BAB II GURU PENDAMPING KELAS DAN PEMBELAJARAN SISWA A. Guru Pendamping Kelas 1. Pengertian guru Definisi yang dikenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan sosok yang harus di gugu lan ditiru dalam arti orang yang memiliki karismatik atau wibawa sehingga perlu ditiru dan diteladani. Dalam pengertian sederhana guru adalah memang menempati kedudukan yang terhormat dimasyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga tidak diragukan. Figur mereka betapa tingginya derajat seorang guru sehingga wajarlah bila guru diberi berbagai julukan yang tidak akan pernah ditemukan pada profesi lain. Semua julukan itu perlu dilestarikan dengan pengabdian yang tulus, ikhlas, dengan motivasi kerja membina jiwa watak anak didik, bukan segalanya demi uang. Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dan seluruh hidup dan kehidupannya mengabdi kepada Negara dan bangsa guna mendidik anak didik menjadi manusia yang cukup, demokratis dan bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan Negara. 1Guru juga harus mampu mengambil keputusansecara mandiri 1 Isjoni, Dilemma Guru,(Bandung:Sinar Baru Algasindo,2007),Cet Ke 1,Hal 20-21 19 20 (independent), teruatama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah. 2 pendidikan adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan yang memerlukan kelengkapan dan/ atau ketrampilan yang menggambarkan, bahwa seorang melakukan tugas yang tidak terlepas dari membimbing menusia. 3 Satu klaim utama tradisional dari para guru adalah bahwa mereka adalah professional. Implisit di dalam klaim ini adalah persepsi menyangkut suatu tradisi bahwa pendidikan dan pelatihan yang diterima guru dalam kurun waktu tertentu telah menjadi jaminan bahwa guru memiliki keahlian spesifik dalam hal pengetahuan tentang mata pelajaran, pedagogig, dan karakteristik siswa.Karena itu posisi mereka sebagai guru memiliki derajat otonomi tertentu.4 Di sekolah guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Sebagai orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, bukan menganggapnya sebagai “peserta didik”.Istilah peserta didik lebih pas diberikan kepada mereka yang mengikuti kegiatan-kegiatan latihan dan pendidikan yang waktunya relatif singkat, yakni sebulan atau tiga bulan atau bahkan seminggu.Pada hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu, 2 E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, ( Bandung:Pt Remaja Rosdakarya,2005),Hal 37 Piet A. Suhertian,Profil Pendidik Professional (Yoyakarta:Andi Offset 1994 ).Hal 26 4 Marselus, Sertifikasi Profesi Guru,( Jakarta: Permata Puri Media,2011),Hal 13 3 21 mereka satu dalam jiwa terpisah dalam raga. Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yan mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah, karena kepadanya lebih banyak dituntut suatu pengabdian kepada anak didik dari pada tuntutan pekerjaan dan material oriented.Guru yang mendasarkan pengabdiannya karena panggilan jiwa merasakan jiwanya lebih dekat dengan anak didiknya. Ketiadaan anak didiknya di kelas menjadi pemikirannya kenapa anak didiknya tidak hadir, uraian ini adalah gambaran figur guru dengan segala kemuliannya, yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa bukan karena pekerjaan sampingan. 5Guru mempunyai standar professional dimana itu yang dpat tercermin dari bentuk profesionalisme guru, standar professional merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini tercermin dalam Undang- undang system Pendidikan Nasiaonal No. 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa : “ standar nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan harus ditingkatkan secara berencana dan berskala.” Standar yang dimaksud adala susatu criteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber,prosedur dan manajemen yang efektif.Sedangkan kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki. 6 5 Syaiful Bahri Djamarah,Guru Dan Anak Didik Dalam Inetraksi Edukatif,(Jakarta:Pt RinekaCipta,2000).Hal 2-3 6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya,2005 ) Hal 5 22 Adapun standar menjadi seorang guru yang profesional mencakup empat aspek antara lain: 1. Kompetensi pedagogis Secara etimologis kata pedagogi berasal dari kata bahasa yunani, paedos dan agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar atau membimbing ). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak.Tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik, karena pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan matang.Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru sekolah maka tuntutan kemampuan pedagogis ini juga beralih kepada guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang mentransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis.Melalui peran ini, para guru secara spesifik haruslah menjadi orang yang dpat membuat siswa bisa belajar. 2. Kompetensi professional Kompetensi professional sebgaimana yang ditamatkan oleh peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan terkait penguasaan terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran yang diasuh secara luas dan mendalam, sehingga dapat 23 membantu guru membimbing siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal. Secara lebih spesifik menurut Permendikna No. 16/ 2007, standar kompetensi ini dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti yakni : a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b. Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 3. Kompetensi kepribadian Menurut permendiknas no. 16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama yakni : 1.) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, 2) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 3) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, 4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan 5) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 24 4. Kompetensi sosial Guru professional juga memiliki kompetensi sosial yang dapat diandalkan kompetensi ini tampak dalam kemampuannya untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif ( siswa, rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat pada umumnya). Menurut Permendiknas No. 16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup empat kompetensi utama yakni : 1) bersifat inklusif dan bertindak objektif secara tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat, 3) beradaptasi di tempat tugas diseluruh wilayah republic Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya, 4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Berikut akan dijelaskan secara lebih spesifik keempat kompetensi utama tersebut.7 2. Tugas dan peran guru Tugas utama guru adalah memengaruhi siswa bisa belajar, karena itu tidak terelakan bahwa guru juga harus menguasai dengan baik teori-teori belajar, dan bagaimana teori-teori itu diaplikasikan dalam pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu.Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak terlepas dari tanggung jawab 7 Marselus, Ibid.,Hal 28-65 25 guru. Dengan penuh dedikasih dan loyalitas, Guru berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma – norma kepada anak didiknya, Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri dilembaga pendidikan. Bukan guru yang menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam pikiran anak didik.Sementara jiwa dan wataknya tidak dibina. Pembelajaran merupakan proses yang bertujuan untuk membantu anak didik menemukan sebuah makna pada materi pembelajaran yang mereka pelajari sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari. 8 Inti pelaksanaan pendidikan disekolah adalah kegiatan mengajar, hal itu menentukan kesuksesan guru sekolah dalam melaksanakan pendidkan. Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatika efektivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya didalam kelas, Efektifitas pembelajaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh guru melalui upaya penciptaan kondisi belajar mengajar yang kondusif. 9 Guru dalam perannya yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, admisnistator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran ( awareness), keyakinan (belief), kedisiplinan (desipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal 8 9 Nurul Af Idah, “Realita Pembelajaran Kita”, Derap Guru,Ix,Iii, ( April,2009),Hal.43 op.Cit., Hal.20-21 26 sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa siswa optimal, baik fisik maupun psikhis. 