1 BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan Salah satu

advertisement
BAB 3
OBYEK PENELITIAN
3.1
Sejarah Perusahaan
Salah satu PR Konsultan yang ada di Indonesia adalah Weber Shandwick
PR Consultant. Berdiri pada tahun 2003, Weber Shandwick Indonesia
merupakan Sister-Company dari Golin/Harris International. Para staf yang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Anggota tim Weber
Shandwick Indonesia menawarkan jasa public relations termasuk Media dan
Stakeholder Relations dan Issues Management Counseling.
Weber Shandwick Indonesia adalah PR Konsultan yang tergabung di
dalam The Interpublic Group (IPG), yang merupakan salah satu perusahaan
Advertising & Marketing Services terbesar di dunia. Weber Shandwick secara
khusus bergerak di bidang Corporate & Financial Communications, Consumer
Marketing, Technology, Strategic Media Relations, Issues Management, Public
Affairs, Cross-Border PR Support, Restructing / Litigation, dan Healthcare.
Weber Shandwick juga mempunyai jaringan di bidang Media, Investment
Coommunity, Influencers dan Policymakers di Indonesia. Pada tahun 2009 &
2010, Weber Shandwick dianugerahi The Holmes Report sebagai Global Agency
of the Year, Digital Firm of The Year dari PR News dan International
Consultancy of The Year dari PRWeek.
68
69
3.1.1
Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh Weber Shandwick:
1) Visi
Menjadi yang terbaik dalam setiap bidang yang digelutinya, yang
berarti memimpin 5 (lima) kunci utama, yaitu: tempat kerjanya, cara
pemikirannya,
pasarnya,
kinerjanya
yang
baik
dan
bidang
operasionalnya.
2) Misi
Bersatu mencapai tujuan yaitu kemenangan untuk kliennya. Sebagai
perusahaan
konsultan
yang
professional,
Weber
Shandwick
memfokuskan diri untuk melayani klien-kiliennya.
3.1.2
Keunggulan Perusahaan
Sebagai konsultan PR, Weber-Shandwick mempunyai keunggulan
tersendiri, yaitu:
1)
Managing Corporate Reputation
Weber Shandwick membantu klien-klien korporatnya
berhasil dalam suatu dukungan komunikasi yang menuntut adanya
transparansi, penghargaan reputasi, dan bereaksi keras ketika
kepercayan terancam. Menggunakan fokus dan displin dari
70
pendekatan kampanyenya, Weber Shandwick bekerja sama dengan
klien untuk menciptakan suasana yang tepat untuk membangun dan
memperkuat reputasi perusahaan melalui suatu dialog yang dinamis
dan berkelanjutan dengan semua target audience baik internal
maupun eksternal. Para ahli Weber Shandwick mempunyai akses ke
sejumlah sumber praktek dan geografis tak terbatas.
Sejak awal hingga akhir, Weber Shandwick menawarkan semua
alat yang diperlukan untuk mempertahankan reputasi perusahaan di
hadapan public dalam konteks yang tepat. Dalam lingkungan dewasa
ini, menjaga reputasi perusahaan memerlukan program komunikasi
korporat yang multi disiplin dan terintegrasi dimana Weber
Shandwick dalam hal ini memiliki posisi unik yang ditawarkan
kepada klien-kliennya di seluruh dunia.
2)
Analyzing Consumer Marketing
Weber Shandwick adalah pemimpin dalam melaksanakan
kampanye-kampanye public relations yang ditujukan kepada
konsumen – baik orang tua, anak-anak, remaja generasi X, baby
boomers atau senior. Perusahaan konsultan ini memiliki lebih dari
400 spesialis Public Relations konsumer di seluruh dunia –
Barcelona, Brussels, Chicago, Dallas, Hong Kong, London, Los
Angeles, Milan, Minneapolis, Munich, New York, Paris, Singapore,
71
Tokyo dan Toronto. Weber Shandwick memiliki keahlian yang
ditawarkan beberapa diantaranya adalah dalam melaksanakan
kampanye-kampanye berbasis konsumen dalam sektor-sektor kunci:
makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, produk rumah
tangga, retail dan fashion, perjalanan, otomotif dan teknologi
konsumen.
