Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran

advertisement
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian
3.1.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Wina Sanjaya (2013:
100) eksperimen semu merupakan penelitian eksperimen yang pemilihan
kelompoknya tidak dilakukan dengan cara random atau acak. Eksperimen semu
adalah bentuk pengembangan dari eksperimen murni yang sulit untuk
dilaksanakan, Sugiyono (2009: 114).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen,
namun pemilihan kedua kelompok tidak dengan teknik random. Kelompok
kontrol dalam penelitian ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Terkadang membentuk suatu kelompok dengan memilih atau memasukkan
subjek secara acak tidak memungkinkan untuk dilakukan, biasanya suatu sekolah
hanya dapat memberikan izin bagi peneliti untuk menggunakan kelompok yang
sudah ada sebelumnya (Gay, 1987: 289). Penelitian ini melibatkan dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok
tersebut tidak dipilih secara acak, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi
memang sebuah kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya.
3.1.2
Desain Penelitian
Penelitian eksperimen semu adalah menggunakan desain Nonequivalent
Control Group Design. Hal tersebut karena hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono,
2013:79). Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen 1 dalam penerapan
model IOC, sedangkan kelompok kontrol/eksperimen 2 sebagai kelompok yang
menerapkan model BD, serta kedua kelompok saling mengontrol satu sama lain.
36
Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design adalah:
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Grup
Pretest
Tindakan
Posttest
Kelompok Eksperimen 1
X1.2
X1.1
Y1
Kelompok Eksperimen 2
X2.2
X2.1
Y2
Keterangan:
X1.2: Pretest diberikan pada kelompok eksperimen 1 untuk mengetahui keadaan
awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2
X2.2: Pretest diberikan pada kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal,
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen
2
Y1: Posttest diberikan pada kelompok eksperimen 1 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IOC
Y2: Posttest diberikan pada kelompok eksperimen 2 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran BD
X1.1: Perlakuan untuk kelompok eksperimen 1 yaitu pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran IOC
X2.1: Perlakuan untuk kelompok eksperimen 2 yaitu pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran BD
Hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya jika peneliti mengontrol
validitas eksperimen, baik validitas internal maupun validitas eksternal. Berikut
pemaparan mengenai validitas internal dan validitas eksternal:
a. Validitas Internal
Menurut Sanjaya (2013: 96) validitas internal berkaitan dengan kontrol
yang dilakukan peneliti terhadap variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil
eksperimen. Validitas internal menunjukkan bahwa variabel terikat benar-benar
merupakan penyebab dari hasil pembelajaran atau hanya pengaruh dari variabel
37
bebas yang dimanipulasikan. Upaya mengontrol validitas internal menurut Gay
(1987: 289) antara lain interaction, history, maturation, dan testing. Empat
upaya yang telah disebutkan dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan
mengesampingkan sebanyak mungkin perlakuan terhadap validitas internal.
Upaya untuk memenuhi validitas internal dalam penelitian antara lain sebagai
berikut:
1.
Interaction/ interaksi
Interaksi faktor-faktor sangat berpengaruh terhadap validitas internal,
dalam hal ini kelompok yang dilibatkan dalam penelitian eksperimen memiliki
usia yang sama, namun tingkat kematangannya berbeda. Perihal tersebut
menjadi masalah dalam seleksi dan kematangan serta dapat mempengaruhi
ketidakvalidan eksperimen, oleh sebab itu interaksi antar faktor-faktor sangat
diperlukan dalam mengontrol validitas internal.
2.
History/ sejarah
Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di lingkungan pada saat variabel
eksperimental dilakukan. Peristiwa yang terjadi pada saat eksperimentasi
dilakukan adalah penataan ruang kelas yang dilakukan oleh guru jauh sebelum
pelaksanaan penelitian.
Hasil uji perlakuan mempunyai kemungkinan tidak
mencerminkan eksperimentasi melainkan terdapat faktor historis atau peristiwa
luar. Keterbatasan yang ada pada faktor internal berdasarkan peristiwa yang
terjadi dapat dikendalikan menggunakan kelompok kontrol dengan harapan
memiliki pengalaman eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan
perlakuan.
