pengaruh pendidikan kesehatan terhadaptingkat pengetahuan

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAPTINGKAT
PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRIDI DUSUN
KERET DESA SUMBERJATI, MOJOANYAR
MOJOKERTO
*Rina Mardiyana, Desi Tri Handayani
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
SADARI or breast self-examining is the easiest, the cheapest and the simplest way to
detect breast cancer earlier. Many people don’t know yet about this earlier detection activity.
The aim of this research is to find out the influence of the health education about breast selfexamining (SADARI) toward the level of girls’ knowledge in Keret village. The design
which is used in this research is pre-experimental with pre-post test type in a group (one
group pra-post test design). There are some variables that are used in this research, free
variable that is used is health education about breast self-examining (SADARI), while the
tied variable is the level of girls knowledge in Keret village. The population is Keret village
girls about 41 respondents. Data taken using a questionnaire. Data were analyzed using
descriptive analysis. The result was no defference in getting the level of knowledge of girls in
keret village before and after health education about knowing that the average before being
given health education after 4,88 becomes 9,95 that given health education. From this result,
girl’s are expected to continuouslylearn to improve awareness and increase knowledge and
skills in doing breast self examining (SADARI), especially the stages to do brest self
examining (SADARI) so that the earlier the breast cancer is known the higher the number of
healing.
Keywords: SADARI, health education, knowledge.
PENDAHULUAN
Kanker
payudara
merupakan
dini. Usaha untuk ini adalah melakukan
pertumbuhan serta perkembangbiakan sel
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
abnormal yang muncul pada jaringan
(Soelarto, 1995). Pemeriksaan Payudara
payudara.
Kanker
Sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan
payudara merupakan penyebab kematian
atau perabaan sendiri untuk menemukan
kedua akibat kanker pada wanita, setelah
timbulnya
kanker leher rahim, dan merupakan kanker
payudara (Marmi, 2013). SADARI atau
yang paling banyak ditemui diantara
pemeriksaan
wanita (Rasjidi, 2009).
metode termudah, tercepat, termurah dan
(Shadine,
2009).
benjolan
payudara
abnormal
sendiri
pada
adalah
Kanker payudara tergolong pada
paling sederhana yang dapat mendeteksi
keganasan yang dapat didiagnosis secara
secara dini kanker payudara (Poniyah,
2012).
Banyak orang yang belum
sebab 85 % kelainan di payudara justru
mengetahui mengenai aktivitas deteksi dini
pertama kali di kenali oleh penderita
atau masih memiliki kesadaran yang
(Imam
rendah untuk melakukan hal tersebut
Constanta
(Shadine, 2009).
menemukan bahwa kematian oleh kanker
payudara
Deteksi dini kanker
penting
mengingat
di
Rasjidi,
2009).
dalam
Foster
Shadine
dan
(2009)
payudara lebih sedikit pada wanita yang
temukannya penderita penyakit kanker
melakukan
pemeriksaan
SADARI
payudara pada usia 15 tahun. (Sutjipto
(pemeriksaan
payudara
sendiri)
Ketua YKPJ Rs. Dharmais, 2010).
dibandingkan yang tidak.
Di Indonesia ada dua kasus kanker
Menurut WHO (2004), lebih dari
tertinggi yaitu kanker servik dan kanker
50% perempuan yang terdiagnosa kanker
payudara. Ditemukan 12.014 (28,7 %)
payudara
perempuan dengan usia 30-50 tahun
penapisan, hanya 20% sampai 30% wanita
terdapat
payudara
melakukan
SADARI,
(Riskesdas, 2013). Sedangkan menurut
melakukan
secara
BPPD Provinsi Jawa Timur, pada tahun
penelitian yang dilakukan (Novianti, 2013)
2010 penderita kanker payudara sejumlah
di
4.736 penderita dan tahun 2012 mencapai
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
7.487 penderita. Di RS Dharmais, hampir
remaja putri tentang pemeriksaan payudara
85 % pasien kanker payudara datang ke
sendiri
rumah sakit dalam keadaan sudah stadium
berjumlah 61 responden (87,1%) yang
lanjut.
berpengetahuan
benjolan
Hal
ini
pada
akan
mempengaruhi
tidak
Ma’arif
pernah
(4,1%)
teratur.
(SADARI)
dan
(12,8%)
Padahal jika kanker payudara ditemukan
berpengetahuan baik (0%).