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan public
relations konsumen dari perspektif target audience, menggunakan
riset untuk memahamai keinginan dan kebutuhan dari target
audience dari para klien. Mereka mempertimbangkan semua
elemen pengaruh terhadap target audience – tidak hanya media,
tetapi juga keluarga, teman, guru, agama, tetangga, rekan kerja dan
hiburan untuk mendapatkan masukan-masukan penting memluai
pemahaman peran dari pengaruh-pengaruh yang berbeda ini.
Kemudian mereka membuat dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
kampanye yang menarik dan memotivasi konsumen. Dalam
keseluruhan proses tersebut, Weber Shandwick menetapkan tujuantujuan yang dapat menjamin tersampaikannya hasil-hasil yang
terukur.
72
3)
Managing
Financial
Communications
&
Investor
Relations
Di dunia, Weber Shandwick adalah agen terbesar dan
berpengalaman dalam spesialisasi komunikasi finansial dan
hubungan komunitas investasi. Pendekatan yang digunakan adalah
kombinasi dari intelijen pasar unggulan dengan nasehat strategis
dan program pengembangan kreatif untuk memperluas dukungan
investor dan menciptakan penilaian menyeluruh, adil dan terusmenerus bagi bagi para klien.
Singkatnya, Weber Shandwick memposisikan perusahaanperusahaan untuk mempengaruhi persepsi investor, meningkatkan
penilaian dan mengundang penanam modal untuk membiayai
pertumbuhan masa depan. Industri jasa finansial menghadapi
tantangan terus-menerus, penggabungan dan akuisisi, reorganisasi
finansial, transaksi-transaksi perusahaan, peraturan pemerintah,
teknologi baru dan dinamika perubahan pasar yang membutuhkan
adanya komunikasi yang kuat dengan konsumen, pmpinan bisnins,
para
pengatur,
para
pembuat
mempengaruhi para pemirsanya.
peraturan
dan
media
yang
73
4)
Managing Technology With Knowledge Experience
Dengan berbagai macam latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing karyawan, grup
praktisi teknologi Weber Shandwick menunjukkan kepada klien
yang bergerak dalam bidang teknologi, bahwa terdapat lebih banyak
cara untuk menang dibandingkan agen komunikasi teknologi
lainnya di dunia.
a)
Pengalaman yang lebih dari 20 tahun mewakili
beberapa dari sejumlah perusahaan teknologi global
paling sukses, termasuk juga beberapa pemimpin
teknologi masa depan yang paling menarik dan
inovatif.
b)
Pengetahuan yang lebih dari ratusan kampanye
klien yang menunjukkan hasil nyata dalam setiap
displin teknologi.
c)
Servis paling komperhensif yang ditawarkan di
dalam industry ini
d)
Lebih dari 400 staff professional di empat benua
e)
Klien mendapatkan keuntungan dari aplikasi
manajemen teknologi unggulan seperti Weber
Works.
74
5)
Corporate Social Responsibility
Sebuah perusahaan selain mempunyai tanggung jawab
terhadap para karyawan dan pemerintah, juga memiliki tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat. Weber Shandwick membantu
kliennya dalam melaksanakan tanggung jawab sosial tersebut. Jasa
yang ditawarkan adalah pemberian ide-ide mengenai bentuk dari
tanggung jawab sosial perusahaan, pengembangan ide sampai
dengan pelaksanaannya. Salah satu acara yang pernah dibuat oleh
Weber Shandwick berkaitan dengan tanggung jawab sosial adalah
acara turnamen Golf untuk korban peledakan bom di Marriot, yang
mana di acara tersebut terdapat acara pelelangan, yang hasilnya
akan disumbangkan kepada para korban tersebut.
