Modul Marketing [TM2]. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Marketing
Marketing Basic, Marketing
Mix (4p+3P), Marketing
Process, Pemahaman tentang
konsumen
2014
Fakultas
Program Studi
Fakultas Teknik
Perencanaan dan
Desain
Desain Produk
1
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
MK19063
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M. Si
Abstract
Kompetensi
Penjelasan mengenai kontrak
perkuliahan yang didalamnya
dijelaskan mengenai tata tertib, teknis,
serta bahan untuk perkuliahan. Di
jelaskan juga mengenai materi
perkuliahan yang harus diterapkan
pada mata kuliah marketing di
Universitas Mercubuana
Diharapkan peserta mengikuti
perkuliahan dengan baik dengan
mengikuti petunjuk teknis pengerjaan,
sehingga dapat mengasah keterampilan,
dan mempertajam kepekaan terhadap
segala sesuatu yang menyangkut dunia
marketing dalam ranah desain.
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Marketing Basic, Marketing mix (4p+3p),
Marketing Process, Pemahaman tentang
Konsumen
Marketing Mix
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang seseorang atau kelompok
memperoleh apa yang dibutuhkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai barang dan jasa.
The
American
Marketing
Association
mendefinisikan
pemasaran
sebagai
proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan
organisasi.
Marketing mix adalah suatu alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan marketing dalam pasar target. Marketing mix adalah empat komponen dalam
pemasaran yang terdiri 4P yakni:
- Product (produk)
- Price (harga)
- Place (tempat, termasuk juga distribusi)
- Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori marketing mix juga terus
berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P selanjutnya
adalah People (orang), Physical evidence (bukti fisik), Process (proses). Penulis buku Seth
Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow. Program pemasaran yang
efektif memadukan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu program koordinasi, yang
dirancang untuk meraih tujuan pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan nilai
kepada konsumen.
Marketing mix menciptakan seperangkat alat untuk membangun posisi yang kuat ke dalam
pasar sasaran. Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli
pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat
kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap
pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau
2014
2
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (konsep pemasaran). Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga
untuk E-marketing, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain
yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.
Implementasi Teori Marketing Mix
Perkembangan dunia usaha pada saat ini begitu pesatnya sehingga menyebabkan
persaingan antar perusahaan semakin ketat. Untuk itu berbagai usaha dilakukan
perusahaan agar dapat bertahan di tengah-tengah persaingan tersebut. Dengan demikian
setiap perusahaan akan selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa pasar yang
potensial untuk memenangkan persaingan tersebut. Perkembangan pemasaran pada saat
ini dapat dikategori kan berada dalam persaingan yang saling menekan antara perusahaan
yang satu dengan yang lainnya, terlebih lagi bagi perusahaan yang mempunyai kesamaan
dalam produk.
Dan hal ini disadari betul oleh PT. Indofood Sukses Makmur, TBk dimana ketatnya
persaingan di bidang produk mie instan menjadikan perusahaan harus bekerja keras untuk
dapat memenangkan persaingan. Produk pesaing yang beredar di pasaran antara lain mie
Sedaap, mie ABC, mie Gelas serta masih banyak produk pesaing yang lain. Dengan
berbagai ragam bentuk, kemasan, rasa, harga dan kualitas yang berbeda-beda akan
memberikan pilihan kepada masyarakat sebagai konsumen dalam menentukan keputusan
pembelian. Keadaan tersebut memperlihatkan adanya persaingan yang cukup ketat dalam
pemasaran mie instan oleh masing-masing produsen. Persaingan yang timbul dalam
menggaet konsumen dimungkinkan dapat ditemukan oleh kejelian masing-masing
perusahaan dengan menerapkan strategi pemasaran yang jitu dan tidak mudah diikuti oleh
perusahaan lain. Dan suatu perusahaan akan mampu bertahan apabila barang atau jasa
yang
dihasilkan
dapat
memberikan
kepuasan
kepada
para
konsumen.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan pangsa pasar yang potensial dan sukses
memenangkan persaingan tersebut. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. pun menjalankan
kegiatan pemasaran dengan menggunakan variabel produk, harga, promosi dan distribusi
yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Dimana implementasi dari
kegiatan marketing mix yang dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. ini dapat
dilihat dalam tampilan serta content-kontent yang disuguhkan dalam situs web resminya
yaitu www.indofood.com .
