PENGARUH ATMOSFER RESTORAN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN SUSHI MIYA8I, JAKARTA BARAT CINDY FRANCISCA Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk Jakarta Barat, Fax : (+62-21) 535 – 0655, [email protected] Nami Fitricia Pasaribu, SSt.Par., M.Par Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk Jakarta Barat, Fax : (+62-21) 535 – 0655 ABSTRACT Human neeed for survival, food is a source of energy to support all human activities; so many people at the end open a restaurant and get customers. The purpose of this study was to determine the influence of atmosphere restaurant to consumer buying decision process at Sushi Miya8i Restaurant, West Jakarta. Method of study used is quantitative study with associative causal formulation. Analysis was done by simple linear regression analysis assisted by statistic program SPSS 22 version. The result of this study is that atmosphere restaurant has a significant effect on consumer buying decision process of Sushi Miya8i Restaurant, West Jakarta. Keywords: atmosphere restaurant, buying decision process. Abstrak Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya, makanan merupakan sumber energi untuk menunjang semua kegiatan dan aktifitas manusia, sehingga banyak manusia yang pada akhirnya membuka restoran dan mendapatkan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh atmosfer restoran terhadap proses keputusan pembelian konsumen di restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rumusan masalah asosiatif kausal. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan alat bantu statistic SPSS versi 22. Hasil pengolahan data ini adalah atmosfer restoran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen di restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Kata Kunci: atmosfer restoran, proses keputusan pembelian konsumen. PENDAHULUAN Menurut Suhardjo (2003) manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya, makanan merupakan sumber energi untuk menunjang semua kegiatan atau aktifitas manusia. Manusia yang kurang makanan akan lemah baik daya kegiatan maupun pekerjaan fisik atau daya pemikiran karena kurangnya zat – zat makanan yang diterima oleh tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Seseorang yang kurang makanan tidak dapat menghasilkan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun dalam kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat yaitu akan kekurangan gizi khususnya energi. Menurut Nugraha (2013) dengan kemampuan mengolah makanan sebagai bentuk cara bertahan hidup, manusia mulai mengembangkan restoran dari tahun 1765, a Boulanger adalah nama restoran pertama di dunia yang berdiri di kota Paris. Kemudian menurut Wiwoho (2008) restoran merupakan suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk dikonsumsi oleh tamu, sebagai kebutuhan yang sangat mendasar akan makan dan minum dalam rangka memulihkan kembali kondisinya yang telah berkurang setelah melakukan suatu kegiatan sehingga bisa kembali kepada stamina semula. Sedangkan menurut Walker (2008) untuk merencanakan sebuah restoran harus memiliki konsep yang berbeda sebagai pembentukan image dari sebuah restoran, konsep dari restoran juga harus memiliki perencanaan bisnis, lokasi dari restoran, atmosfer dan juga desain. Menurut Walker (2008) para wirausaha yang ingin menciptakan sebuah restoran harus menggambarkan sebuah konsep yang memproyeksikan kesan maupun image dari sebuah restoran, yaitu menciptakan sesuatu tampilan yang berbeda, unik, serta cita rasa yang berbeda. Bukan hanya itu saja atmosfer ruangan restoran yang berbeda juga akan menjadi daya tarik para konsumen. Suasana atmosfer dalam restoran yang menyenangkan akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengunjungi sebuah restoran, hal ini nanti akan mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan apakah ia mau membeli produk atau tidak, karena seseorang yang awalnya hanya ingin berjalan-jalan atau dengan kata lain ingin berkunjung ke sebuah restoran dan ia merasa nyaman dan senang di dalam restoran tersebut. Sebagai contoh salah satu restoran Sushi Miya8i adalah restoran yang menjual berbagai jenis makanan Jepang yang sudah mengalami perpaduan yang diramu oleh chef yang