BAB I - fkip.unja

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini
yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain. Bermain adalah bagian integral
dalam kehidupan setiap anak dan merupakan cara yang paling baik untuk
mengembangkan potensi anak secara optimal. Penggunaan metode bermain
disesuaikan dengan perkembangan anak (keperluan usia anak). Permainan
yang digunakan pada PAUD adalah permainan yang merangsang kreativitas
dan menyenangkan (tidak ada unsur pemaksaan) dan sederhana. Pembinaan
pengembangan motorik di sini merupakan salah satu kegiatan yang dapat
mengembangkan aspek motorik secara optimal dan dapat merangsang
perkembangan otak anak.
Pengembangan aspek motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan
melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol dan melakukan koordinasi gerak tubuh, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melalui pembinaan aktivitas
anak (Fisik Motorik) di PAUD diharapkan akan memberikan dasar pemikiran
untuk mengkaji lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
Dengan memanfaatkan sarana alat bermain dan permainan yang tersedia di
1
2
PAUD serta disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik anak
usia PAUD.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan gerakan jasmani
yang melalui kegiatan pada pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi Hurlock
(2003:150). Pada saat anak berumur 4-5 tahun anak dapat mengendalikan
gerakan secara kasar yang melibatkan bagian badan seperti berjalan, berlari
melompat dan lain-lain. Setelah usia 5 tahun perkembangan besar dalam
pengendalian koordinasi lebih baik yang juga melibatkan otot kecil yang
digunakan untuk melempar, menangkap bola.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada
anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Dengan demikian maka anak perlu dibimbing dalam segala hal
baik yang berhubungan dengan aktifitas sosialnya, aktifitas moralnya,
aktifitas komunikasinya dan aktifitas motoriknya. Usia dini merupakan masa
yang paling baik untuk menanamkan nilai-nilai yang ada karena anak sedang
berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik yang paling pesat
khususnya dalam kemampuan fisik maupun motorik.
Pada pembelajaran awal anak usia dini, materi yang diajarkan guru
kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang ada atau yang digunakan
3
oleh sekolah tersebut, dikarenakan ketidak sesuaian materi dengan kurikulum
yang ada dapat memberikan pengaruh adanya ketidak optimalan suatu tujuan
pembelajaran. Seperti yang di ketahui bahwa tangan memiliki peranan
penting bagi manusia, apabila tangan tidak dilatih secara baik bisa saja tangan
menjadi kaku dan tidak tumbuh secara optimal jika tidak ada latihan. Hurlock
(1978:151)
berbagai
kegiatan
motorik
yang
menggunakan
tangan,
pergelangan tangan dan jari tangan merupakan perkembangan yang dapat
diprediksikan. Melalui bermain tersebut diharapkan anak dapat lebih fokus
dalam kemampuan ketangkasan seperti melempar, menangkap di mana
tangan akan sangat digunakan pada saat bermain. Salah satunya cara
meningkatkan kemampuan anak secara optimal yaitu melalui bermain pada
pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
Kemampuan motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini
berkaitan erat dengan gerak dasar dalam pedoman observasi dan evaluasi
gerak dasar menurut Janice (2013:206) yaitu: (1) berlari yang mempunyai
komponem gerak dasar meliputi: tungkai dari samping, lengan, tungkai dari
belakang, (2) melompat yang mempunyai komponen gerak dasar meliputi
lengan, tungkai dan paha, (3) melempar yang mempunyai komponen dasar
meliputi: lengan, tungkai dan kaki, (4) menangkap yang mempunyai
komponen gerak dasar meliputi; kepala, lengan, dan tangan., dan (5)
menendang yang mempunyai komponen gerak dasar meliputi: lengan, dan
tungkai.
4
Pengembangan dan pembinaan keterampilan motorik kasar sangat
diperlukan karena hal tersebut merupakan perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh anak yang diperlukan bagi
pertumbuhan kehidupan anak. Gerakan motorik kasar merupakan gerakan
yang membutuhkan adanya koordinasi dari sebagian besar pada anggota
tubuh anak. Perkembangan motorik kasar meliputi kemampuan berjalan, lari,
lompat, kemudian melempar. Menurut Hurlock (1978:152) menyatakan
perkembangan motorik berarti pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
Kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar
tubuh anak kelompok B3 di Taman Kanak-Kanak As-Salam Kota Jambi
belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah kegiatan yang untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar tubuh anak masih jarang
dilaksanakan, sehingga anak kurang terstimulasi dalam mengembangkan
kemampuan motorik kasarnya. Banyak sekali kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak, salah satunya
melalui permainan melempar dan menangkap bola.
Kemampuan motorik kasar anak sangat diperlukan untuk menguasai
gerakan motorik kasar. Tubuh perlu dilatih agar indera-indera terstimulasi
untuk membantu pengembangan kemampuan motorik kasar pada anak.
Kemampuan motorik kasar anak sangat penting bagi anak usia dini. Anak
yang tidak mampu bergerak secara optimal akan kesulitan berkonsentrasi, dan
dampaknya anak akan merasa minder dalam melaksanakan kegiatan.