6)
Issues / Crisis Management
Praktek krisis global Weber Shandwick terdiri dari suatu
tim professional senior yang terdapat di seluruh dunia. Bersama –
sama, mereka memiliki suatu pengalaman tak tertandingi dalam hal
media, pemerintahan, hukuam dan manajemen perusahaan. Mulai
dari kasus Tylenol pada tahun 1980-an hingga tragedy internasional
11 september, para professional krisis mereka menjadiu bagian
penting dalam usaha mengatasi unsur-unsur komunikasi dan
organisasi dari ratusan krisis tingkat tinggi. Dengan menempatkan
75
keselamatan
public
dan
karyawan,
perlindungan
terhadap
lingkungan, dan reputasi perusahaan dan brand dalam prioritas
teratas, Weber Shandwick menawarkan jasa manajemen krisis
menyeluruh – mulai dari pencegahan hingga tindakan-tindakan
darurat dan pemulihan.
7)
Employee (Internal Communications)
Yang dimaksud dengan internal communications disini,
bisa termasuk karyawan internal dari Weber Shandwick sendiri
ataupun dengan karyawan internal klien. Employee atau karyawan
merupkan asset penting karena dapat mempengaruhi kinerja dan
reputasi perusahaan. Karyawan merupakan perwakilan perusahaan
yang mnejalankan strategi perusahaan, berinteraksi langsung
dengan para konsumen, distributor, dan kelompok masyarakat, dan
mempengaruhi teman atau keluarganya untuk bergabung dengan
perusahaan atau memakai produk perusahaan. Oleh karena itu,
Weber Shandwick membantu klien dalam menjaga reputasi melalui
konsultasi komunikasi internal yang ditawarkan Weber Shandwick.
8)
Managing Government Relations
Pada seluruh tingkatan pemerintahan, baik tingkat daerah,
dan di seluruh negara, dapat mempengaruhi semua industry di
76
tingkat dasar. Pengaruh ini menunjukkan betapa pentingnya
mengajarkan kepada para pejabat pemerintah, pembuat keputusan
dan pembentuk opini dengan jujur, komperhensif dan tepat waktu
guna membentuk opini public.
9)
Media Relations Activities
Media massa memiliki peranan penting dalam menunjang
keberhasilan
suatu
perusahaan.
Pemberitaan
media
dapat
menciptakan opini public mengenai suatu fenomena ataupun suatu
perusahaan. Pemberitaan buruk oleh media mengenai suatu
perusahaan dapat merusak citra perusahaan di mata public, dimana
hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Agar hal itu tidak terjadi, maka perusahaan
harus dapat membina hubungan yang baik dengan para pelaku
media massa. Dalam hal ini ini, Weber Shandwick akan membantu
kliennya dalam melakukan pembinaan hubungan dengan media
massa agar perusahaan dan media massa memiliki hubungan yang
saling menguntungkan.
Weber Shandwick akan membantu dalam memaksimalkan
keuntungan dalam berinteraksi dengan media dan target audience
yang lain bagi perusahaan. Mereka telah menyelenggarakan media
77
training di seluruh dunia untuk perusahaan-perusahaan dalam
berbagai skala bisnis. Pelatihan ini dibuat untuk membangun
kepercayaan diri, menciptakan standar teknik dalam berkomunikasi
dengan media, baik media cetak maupun media elektronik.
3.2
Profil Perusahaan
Weber-Shandwick
PT. Cahaya Megah Kencana Menara Mulia
12th Floor Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 9-11
Jakarta, 12930
Indonesia
Tel: 62 21 5292 1881
Fax: 62 21 5292 1883
Website: http://www.webershandwick.asia
Personnel:
Market Leader – Djohansyah Saleh
78
3.2.1
Logo Perusahaan
Gambar 3.1 Logo Perusahaan
79
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Saleh Djohansyah
Head of Operation
Herry Cahyono
Account Director
Steven Warouw
Account Manager
Annisaa Rachmawati
Consultant
Tania Amalia
Associate
Rinandi
Brand Creative / Executive
Gambar 3.2 Struktur Perusahaan
80
1). Head of Operation
Seorang Head of Operation, harus memiliki pengetahuan dalam sektor
industri sama seperti pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan
oleh seorang account manager, consultant, associate dan client coordinator.