sudah sangat berpengalaman sehingga rasa dari makanan yang tersedia bisa dirasakan begitu nikmat di lidah orang Indonesia. Sushi Miya8i merupakan restoran yang lahir dari gagasan tiga artis Tanah Air, yakni Adi Nugroho, Thomas Nawilis, serta Teuku Wisnu. Dari ketiga artis ini memiliki ide untuk membuka restoran sushi. Ide awalnya berasal dari Adi Nugroho dan Thomas Nawilis yang memikirkan untuk membuat suatu konsep yang berbeda. Artinya Adi Nughroho memikirkan untuk membuat suatu konsep yang berbeda, sementara Thomas Nawilis yang suka “ngumpul”. Di dalam website www.sushimiya8i.com pemilihan nama Miya8i (baca Miyabi) tepat di belakang nama sushi digunakan oleh penduduk Jepang untuk mengekspresikan segala sesuatu yang hebat, luar biasa, elegan, bahkan keberhasilan. Sedangkan penggunaan angka ‘8’ tidak menggunakan huruf ‘B’ pada Sushi Miya8i sesuai dengan bentuk dari angka ‘8’ itu sendiri untuk melambangkan semangat kerja yang tidak putus – putus untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Restoran Sushi Miya8i merupakan sebuah restoran yang sudah didirikan selama 2 tahun di kawasan Jakarta Barat terletak di pinggiran jalan tepat di sebelah kampus Binus University, Sushi Miya8i membuka sebuah outlet restoran yang tepatnya di Jalan Anggrek No. 01 Rawa Belong Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Jam operasional Sushi Miya8i di Anggrek Cakra dimulai dari hari Senin – Minggu pukul 10:00 – 22:00 WIB. Restoran ini memiliki konsep restoran yang di dominasi dengan warna merah pada ruangan, dinding yang diganti dengan kaca sehingga para konsumen yang berkunjung dapat melihat pemandangan diluar. Restoran Sushi Miya8i ini memiliki seating capacity 42 kursi, dengan jumlah karyawan 24 orang. Dalam operasionalnya, restoran Sushi Miya8i mengedepankan produk dan atmosfer restoran yang baik dan sesuai dengan harapan pelanggan. Namun, pelanggan memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap atmosfer restoran yang di berikan kepada mereka. Pelanggan memiliki ekspetasi yang berbeda dengan apa yang diterima, maka potensi keluhan dari pelanggan akan muncul. Keluhan pelanggan merupakan bentuk informasi yang diberikan oleh pelanggan yang sangat berguna, dengan adanya penanganan melalui keluhan ini akan menghindari pelanggan untuk beralih ke restoran lain. Keluhan dari pelanggan juga terdapat di restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi restoran Sushi Miya8i, salah satunya adalah mengalami penurunan pengunjung. Berdasarkan data keluhan yang diberikan oleh supervisor restoran kepada peneliti adalah atmosfer restoran yang diberikan masih terlihat kurang. Atmosfer restoran yang dinilai pelanggan masih terlihat kurang adalah walaupun sudah dipasang pendingin ruangan tetapi tidak mampu mendinginkan seluruh ruangan, dinding kaca yang terlalu besar sehingga mengakibatkan sinar matahari masuk ke dalam restoran, minimnya tata letak parkir sehingga membuat pelanggan yang berkunjung sulit untuk memarkirkan kendaraan Dengan demikian, penulis menuangkan dalam tugas akhir yang berjudul “PENGARUH ATMOSFER RESTORAN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN SUSHI MIYA8I, JAKARTA BARAT” METODE PENELITIAN Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dan asosiatif kausal. Rumusan masalah deskriptif menurut Sugiyono (2013) adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, meluas dan lebih mendalam. Sedangkan rumusan masalah asosiatif menurut Sugiyono (2013) adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian kuantitatif ini, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data dan semuanya harus dilakukan secara objektif dengan diuji terlebih dahulu. Time Horizon yang digunakan di dalam desain penelitian adalah Cross Sectional Data. Cross Sectional Data menurut Siregar (2013) adalah data yang dikumpulkan pada suatu periode dan objek tertentu dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya HASIL DAN BAHASAN Tabel 17 Koefisien Korelasi Atmosfer Restoran dan Proses Keputusan Pembelian Konsumen Coefficientsa Standardized Collinearity Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics Model Std. B Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) 1,207 0,373 2,714 0,009 1 Atmosfer Restoran 