SMP Shimone, 2013 ‘Reformasi Sekolah Berpusat Pembelajaran’ (TA 2013) SMP Shimone, Kota Ushiku Sasaran Pendidikan Sekolah:Segenap warga sekolah merasa senang dengan saling belajar dan saling berkembang. Jumlah Siswa Kelas Jml. Rombel L (org) P (org) Total Kelas 3 6 99 (2) 111 210 (2) Kelas 2 6 131 (3) 98 229 (3) Kelas 1 5 89 (1) 99 188 (1) Kelas ABK 2 6 0 6 Total 19 319 (6) 308 627 (6) ( ) jumlah ABK (anak berkebutuhan khusus) terhitung tgl.1 Sept.2013 Kebijakan Dasar Manajemen Sekolah Membangun Sekolah yang Mengutamakan Kegiatan Pembelajaran Peningkatan prestasi akademik Menjamin pembelajaran semua siswa meskipun terdapat kesenjangan diantara yang mampu dan yang kurang mampu membina kelompok pembelajar yang mampu saling belajar Membangun Learning Community Pendidikan kejiwaan Mencegah terjadi ketidakhamonisan hubungan manusia seperti bullying atau perilaku bermasalah. Membina kelompok kehidupan yang mampu saling care (peduli). Membangun Caring Community Dua tantangan di atas diatasi dengan kegiatan pembelajaran yang kreatif sehari-hari Mengutamakan saling belajar (pembelajaran kolaboratif) dalam kehidupan sekolah SMP Shimone, 2013 Sasaran Sekolah: Melalui kegiatan pembelajaran membina kelompok pembelajar yang mampu saling belajar Langkah-langkah mencapai sasaran sekolah: ・ Melalui kegiatan pembelajaran menerapkan “mengenal interaksi” atau “mengenal kegiatan kelompok”, agar membangun kelompok belajar yang saling membantu. ・ Melalui kegiatan pembelajaran, mengembangkan “percaya diri (self-affirmation)”, “kemampuan untuk menjalin hubungan antar manusia yang harmonis”, “kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri”, “kemampuan menghadapi tantangan” dan “kemampuan berkomunikasi”. ・ Menyelenggarakan Lesson Study menurut tingkatan kelas dan berupaya untuk “pemahaman seksualitas”, “meningkatkan keterampilan mengajar” dan “membangun kolegalitas antar guru”. ・ Melakukan upaya pembenahan mutu pembelajaran sehari-hari berdasarkan “kriteria evaluasi” terhadap sasaran sekolah. ・ Meningkatkan ikatan kerjasama dengan lembaga eksternal dan masyarakat setempat sebagai upaya untuk mencapai sasaran sekolah (kerjasama, rasa aman dan tenteram). Tujuan Observasi Kelas dan Forum Refleksi ・ Mengamati dan menceritakan fakta-fakta dalam pembelajaran siswa sebagai suatu upaya untuk meningkatkan cara mengajar tanpa mengkritik cara mengajar guru model. ・ Melalui cerita fakta-fakta pembelajaran siswa diantara guru-guru di setingkat kelas maka akan dapat meningkatkan pemahaman tentang kepribadian siswa dan memiliki pemahaman yang sama tentang keadaan pembelajaran siswa. ・ Membangun kolegalitas antar guru dengan membuka kelas kepada guru kelas lain sehari-hari. Tema LS tahun ini Bagaimana menumbuhkan kemampuan siswa yang akan dijadikan sebagai dasar yang diperlukan untuk hidup mandiri secara sosial dan memiliki keterampilan kerja. Kegiatan pendidikan untuk menumbuhkan kemampuan yang akan dijadikan fondasi ① Pembelajaran kolaboratif (saling belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari) ② Kegiatan kelompok yang saling membantu (Proyek ikatan SHIMONE=Peningkatan kegiatan siswa) ③ Pengembangan pendidikan karir yang lebih mengutamakan praktek langsung (kegiatan belajar dari orangyang sudah bekerja/berpengalaman, mengenal dunia kerja, observasi ke SMA) TF 2012, 2013: ditunjuk sebagai Unit studi pendidikan karir Asosiasi Studi Pendidikan Prop. Ibaragi TF2013, 2013 ditunjuk sebagai forum studi pendidikan kota Usihi, BoE kota Ushiku Seminar ttg presentasi hasil studi pendidikan karir SMP; tgl. 22 November 2013 (Jumat) SMP Shimone, 2013 Langkah-langkah konkret untuk mencapai sasaran sekolah (1) <Menyatukan persepsi terhadap kegiatan pembelajaran yang bermutu > ◯ Untuk mengkreasi kegiatan pembelajaran yang bermutu 1 Kriteria-kriteria evaluasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai sasaran sekolah Apakah Anda (guru) menjalankan pembelajaran sambil mengamati raut wajah setiap siswa? (supaya menemukan siswa yang tidak mampu belajar, kemudian mendidiknya agar mampu saling belajar) 2 Apakah Anda menghubungkan sesama siswa dengan mendorong siswa yang tidak bisa belajar agar ia bertanya kepada siswa disebelahnya untuk minta diajari? (siswa yang diminta, akan mengajari sampai benar-benar mengerti, dan siswa yang diajari membalas dengan ucapan terima kasih. Hal ini ditujukan untuk mendorong siswa agar dapat mandiri sambil bergantung dengan pihak lain dalam arti yang positif. 