OL 1 - saptini

advertisement
Buatlah analisis pasal yang terdapat pada materi on line. Berikan contoh kasus dan pasalpasal yang terkait!
1. Analisis pasal 7 ayat 2
- Seorang Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan oleh ilmuwan
psikologi. Maksudnya adalah apa saja yang menjadi bidang layanan ilmuwan psikologi dapat
pula dilakukan oleh seorang psikolog.
- Seorang Psikolog secara khusus dapat melakukan praktik psikologi terutama yang berkaitan
dengan asesmen dan intervensi yang ditetapkan setelah memperoleh ijin praktek sebatas
kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman terbimbing, konsultasi,
telaah dan/atau pengalaman profesional sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maksudnya adalah seorang psikolog yang telah memilki ijin
praktek boleh melakukan praktek psikologi sesuai dengan bidang pendidikanya misalnya
seorang psikolog klinis dapat menangani klien berkaitan dengan masalah psikologi klinis
karena memiliki latar belakang pengetahuan yang sesuai. Tetapi seorang Psikolog
perkembangan tidak diperbolehkan menangani masalah yang berkaitan dengan psikologi
klinis, karena tidak memiliki latar belakang tsb.
2. Analisis pasal 19 ayat 1 (a)
Mengenai hubungan professional dengan teman sejawat maka seorang Psikolog dan/atau
ilmuwan psikologi wajib menghargai, menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan
profesinya, yaitu sejawat akademisi psikolog dan/atau ilmuwan psikologi.
Dalam pasal ini amat ditekankan pentingnya bagi seorang ilmuwan psikologi dan psikolog untuk
menghargai dan menghormati. Demikian juga seorang ilmuwan psikologi dan psikolog wajib
menjaga hak-hak serta mana baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi keilmuan psikologi
atau psikolog. Misalnya ada rekan psikolog yang melanggar kode etik, maka pelanggaran
tersebut oleh para rekan profesinya mempunyai kewajiban agar pelanggaran kode etik tersebut
jangan sampai di ekspose ke luar. Psikolog yang melanggar kode etik tersebut harus dijaga nama
baiknya , karena bisa berpengaruh terhadap citra profesi. Jika bentuk pelanggaran kode etik
tersebut dinilai cukup berat, maka rekan profesinya berkewajiban untuk melaporkan
pelanggaran tersebut ke HIMPSI.
Kasus Kode Etik Psikologi
Seorang psikolog laki-laki melakukam psikotes untuk penerimaan pramugari suatu perusahaan
penerbangan terkemuka tempatnya bekerja. Ia tertarik dengan salah seorang perempuan cantik
yang menjadi calon pramugari tersebut, namun ternyata ia gagal dalam tes. Psikolog tersebut
melihat bahwa perempuan tersebut sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya. Calon pramugari itu kemudian menawarkan bahwa ia mau melakukan hubungan
seksual dengan psikolog itu, dengan syarat ia dapat diterima di perusahaan itu. Dan akhirnya
psikolog itu tergiur dan menyepakati syarat pramugari tersebut. (Source :
http://klista123.blogspot.com/2011/04/pelanggaran-kode-etik-psikologi-2.html)
Pasal-pasal yang dilanggar, sebagai berikut:
 Pasal 4 Ayat 3 Penyalagunaan di bidang Psikologi
c) Pelanggaran Berat, yaitu:
Tindakan yang dilakukan oleh psikolog dan/atau ilmuwan psikologi yang secara
sengaja memanipulasi tujuan, proses maupun hasil yang mengakibatka kerugian salah
satu pihak dibawah ini:
i.
Ilmu psikologi
ii.
Profesi psikologi
iii.
Pengguna jasa layanan psikologi
iv.
Individu yang menjalani pemeriksaan psikologi
v.
Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat umumnya.
 Pasal 13 Sikap Profesional
Psikolog atau ilmuwan psikologi dalam memberikan layanan psikologi, baik yang
bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/institusi, harus sesuai dengan
keahlian dan kewajibannya serta berkewajiban untuk:
a) Mengutamakan dasar-dasar profesional.
b) Memberikan layanan kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c) Melindungi pemakai layanan psikologi dari akibat yang merugikan sebagai dampak
layanan psikologi yang diterimanya.
d) Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai layanan psikologi
serta pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e) Dalam hal pemakai layanan psikologi menghadapi kemungkinan akan terkena
dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian layanan psikologi yang
dilakukan oleh psikolog dan/atau ilmuwan psikologi maka pemakai layanan psikologi
tersebut harus diberitahu.
 Pasal 14 Ayat 1 Pelecehan Seksual
Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi dalam penerapan keilmuwannya tidak terlibat
dalam pelecehan seksual. Tercakup dalam pemgertian ini adalah permintaan hubungan
seks, cumbuhan fisik, perilaku verbal atau non verbal yang bersifat seksual, yang terjadi
dalam kaitannya dengan kegiatan atau sebagai psikolog dan/atau ilmuwan psikologi.
 Pasal 18 ayat 1 Eksploitasi
c) Pemanfaatan/ eksploitasi atau terlibat dalam hal- hal yang mengarah pada hubungan
seksual dengan pengguna layanan psikologi.
 Pasal 19 ayat 1 Hubungan Antar Profesi
a) Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi wajib menghargai, menghormati dan menjaga hakhak serta nama baik rekan profesinya yaitu sejawat akademisi psikolog dan/atau ilmuwan
psikologi.
Download