10 Perubahan paradigma pembelajaran tidak mengurangi kedudukan penting peranan guru. Kegagalan pada dunia pembelajaran adalah karena peran guru penting itu di dalam praktik menjadi dominasi guru yang merampas kebebasan murid, membatasi dan menekan aktivitas murid dan akhirnya menghambat pertumbuhan potensi murid.Sang murid menjadi penelan isi kepala guru dan menjadi parasit.Peran penting guru secara sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, memproses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensinya sendiri. Penting sekali guru menyadari perannya yang berubah. Agar tetap memelihara posisinya yang penting dan tidak menjadi penghambat secara teknis.11Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adlah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru adalah sebagai pelatih berarti mengembangkan 10 Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung:Pt Revika Aditama,2012),Hal 106 11 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, ( Bandung : Nuansa,2010 ), Hal 35-36 27 keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik. 3. Tanggung jawab guru Pembelajaran merupakan inti kegiatan pendidikan disekolah. Seorang guru harus menampilkan diri sebaik mungkin saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.Artinya, seorang guru harus menunjukkan hal-hal yang terbaik di depan anak didiknya. Penjelasannya mudah dipahami, penguasaan keilmuan benar, menguasai metodologi, dan seni pengendalian anak didik.Seorang guru diharapkan pandai berkomunikasi termasuk, dan menjadi teman belajar bagi anak didik untuk tumbuh dan berkembang mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa anak didik mempunyai hakhak untuk belajar dan harus dapat dipenuhi dari pihak-pihak yang berkepentingan (Pemerintah,tenaga pendidik dan kependidikan, ornag tua dan masyarakat). pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menjelaskan ada beberapa hak anak didik untuk mendapat pendidikan yang layak, antara lain sebagai berikut: 1. Mendapatkan pendidikan agama sesuia dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama 2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan 28 3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. 4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. 5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara. 6. Menyelasaikan program pendidikan sesuia dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentua batas waktu yang ditetapkan.12 Guru juga harus memberikan kemudahan belajar bagi seluruh anak didik, agar dapat mengembangkan potensi-potensinya secara optimal.Untuk memenuhi semua diatas seorang guru itu harus memiilki sikap yang efektif, kreatif, professional, dan menyenagkan. Berkaitan dengan tanggung jawab guru guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang pun yang menharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat untuk itulah 12 Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional, ( Bandung: Citra Umbara,2006),Hal.79-80 29 guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa guru merupakan panutan bagi anak didiknya, seorang guru akan merasa gagal jika anak didiknya tidak mencapai tingkat kesuksesan, memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi, falsafah, dan agama. 13 Seorang guru juga bertanggung jawab atas tingkah laku yang dilakukan siswanya seorang guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila. Mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru berikan ketika dikelas, di luar kelas pun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap,tingkah laku dan perbuatan. Seorang guru yang bertanggung jawab mempunyai beberapa sifat yaitu : 13 1. Menerima dan mematuhi norma,nilai-nilai kemanusiaan 2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira Syaiful bahri djamarah,Ibid.,Hal 34-35 30 3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul 4. Menghargai orang lain 5. Bijaksana 6. Takwa terhadap tuhan yang Maha Esa Jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam rangja membina jiwa dan watak anak didik.Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.14 4. Pengertian guru pendamping Guru pendamping yaitu seorang guru yang diberdayakan oleh sekolah guna untuk membantu pembelajaran pada kelas satu di MI ma’arif NU Banglarangan. Guru pendamping disini adalah guru yang mendampingi guru kelas pada setiap kegiatan belajar anak dalam kelas setiap harinya. Kegiatan pendampingan disini merupakan bagian kegiatan supervisi program kerja dalam meningkatkan belajar anak, karena peran pendampingan di MI Ma’arif Nu Banglarangan ini adalah membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam kelangsungan KBM. Kegiatan pendampingan yang baik dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 14 Syaiful Bahri Djamarah, Ibid.,Hal 36 31 1. Tahap awal (membuat kesepakatan antara guru dengan pendamping tentang fokus, waktu,dan cara melakukan pendampingan), 2. Tahap pelaksanaan (mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, pencatatan), dan 3. Tahap pasca pendampingan (melakukan refleksi, konfirmasi temuan pendamping, diskusi untuk melakukan perbaikan, dan membuat kesepakatan baru untuk pendampingan berikutnya. Semua tahapan dilakukan dengan prinsip: kepercayaan, kesejawatan, keterbukaan, terarah, dan antusias. 