3.
Maturation/ Kematangan
Kematangan merujuk pada proses perubahan yang terjadi dalam diri
subjek yang dijadikan kelompok eksperimen (Setyosari, 2013:
159).
Kematangan biologis dalam penelitian yang telah dilakukan terjadi karena siswa
memperhatikan guru dalam periode waktu yang lama. Faktor kematangan ini
dapat mempengaruhi hasil akhir siswa tanpa perlakuan eksperimen. Upaya untuk
mengendalikan validitas internal dalam hal kematangan adalah peneliti sendiri
38
yang melakukan eksperimen dan membuat kesimpulan tentang perlakuan yang
diberikan.
4.
Testing
Pretest dalam penelitian ini dilakukan sebelum memberikan perlakuan,
sedangkan posttest dilakukan setelah pemberian perlakuan. Jika kedua tes yang
dilakukan adalah sama, maka pengalaman siswa dalam mengerjakan tes awal
dapat mempengaruhi hasil tes atau posttest. Perubahan variabel hasil mempunyai
kemungkinan sebagai akibat dari proses pengukuran sebelum pemberian
perlakuan, bukan pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan. Cara untuk
terhindar dari hasil posttest sebagai akibat dari pemberian pretest adalah dengan
melakukan penataan struktur tes pada posttest. Penataan struktur dibuat melalui
nomor-nomor soal yang diacak kembali.
b. Validitas Eksternal
Menurut Sanjaya (2013: 97) validitas eksternal berkaitan dengan teknik
sampling yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan anggota sampel dapat
mempengaruhi generalisasi hasil eksperimen. Validitas eksternal berkaitan
dengan hubungan kekuatan hasil eksperimen untuk digeneralisasikan ke
populasi yang lebih luas. Upaya untuk mengontrol validitas eksternal adalah
pengambilan sampel yang mewakili populasi, dengan tujuan agar generalisasi
yang dihasilkan tidak hanya berlaku bagi subjek sampel penelitian saja.
3.1.3
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Gugus Mawar Suruh yang terletak di wilayah
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Tidak semua SD di Gugus Mawar
dijadikan objek penelitian, namun hanya mengambil beberapa SD yang mewakili
Gugus Mawar. SD tersebut terdiri atas SD imbas yaitu SD Negeri Kebowan 02
dan SD Negeri Plumbon 04, serta SD inti yaitu SD Negeri Plumbon 01.
Penelitian akan dilaksanakan bulan Maret hingga April 2016 pada Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016.
39
3.2
Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013: 3) adalah suatu atribut atau
sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1), variabel terikat (Y) dan
variabel kovariat (X2).
a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2013: 39) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan pada variabel terikat.
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu model pembelajaran
Insode-Outside Circle (X1.1) dan Bamboo Dancing (X1.2).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat menurut Sugiyono (2013: 39) adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa, yaitu hasil
belajar yang diperoleh melalui penggunaan model Inside-Outside Circle (Y1)
dan hasil belajar melalui penggunaan model Bamboo Dancing (Y2).
c. Variabel Kovariat
Menurut Sudjana (2012: 27) variabel kovariat digunakan untuk
mengontrol proses belajar sebelumnya berdasarkan pembentukan kelompok
yang sudah ada, bukan kelompok yang dibentuk secara acak. Variabel kovariat
dalam penelitian menggunakan pretest untuk mengontrol variabel lain diluar
variabel yang diteliti.
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Model IOC adalah model pembelajaran yang terdiri dari kegiatan bertukar
informasi dengan kelompok lingkaran kecil dan lingkaran besar yang
dapat membangun sifat kerjasama dan komunikatif.
40
2) Model BD adalah model pembelajaran berupa kegiatan bertukar informasi
antar peserta didik dengan berbeda-beda pasangan dalam waktu singkat
dan teratur.
3) Hasil belajar IPS adalah suatu kemampuan kognitif yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan pembelajaran IPS yang diukur dengan
penggunaan soal pilihan ganda.
3.3
Populaasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:61). Rincian
populasi dapat diamati melalui tabel berikut.
