
f)
Menciptakan & mengendalikan hubungan tawar menawar & negosiasi
3)
Keterampilan Intervensi
a)
Brokering
b)
Mediasi
c)
Liaisoning
d)
Advokasi
e)
Conferee
f)
Konseling
g)
Terapi kelompok
h)
Penggunaan kelompok tolong menolong
i)
Penggunaan kelompok rekreasi
j)
Penggunaan kelompok pertemuan/kelompok sensitivitas
k)
Penerapan alcoholics anonymous, dll
4). Keterampilan Administrasi & Manajemen Pelayanan
a)
Timing
b)
Identifikasi & analisa masalah
c)
Perencanaan pelayanan
d)
Partialisasi
e)
Individualisasi
5). Membuat & menyusun catatan kasus
a)
Menyusun laporan kasus
b)
Evaluasi & monitoring, dll
Standar pelayanan pekerjaan sosial
medis



Asesmen kebutuhan pelayanan pekerjaan sosial.
Penemuan kasus, penjangkuan dan identifikasi
kelompok rentan serta pelayanan-pelayanan yang
diperlukan kelompok tersebut.
Pelayanan konseling bagi pasien dan keluarganya
sehubungan dengan reaksi terhadap penyakit dan
kecacatan yang dialami pasien serta terhadap fasilitas
.



pelayanan
Memberikan pelayanan perencanaan pemulangan
pasien (discharge planning).
Perencanaan penerimaan pasien.
Pemberian pelayanan lanjut.







Pemberian informasi dan referal;
Pemberian konsultasi bagi staf dan lembaga di luar
rumah sakit.
Merencanakan pelayanan lembaga.
Pemberian pelayanan liaison berkelanjutan.
Melakukan kegiatan koordinasi dan perencanaan
masyarakat.
Melakukan kolaborasi dengan ahli kesehatan dan staf lain.
Mengajar, memberi konsultasi, dan melakukan penelitian.
Download