15 5. Peran guru pendamping Pelayanan seorang guru pendamping sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kualitas belajar anak di kelas secara keseluruhan.Tentu saja dibutuhkan keterampilan khusus untuk dapat menjadi guru pendamping.Dengan keterampilan tersebut, seorang guru pendamping dapat membantu menangani kondisi kekhususan yang seringkali menjadi gangguan pada kegiatan belajar anak.Seorang guru pendamping diharapkan mampu membantu anak dalam banyak hal, seperti konsentrasi (focus), komunikasi, partisipasi dalam kelas, sosilisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya. Walaupun wali atau guru kelasnya mampu melayani dan mengajar dengan baik dengan tujuan dan arah yang jelas, namun tetap mereka tidak memiliki keterampilan dan pelatihan khusus seperti yang 15 Dani Kurniawan, Apa Itu Guru Pendamping, Cae- Indonesia.Com/Apa Itu Guru Pendamping-Atau-Shadow-Teacher.Diakses 10.13.3013 32 dimiliki oleh seorang Guru Pendamping. Seorang Guru Pendamping harus mampu memudahkan penyampaian pelajaran-pelajaran di kelas kepada anak berkebutuhan khusus dengan tujuan untuk memaksimalkan pemahaman sang anak. Begitu pentingnya peran guru pendamping bagi tumbuh kembang dan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, baik di tingkat pendidikan usia dini hingga sekolah dasar.16 B. Pembelajaran 1. Pengertian belajar Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan17. Perubahan yang diharapkan dari proses ini adalah munculnya pola pikir yang baru terhadap pemahamn yang keliru tentang belajar, bahwa belajar bukan semata- mata tahu apa definisi dan fungsi tapi mampu mengaplikasikan apa yang mereka pelajari untuk menyelasaikan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari.18 Guru pula yang memberi dorongan pada anak agar anak didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.Betapa besar jasa guru dalam 16 Dani Kurniawan, Apa Itu Guru Pendamping, Cae- Indonesia.Com/Apa Itu Guru Pendamping-Atau-Shadow-Teacher.Diakses 10.13.3013 17 Yatim riyanto,ibid.,Hal 35 18 Yatim rianto,Ibid.,Hal 76 33 membantu perkembangan para anak didiknya. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia ( SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita temukan kesamaan-kesamaan yang mendasar yaitu kesimpulan yang dikemukakan Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.19 Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubaha pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat di dentifikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kacakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan aspekaspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. 20 Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan 19 Op. cit.,Hal35 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp),(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009),Hal 9 20 34 tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir, bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan manuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.sedangkan pengalaman merupakan interaksi sntara individu dengan lingkungan sebagai sumber balajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. 21 Pandangan Anthony Robbins tentang belajar mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/ pengethuan yang sudah dimiliki.22 Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. 21 22 Triyanto,Ibid.,Hal16-17 Trianto, Ibid.,Hal 15-16 35 2. Pengertian Pembelajaran Proses terjadinya fase-fase dalam belajar yang demikian telah dicontohkan oleh rasulullah dengan ungkapan-ungkapan hadistnya: “ apakah engkau tahu kemana perginya matahari” 23 “ apakah engkau mau hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi”24 “ apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdo’a”25 Apakah engkau ingin menjadi seperempat penduduk surga?”26 Menumbuhkan motivasi, menarik perhatian dan proses pengkondisian dan modeling merupakan metode pendidikan modern. Tetapi perlu diingat bahwa hal tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah dengan ungkapan berupa pertanyaan seperti pada hadist diatas. Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta dorongan prakarsa siswa. Proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak, serta dukungan dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. 