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Gugus Mawar Suruh
No
Nama Sekolah
Status
Jumlah Kelas 4
1
SD N Kebowan 01
SD Imbas
16 siswa
2
SD N Kebowan 02
SD Imbas
16 siswa
3
SD N Plumbon 01
SD Inti
40 siswa
4
SD N Plumbon 02
SD Imbas
23 siswa
5
SD N Plumbon 04
SD Imbas
16 siswa
Jumlah keseluruhan
111 siswa
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh, dengan jumlah siswa 111
siswa yang terdiri dari 5 SD yaitu SD Negeri Kebowan 01 (SD Imbas), SD Negeri
Kebowan 02 (SD Imbas), SD Negeri Plumbon 01 (SD Inti), SD Negeri Plumbon
02 (SD Imbas) dan SD Negeri Plumbon 04 (SD Imbas).
41
3.3.2 Sampel
Berbeda dengan populasi, sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013:62).
Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis Probability Sampling
yaitu Cluster Sampling (Area Sampling). Menurut Sugiyono (2009: 120),
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi guna dipilih menjadi anggota
sampel, sedangkan Cluster Sampling (Area Sampling) merupakan teknik untuk
menentukan sampel apabila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Alasan yang memperkuat pengambilan sampel menggunakan teknik sampling ini
adalah keterbatasan peneliti dalam masalah biaya, masalah waktu, masalah
ketelitian dan menghindari percobaan yang sifatnya merusak, serta masalah teknis
lainnya. Rincian mengenai sampel dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.3
seperti berikut.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No
Nama Sekolah
Status
Kelas
Jumlah
Kelompok
Siswa
1
SD Negeri
SD Imbas
IV
16
Eksperimen 1
SD Imbas
IV
16
Eksperimen 2
SD Inti
IV A
20
Eksperimen 1
IV B
20
Eksperimen 2
Plumbon 04
2
SD Negeri
Kebowan 02
3
SD Negeri
Plumbon 01
Jumlah keseluruhan
72
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Plumbon 04
yang berjumlah 16 siswa (kelompok eksperimen 1) dan SD Negeri Kebowan 02
yang berjumlah 16 siswa (kelompok eksperimen 2), serta SD Negeri Plumbon 01
42
yang berjumlah 40 siswa (kelompok eksperimen 1 dan 2). Ketiga SD tersebut
mewakili SD Negeri Imbas dan inti di Gugus Mawar Suruh.
3.4
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 265) teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner, dokumentasi, dan sebagainya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
tes, observasi, dan dokumentasi sebagai berikut:
a.
Tes
Peneliti memberikan tes kepada siswa berupa soal soal pretest yang
dilakukan sebelum dilakukannya tindakan, dan posttest yang diberikan
setelah dilakukannya tindakan penelitian. Soal pretest dan posttets yang
diberikan kepada siswa berupa soal pilihan ganda.
b. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati aktivitas
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dengan penerapan model IOC dan BD.
3.4.2
Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Observasi Guru
Peneliti menggunakan instrumen observasi guru yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian perlakuan di
dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran menggunakan
model IOC dan BD. Lembar observasi disusun untuk mengetahui proses belajar
mengajar telah sesuai dengan sintak model pembelajaran atau tidak. Berikut
adalah tabel kisi-kisi siswa dalam melakukan observasi.
43
Tabel 3.4
Kisi-kisi Observasi Kegiatan Guru dengan Model Pembelajaran
Inside-Outside Circle
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
NOMOR
ITEM
KEGIATAN GURU
Pertemuan ke-1
Guru memberika pretest
Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan tentang pembelajaran IOC
Guru memberikan motivasi
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4
orang
Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari
informasi
Pertemuan ke-2
Guru membagi kelompok 5 -8 siswa untuk kegiatan bertukar informasi
Guru membimbing pelaksanaan kegiatan bertukan informasi berupa
bentuk lingkaran kecil-lingkaran besar
Guru membimbing membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan
Guru memberikan postes
Guru memberikan tugas rumah
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
Proses pembelajaran menggunakan model IOC dilakukan dalam dua
pertemuan. Pertemuan pertama diawali dengan pemberian soal pretest untuk
mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran IOC, memberikan motivasi,
membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 siswa untuk kegiatan mencari
informasi.