2014
3
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dan pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan pengimplementasian
kegiatan pemasaran marketing mix yang dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
dalam tampilan situs resminya.
Melihat website Indofood ini, bisa dikatakan bahwa website tersebut di kembangkan dan di
maintain dengan in house division, dimana divisi dari PT. Indofood Sukses Makmur tbk yang
melakukannya. Website Indofood ini hanya berisikan mengenai informasi produk dan juga
kegiatan yang dilakukan hingga informasi bagi para investor. Bahkan didalam Website
Indofood tidak adanya transaksi secara online. Melihat banyaknya variasi produk yang
dimiliki Indofood menjadikan website tersebut menjadi mediasi untuk menginformasikan
produknya yang mungkin tidak memiliki iklan komersial. Kemudian ada juga informasi
kegiatan perusahaan (CSR dan Media Community), informasi untuk Investor (Annual
Report) dan penjelasan mengenai Indofood secara detail. Hingga resep makanan yang
dapat dipergunakan oleh pengunjung website dapat kita peroleh di website ini. Bicara
mengenai produk, kita bisa mengetahui apa saja produk dari Indofood dan kita bisa
mengetahuinya detail produk yang disajikan dalam website ini secara keseluruhan.. Website
ini juga dapat menambahkan untuk testimonial dari customer, agar terciptanya relationship
service dari Indofood secara personal. Tentu saja hal ini untuk memenuhi kebutuhan
customer yang memiliki perbedaan selera pada rasa masakan. Marketing mix yang yang
dilakukan pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. , terdiri dari empat komponen (awal)
yakni:
-Product, sasarannya adalah bagaimana pengadaan usaha penyempurnaan dan
perubahan produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat mempengaruhi daya guna dan
daya pemuas serta daya tarik dalam keputusan pembelian konsumen yang lebih besar.
Dalam website ini, Indofood menampilakn Produk Konsumen Bermerek yang terdiri dari
empat divisi yaitu Mi Instan, Bumbu Penyedap Makanan, Makanan Ringan dan Nutrisi &
Makanan Khusus. Lengkap dengan detail produknya.
-Price, atau harga dalam hal ini adalah untuk menganalisis harga yang ditentukan PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk. Dari segi harganya, website ini tidak mencantumkan harga
dari keseluruhan produk, mengingat harga beberapa produk dari Indofood bisa berbeda
setiap customernya tergantung dari retailernya. Namun untuk produk Indomie, selain dapat
dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30
atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan
masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1300,2014
4
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-Place, atau juga distribusi produk, dalam hal ini distribusi merupakan kegiatan
penyampaian produk ke tangan konsumen dengan tujuannya yakni kemudahan dalam
mendapatkan produk tersebut baik melalui pola distribusi langsung atau distribusi tidak
langsung. Dalam Website ini, Indofood menampilkan jalur distribusinya dan membuktikan
bahwa Indoofodd memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai hampir
ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif
sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai
suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet
retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani
masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
-Promotion, bagaimana konsumen dalam keputusan pembelian produk mie instan Indomie
mendapatkan informasi yang menarik dan lebih baik. Promosi yang dilakukan oleh PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk. , antara lain :
• Tagline: Indomie Seleraku
• Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
• Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
• Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta) Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi
mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan
sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam
artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa
Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi
promosinya. Indomie sempat direbut pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003)
sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian
besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup
kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi.
Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non
artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie
instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare”
untuk para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk
Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak
sekarang
Indomie
mulai
memberikan
semacam
”edukasi”
mengenai
Indomie.
Marketing mix adalah alat marketing yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
2014
5
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
marketing dalam pasar target. Hal ini dapat diwujudkan karena adanya suatu strategi yang
tepat yang digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk mie instan tersebut.
Selain kelebihan yang dimiliki tersebut, indomie mempunyai kelemahan di masa lampau
seperti tidak siapnya produk mie instan tersebut dalam menghadapi persaingan sehingga
mengalami suatu kemunduran di masa lampau. Hal ini kiranya menjadi perhatian dari
manajemen agar lebih siap menghadapi persaingan kedepannya.
Marketing Process : Menentukan Harga Desain
Berdasarkan pengalaman dari beberapa teman tentang sulitnya menentukan harga untuk
desain yang mereka buat sendiri. terlebih yang menjadi kliennya adalah teman. Hari ini akan
di share bagaimana cara menentukan harga sebuah desain. Bagaimana kita menghargai
desain yang kita buat menjadi lebih bernilai. Secara sederhana dalam menentukan pokok
tagihan ada dua hal yang harus benar-benar diperhatikan: biaya personal (tenaga ahli) dan
biaya langsung non personal (alat, proses, dan ongkos lainya) dan beberapa hal lainnya
juga perlu diketahui
Menentukan harga desain grafis merupakan suatu masalah yang rumit. Ini bisa saja karena
jenis project dalam cakupan desain yang sangat bervariatif. Belum lagi apresiasi dan
pemahaman masyarakat yang masih bias terhadap apa itu desain grafis. Pandanganku,
tidak ada hukum baku yang bisa diterapkan dalam menentukan harga desain, bahkan untuk
project yang sama sekalipun. Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang bisa
dipertimbangkan ketika menentukan harga desain. Mudah-mudahan ini membantu desainer
grafis yang sedang kebingungan dalam menentukan harga desain.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dipertimbangkan dalam menentukan harga desain
dalam sebuah project desain grafis :
1. Keahlian
Hal paling mendasar yang diperlukan untuk menentukan harga desain adalah dengan
berkaca, sejauh mana keahlian kita dibidang ini? Apa yang membuat kita berbeda
dengan desainer grafis yang lain? Semakin tinggi keahlian kita, maka akan semakin
tinggi harga yang ditawarkan kepada klien.
2. Pengalaman
Kemampuan seseorang biasanya akan berkembang (walau tidak selamanya) seiring
dengan lama jam terbang yang ditempuh. Pertimbangkan hal ini ketika menentukan
2014
6
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
harga desain sebuah project. Semakin berpengalaman seorang desainer grafis, maka
kemampuannya sebagai problem solver biasanya akan semakin meningkat. Ini adalah
poin plus yang hanya dimiliki oleh segelintir desainer grafis.
3. Waktu yang dihabiskan
Waktu adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga
desain. Sebagian desainer bahkan menentukan harga desain berdasarkan hitungan jam
yang dihabiskan untuk mengerjakan project.
4. Tingkat Kerumitan
Beda project, beda pula tingkat kerumitan yang dihadapi desainer. Semakin rumit desain
yang harus dibuat maka akan semakin banyak waktu, biaya, dan tenaga yang harus
dikeluarkan.
5. Materi Desain
Beberapa project desain terkadang membutuhkan materi-materi yang tidak murah. Materi
ini bisa berupa foto, illustrasi, dan copy writing. Kita perhitungkan berapa biaya yang
harus dikeluarkan untuk itu sebelum menentukan harga desain.
6. Outsource
Desainer grafis bukanlah manusia serba bisa yang mampu mengerjakan semuanya
sendiri. Terkadang untuk beberapa hal, kita harus bekerja sama dengan pihak lain. Bisa
itu fotografer, illstrator, layouter, kartunis, dll. Itu artinya kita harus membayar pihak yang
diajak bekerja sama. Jangan sampai kita malah tekor karena tidak mempertimbangkan
biaya untuk ini.