3 Apakah Anda berupaya membina kelompok pembelajaran yang lebih mengutamakan “menyimak” daripada “mengungkapkan verbal” dalam proses pembelajaran? Apakah Anda tidak terlalu banyak berbicara? 4 Apakah Anda menegaskan diri untuk melakukan tugas, “menyimak”, “menghubungkan” dan “mempelajari kembali”? (Apakah sering terjadi pengulangan kata-kata (re-voice) guru?) 5 Soal/tugas yang diberikan kepada siswa pada setiap pelajaran, apakah “levelnya tinggi (agak sulit)” bagi siswa? (Apakah Anda sengaja memberikan tugas yang levelnya tinggi yang harus menggunakan pengetahuan dasar, daripada mengajar pengetahuan dasar dan kemudian semakin meningkatkan levelnya sedikit demi sedikit?) 6 Apakah Anda lebih memfokuskan pada menghubungkan antara “hal yang kurang mengerti atau merasa ganjil” daripada “hal yang telah dimengerti”? (Apakah Anda telah membuat suasana kelas dimana siswa dapat menyatakan “tidak mengerti” tanpa merasa malu atau ragu-ragu? 7 Untuk meningkatkan motivasi belajar, apakah Anda lebih mengutamakan adegan siswa belajar bersama kawan-kawan daripada siswa mampu memecahkan soal sendirian? (Apakah Anda membuat siswa merasa memperoleh pengetahuan dalam konteks?) 8 Apakah Anda menciptakan suasana dimana sesama siswa saling menyimak dengan denah duduknya seperti huruf “U”? (supaya dapat bertanya kepada teman di sebelahnya jika siswa tidak mengerti). 9 Apakah Anda menerapkan pembelajaran kelompok? (Apakah siswa dapat menyampaikan atau mengungkapkan pemikirannya kepada kawan-kawan sekelompok?) 10 Apakah Anda mempersiapkan berbagai “media”, agar kegiatan pembelajaran siswa lebih dinamis, kolaboratif dan mampu berbagi ekspresi sesama kawan-kawan? 11 Apakah Anda merangkumkan materi pelajaran pada tahap berakhir pelajaran, sehingga menghilangkan pikiran siswa yang fleksible? (Apakah Anda mencermati perkembangan siswa di kelompok?) 12 Apakah Anda memperhatikan kriteria evaluasi menurut sudut pandang yang berbeda-beda? ( Apakah Anda hanya memperhatikan kriteria B saja?) SMP Shimone, 2013 ◯Check list saat observasi kelas Nama Guru Model( ) Kelas Rombel Mapel 1 Jumlah siswa yang memahami tujuan dari bentuk pembelajaran. Banyak (Saat mendengar penjelasan guru atau teman, denah duduknya menjadi seperti huruf “U”, dan waktu memecahkan soal, denah duduknya menjadi kelompok kecil, dan mampu melaksanakannya.) 2 Jumlah siswa yang bersikap bekerja sama dengan kawan-kawan untuk memecahkan soal/tugas yang tinggi levelnya. 3 Jumlah siswa yang mengatakan “tidak mengeri” atau “tolong diajari” jika merasa bingung. 4 Jumlah siswa yang mengajari sampai tuntas atau selalu peduli kepada teman yang meminta bantuannya. 5 Jumlah siswa yang menyampaikan atau mendalami pikirannya sendiri dalam kegiatan kelompok. 6 Jumlah siswa yang lebih menekankan pada “menyimak” daripada “berbicara” dalam proses pembelajaran. 7 Jumlah siswa yang mempertahankan motivasi belajar melalui belajar bersama dengan teman daripada memecahkan soal/tugas sendirian. 8 Jumlah siswa yang memanfaatkan berbagai “media” dan belajar secara aktif. tgl. Sedang Sedikit Sangat sedikit Panduan Pelaksanaan Pembelajaran 1. Di SMP Shimone, seluruh waktu pelajaran merupakan waktu “saling belajar”. Karena segenap tenaga guru mempraktekkan “saling belajar” di seluruh pelajaran, maka hasilnya akan memadai. 2. SMP Shimone menekankan efek positif dari kegiatan “saling belajar” terhadap bimbingan kesiswaan. Jika hubungan sesama siswa terjalin semakin baik, saling membantu dan mampu belajar dengan sabar maka prestasi akademik akan meningkat secara alamiah. 