Berdasarkan
9
tidak
responden
ada
Studi
yang
Pendahuluan
yang
baik (Poniyah, 2012).
Kabupaten Mojokerto, melalui kuesioner
kenyataannya
di
kurang
tingkat kesembuhan pasien akan sangat
Pada
dilakukan
Pasuruan
masih
cukup
yang
Menurut
Durensewu
prognosis dan tingkat kesembuhan pasien.
dalam keadaan sudah stadium awal, maka
melakukan
Desa
Sumberjati
dengan
pada 10 orang, 2 (20 %) orang mengatakan
berkembangnya teknologi saat ini kanker
cukup mengetahui apa itu Pemeriksaan
dapat di deteksi dini. Bagi setiap wanita
Payudara Sendiri dan bagaimana cara
dianjurkan
melakukannya, sedangkan 8 (80 %) orang
rutin
untuk
melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
mengatakan
tidak
Pemasyarakatan kegiatan SADARI bagi
Pemeriksaan
semua wanita dimulai sejak usia subur,
bagaimana cara melakukannya.
Payudara
mengetahui
Sendiri
dan
Kurangnya informasi mengenai cara
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
melakukan anjuran yang berhubungan
dengan kesehatan.
tentang bagaimana cara meraba yang tepat
Berdasarkan latar belakang diatas,
pada payudara serta ketidaksiapan mental
penulis tertarik meneliti tentang “Pengaruh
dan takut bila ditemukan adanya benjolan
Pendidikan
atau kanker didalam tubuhnya, merupakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
faktor penyebab wanita tidak melakukan
terhadap tingkat Pengetahuan Remaja Putri
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
di Dusun Keret Desa Sumberjati Kec.
(Fifi, 2011). Akibatnya banyak penderita
Mojoanyar
Kab.
kanker payudara datang ke rumah sakit
mengetahui
seberapa
dalam keadaan sudah stadium lanjut. Oleh
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
karena itu, perlunya kaum wanita untuk
payudara
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
tingkat pengetahuan Remaja Putri.
Kesehatan
sendiri
tentang
Mojokerto”
jauh
untuk
pengaruh
(SADARI)
terhadap
(SADARI), wanita juga diharapkan untuk
mendeteksi atau mengidentifikasi secara
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dini adanya kanker payudara, sehingga
dapat diobati dengan tepat dan tingkat
kesembuhannya cukup tinggi (80-90%)
Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan wanita adalah
dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada wanita. Menurut Herawani (2002),
pendidikan kesehatan adalah penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang
teknik
penelitian
ini
adalah
pra-
eksperimental dengan pendekatan one
group pre-post test design.
(Rasjidi, 2009).
melalui
dalam
praktik
belajar
atau
instruksi, dengan tujuan untuk mengingat
Populasinya adalah semua remaja
putri di Dusun Keret Desa Sumberjati Kec.
Mojoanyar
Kab.
Mojokerto.
Teknik
pengambilan sampel adalah total sampling
sejumlah 41 responden. Analisa Data
penelitian
ini
menggunakan
analisa
deskriptif.
HASIL PENELITIAN
fakta atau kondisi nyata dengan cara
memberi dorongan terhadap pengarahan
diri, aktif memberikan informasi-informasi
atau
ide
baru.
Dengan
demikian
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat
1. Tingkat
pengetahuan
sebelum
diberikan
kesehatan
tentang
remaja
putri
pendidikan
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI)
100
85
80
60
baik
40
cukup
20
12.5
2.5
Diagram 4.6 Distribusi
frekuensi
pengetahuan Remaja Putri di Dusun
Keret Desa Sumberjati Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto sesudah diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
Berdasarkan
0
tabel
4.6
diketahui
bahwa tingkat pengetahuan responden
Sumber : Kuisioner, Juli 2015
tentang SADARI setelah dilakukan post-
Diagram 4.5 Distribusi
frekuensi
pengetahuan Remaja Putri di Dusun
Keret Desa Sumberjati Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto sebelum diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
test
Berdasarkan diagram 4.5 diketahui
bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang SADARI saat pre-tes tadalah
pengetahuan kurang 35 responden (85 %),
sedangkan pengetahuan cukup 5 responden
adalah
2.Tingkat
pengetahuan
berpengetahuan
putri
baik
berjumlah
23
responden (56 %).