7. Hubungan dengan Klien
Hubungan kita dengan klien bisa mempengaruhi harga desain. Hal yang berlaku pada
industri retail kali ini berlaku disini. Biasanya, akan ada diskon atau potongan harga untuk
pelanggan yang loyal menggunakan jasa kita.
8. Siapa Kliennya
Kita harus mempertimbangkan siapa yang memakai jasa kita. Apakah perusahaan
terkenal dengan aset dan profit milyaran rupiah? atau warung makan sederhana dengan
pemasukan
100
ribu
perhari?.
Apakah
perusahaan
profit
atau
non-profit?
Menyamaratakan semuanya tentu akan membuat persaingan yang tidak sehat (tidak
seimbang dan salah arah).
Rumus Harga Desain
Menentukan harga sebuah karya desain ternyata bukan perkara mudah. Kesulitan ini terkait
dengan bagaimana harus menghargai sebuah karya kerja kreativitas? Yang pada akhirnya
2014
7
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
juga terkait pada bagaimana mempertahankan klient supaya dapat terjalin long term
relationship. Argumen apakah yang bisa diberikan seorang desainer dalam menentukan
harga sebuah desain? Inilah masalah klasik dalam dunia desain. Dari beberapa
pengalaman freelance desainer, dalam penentuan harga ada yang memberikan harga perpaket, ada yang berdasarkan jumlah halaman, ada yang menentukan flat-price, ada pula
yang menetukan berdasarkan rate per-jam atau per-hari. Bagaimana dengan Anda ?
Dibawah ini merupakan satu cara menentukan harga desain yang mungkin bisa Anda
terapkan.
HP = HT – (d x HT)
dimana: HT = [ R x W ] + K + M
HP
HT
R
W
K
M
d
= Harga Penawaran
= Harga Total
= Rate /hari atau /jam dari seorang desainer (1 hari = 8 jam kerja)
= Waktu pengerjaan
= Konsep Desain
= Material desain.
= Discount
R = Rate /hari atau /jam (1 hari = 8 jam kerja)
Rate adalah harga perhari atau perjam yang ditentukan pada kemampuan seorang desainer
dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan desain. Besarnya bergantung pada skill yang
dikuasai, pemahaman konsep desain, pengalaman, portfolio, kredibilitas klien yang pernah
ditangani, dsb. Singkatnya R bergantung pada pengalaman dan jam terbang seorang
desainer. Desainer berpengalaman yang bisa dikategorikan sebagai highly priced desainer
misalnya menentukan rate dirinya Rp. 2.000.000/hari. Sementara seorang lulusan sekolah
desain yang baru memiliki 2-3 portfolio dari perusahaan2 kecil bisa dikategorikan sebagai
pemula dengan rate misalnya sekitar Rp. 100.000/hari. Disini, seorang desainer dituntut
untuk mampu mengestimasi “nilai jual” dirinya berdasarkan faktor-faktor tersebut.
Rate bisa dihitung perhari ataupun perjam.
2014
8
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa desainer menentukan rate/hari (1hari=8 jam kerja) dengan alasan kemudahan
perhitungan. Desainer lain menerapkan rate/jam dengan alasan agar lebih gampang
menghitung waktu untuk revisi. Sebenarnya ini sama saja, kembali kepada sang desainer
untuk menghitung lamanya pengerjaan sebuah proyek desain dalam hitungan hari (agar
lebih sederhana) atau dalam hitungan jam agar lebih detail. Di negara maju dimana
pekerjaan desain sudah dihargai dengan baik, rate/jam mungkin bisa diterapkan dan
diterima oleh calon klien. Akan tetapi bila kita berbicara dalam konteks lokal ternyata
rate/jam sangat sulit untuk diterima oleh umumnya klien di Indonesia.