Pertemuan kedua berisi lanjutan dari kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama yaitu pelaksanaan kegiatan bertukar informasi yang diawali
dengan pembagian kelompok 5-8 siswa. Kegiatan bertukar informasi dilakukan
dengan pembentukan kelompok lingkaran kecil dan lingkaran besar. Siswa yang
berada di lingkaran keci menghadap keluar dan siswa yang berada di lingkaran
luar menghadap kedalam sehingga saling berhadapan. Kegiatan pertukaran
informasi
dilakukan
perkembangan
untuk
teknologi.
mendapatkan
Selanjutnya
pengetahuan
guru
mengenai
membimbing
siswa
materi
untuk
44
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari, memberikan soal
posttest dan tugas rumah.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Observasi Kegiatan Guru dengan Model Pembelajaran
Bamboo Dancing
NOMOR
ITEM
KEGIATAN GURU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Pertemuan ke-1
Guru memberika pretes
Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan tentang pembelajaran BD
Guru memberikan motivasi
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 34 orang
Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari
informasi
Pertemuan ke-2
Guru membimbing pelaksanaan kegiatan bertukar informasi
Guru membimbing membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan
Guru memberikan postes
Guru memberikan tugas rumah
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
Kegiatan pembelajaran menggunakan model BD dilakukan melalui dua
pertemuan. Pertemuan pertama diawali dengan pemberian soal pretest untuk
mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
Selanjutnya guru memberikan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan
tentang
kegiatan
pembelajaran
BD,
memberikan
motivasi,
membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 siswa untuk kegiatan mencari
informasi.
Pertemuan kedua berisi lanjutan dari kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama yaitu pelaksanaan kegiatan bertukar informasi yang dilakukan
dengan teman sebangku. Kegiatan pertukaran informasi dilakukan oleh setiap
siswa dalam satu bangku dan berputar sesuai deretan bangku. Perputaran posisi
siswa
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
materi
perkembangan teknologi yang diperoleh oleh siswa lain bangku dalam satu deret.
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran
45
yang telah dipelajari, memberikan soal posttest untuk mengetahui hasil belajar
siswa dan memberikan tugas rumah.
b. Instrumen Observasi Siswa
Peneliti menggunakan instrumen observasi siswa yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang pencapaian hasil belajar siswa dalam penerimaan
perlakuan di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran
menggunakan model IOC dan BD. Lembar observasi disusun untuk mengetahui
proses belajar mengajar telah sesuai dengan sintak model pembelajaran atau tidak.
Berikut adalah tabel kisi-kisi siswa dalam melakukan observasi.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Observasi Kegiatan Siswa dengan Model Pembelajaran
Inside-Outside Circle
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
KEGIATAN GURU
Pertemuan ke-1
Siswa mengerjakan pretes
Siswa memusatkan perhatian
siswa menyimak tujuan pembelajaran
Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembelajaran IOC
Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang
Siswa mencari informasi bersama kelompok masing-masing
Pertemuan ke-2
Siswa melaksanakan kegiatan bertukar informasi
Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan dari materi yang telah
didiskusikan
Siswa mengerjakan postes
Siswa mendapatkan tugas rumah
NOMOR
ITEM
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
Proses pembelajaran menggunakan model IOC dilaksanakan melalui dua
pertemuan. Pertemuan pertama diawali dengan pengerjaan soal pretest oleh siswa.
Selanjutnya siswa memusatkan perhatian kepada guru untuk siap mengikuti
pembelajaran. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru,
penjelasan mengenai pembelajaran IOC, membentuk kelompok 3-4 siswa untuk
melaksanakan kegiatan mencari informasi berdasarkan materi yang akan
dipelajari.