2. Perbedaan tingkat pengetahuan remaja
putri sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
payudara
sendiri
pemeriksaan
(SADARI).
85
100
56
50
remaja
cukup
berjumlah 18 responden (44%), sedangkan
(12,5 %) dan berpengetahuan baik 1
responden (2,5 %).
berpengetahuan
2.5
44
12.5
sebelum
0
sesudah
0
baik cukupkurang
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
60
50
Sumber : Kuisioner, Juli 2015
56
44
40
baik
30
cukup
20
kurang
10
Diagram
4.7
Perbedaan
tingkat
pengetahuan remaja putri sebelum dan
sesudah
diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI).
0
0
Sumber : Kuisioner, Juli 2015
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui
bahwa perbedaan
remaja
putri
tingkat pengetahuan
sebelum
dan
sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
diberikan diberikan pendidikan kesehatan
yaitu respondenyang berpengetahuan baik
yaitu 9,95. Hal ini menunjukkan terdapat
dari 2,5 % menjadi 56 % mengalami
perubahan tingkat pengetahuan remaja
kenaikan sebesar 95,5 %, responden yang
putri sebelum dan sesudah diberikan
berpengetahuan
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
cukup
dari
12,5
%
menjadi 44 % mengalami kenaikan sebesar
70
%
sedangkan
responden
payudara sendiri (SADARI).
yang
Berdasarkan
tabel
4.8
diketahui
berpengetahuan kurang dari 0 % menjadi
bahwa tingkat pengetahuan remaja putri
85 % mengalami kenaikan sebesar 100 %.
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Hal ini menunjukkan terdapat perubahan
nilai terendahnya 1 dan nilai tertinggi 7,
tingkat pengetahuan remaja putri sebelum
dan
dan
pendidikan
kesehatan nilai terendah 7 dan nilai
kesehatan tentang pemeriksaan payudara
tertinggi 12. Hal ini menunjukkan bahwa
sendiri (SADARI).
terdapat perubahan tingkat pengetahuan
4. Rata-rata tingkat pengetahuan remaja
remaja
sesudah
diberikan
sesudah
putri
diberikan
sebelum
pendidikan
dan
sesudah
putri sebelum dan sesudah diberikan
diberikan pendidikan kesehatan tentang
pendidikan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
pemeriksaan
kesehatan
tentang
payudara
sendiri
(SADARI).
tabel
4.8
diketahui
bahwa tingkat pengetahuan remaja putri
Tabel
4.8
Rata-rata
tingkat
pengetahuan remaja putri sebelum dan
sesudah
diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI).
Responden
Berdasarkan
Mean
Min
Max
SD
Tingkat
Pengetahuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
standar deviasnya 40,98, sesudah diberikan
pendidikan kesehatan standar deviasinya
398,05. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat
peningkatan
standar
deviasi
tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan.
Sebelum
4,88
1
11
40,98
Sesudah
9,95
7
12
398,05
Berdasarkan
bahwa
rata-rata
tabel
tingkat
4.8
diketahui
pengetahuan
remaja putri sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) yaitu 4,88 dan sesudah
PEMBAHASAN
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri di
Dusun Keret Desa Sumberjati Kec.
Mojoanyar Kab. Mojokerto sebelum
diberikan
Pendidikan
Kesehatan
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
Berdasarkan diagram 4.5 diketahui
pendidikan adalah kombinasi apapun dari
bahwa tingkat pengetahuan Remaja Putri
pengalaman pembelajaran terencana yang
tentang SADARI masih kurang berjumlah
didasarkan pada teori-teori yang logis yang
35 responden (85%), yang berpengetahuan
membekali
individu,
cukup sebesar 5 responden (12,5%), dan
masyarakat
dengan
ada
memiliki
mendapatkan informasi. Masih banyaknya
pengetahuan baik (2,5%). Adapun faktor-
responden yang memiliki pengetahuan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan
kurang karena juga di pengaruhi oleh
menurut
yaitu
malasnya
responden
pengalaman,
informasi
atau
1
responden
yang
Notoadmojo
pendidikan,
(2007)
umur,
kelompok,
peluang
untuk
dalam
kurangnya
dan
mencari
informasi
kepercayaan, dukungan keluarga, sosial
tentang deteksi dini kanker payudara
budaya, informasi / media. Adanya 1
(SADARI).