Head of Operation bertanggung jawab terhadap klien dan pekerjaan manajemen
meliputi pengembangan dan implementasi program, manajemen rencana biaya
pengeluaran, persetujuan manajemen kerja dari para anggota tim, pemberian
konsultasi strategi untuk klien, pembinaan hubungan dengan klien, pembinaan
hubungan dengan klien dan mencari peluang bisnis baru untuk memenuhi
pendapatan agensi.
2). Account Director
Seorang Vice President bertugas meng-assist head of operation. Posisinya
bertanggung
jawab
atas
kinerja
perusahaan
secara
keseluruhan
dan
melaporkannya kepada Head of Operation.
3). Account Manager
Seorang Account Manager bertanggung jawab sebagai penghubung
komunikasi dengan klien. Mengatur alur kerja dan informasi kepada tim
merupakan salah satu tanggung jawab yang dipegang oleh account manager
harus terus mengikuti perkembangan berita yang berhubungan dengan
pemahamannya terhadap bisnis klien dan dunia industri, dan tahu bagaimana
cara menuangkan pengetahuannya tersebut. Selain itu, Account Manager
81
bertugas dalam membantu menginterpretasikan dan mengimplementasikan
strategi untuk klien bersama-sama dengan anggota tim lainnya.
4). Consultant
Seorang Consultant bekerja sebagai penghubung komunikasi secara
langsung dengan klien, terutama dalam pengaturan alur kerja dan informasi
untuk tim dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai bisnis klien,
industri dan isu-isu yang beredar berkaitan dengan kepentingan klien. Tugastugas
seorang
Consultant
diantaranya
adalah
media
outreach
dan
mengembangkan materi seperti press release, backgrounder, dan factsheets.
Sebagai seorang consultant harus mampu dalam menulis dan mengedit. Oleh
karena materi-materi yang dikembangkannya tersebut akan dikirimkan kepada
media sehingga isinya harus sesuai dan menarik bagi target media tersebut.
5). Associate
Tugas-tugas dari seorang Associate berkisar pada pekerjaan paling dasar dari
praktisi public relations seperti memonitor dan membantu dalam produksi materi
public relations (press release, media invitation, dan lain-lain) dan mengatur
pemublikasian materi-materi tersebut. Pada bagian ini, seorang associate
difokuskan untuk mengembankan keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang praktisi public relations yang handal. Associate merupakan
bagian
support-level dari struktur umum perusahaan Weber Shandwick. Sebagai client
Associate harus mampu bertugas dalam berorganisasi, dan beradaptasi dengan
pekerjaan yang beraneka ragam serta dikejar tenggat waktu yang berubah
82
mengikuti perubahan lingkungan sekitar. Dengan demikian, seorang Associate
bertugas membantu setiap tim konsultan secara efisien.
Pada kesempatan ini, penulis bertugas membantu pekerjaan Associate. Posisi
Associate di Weber Shandwick berada pada level support, dimana mereka
membantu pekerjaan tim konsultan yang bersifat administratif dan taktis, antara
lain membuat daftar media, dan menyiapkan materi-materi seperti press release
dan undangan untuk dikirimkan kepada media massa ataupun klien.
Uraian Pelaksanaan Magang (Brand Creative)
Penjelasan pekerjaan yang dilakukan penulis pada lingkup administrasi secara
singkat adalah:
a. Summarizing
Penulis juga bertugas dalam membuat ringkasan berita, biasa disebut sebagai
Summary, yang berisi tentang inti dari keseluruhan berita. Hasil dari summary
dikirimkan melalui email kepada klien dan kantor Weber Shandwick disertai
dengan hasil scan artikel berita tersebut. Tidak hanya terbatas dengan membuat
ringkasan suatu berita, penulis juga turut membantu dalam membuat ringkasan
isi keseluruhan press kit yang dibutuhkan, seperti press release, fax invitation,
feature story, fact sheet dan lain sebagainya.