23 Pengelolaan pembelajaran Shahih Al- Jami’ Ash Shagair, Juz,1 Hal.89 Ibid.,Juz 1 Hal.87 25 Ibid.,Juz 1 Hal.81 26 Ibid.,Juz 1 Hal.81 24 merupakan suatu proses 36 penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan bahan belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dunkin dan Biddle proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu: 1) variable pertanda (presage variable) berupa pendidik ; 2) variable konteks ( contex variable ) berupa peserta didik; 3) variable proses ( process variable); dan 4) variable produk (prduct variable) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun ciri-ciri pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Rencana Yaitu penata ketenangan material dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus b) Kesalingketergantungan c) Tujuan. 27 3. Prinsip Pembelajaran Tugas utama guru adalah mempengaruhi siswa bisa belajar.Karena itu tidak terelakkan bahwa guru harus menguasai dengan baik teoriteori belajar, dan bagaimana teori-teori itu diaplikasikan dalam pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu. Secara umum ada tiga teri belajar yang masih berpengaruh sampai saat ini yakni teori-teori behaviorisme, teori-teori kognitivisme, dan teori – teori humanistic konstruktivis. Ketiga teori ini meletakkan 27 Oemar malik,kurikulum dan pembelajaran, bumi aksara, 2005 37 dasar bagi berbagai model pembelajaran yang ada saat ini.Selain menguasai teori-teori belajar dan pembelajaran, guru juga harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menurut T. Raka joni, pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang tidak hanya berupa penerusan informasi, melainkan pembelajaran yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta didik untuk pembentukan kecerdasan, pemerolehan penegtahuan dan keterampilan. Ini berarti guru harus lebih mengedepankan peran siswa sebagai subjek aktif dalam pembelajaran.Pembalajaran yang mendidik juga berarti pembelajaran yang memberikan pengalaman-pengalaman bermakna yang tidak hanya berguna untuk kepentingan sesaat (seperti untuk menyelesaikan soal tes agar bisa lulus), tetapi pembelajaran yang memeberikan kemampuan bagi siswa untuk bisa belajar sepanjang hayat.28Penguasaan terhadap prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik oleh para guru harus juga diwujudkan dalam proses pembelajaran aktual. Guru dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip pemebelajaran mendidik tersebut dalam situasi pembelajaran riil. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mendukung karakter pembelajaran yang mendidik adalah pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif dan menyenangkan). Pendekatan ini harus tercermin dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan 28 Marselus, Ibid.,Hal 32-33 38 pengorganisasian pembelajaran serta penilaian pembeljaran. Karena itu guru harus menerapkan berbagai strategi, metode, teknik dan prosedur yang inivatif, sehingga dapat membuat siswa bisa belajar dalam situasi atau kondisi yang bebas dari berbagai macam tekanan, ancaman, ketakutan, dan sebagainya. Pembelajaran mendidik adalah pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan.Karena itu kemasan pembelajaran yang dibuat guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip motivasional yang baik.Sehingga dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk belajar. Pada intinya sasran daripada proses pembelajaran adalah pelakasaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang kinerja guru selama dalam pembelajaran siswa, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan motivasi belajar siswa. Sebagiaman telah dicantumkan dalam hadist yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah : “ Rasulullah tidak berbicara dengan sambung menyambung ( nyerocos ) seperti yang kalian lakukan ini. Akan tetapi pembicaraan Rasulullah terpisah-pisah dengan jeda. Jika seseorang menghitung kata-katanya, tentu ia dapat menghitungnya sedangkan jika Rasulullah nebgucapkan satu kalimat, dia mengulanginya sebanyak tiga kali agar dapat diingat. 39 4. Komponen pembelajaran Dalam pembelajaran terdiri atas komponen-komponen yang menunjang ketercapaian dalam pembelajaran disini ada tiga yang mencakup komponen pembelajaran yaitu : a. Kegiatan pra pembelajaran Kegiatan prapembelajaran disini dapat dilakukan pada awal pelaksanaan pembelajaran yang berisi kesiapan siswa pada awal pembelajaran antara lain mencakup kehadiran,ketertiban, dan perlengkapan pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi pada materi yang akan disampaikan dengan mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan mendemonstrasikan sesuatu terkait dengan materi pembelajaran. b. Kegiatan inti pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran ini dipilah lagi menjadi empat kelompok yaitu: 1) Penguasaan materi pelajaran 2) Pendekatan/strategi pembelajaran 3) Pemanfatan sumber 4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 5) Penilaian proses dan hasil belajar 6) Penggunaan bahasa 40 Unsur-unsur yang harus ada dslam siswa pembelajaran adalah seorang siswa atau peserta didik suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. 