(2,5%) responden yang berpengetahuan
adalah
Pengetahuan Remaja Putri di Dusun
Keret Desa Sumberjati Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto sesudah diberikan
Pendidikan
Kesehatan
tentang
Pemeriksaan
Payudara
Sendiri
(SADARI)
Hasil
penelitian
pengetahuan
akademi/perguruan tinggi dan 5 (12,5%)
menunjukkan pengetahuan remaja putri
responden berpengetahuan cukup karena
dalam
dipengaruhi oleh pendidikan responden
melalui SADARI pada tingkat tahu dan
yang berpendidikan SMA meskipun sudah
memahami sesudah diberikan pendidikan
pernah mendapatkan infromasi tentang
kesehatan responden yang berpengetahuan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
cukup berjumlah 18 responden (44%),
Sedangkan
sedangkan berpengetahuan baik berjumlah
baik
karena
sebelumnya
mendapatkan
sudah
infromasi
tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
serta
pendidikan
35
responden
(85%)
responden
berpengetahuan kurang dikarenakan 35
deteksi
dini
kanker
payudara
23 responden (56 %).
responden selama dibangku sekolah belum
Mayoritas responden atau 23 (56%)
pernah mendapatkan infromasi mengenai
responden berpengetahuan baik karena
pemeriksaan payudara sendiri.
mereka sudah mendapatkan informasi
Informasi yang diperoleh baik itu
formal
maupun
sangat
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI),
menghasilkan
meskipun responden sudah mendapatkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan.
pendidikan kesehatan, akan tetapi ada 18
Menurut Notoadmojo (2007), Pengetahuan
responden
berpengaruh
informal
yaitu berupa pendidikan kesehatan tentang
sehingga
dapat dipengaruhi oleh pendidikan karena
(44%)
responden
yang
berpengetahuan cukup. Hal ini dipengaruhi
baik
oleh faktor umur dan subjek itu sendiri.
mengikuti pendidikan kesehatan
Menurut
semakin
Notoadmojo
cukup
pengetahuan
meningkat.
umur
yang
maka
dimiliki
Dari
uraian
dikarenakan
responden
berminat
yang
(2003),
diberikan oleh peneliti, dan dalam proses
tingkat
belajar peneliti tidak hanya memberi
semakin
ini
dapat
penjelasan saja tetapi
(gambar,
demonstrasi),
ada instrumen
serta
kondisi
disimpulkan bahwa bertambahnya umur
lingkungan yang kondusif dan subjek yang
seseorang maka akan bertambah pula
mendukung.
pengetahuan yang didapatnya. Dengan
demikian kanker payudara dapat di deteksi
Pengaruh
Pendidikan
Kesehatan
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
terhadap
Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri di Dusun
Keret Desa Sumberjati Kec. Mojoanyar
Kab. Mojokerto.
Sebelum
diberikan
pendidikan
sejak dini sehingga akan meningkatkan
kesehatan mengenai deteksi dini kanker
tingkat harapan hidup seorang wanita.
payudara melalui pemeriksaan payudara
usia yang semakin matang diharapkan
pengetahuan deteksi dini kanker payudara
(SADARI) akan bertambah dan dengan
Pendidikan
untuk
mendapa
kesehatan
diperlukan
tinformasi.
Menurut
Herawani (2002), pendidikan kesehatana
dalah
penambahan
pengetahuan
kemampuan seseorang melalui
dan
teknik
praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi
nyata dengan cara memberi dorongan
terhadap
pengarahan
diri,
aktif
memberikan informasi-informasi atau ide
baru. Menurut (Nursalam, 2008), Proses
pendidikan kesehatan adalah tidak lain
proses
belajar
yang
memiliki
tiga
komponen utama yaitu masukan (input),
proses, dan hasil (output). Dalam proses
belajar di pengaruhi oleh 4 faktor yaitu
materi, lingkungan, instrument dan subjek.
Perubahan pengetahuan responden yang
sendiri
(SADARI)
dari
yang
berpengetahuan kurang 35 responden (85
%), berpengetahuan cukup 5 responden
(12,5
%)
dan
berpengetahuanbaik
1
responden (2,5 %), kemudian sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri dilakukan
pengukuran
menggunakan
kuesioner,
responden yang berpengetahuan cukup
berjumlah 18 responden (44%), sedangkan
berpengetahuan
baik
berjumlah
23
responden (56 %).