Tujuan dari Summary adalah untuk memudahkan serta memberikan informasi
yang jelas dan cukup lengkap mengenai suatu artikel berita yang dianggap
penting untuk diketahui oleh pihak klien dan pihak kantor Weber Shandwick.
83
b. Translating
Ketika membuat summary, penulis harus menerjemahkan / translate dari bahasa
Indonesia ke Bahasa Inggris. Tidak hanya sebatas artikel yang di-summary saja,
tetapi penulis juga menterjemahkan press release dan fact sheet klien. Hasil
translate tersebut akan diperiksa ulang (proof-read) oleh seorang konsultan.
c. Clipping
Setelah hasil summary telah terkirim kepada klien dan kantor Weber Shandwick,
penulis bertugas untuk meng-clipping berita artikel tersebut dengan tujuan untuk
memberikan informasi terkini kepada tim konsultan mengenai perkembangan
yang terjadi. Hal tersebut berguna untuk memberikan masukan dan juga
mengidekntifikasi permasalahan oleh tim konsultan dalam rangka membuat
strategi yang tepat sesuai dengan perkembangan yang ada.
3.3.1 Prosedur yang berlaku
Weber Shandwick Indonesia terdiri dari 10 anggota staff yakni
terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan yang masing-masing memiliki
latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan setiap jabatan yang
diduduki oleh Staf Weber Shandwick memiliki tugas dan tanggung jawab
yang berbeda-beda akan tetapi berkesinambungan dan dapat merangkap
keseluruhan system kerja suatu perusahaan. Prosedur yang berlaku di
Weber-Shandwick bersifat Top Down, dimana Head of Operation
84
mengkoordinasikan perintah kepada Account Director untuk dilanjutkan
kepada Account Manager dan akan dibagi sesuai dengan klien masingmasing.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3.2.1. Data Primer
Pada data primer, sumber berasal dari pihak pertama hingga
perantara, yaitu:
2.
Wawancara
Wawancara
dilakukan
kepada
narasumber
yang
berpengaruh pada kegiatan Media Relations Weber-Shandwick.
Melalui wawancara, informasi dapat digali lebih dalam karena
sifatnya yang personal.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan:
a. Bapak Herry Cahyono selaku Account Director WeberShandwick
b. Tania Amalia selaku Associate yang menangani
kegiatan media relations secara langsung di WeberShandwick
85
c. Darmawan S. selaku jurnalis dari harian The Jakarta
Post.
d. Ansori Rahman selaku jurnalis dari detik.com
e. Yustihandoro selaku jurnalis majalah Forsel
f. Adi Wiratma selaku jurnalis majalah Selular
Pemilihan jurnalis dilakukan berdasarkan rekomendasi
oleh Bapak Herry Cahyono karena kapabilitasnya sebagai
jurnalis media utama pilihan Weber-Shandwick.
3.
Observasi
Dalam melakukan observasi, penulis terjun langsung
dengan melakukan kerja praktek di Weber-Shandwick selama 3
(tiga) bulan di divisi Brand Creative / Executive. Dengan
melibatkan diri langsung menjadi salah satu bagian dari tim,
penulis dapat mendengar, melihat dan merasakan secara
langsung pengalaman yang dialami oleh divisi ini. Dengan
demikian, tanpa menganggu kinerja objek penelitian, penulis
dapat mempelajari pola aktivitas media relations perusahaan
yang dapat diolah menjadi data yang berguna untuk penulisan
karya tulis ini.
86
3.3.2.2
Data Sekunder
Pada data sekunder, sumber bukan berasal dari pihak
pertama melainkan pihak kedua, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Sumber-sumber kepustakaan diperoleh melalui buku,
jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian serta sumber-sumber
lainnya yang sesuai seperti koran dan majalah. Diharapkan
pustaka ini dapat mendukung penelitian
2. Internet
Teknologi
informasi
yang
terus
berkembang
memungkinkan penulis mencari infromasi secara cepat dan
mudah lewat internet. Melalui internet pula informasi dari
berbagai belahan dunia dalam berbagai bentuk dapat
ditemukan.
