Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) dalam tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Berada dalam tahapan yang ke-4 (empat) dari 6 (enam) tahapan dalam pelaksanaan program PPSP secara nasional.Memorandum Program Sanitasi (MPS) berdasarkan juknis program PPSP merupakan tindak lanjut dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Srategi Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah (SSK) yang telah disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengahpadatahun 2014. Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan salah satu dokumen perencanan yang sangat penting bagi pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah maupun Pemerintah Provinsi dan Pusat dan lembaga Stakeholder yang lain yang ada di daerah maupun secara nasional yang berkepentingan dalam pengembagan sanitasi.Pentingnya Memorandum Program Sanitasi (MPS) dikarenakan memuat penjabaran program kegiatan pengembangan sector sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah untuk 3 komponen yakni komponen Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase Perkotaan + Prohisan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang, yang sudah direncanakan dan disepakati baik penerintah Kabupaten, Provinsi dan pemerintah Pusat. Dan sumber-sumber pendanaan yang lain.Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS), harus sejalan dengan proses penyusunan penganggaran secara umum. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Adapun maksud dari Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah adalahTersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dan pihak terkait untuk rancangani implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah. Secara umum Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan” – khususnya untuk program pembangunan sector sanitasi 1.2.2 Tujuan Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 1. Memorandum Program Sanitasi (MPS) diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman penganggaran pendanaan untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 yang telah tercantum dalam dokumen SSK. 2. Dapat memberikan gambaran kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah dalam waktu 5 tahun mendatang baik pendanaan yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi,Pemerintah Pusat maupun sumber pendanaan lain non-pemerintah. 3. Digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi.Dan sebagai dasar dan pedoman bagi semuapihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 1 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan 1.3. Wilayah Perencanaan 1.3.1 Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Tengah merupakan daerah hasil pemekaran Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2003 Tanggal 25 Februari 2003, wilayah Kabupaten Halmahera Tengah mengalami pemekaran menjadi 2 kabupaten dan 1 kota yaitu: Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan. Akibat pemekaran tersebut di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah sendir terbagi menjadi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Weda, Weda Utara, Weda Selatan, Patani, Patani Utara dan Pulau Gebe. Sedangkan pada tahun 2008 dilakukan pemekaran 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Weda Tengah dan kecamatan Patani Barat (Perda Nomor 23 dan 24 Tahun 2008). Luas wilayah keseluruhan adalah 8.381,48 Kilometer persegi. Kabupaten Halmahera Tengah terletak antara 0045' Lintang Utara, 00150' Lintang Selatan, dan 1270 450' Bujur Timur sampai 1290 260' Bujur Timur.Luas wilayah sebesar 8.381,48 kilometer persegi, yang terdiri dari luas daratan 2.276,83 kilometer persegi (27 persen) dan luas lautan 6.104,65 kilometer persegi (73 persen). Secara geografis memiliki batas-batas yaitu : Bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Teluk Buli, Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Selatan, BagianTimur berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan, dan Bagian Barat berbatasa ndengan Provinsi Papua Barat. Kabupaten Halmahera Tengah termasuk dalam mandala fisiografi Halmahera bagian timur yang sebagian besar merupakan daerah pegunungan berlereng curam dengan torehan sungai yang dalam, dan sebagian bermorfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng curam umumnya terbentuk oleh batuan ultra basa, batuan sedimen dan batuan gunungapi Oligo-Miosen dan yang lebih tua. Morfologi karst terdapat pada daerah yang tersusun oleh batu gamping, baik yang berumur Paleosen – Eosen, Oligo – Miosen maupun Miosen – Pliosen. Batuan sedimen Miosen – Pliosen membentuk morfologi perbukitan yang relatif lebih rendah dan lerengnya lebih landai dari batuan yang lebih tua. Sebagai sebuah wilayah kepulauan, Halmahera Tengah memiliki kurang lebih 37 buah pulau besar dan kecil.Selain pulau utama Halmahera, diantaranya pulau yang besar adalah gugusan Pulau Gebe (Pulau Gebe dan Pulau Yoi) yang didiami penduduk, danyang lain adalah pulau-pulau kecil/pulau karang. Gugusan Pulau Gebe memiliki jarak yang relatif jauh dari Pulau utama, Halmahera, dimana daerah ini termasuk lingkungan kontinen Melanesia yang bergerak dari gugusan yang melalui Irian bagian Utara yang berciri vulkanis. Wilayah ini memiliki karakteristik fisik, geografis dan ekologis yang unik serta memiliki sumber daya alam yang besar dan beraneka ragam yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi fisiografi pulau utama di Kabupaten Halmahera Tengah yaitu Pulau Halmahera sangat bervariasi mulai dari daratan pantai, daratan, perbukitan hingga daerah pegunungan. Berdasarkan kondisi tersebut, sebagian besar Pulau Halmahera yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Tengah terdiri dari daerah perbukitan dan pegunungan seluas 177.719,08 hektar atau 69,99 persen dari luas wilayah. Daerah perbukitan sebagian besar tersebar merata di Kecamatan Weda yaitu seluas 136.706,35 hektar. Sedangkan tingkat kemiringan seluas 182.937,06 hektar atau 72.05 persen dari luas wilayah.Kondisi ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Weda Utara dengan fisiografi berupa perbukitan dan pegunungan. Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 2 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan 1.3.2 Arah Pengembangan Kota Pembangunan Kabupaten Halmahera Tengah dalam kurun waktu 20 tahun kedepan diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat sejahtera dapat dicapai melalui peningkatan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah. Atas dasar kondisi ideal yang diinginkan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka Visi penataan ruang Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2010 – 2030 adalah “TERWUJUDNYA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH YANG MAJU, PRODUKTIF, DAN BERKELANJUTAN” Untuk mencapai misi tersebut maka perlu adanya misi, misi dari penetaan ruang Kabupaten Halmahera Tengah terdiri dari 3 misi yaitu: 1. Mewujudkan Masyarakat Yang Maju adalah mendukung peningkatan kualitas suberdaya manusia melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan keterampilan, pelayanan kesehatan yang berkualitas dan perbaikan gizi masyarakat. 2. Mewujudkan Produktivitas masyarakat adalah meningkatkan produktivitas masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia secara optimal untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera; 3. Mewujudkan Kegiatan Pembangunan Daerah secara Berkelanjutan adalah meningkatkan pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat melalui penyediaan pelayanan sosial dasar, sarana prasarana ekonomi, infrastruktur perhubungan, pengembangan kawasan sentra produksi, jaringan distribusi antar wilayah serta peningkatan interaksi sosial ekonomi antar wilayah serta meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah dengan memanfaatkan sumberdaya alam potensial guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkelanjutan dengan cara menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan fungsi pelestarian lingkungan hidup. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Halamahera Tengah, meliputi : a. b. Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah : 1. Pemantapan sistim pelayanan perkotaan dikembangkan dengan penetapan pusat-pusat layanan dan pembagian fungsi kawasan 2. Peningkatan akseske seluruh wilayah kabupaten. 3. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana energi 4. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi hingga pusat-pusat perdesaan 5. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana sumber daya air. 6. Meningkatkan pelayanan prasarana lingkungan ; Persampahan dan limbah. Strategi Pengembangan Struktur Ruangwilayah : 1. Mengembangkan sistim kota-kotad engan meningkatkan prasarana dan infrastruktur perkotaan 2. Meningkatkan akses pelayanan jaringan jalanan tarpusat-pusat perkotaan, perdesaan hingga pusat-pusat perdesaan 3. Meningkatkan pengembangan dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan system jaringan transportasi darat Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 3 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan 4. Mengembangkan dan Meningkatan kualitas jangkauan pelayanan system jaringan transportasi laut dan mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan laut untuk mendukung pengembangan wilayah terutama yang erat kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan 5. Mengembangkan dan peningkatan kualitas sistim transportasi udara. 6. Mengembangkan dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan system jaringan prasarana energi pada kawasan perkotaan hingga pusat-pusat pedesaan 7. Mengembangkan prasarana energi dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi yang ada, dan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga uap dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya pada kawasan terisolir 8. Mengembangkan dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan system jaringan prasarana telekomunikasi dengan mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi di kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, serta pada kawasan terisolasi dan kawasan strategis; dan 9. Mengembangkan danpeningkatan kualitas jangkauan pelayanan system jaringan prasarana sumber daya air. 10. Mengarahkan pengembangan sumber daya air untuk mendukung pengembangan kegiatan pertanian: 11. Memenuhi kebutuhan air baku bagi penyediaan air untuk keperluan pengairan, air minum dan air industri. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Halmahera Tengah dilakukan dengan membagi wilayah kota ke dalam beberapa zona pengembangan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi struktur ruang wilayah Kabupaten Halmahera Tengah yang efisien dalam pemanfaatan ruang dan efektif dalam membentuk struktur-struktur pelayanan umum serta terpadu dan bersinergis dalam memanfaatkan semua potensi dan sumberdaya yang tersedia. Kabupaten Halmahera Tengah sebagai wilayah yang relatif baru telah mengalami perubahan yang sangat besar terhadapstruktur ruangnya, dimana sebelumnya hanya sebagai kawasan dengan fungsi sekunder maka setelah pemekaran, menjadi kawasan dengan fungsi primer. Rencana pembagian wilayah Kabupaten Halmahera Tengah didasarkan pada beberapa aspek yang dinilai memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan menciptakan struktur ruang Kabupaten Halmahera Tengah yang terpadu, serasi, selaras dan berkesinambungan yaitu : 1. Mempersiapkan wilayah Kabupaten Halmahera Tengah untuk go international. 