5
Pada kenyataan seperti dalam pengamatan peneliti yang dilakukan di
lapangan pada motorik kasar anak terutama bermain lempar tangkap
mengalami beberapa hambatan di Taman Kanak-Kanak As-Salam Kota
Jambi. Beberapa hal disebabkan karena pembelajaran motorik kasar pada
sekolah tersebut belum dilakukan secara optimal melibatkan aktifitas fisik
dengan bermain pada diri anak-anak. Selain itu media pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan motorik kasar anak juga masih minim,
beberapa alat permainan yang seharusnya ada di luar kelas untuk mendukung
aktifitas anak juga masih terbatas dan belum mencukupi. Rentang umur siswa
juga terlihat, anak yang berusia lebih besar dan memiliki postur tubuh lebih
besar dapat melakukan melempar dan menangkap, sedangkan anak yang
berusia lebih kecil masih terlihat kurang mampu dalam melaksanakan.
Berdasarkan pengamatan saat proses pembelajaran motorik kasar
beberapa siswa kurang mampu dalam melakukan praktik bermain dengan
melempar menangkap bola. Meskipun ada beberapa anak sudah bisa
melakukan gerakan lempar dan tangkap, anak masih terlihat sangat kaku pada
saat melakukan dan masih membutuhkan bantuan dari guru. Kurang lebih
10% dari jumlah anak memang sudah dapat melakukan praktik melempar dan
menangkap namun terlihat bahwa anak masih terlihat canggung dan kaku
seperti anak belum bisa menjaga keseimbangan pada dirinya setelah
melakukan gerakan. Anak juga masih melakukan gerakan dengan arahanarahan yang diberikan oleh guru. Selain itu anak terlihat masih ragu-ragu
dalam melakukan melempar maupun menangkap bola dan kurang memiliki
6
kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka sendiri sehingga motivasi dari
guru sangat berpengaruh pada diri anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berminat untuk melakukan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola di
Taman Kanak-Kanak As-Salam Kota Jambi.
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Bagaimana bermain lempar tangkap
bola dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di Taman KanakKanak As- Salam Kota Jambi ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar
tangkap bola. Media yang digunakan untuk menunjang penelitian adalah
bola plastik ditinjau dari tingkat keamanan bagi anak usia Taman Kanakkanak.
2.
Siswa kelompok di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi Tahun
pelajaran 2015-2016 sebanyak 15 orang.
1.4 Tujuan Penelitian.
Sejalan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penulis
mengadakan penelitian adalah : Untuk meningkatkan kemampuan motorik
7
kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola di Taman Kanak-Kanak AsSalam Kota Jambi.
1.5 Manfaat Penelitian.
Bahwa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah,
a. Bagi Anak Didik
1.
Proses belajar mengajar lebih menyenangkan bagi anak.
2.
Anak akan lebih terlatih dalam gerakan melempar
3.
Meningkatkan keterampilan motorik kasar anak
4.
Anak akan senang berolah raga,sehingga akan tumbuh menjadi anak
yang sehat dan kuat.
b. Bagi Guru
Sebagai sarana untuk mengevaluasi keberhasilan dalam tugasnya sehingga
guru akan selalu memperhatikan motorik kasar anak
c. Bagi PAUD
1.
Meningkatkan kuwalitas Pendidikan
2.
Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan
Sekolah yang tercermin atau peningkatan kemampuan professional
para guru, perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya iklim
pendidikan di paud tersebut.
3.
Meningkatkan kualitas di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota
Jambi.
4.
Dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya
di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi.
8
1.6 Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan dan kesalahpahaman tentang judul dari
penelitian ini maka penjelasan istilah yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Bermain Lempar Tangkap Bola
Bermain ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga
merupakan prilaku manusia untuk mengeksplorasi dan belajar di
lingkungan
b. Motorik Kasar anak
Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar,
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar
anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.
c. Kemampuan
Kemampuan adalah merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan,
kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
1.7 Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah : “Melalui bermain lempar tangkap bola
dapat meningkatkan motorik kasar Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak
As- Salam Kota Jambi
1.8 Kerangka Berpikir
Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini sangat penting untuk
dikembangkan dan menentukan kesiapan belajar pada anak. Otot-otot besar
9
pada anak perlu dilatih agar terbiasa dan tidak kaku yang merupakan bagian
dari gerak tangan. Salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi otot-otot
besar tersebut adalah kegiatan melempar, menangkap bola.
Kegiatan melempar dan menangkap bola yang terjadi di Kelompok
Bermain masih belum optimal karena dalam melakukan kegiatan khususnya
yang berhubungan dengan fisik masih kurang hal ini ditandai dengan adanya
gerakan yang belum optimal pada saat anak melakukan kegiatan.
Kematangan yang masih kurang dalam diri anak ini yang menjadi
faktor utama
khususnya pada
belum optimalnya motorik kasar di kelompok bermain
anak usia 4-6 tahun tersebut. Kematangan ini dapat
diberikan stimulasi yang tepat sedini mungkin agar motorik kasar pada anak
dapat optimal.
Dari penjabaran di atas, di peroleh kerangka pikir sebagai berikut
“Jika kegiatan lempar tangkap bola dibuat dengan berbagai media yang
menarik, diharapkan motorik kasar anak di Taman Kanak-Kanak As- Salam
Kota Jambi akan meningkat”.
Bermain Lempar
tangkap bola
Motorik Kasar Anak
Download