Situs yang menjadi bahan informasi adalah situs
perusahaan yaitu http://webershandwick.asia. Selain itu situs
mesin pencari seperti www.google.com ikut digunakan di
dalam
mencari
informasi
tambahan
kelancaran penulisan karya tulis.
untuk
membantu
87
3. Dokumen Perusahaan
Dengan mempelajari dokumen perusahaan seperti Annual
Report Tahunan Weber-Shandwick Indonesia, budaya dan
nilai-nilai yang dianut perusahaan akan dapat dikenal dengan
baik tanpa mengganggu objek atau suasan penelitian
(Sarwono,225:2006). Dokumen perusahaan yang menjadi data
penelitian juag termasuk foto dan kliping.
3.4
Permasalahan yang ada
Kompetisi dalam pasar bebas sekarang sangat erat kaitannya dengan
maraknya media massa, koran, radio, televisi dan internet. Media massa bagi
PR bukanlah sekadar mitra kerja yang sifatnya sementara, melainkan bersifat
permanen. Begitu pentingnya media massa, pengelola PR dituntut untuk
mengenal dunia pers sebagaimana para wartawan bekerja. Mulai dari soal
penyampaian materi konferensi pers, editor bahasa teks release, materi hingga
style siaran radio/televisi, semuanya menjadi bagian keseharian dalam dunia
PR. Wacana PR dalam dunia bisnis sekarang ini tampaknya harus terus
dikembangkan secara dinamis baik dalam tataran akademis maupun praktis di
perusahaan dan organisasi manapun. Fungsi PR sekarang ini bukanlah sekadar
formalitas
untuk
menampung
pengangguran
di
sebuah
perusahaan.
88
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan terutama dalam berkomunikasi dengan
berbagai pihak sangat bergantung dari misi PR yang dijadikan aparatnya.
Maraknya media massa sebagai medium penghubung menuntut berbagai
perusahaan-perusahaan skala menengah dan skala atas di Hong Kong, Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa saat ini melakukan langkahlangkah
strategis
untuk
meningkatkan
produktivitasnya
dengan
memaksimalkan PR, ketimbang sekadar memanfaatkan iklan di berbagai media
massa.
Dengan adanya hal tersebut, Media Relations sangat penting di dalam
hubungannya dengan Weber-Shandwick. Media Relations dijadikan sebuah
proses agar terjalin suatu hubungan yang baik antara media dengan Weber
Shandwick. Disadari bahwa Weber-Shandwick merupakan PR Konsultan yang
termasuk baru di Indonesia, kemungkinan masih sulit untuk menjangkau Media
secara global, dan ada juga beberapa media yang masih mempunyai rasa kurang
percaya terhadap Weber-Shandwick.
Selain itu masih kurangnya
personal skill serta evaluasi di dalam
kegiatan media relations menjadi salah satu hal yang menjadi permasalahan di
dalam prosesnya. Sehingga pihak Weber-Shandwick tidak sepenuhnya
mengetahui apa kekurangan di dalam proses media relations
89
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah Penulis melakukan penelitian melalukan observasi dan
wawancari terhadap perusahaan maka penulis memberikan alternative
pemecahan masalah yang dihadapi Weber-Shandwick dalam menjalankan
Media Relations untuk menciptakan hubungan baik dengan Media
Berdasarkan pengamatan yang ada pada perusahaan, alternatif
pemecahan masalah ialah pada bagaimana strategi Media Relations itu sendiri,
sehingga mampu menciptakan suatu hubungan baik antara Weber-Shandwick
dengan pihak media. Dengan adanya kendala di Weber-Shandwick seperti
kurangnya personal skill dari karyawan, Solusi yang harus dilakukan oleh
Weber Shandwick adalah memberikan suatu training khusus terhadap karyawan
agar mampu di dalam berkomunikasi serta menjangkau media, yang pada
akhirnya akan menimbulkan suatu hubungan baik dengan media. Pelatihan
dalam hal komunikasi tentu dibutuhkan oleh Weber-Shandwick, demi
terciptanya sebuah komunikasi yang efektif dan menciptakan hubungan baik
dengan media.
Download