0,689 0,1 0,586 6,786 0 1 1 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014 Dinyatakan a (konstanta) adalah 1,207 dan b (koefisien regresi) = 0,689. Kemudian hasil perhitungan ini digunakan rumus persamaan regresi, yaitu Y’ = a + b.X dengan keterangan Y adalah proses keputusan pembelian konsumen dan X adalah atmosfer restoran. Persamaan regresi antara X dan Y adalah sebagai berikut: Y’ = 1,207 + 0,689 (X) Tabel 18 Koefisien Regresi Linear Sederhana Model Summary Model 1 R R Square ,586a Adjusted R Square ,343 ,326 Std. Error of the Estimate ,519 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014 Dari hasil pengolahan model summary ini dilihat bahwa nilai R adalah sebesar 0,586. Menurut Sugiyono (2013) interpretasi koefisien korelasi nilai R pada 0,40 – 0,599 memiliki tingkat hubungan yang sedang, oleh karena itu dalam hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sedang antar pengaruh atmosfer restoran terhadap proses keputusan pembelian konsumen di restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Sedangkan pada nilai R Square memiliki nilai sebesar 0,343. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh regresi pada variabel X dan variabel Y adalah sebesat 34,3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara atmosfer restoran (variabel X) terhadap proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y) di Sushi Miya8i, Jakarta Barat. H1 : Adanya pengaruh antara atmosfer restoran (variabel X) terhadap proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y) di Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Ketentuan dalam pembuktian hipotesis dengan menggunakan uji signifikansi korelasi product moment menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: a. b. Jika, rhitung <rtabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Diketahui bahwa rhitung adalah sebesar 0,586. Berdasarkan Tabel III yang dilampirkan oleh Sugiyono (2009) mengenai r product moment, apabila jumlah sampel (N) adalah 98 sampel dan taraf signifikannya adalah 5% atau 0,05 maka rtabel (0,586>0,197), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara atmosfer restoran (variabel X) terhadap proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y). hasil uji dari hipotesis dalam penelitian ini yaitu: H1 : Adanya pengaruh antara atmosfer restoran (variabel X) terhadap proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y) di Sushi Miya8i, Jakarta Barat. Hasil pengolahan data penelitian Tabel 19 Hubungan Variabel Hubungan (Korelasi) Pengaruh (Regresi) 0,586 (Sedang) 34,3% Persamaan Regresi Pengaruh yang Diberikan Atmosfer Restoran Proses Keputusan Pembelian Konsumen Y’ = 1,207 + 0,689(X) Signifikan Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014 Pada hasil pengaruh regresi yang diberikan oleh atmosfer restoran terhadap proses keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini: Gambar 8 Pengaruh Atmosfer Restoran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Atmosfer Restoran (Variabel X) 34,3 % Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Variabel Y) Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014 Dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu: H1 : Atmosfer restoran (variabel X) signifikan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y) di restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Variabel X: • Penulis mengambil pernyataan yang memiliki nilai rata - rata tertinggi, adalah “Warna cat dinding di restoran Sushi Miya8i sesuai dengan tema” dengan total nilai rata – rata 4,05. Dilihat hasil dari pernyataan dapat disimpulkan bahwa atmosfer restoran yang diberikan oleh restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat sudah memberikan jaminan yang baik yaitu warna cat dinding disesuaikan dengan tema. Namun dari pernyataan indikator atmosfer restoran dengan nilai rata–rata terendah, yaitu “ Tata letak parkir di luar restoran Sushi Miya8i dijaga dengan baik” dengan nilai rata – rata 3,28. Dilihat dari hasil pernyataan bahwa atmosfer restoran yang diberikan oleh restoran Sushi Miya8i, Jakarta Barat dinilai belum sesuai dengan harapan pelanggan. Simpulan Variabel Y • Hasil analisis proses keputusan pembelian konsumen (variabel Y) yang sudah diteliti oleh penulis dapat dilihat nilai tertinggi dari proses keputusan pembelian konsumen yaitu 3,67 dengan indikator pernyataan “Anda merasa puas dengan suasana restoran dan makan–makanan di restoran Sushi Miya8i. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan adanya suasana restoran dan makan– makanan di restoran Sushi Miya8i. Namun nilai terendah dari proses keputusan pembelian konsumen yaitu 3,41 dengan indikator pernyataan “Anda memilih untuk melakukan pembelian produk di restoran Sushi Miya8i” Simpulan variabel X dan variabel Y • Hasil perhitungan tingkat hubungan antara atmosfer restoran dengan proses keputusan pembelian konsumen yaitu sebesar 0,586 (sedang) dan terdapat pengaruh atmosfer restoran terhadap proses keputusan pembelian konsumen sebesar 34,3%. Saran • Untuk meminimalisasi keluhan terkait tata letak parkir, sebaiknya dari pihak restoran menambahkan penjagaan yang ketat, dan memperluas area parkir di sekitar restoran ataupun menyediakan tempat parkir khusus di sekitar restoran, dengan tujuan agar pelanggan tetap merasa nyaman dan aman ketika berkunjung ke restoran karena adanya penjagaan dari satpam dan terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan. • Agar semakin menarik perhatian ke pelanggan dari atmosfer restoran, sebaiknya menambahkan gambar maupun lukisan yang dipajang di dinding, gambar tersebut dapat berupa hidangan makanan, dan minuman. Hal ini akan menambah atmosfer restoran hiasan dinding agar tidak terlihat monoton. • Dinding kaca restoran sebaiknya ditambahkan tirai agar pada waktu siang hari matahari tidak langsung menyorot ke dalam ruangan dan membuat ruangan menjadi panas. Selain itu tambahan adanya stiker maupun logo dari Sushi Miya8i yang ditempelkan pada kaca bagian bawah agar terkesan tidak terlalu terbuka ketika pelanggan duduk di dekat kaca. • Sebaiknya Air Conditioner (temperatur udara) dibersihkan secara berkala atau dengan menambahkan Air Conditioner agar pelanggan yang berkunjung tetap merasa nyaman dan temperatur di dalam ruangan tetap sejuk. • Sebaiknya tidak hanya menyalakan suara dari televisi saja, tetapi akan lebih baik jika dipasang alunan musik dari sound system, musik yang diputar akan menciptakan kesan rileks supaya membuat pelanggan tinggal duduk lebih lama di dalam restoran, dan menambah banyak menu makanan. REFERENSI Alamsyah, Y.(2008). Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, Jakarta:PT Elex Media Komputindo Baraban, R. S., & Durocher, J.F. (2010). Successful Restaurant Design. In R. S. Baraban, & J. F. Durocher, Successful Restaurant Design (pp.78-81). America. Conan, E. (2013). Start Your Successful Restaurant Business. In E. Conan, Start Your Successful Restautrant Business. Evans, B. d., & Lisan, R.M. (2010). Store Atmosphere. Bandung. Ir. Syofian Siregar, M. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:PT Bumi Aksara. Kriyantono, R.(2010). Hipotesis. In R. Kriyantono, Riset Komunikasi (p.28). Indonesia: Kencana Prenada Media Group. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. In R. Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi (p.95). Indonesia. Levi, W. (2012). Store Atmosphere. In L.a. Weitz, Retailing Management (p.490). New York. Saptono Istiawan S.K.,I.(2006). Ruang Artistik dengan pencahayaan. Depok. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sugiyono, P. D. (2013). In Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (p.184). Bandung: Alfabeta. Sumardjoko, B. (2011). Metode Statistik. Surakarta: Badan Penerbit FKIP. Sutisna. (2002). What is Store Atmosphere? (p.105). Swasty, W.(2010). Definisi dari warna merupakan sifat cahaya yang dipancarkan., (p.6). Utami, C. W. (2010). Store Atmosphere. 255. Berman, Evan. (2007). Store Atmosphere. Atmosphere refers to the store’s physical characteristic. Vitta Maretha, E.A.(2011). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pmebelian Konsumen. (p.983). Kotler, K, (2009). Marketing Management Paramita, N.Y. (n.d). Analisis Pengaruh Atmosfer Waroeng Joglo terhadap Kepuasan Konsumen RIWAYAT PENULIS Cindy Francisca lahir di kota Jakarta pada tanggal 3 April tahun 1991. Penulis menamatkan pendidikan Diploma – 4 di Binus University dalam bidang Hotel Management pada tahun 2014