Biasanya digunakan sistem jumlah manhour. Perkirakan, berapa jam kerja yang akan
terpakai untuk kerjaan itu? Jumlah jam kerja itu = fee design. Berapa perjamnya? Cek
berapa wajarnya gaji ahli dengan lama pengalaman kerja. Hal ini bisa dilihat pada
kemampuan seorang desainer dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan desain. Besarnya
bergantung pada skill yang dikuasai, pemahaman konsep desain, pengalaman, portfolio,
kredibilitas klien yang pernah ditangani dan lain sebagainya.
W = Waktu Pengerjaan
Waktu Pengerjaan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
desain/proyek desain. Bisa dihitung dalam satuan hari ataupun jam. Disini desainer dituntut
untuk melakukan perhitungan yang masuk diakal dan tidak mengada-ada. Dalam
penggunaan satuan hari, variabel H tidak harus bulat, ia bisa bernilai 0.5 (setengah hari = 4
jam) hari atau 0.25 (seperempat hari = 2 jam).
K = Konsep Desain
Dalam menentukan harga konsep, seorang desainer harus bisa menguraikan konsep desain
yang ia tawarkan. Bukan hanya terbatas pada ide dan tampilan visual semata, tapi juga
mencakup hal2 lain seperti ‘look and feel’, tata letak (lay-out) yang baik dsb. Dalam kasus,
harga K kadang ditentukan dari berapa lama ia melakukan eksplorasi untuk mendapatkan
ide dan menguraikannya menjadi sebuah konsep desain.
K = Rk x Wk
K = Konsep Desain
Rk= Rate desainer
2014
9
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wk=Waktu eksplorasi
d = Discount
Dalam banyak kondisi harga discount = 0, akan tetapi adakalanya hal ini perlu
dipertimbangkan bila seorang desainer menghadapi kasus dimana calon klien merupakan
sebuah perusahaan besar dan menurut perkiraan memungkinkan terbentuknya long term
relationship dan kontinuitas proyek
M = Material Desain
Harga material desain adalah total harga pengadaan material untuk pekerjaan desain yang
mencakup harga session fotografi, pembelian stock image, pembelian lisensi additional
software, fee copywriting. dan lain-lain
Hal – hal yang harus diperhatikan
Harga W bersifat fleksibel bergantung dari skala proyek desain yang dikerjakan. Harga M
juga bersifat fleksibel karena bergantung dari harga pihak ketiga yang menyediakan material
desain (copywriter, fotografer, harga stock image, dsb). Harga d juga bersifat fleksibel
seperti telah diuraikan di atas.
Harga konsep (K) pun bersifat fleksibel. Perbedaan ada pada cara menentukan harga
tersebut. Seperti telah diuraikan di atas, ada beberapa desainer yang menetapkan nilai K
dengan rumus K=Rk x Wk. Tapi ada juga desainer yang menetapkan nilai K tanpa
menguraikannya seperti itu. K adalah sebuah nilai yang mencakup seluruh hal mulai dari
eksplorasi, ide, konsep, dsb.
Bagaimana dengan variabel R? Ada dua fenomena menarik. Beberapa freelance desainer
mematok harga R tetap (fixed) dengan alasan bahwa harga tersebut adalah standar
profesionalisme mereka. Desainer dengan harga R tinggi harus bisa bekerja dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan desainer dengan harga R yang lebih rendah untuk sebuah
hasil yang kualitasnya sama. Artinya klien yang menyewa desainer dengan R tinggi akan
2014
10
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diuntungkan dengan waktu pengerjaan (W) yang lebih singkat/cepat bila dibandingkan
dengan mempekerjakan desainer dengan harga R yang lebih rendah.