46
Pertemuan kedua adalah pelaksanaan kegiatan mencari informasi dalam
bentuk lingkaran kecil, lingkaran besar. Selanjutnya membuat simpulan tentang
materi yang dipelajari, mengerjakan soal posttest dan mengerjakan tugas rumah.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Observasi Kegiatan Siswa dengan Model Pembelajaran
Bamboo Dancing
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
KEGIATAN GURU
Pertemuan ke-1
Siswa mengerjakan pretes
Siswa memusatkan perhatian
siswa menyimak tujuan pembelajaran
Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembelajaran BD
Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang
Siswa mencari informasi bersama kelompok masing-masing
Pertemuan ke-2
Siswa melaksanakan kegiatan bertukar informasi
Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan dari materi yang telah
didiskusikan
Siswa mengerjakan postes
Siswa mendapatkan tugas rumah
NOMOR
ITEM
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
Proses pembelajaran menggunakan model BD diawali dengan pengerjaan
soal pretest oleh siswa, kemudia memusatkan perhatian kepada guru, menyimak
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, menyimak penjelasan tentang
pembelajaran BD dan membentuk kelompok untuk mencari informasi. Pertemuan
kedua berisi pelaksanaan kegiatan bertukar informasi dengan teman sebangku
dalam satu deret. Kegiatan akhir berupa simpulan pembelajaran, pengerjaan
posttest dan tugas rumah.
c.
Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah lembar soal pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda. Instrumen tes
berupa pilihan ganda akan layak digunakan dalam penelitian setelah dilakukan uji
coba terhadap instrumen yang digunakan melalui tahapan: 1) penyusunan kisi-kisi
instrumen soal, 2) uji coba instrumen soal, 3) uji validitas dan 4) uji reliabilitas.
47
Untuk menguji validitas soal tidak dilakukan di SD yang menjadi subjek
penelitian, tetapi diujikan di SD luar subjek penelitian.
Penyusunan kisi-kisi soal uji coba yang nantinya digunakan sebagai
pretest dan posttest didasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu
mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi, dan Kompetensi Dasar yaitu mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya. Kisi-kisi instrumen tes uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba
NO
1.
Standar
Kompetensi
2. mengenal
sumber daya
alam,
kegiatan
ekonomi dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten/
kota
dan
provinsi
Kompetensi
Dasar
2.3
Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya
Indikator
2.3.1
Banyak
Butir
No Butir
Membandingkan jenis
teknologi produksi masa
lalu dan masa kini
5
1, 8, 21, 25,
27
2.3.2 Menunjukkan peralatan
teknologi produksi masa
lalu dan maa kini
2.3.3 Menyebutkan macammacam alat teknologi
produksi masa lalu dan
masa kini
2.3.4 Membandingkan jenis
teknologi komunikasi
masa lalu dan masa kini
2.3.5 Menunjukkan peralatan
teknologi komunikasi
masa lalu dan masa kini
2.3.6 Menyebutkan macammacam alat komunikasi
masa lalu dan masa kini
2.3.7 Membandingkan jenis
teknologi transportasi
masa lalu dan masa kini
2.3.8 Menunjukkan peralatan
teknologi transportasi
masa lalu dan masa kini
2.3.9 Menyebutkan macammacam alat transportasi
masa lalu dan kini
5
3, 5, 12, 22,26
2
2, 15
3
4, 7,23
2
6, 11
3
9, 13,24
5
10,14,28,30,
31
5
16,19,29,33,
35
5
17,18,20,32,
34
48
3.5
Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran
dan Fungsi Pengecoh
Uji coba validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan fungsi
pengecoh pada penelitian menggunakan Anates V.4. Keterangan lebih lanjut dapat
diamati melalui lampiran, sedangkan rincian singkat mengenai hasil uji coba
dapat diketahui melalui pemaparan berikut.
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi yang dikutip oleh Dwinanto, (2006: 168) validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Pengujian instrumen tes dilakukan di SD Plumbon 02 yang masih berada
di lingkup Gugus Mawar Suruh dengan jumlah responden 21 siswa. Berdasarkan
hasil uji validitas instrumen yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Uji Coba Siswa Kelas 5 SD Plumbon 02
Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016
Hasil Uji Validitas
Standar
Kompetensi
2. Mengenal
sumber daya
alam,
kegiatan
ekonomi
dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten /
kota
dan
provinsi.