Menurut (Nursalamdan Ferry, 2008),
Pendidikan kesehatan adalah proses yang
direncanakan
dengan
menciptakan
peluang
individu
untuk
sadar
bagi
senantiasa
untuk
individubelajar
memperbaiki kesadaran serta meningkatan
pengetahuan dan keterampilannya demi
kepentingan kesehatannya. Sesuai dengan
kesehatan adalah berpengetahuan cukup
pengertian menurut (Notoadmojo, 2007)
berjumlah
pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini
sedangkan
terjadi
berjumlah
setelah
orang
melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa
pendidikan
23
Sebagian
responden
(44%),
berpengetahuan
baik
responden
%).
(56
besar
responden
berpengetahuan baik, hal ini dikarenakan
yang
sebagian responden sudah mendapatkan
diberikan pada Remaja putri tentang
pendidikan kesehatan atau informasi
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
tentang pemeriksaan payudara sendiri
merupakan
(SADARI).
salah
kesehatan
18
satu
bentuk
hasil
pengindraan terhadap suatu objek yang
3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan
diberikan dalam melakukan pemeriksaan
remaja
payudara
diberikan
pemberian
sendiri
(SADARI),
pendidikan
dimana
kesehatan
putri
sebelum
pendidikan
dan
sesudah
yaitu
rata-rata
(mean) sebelum diberikan pendidikan
merupakan sebuah modal utama untuk
kesehatan
dilakukan pada remaja putrid agar dapat
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
mencegah terjadinya kanker payudara.
rata-rata (mean) menjadi 9,95.
KESIMPULAN
1. Tingkat
(SADARI) sebelum diberikan pendidikan
kesehatan adalah berpengetahuan kurang
responden
berpengetahuan
(85%),
cukup
sedangkan
5
responden
(12,5%), dan berpengetahuan baik 1
responden (2,5%). Hal ini dikarenakan
sebagian
responden
belum
pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan atau
informasi
mengenai
pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI).
2. Tingkat
4,48
sedangkan
SARAN
pengetahuan Remaja Putri
tentang pemeriksaan payudara sendiri
35
sebesar
pengetahuan Remaja Putri
tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) sesudah diberikan pendidikan
1. Hendaknya
remaja
putri
lebih
meningkatkan pengetahuan dan tahapan
dalam melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) untuk deteksi dini
kanker payudara dengan cara mencari
informasi yang lebih banyak dari media
massa atau pun dengan mengundang
tenaga kesehatan dalam memberikan
informasi sehingga dapat menambah
pengetahuan
dan
mau
melakukan
SADARI.
2. Diharapkan
membuat
peneliti
rancangan
berikutnya
kerja
saat
melakukan penelitian, peneliti harus bisa
melihat siapa responden kita, peneliti
memberikan
jeda
waktu
dalam
melakukan post test, serta hasil penelitian
ini sebagian data awal terutama tentang
faktor-faktor
yang
pengetahuan
tentang
payudara
sendiri
mempengaruhi
Keperawatan.
Medika.
Jakarta:
Salemba
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu
Kandungan. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
pemeriksaan
(SADARI),
dalam
deteksi dini kanker payudara sehingga
hasil penelitian dapat lebih ditingkatkan
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Herawani,
dkk.
2001.
Pendidikan
Kesehatan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Health Books Publishing.
Marmi. 2013. Kesehatan reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008.
Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini, dan
Pencegahan Kanker pada Wanita.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Saraswati, Sylvia. 2010. 52 Penyakit
Perempuan:
Mencegah
dan
mengobati 52 Penyakit yang sering
diderita Perempuan. Jogjakarta:
Katahari.
Saryono dan Ari Setyawan. 2010.
Metodologi Penelitian kebidanan
DIII, DIV, S1, Dan S2. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Shadine, Mahannad. 2009. Penyakit
Wanita, Pencegahan, Deteksi Dini &
Prngobatannya.
Jakarta:
Keen
Books.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sulistyaningsih.
2011.
Metodologi
Penelitian Kebidanan Kuantitatif –
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Syafrudin dan Yudhia F. 2009. Promosi
Kesehatan
untuk
Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Yunita, 2010. Stop Kanker. Jakarta : Agro
media Pustaka.
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Download