29 c. Kegiatan penutup Aspek kegiatan memiliki indicator esensial dan descriptor dimana esensial yang berisi melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian dari pengayaan. Descriptor yaitu menagajak siswa untuk mengingat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung, misalnya dengan mengajukan pertnayaan tentang proses, materi, dan kejadian lainnya. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, misalnya dengan mengajukan pertanyaan penutup agar siswa dapat merumuskan rang kuman yang benar, memberikan tugas kusus bagi siswa yang belum mencapai kompetensi. 30 5. Tujuan pembelajaran Adapun tujuan dalam pembelajaran yang harus dicapai yaitu pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus atau dimana saja dalam kontinu khusus, sebagai mana kita ketahui bahwa sasaran akhir dari suatu 29 30 Oemar malik, ibid,hal 103 Masnur Muslih, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik,(Jakarta:Pt Bumu Aksara,2007),Hal72-77 41 program pembelajaran adalah tercapinya tujuan umum pembelajaran tersebut.Rumusan pembelajaran menurut Dick and carrey harus jelas dan dapat diukur berbentuk tingkah laku. 31 Tujuan pembelajaran tidak hanya untuk mempelajari informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaiman menyelidiki masalah-masalah pada belajar begaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri, untuk peserta didik yang baru belajar dengan menggunakan model pembelajaran, konsep ini mungkin dapat dijelaskan sebagai pelajaran tersendiri darimana mereka akan diminta untuk mengungkapkan sesuatu hal menurut pendapat mereka sendiri. 32 6. Hasil Pembelajaran Salah satu tugas utama guru dalam pembelajaran adalah menilai proses hasil pembelajaran. Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara komprehensif. Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran tidak hanya mencakup aspek atau ranah tertentu, tetapi harus dapat mengungkapkan kemampuan utuh dalam ketiga ranah secara komprehensif (ranah kognitif,afektif dan psikomotor). Penilaian proses harus dilakukan secara berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat membantu guru untuk melakukan perbaikan-perbaiakan pembelajaran yang lenih optimal. Disisi lain penilaian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk 31 32 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,( Jakarta: Pt Bumi Aksara,2011),Hal24-25 Yatim Riyanto, Ibid.,Hal 302 42 memperbaiki atau meningkatkan kinerja belajarnya. Penilaian proses terkait dengan pencapaian-pencapaian sementara siswa selama pembelajaran, keterlibatan, motivasi, minat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran,.Penilian harus dilakukan secara adil, transparan, komprehensif, imparsial dan akuntabel dengan menggunakan alat dan teknik penilaian yang valid dan reliable. Sementara itu, penilaian hasil dimaksudkan untukmengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) pada akhir dari satu unit pembelajaran tertentu.Hasil-hasil penilaian ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan, mendiagnosis kelemahan-kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa, atau untuk menjadi bahan refleksi bagi guru atau sekolah untuk meningkatkan kinerja pelayanan mereka. Untuk melakukan penilaian yang baik, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut: a. Penilaian hendaknya dilakukan secara objektif yakni menilai apa yang seharusnya dinilai serta terfokus pada kompetensi atau tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. b. Penilaian hendaknya komprehensif, yakni dilakukan mencakup secara semua menyeluruh dan aspek kemampuan kompetensi siswa (kognitif, afektif, dan perilaku). c. Penilaian hendaknya menggunakan alat-alat ukur yang tepat dengan mempertimbangkan validitas dan reabilitas. 43 d. Penilaian hendaknya bersifat mendidik artinya menjadi alat motivasi bagi siswa untuk belajar. Siswa harus tertantang untuk melakukan refleksi dan memperbaiki kinerja belajarnya melalui hasil penilaian yang diperoleh. e. Penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dan memperhatikan perkembangan siswa dari waktu ke waktu.33 33 Marselus,Op. Cit.,Hal 40