Kompetensi
Dasar
2.3
Mengenal
perkembang
an teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunaka
nnya
Indikator
Butir
Soal
Tidak
Valid
Valid
2.3.1 Membandingkan jenis
teknologi produksi
masa lalu dan masa
kini
1, 8,
21,25
, 27
8, 25
1, 21, 27
2.3.2
3, 5,
12,
22,26
3, 5, 12, 22
26
2, 15
2
15
4,
7,23
4, 7
23
Menunjukkan
peralatan teknologi
produksi masa lalu
dan maa kini
2.3.3 Menyebutkan macammacam alat teknologi
produksi masa lalu
dan masa kini
2.3.4 Membandingkan jenis
49
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
teknologi
komunikasi
masa
lalu dan masa kini
Menunjukkan
peralatan teknologi
komunikasi
masa
lalu dan masa kini
Menyebutkan macammacam
alat
komunikasi
masa
lalu dan masa kini
Membandingkan jenis
teknologi
transportasi
masa
lalu dan masa kini
Menunjukkan
peralatan teknologi
transportasi
masa
lalu dan masa kini
Menyebutkan macammacam
alat
transportasi
masa
lalu dan kini
6, 11
6
11
9,
13,24
9, 13
24
10,14
28,
30,31
31, 30,31
10, 14, 28
16,19
,29,
33,35
16, 29,35
19, 33
17,18
,20,3
2,34
18,20, 32
17, 34
Hasil uji coba instrumen tes diperoleh 21 butir soal yang signifikan dari
keseluruhan 40 soal yang diujikan berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang telah diuraikan
3.5.2
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat digunakan sebagai
alat pengeumpulan data apabila instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 2010: 221). Menurut Wina Sanjaya ( 2013: 253) angka korelasi akan
bergerak antara 0,00 sampai 1,00. Instrumen soal tes memiliki tingkat reabialitas
yang baik apabila hasil korelasi mendekati angka 1,00 dan instrumen soal tes
memiliki tingkat reliabilitas rendah apabila angka korelasi mendekati angka 0,00.
Arikunto (2013: 115) menyatakan bahwa instrumen yang memiliki nilai
reliabilitas > 0,7 dapat dikatakan reliabel.
Pengukuran uji reliabilitas pada penelitian ini diperoleh angka korelasi
0,71. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen dapat dikatakan reliabel.
50
3.5.3 Daya Pembeda
Menurut Zainal Arifin (2014: 133) daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan anatara siswa yang pandai (menguasai materi)
dengan siswa yang kurang pandai (kurang/ tidak menguasai materi). Daya
pembeda yang diperoleh sebesar 2,125.
3.5.4
Tingkat Kesukaran
Komposisi tingkat kesukaran soal uji coba yang valid berdasarkan analisis
menggunakan program anates menunjukkan bahwa terdapat 8 soal mudah atau
sangat mudah, 10 soal sedang, dan 3 soal sukar. Dari 21 soal diambil 20 soal
untuk digunakan pada lembar pretest dan lembar posttest. 20 soal yang akan
digunakan pada soal pretest dan soal posttest terdiri dari 7 soal mudah atau sangat
mudah, 10 soal sedang, dan 3 soal sukar.
3.5.5
Fungsi Pengecoh
Fungsi pengecoh pada 20 soal yang akan digunakan untuk lembar pretest
dan posttest cukup baik. Lebih dari 10 butir soal memiliki 1 atau 2 pengecoh yang
berfungsi baik atau sangat baik dan tidak ada satupun pengecoh yang berfungsi
sangat buruk. Fungsi pengecoh yang terdiri dari minus tiga artinya sangat buruk
serta tidak dapat digunakan, menurut Karno pengembang Anataes V4.
3.6
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif dan teknik analisis statistik.
3.6.1
Teknik Deskriptif
Teknik deskriptif akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 20. Hasil analisis dari teknik deskriptif akan memaparkan beberapa hal yang
meliputi nilai minimal, nilai maksimal, mean atau rata-rata, standar deviasi,
distribusi frekuensi, dan grafik. Teknik deskriptif akan dilakukan pada masingmasing kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 baik hasil pretest maupun
posttest.