Di sisi lain ada desainer yang lebih fleksibel dengan harga R yaitu dengan menentukan nilai
R sesuai dengan kredibilitas ataupun skala perusahaan klien. Sebagai ilustrasi, desainer
seperti ini memberikan nilai R yang tinggi kepada sebuah perusahaan multi-nasional yang
memiliki aset milyaran dan memberi rate yang lebih rendah kepada perusahaan kecil
berbudget rendah, misalnya..
Jika Klien adalah Teman Sendiri
Sebagai pelaku (designer) yang mampu melahirkan karya-karya dengan kemampuan yang
jarang dimiliki oleh pelaku yang bergerak dibidang lain. Tentunya hal ini harus mendapatkan
penghargaan. Salah satunya adalah memberikan nilai ekonomis pada karya sendiri sebagai
pelaku yang bergerak dibidang industri kreatif. Ketika terbiasa mendapatkan project dari
beberapa klien dan sudah terbiasa menentukan harga yang sesuai maka akan beda
ceritanya jika yang menjadi kliennya adalah teman sendiri yang cenderung menuntut harga
yang murah bahkan gratisan. Padahal kualitas yang dibuat itu pantas kita berikan nilai yang
tinggi. Nah tips yang bisa dilakukan ada;ah coba biasakan disaat kita mengambil project
resmi gunakan bendera yang resmi contohnya jika mendapatkan pekerjaan serius. Saya
selalu memakai bendera sendiri dan bisa menentukan harga dengan cara-cara di atas.
kemudian jika tiba-tiba saya dapat project serius tapi yang menjadi kliennya adalah teman
kita sendiri saya selalu bergerak dengan bendera pribadi yang didalamnya menggunakan
perhitungan yang sama tapi akan saya kurangi persentasenya dengan diskon beberapa
persen tergantung tingkat kesulitan dari desain itu sendiri, maka hal ini bisa dengan
mudahnya diterima di kedua belah pihak antara desainer dan klien. Tapi jangan dijadikan
tradisi buat kita sebagai pelaku industri kreatif memberikan harga gratisan untuk teman yang
menjadi kliennya.
Penghargaan kita terhadap karya yang dengan susah payahnya kita buat dengan pemikiran
kreatif didalamnya, dengan berbagai sumber referensi sebagai proses pengolahannya,
waktu yang termakan saat pengerjaannya..jangan biasakan kesenangan pribadi dijadikan
tradisi coba berikan mereka pemikiran dari sisi yang berbeda secara personal dengan
relevansi pemahaman terhadap pekerjaan yang mereka berikan kepada kita untuk lebih
menghargai karya kita. Sebab, kita adalah pekerja industri. Bagaimana kita mau dianggap
profesional jika kita sendiri belum bisa menghargai karya sendiri. Mungkin yang lebih fair
2014
11
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah memberikan harga yang sedikit lebih murah tetapi lebih masuk akal bukan memberi
karya grafis gratisan.
Dari beberapa penjelasan yang tadi coba kalkulasikan semua informasi yang sudah dibahas
di atas dan terakhir jika kita diminta menyelesaikan hingga ke proses produksi (jika
berhubungan dengan media cetak) maka perlu diperhitungkan pula biaya produksinya.
Tentunya kalian harus selalu mengupdate harga-harga produksi yang setiap saat bisa
berubah-rubah disesuaikan dengan bahan baku yang harganya dinamis, terlepas dari hal di
atas mungkin masih banyak tips lainnya yang bisa kalian digunakan atau ditambahkan
disini. Disini saya hanya mencoba menjelaskan beberapa hal sederhananya saja semoga
membantu
2014
12
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Kotler, Philip. 1975. Marketing For Non-Profit Oganization. New Jersey: Prentice-Hall.
Kusrianto, Adi. 2009. Berkarir di Dunia Grafis. Elex Media Komputindo:Jakarta.
Wijanarko,
Lizard.
http://www.ahlidesain.com/standar-harga-jasa-desain-grafis-
profesional.html
2014
13
Marketing
Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds,
M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download