3. Demi menjamin “pembelajaran” dan kebahagiaan setiap siswa, kita melaksanakan “saling belajar”. Mengamati siswa dengan seksama adalah penting.--> Apakah Anda berdiri di posisi yang dapat memandang semua siswa? ・ Adakah siswa yang tidak dapat belajar? Apakah soal/tugas yang diberikannya layak? apakah petunjuk dan caranya tepat? mari kita menemani mereka dan menghubungkan sesama mereka. ・ Adakah siswa yang menghadapi kesulitan?--> mari kita menemani dan menghubungkannya. ・ Adakah siswa yang tertidur?--> jangan tunggu sampai ia bangun, tetapi dengan segera menegurnya dengan lembut. 4. Lebih mengutamakan “menyimak” daripada “berbicara” Guru harus lebih dulu menyimak daripada siswa. ・ Tidakkah Anda terlalu banyak berbicara? Mengatakan kepada siswa dengan kata-kata pendek dengan nada tenang tanpa berulangulang. *Jika guru berupaya keras untuk menyampaikan sesuatu dengan suara keras, maka siswa tidak akan “menyimak” * Jika guru mengulang-ulang kata-kata siswa (re-voice), maka siswa tidak merasa perlu lagi menyimak kata siswa lain. * Yang paling penting adalah siswa sendiri menemui, menyadari dan mampu mengemukakannya dengan bahasanya sendiri. ・ Apakah Anda berupaya untuk mendengarkan gumaman siswa? ・ Apakah Anda berharap siswa akan menjawab sesuai dengan apa yang Anda harapkan? Berbagi “rasa bingung/tidak mengerti” justru lebih penting SMP Shimone, 2013 ・ Apakah Anda mendorong siswa agar bersikap “menyimak”?「 Apabila disaat Anda perlu menyampaikan sesuatu kepada seluruh siswa dan meskipun hal itu cuma sedikit, apakah Anda tetap meminta siswa untuk membuat denah duduk huruf “U”? ・ Apakah Anda berbicara sambil memandang raut wajah siswa? → Tidakkah berbicara sambil menulis di papan tulis (menghadap papan tulis) ? Tidakkah berulang-ulang menulis dan mengatakan kata pendek? ・ Sampai saat semua siswa melihat Anda, apakah Anda sabar dalam berbicara? ・ Sampai saat semua siswa tidak memegang apa pun di tangannya, apakah sabar untuk berbicara? ・ Jika siswa tidak memandang Anda atau memegang sesuatu di tangan pada saat Anda sedang berbicara, apakah Anda menghentikan pembicaraannya? 5. Keunggulan dari denah tempat duduk dengan bentuk huruf U adalah mudah melihat raut wajah siswa saat ia sedang mengemukakan pendapatnya dan iapun mudah bertanya kepada siswa lain disekelilingnya. Apakah tempat duduknya cukup dekat untuk berdiskusi? Apakah suasana mendukung bagi siswa untuk bergumam secara bebas? Gumaman siswa yang merasakan keanehan atau berbagi kesulitan dengan semua siswa? 6. Kelompok adalah wadah untuk saling belajar Tidakkah menjadi sekedar tempat untuk mengerjakan tugas? Apakah tujuan kegiatan berkelompok telah dipahami oleh siswa? Apakah perhatian Anda hanya terpusat pada pengamatan buku tulis siswa? Apakah Anda menghilangkan peluang siswa untuk saling belajar satu sama lain karena Anda ingin dengan segera mengoreksi jawaban siswa saat menemuinya. Apakah Anda memberi jawaban terhadap pertanyaan siswa? 7. Kegiatan kelompok pleno (denah duduk dng bentuk huruf U) dan kegiatan kelompok kecil boleh dilakukan dengan bebas. Melihat reaksi siswa, bentuk denah duduk dapat diubah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran, 8 Mari memotret “suasana pembelajaran yang sedang berlangsung” Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Anda agar selalu dapat mengamati raut wajah siswa 9 Mari sering mengamati kegiatan pembelajaran di kelas yang lebih atas. Hal ini dilakukan bukan bertujuan untuk mengamati keterampilan mengajar guru, melainkan agar Anda dapat melihat sosok siswa yang telah melakukan “saling belajar” secara terus-menerus, yaitu, citra siswa yang diharapkan. Atas keyakinan bahwa “berada bersama dengan teman” membuat siswa lebih bahagia daripada hanya “mengerti”, dan hal itu akan menjadi landasan untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa Tujuan Lesson Study SMP Shimone Anak-anak yang baru menginjak masa remaja, kadang mampu menilai dirinya sendiri dengan kepala dingin atau membandingkan dirinya dengan orang lain. Lagi pula, laju pertumbuhan tubuh lebih cepat daripada kejiwaannya, sehingga pertumbuhan jiwa dan raga tidak seimbang. Mereka yang berada pada masa seperti itu, kadang mudah cemas dengan perkataan atau perilaku yang tak berarti sebenarnya dari orangtua maupun teman-teman, atau menjadi terlalu peka terhadap hasil ujian. SMP Shimone, 2013 Dari berbagai rasa cemas akibat hasil pembelajaran, hubungan dengan teman-teman atau hubungan dengan anggota keluarga dapat membuat mereka rasa rendah diri (atau turunnya rasa percaya diri/selfaffirmation atau rasa harga diri). Hal itu menyebabkan masalah seperti tidak mau bersekolah, bullying, kekerasan dan sebagainya. Sementara, hakikat belajar anak di sekolah bukan hanya mendapatkan pengetahuan dari guru saja, tetapi juga dengan melalui interaksi dan belajar bersama dengan kawan, ia akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, berekspresi dan menjalin hubungan dengan orang lain dan sebagainya, dan sebagai hasil akhir proses tersebut, ia akan memiliki prestasi akademik yang memadai. Berdasarkan pandangan tersebut, maka kami ingin meninjau kembali hakikat belajar di sekolah. Kami mencoba mengubah paradigma “pelajaran” dimana merupakan waktu kegiatan yang paling banyak dihabiskan oleh siswa dalam satu hari di sekolah dari sudut pandang berikut: ・ Adanya siswa-siswa yang tidak dapat belajar dengan berbagai macam alasan (misalnya karena dibullying, adanya masalah keluarga, menyandang cacat, tidak memiliki prestasi dasar dll.). Supaya pembelajaran mereka masing-masing dapat diwujudkan, para guru sengaja menghubungkan sesama siswa agar terbentuk interaksi diantara mereka, dengan demikian, kami menjamin hak belajar seluruh siswa. ・ Ketika pembelajaran sesama siswa terhubungkan, maka akan terbentuk “kelompok pelajar yang saling belajar”, dan akhirnya kelompok itu akan menjadi “kelompok pelajar saling care (peduli) satu sama lain” ・ Melalui kehidupan sekolah yang mewujudkan kelompok saling belajar, siswa dapat meningkatkan “rasa harga diri”, “pemahaman terhadap pihak lain”, “bergabung dengan kelompok”, “memiliki rasa empati” dan “mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain”. Jika tujuan kegiatan pembelajaran sehari-hari mencakup hal hal diatas maka akan terjadi peningkatan prestasi akademik yang memadai dan hubungan antar manusia akan lebih kaya. <Potret Kegiatan Siswa: suasana pembelajaran yang sedang berlangsung > * Guru mengambil foto para siswa pada saat pengajaran sedang berlangusung. *Foto-foto tersebut diperlihatkan kepada siswa dengan photo-vision. ・Guru--- merefleksi pengajaran diri sendiri. Membangun kolegalitas melalui berbagi pandangan terhadap pembelajaran yang berkualitas tinggi dengan sesama guru. ・Siswa---dapat merefleksi pembelajaran dirinya sendiri. Mencontohkan hal-hal yang positif dari perilaku teman dan meningkatkan keterampilan untuk kehidupan. Memanfaatkan peningkatan pemahaman terhadap pihak lain, daya empati dan rasa percaya diri. * Memamerkan foto-foto sebanyak mungkin, berarti memberi pengakuan terhadap upaya siswa dan mendorong mereka untuk lebih maju. SMP Shimone, 2013 Penilaian sejauh mana sasaran sekolah telah tercapai 1. Hasil C & S test, tingkat kepuasan terhadap kehidupan kelas dan survey mengenai rasa percaya diri 2. Hasil tes diagnosis prestasi akademik Propinsi dan tes prestasi akademik tingkat Nasional C&S Test 1. Dari hasil survey tingkat kepuasan terhadap kehidupan kelas (rombel), dapat diketahui kecenderungan suasana kelas secara keseluruhan. 2. Dari hasil masing-masing, dapat diketahui perubahan rasa percaya diri siswa (=>図貼付け) Tes prestasi akademik 1. Tes prestasi akademik dan kondisi pembelajaran tingkat nasional TA2013 2. Tes untuk diagnosis prestasi akademik Propinsi (=>図貼付け) *上記、青字は訳さないでください。