2. Mempertimbangkan akselerasi pembangunan dan penyebaran pusat-pusat pelayanan dalam upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. 3. Memperhatikan wilayah administratif Kabupaten Halmahera Tengah dengan batas-batasnya serta cakupan luas wilayah dari masing-masing kecamatan tersebut. 4. Memperhitungkan keberadaan sistem-sistem pelayanan dan fungsi-fungsi kawasan yang berkembang di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. 5. Mempertimbangkan kondisi karakteristik alam dan geografis yang dimiliki Kabupaten Halmahera Tengah serta aspek sosial budaya kependudukan. Dengan dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka wilayah Kabupaten Halmahera Tengah dibagi ke dalam lima Zona/ Wilayah Pengembangan dengan fungsi yang akan dikembangkan, secara keseluruhan Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 4 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan Wilayah Pengembangan Pusat Fungsi Yang Dikembangkan Pusat Pemerintahan Kabupaten Simpul transportasi laut dan darat Pertambangan Pertanian tanaman pangan WP I Weda Perkebunan Perikanan laut Permukiman Jasadan Perdagangan Pariwisata a. Pertanian tanaman pangan b. Peternakan WP II Wairoro c. Perikanan laut d. Permukiman e. Pariwisata a. Pusat pemerintahan kecamatan b. Perkebunan WP III Sagea c. Perikanan laut d. Permukiman e. Pariwisata a. Pusat pemerintahan kecamatan b. Simpul transportasi laut c. Pertambangan WP IV Patani d. Perikanan laut e. Permukiman f. Pariwisata g. Pusat pemerintahan kecamatan h. Simpul transportasil aut i. Pertambangan WP IV Patani j. Perikananlaut k. Permukiman l. Pariwisata a. Pusat pemerintahan kecamatan b. Simpul transportasi laut dan udara WP P.Gebe V Kapaleo c. Pertambangan d. Perikananlaut e. Permukiman Berdasarkan kajian diatas maka pengembangan system perkotaan Kabupaten Halmahera Tengah akan terkait dengan kebijaksanaan sistim perkotaan wilayah provinsi dan system perkotaan nasional, meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h. i. a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), yaitu pusat yang melayani seluruh wilayah Kabupaten serta bagian wilayah Provinsi. Pusat Kegiatan Wilayah diarahkan pada kota Weda. b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kota atau perkotaan yang termasuk klasifikasi ini adalah yang mempunyai wilayah pelayanan dalam lingkup kabupaten dan umumnya merupakan kota kecil/ibukota kecamatan. Pusat Kegiatan Lokal diarahkan pada Kecamatan Patani Desa Wailegi, Pulau Gebe Desa Kapaleo, dan Weda Tengah Desa Lelilef. Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 5 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah BAB I Pendahuluan c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yaitu Wairoro d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) diarahkan pada Kecamatan Weda Tengah Desa Kobe, Kecamatan Weda Selatan Desa Loleo, Kecamatan Weda Utara Desa Sagea, Kecamatan Patani Barat Desa Banemo, Kecamatan Patani Utara Desa Tepeleo, dan Desa Peniti . e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), diarahkan pada Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, Desa Gemaf, Waleh dan Mesa Kecamatan Weda Utara, Desa Moreala Kecamatan Patani Barat, Desa Sakam, Desa Masure Kecamatan Patani Utara ,Desa Kacepi dan Desa Umera di Kecamatan Pulau Gebe. Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 6 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah Peta 1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 7 Momerandum Program SANITASI (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah 1.4. Methodologi 1.4.1 Methodologi Penyusunan Dokumen Adapun Methodologi yang dipergunakan dalam proses menyusun Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebagaiberikut: A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan informasi dalam menyusun MPS Kabupaten Kabupaten Halmahera Tengah dilakukan dengan cara desk study (kajian literatur, data sekunder, browsing, internet dll), field research (observasi, wawancara dll), FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview). Dalam pengumpulan data dilakukan beberapa langkah, yaitu: B. Proses Penyusunan Memorandum Program Prioritas Sanitasi (MPS) saling kerkaitan antara satu dengan lainnya, dan untuk lebih jelas sebagai berikut: 1. Melakukan Review SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritasi Program. 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kabupaten Halmahera Tengah 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber pendanaan alternatif non pemerintah ditingkat Kabupaten Halmahera Tengah dan Melakukan pengawalan kepada mekanisme panganggaran. 1.4.2 Sistimatika Penyajian Untuk memahami sistimatika penyusunan Momerandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah,maka akan di deskripsikan batang tubuh Momerandum Program Sanitasi (MPS) sebagai berikut : 1. BAB I (Pertama) Momerandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Halmahera Tengah memuat tentang 1.1. LatarBelakang 1.2. MaksuddanTujuan 1.3. WilayahPerencanaan 1.4. Metodologi 2. BAB II (Kedua) menyajikan hasil review Strategi Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah yang menyangkut dengan kondisi eksisting sanitasi, dan Prioritasi Program,kegiatan dan kerang kalogis. 3. BAB III (Ketiga) berisi tentang rencana implementasi program dankegiatan, dan perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur. 4. BAB IV (Keempat) berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagimasing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap. 5. BAB V (Kelima) berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkahlangkah dan tindaklanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi criteria kesiapan dan rencana Monev. Pokja Sanitasi Kabupaten Halmahera Tengah | 8