51
3.6.2 Uji Analisis Statistik
Teknik analisis statistik meliputi uji coba instrumen, uji prasyarat, dan uji
hipotesis. Uji coba instrumen dilakukan dengan bantuan program Anates V.4.
Kelayakan instrumen ditinjau dari lima hal yaitu validitas instrumen, reliabilitas
instrumen, tingkat kesulitan, daya beda, dan fungsi pengecoh.
a. Uji Prasarat
Uji prasyarat meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan yang terakhir
uji homogenitas regresi linier data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk
menentuan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal dan
berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data
parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik
analisis data nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika
nilai signifikansi > 0,05. Uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan
program SPSS 20. Uji normalitas dilakukan melalui langkah-langkah analyzenoneparametric tests-legacy dialogs- 1 sample KS- pretest dan posttest
digeser ke dalam test variable list-klik normal-OK.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai
varian yang sama atau berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai
varian yang sama maka dapat dilakukan pemberian tindakan pada siswa
kelompok. Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai
probabilitas/signifikansi
> 0,05 (pada based on mean). Analisis uji
homogenitas varian ini bisa dilakukan dengan menggunakan program SPSS
20. Langkah-langkah melakukan uji homogenitas melalui SPSS yaitu
52
analyze-descriptives statistic-explore-masukkan data pada kolom dependent
list-pilih plots-pilih untransformed pada levine test –continue-ok.
3. Uji Homogenitas Regresi Linear
Uji homogenitas regresi linear data bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas (X1.1) dengan variabel bebas lainnya yang
disebut variabel kovarian. Dalam hal ini variabel bebas (X1.1) adalah hasil
posttest dan variabel kovarian yaitu pretest. Variabel bebas dan variabel
kovarian dikatakan homogen atau tidak dilihat pada tabel parameter
estimates. Jika nilai koefisien pada Beta > 0,60 dan signifikansi nilai < 0,05
maka data tersebut homogen dan dapat menggunakan model anakova. Uji
anakova sendiri adalah uji utama pada penelitian ini sebagai acuan untuk
menguji hipotesis dan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Jika salah
satu uji prasyarat tidak terpenuhi maka akan dilakukan pengujian dengan
teknik non parametrik yaitu kolmogorov smirnov test.
4. Uji Anakova
Uji anakova dilakukan jika seluruh uji prasyarat terpenuhi. Uji
anakova dilakukan karena kelompok sampel yang digunakan tidak dipilih
secara acak tetapi menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya
sehingga peneliti merasa perlu mengontrol keadaan awal dari kelompok
tersebut atau internal validity kelompok. Kontrol ini dilakukan dengan
menggunakan nilai pretest sebagai variabel kovarian.
Uji anakova dilakukan dengan bantuan program SPSS 20. Langkahlangkah uji anakova yaitu analyze-general linear model-univariate-masukkan
posttest pada dependent list-masukkan model pembelajaran pada fixed
factor-masukkan pretest pada covariat-plots-masukkan model ke horizontal
axis-add-continue-options-masukkan overall ke sebelah kanan-centang kolom
pada estimates of effect size, descriptive statistics, parameter estimates, dan
homogenity test-continue-ok.
53
3.6.3 Hipotesis
Setelah diperoleh hasil uji anakova kemudian dilakukanlah analisis uji
hipotesis untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak.
a. Hipotesis penelitian
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD ditinjau dari hasil
belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh.
Ha : Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD ditinjau dari hasil belajar IPS
siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh.
b. Hipotesis statistik
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis tipe A
atau hipotesis 2 ekor (kiri dan kanan).
H0: μIOC = μBD artinya, Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar yang
signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD
ditinjau dari hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh.
Ha: μIOC ≠ μBDartinya Ha : Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe IOC dan BD ditinjau
dari hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Mawar Suruh.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan acuan hasil uji
anakova. Pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan kriteria sebagai
berikut.
Ho diterima jika probabilitas/signifikansi > 0,05
Ha diterima jika probabilitas/signifikansi < 0,05
Download