Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 PENGGUNAAN ENZIM RENNET DAN BAKTERI Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP SIFAT SENSORIS KEJU Truly M. Hutagalung, A. Yelnetty*, M. Tamasoleng, J. H. W. Ponto Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 This research aims to determine the utilizing of rennet enzymes and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria on sensory characteristics of cheese. This experiment using a completely randomized design (CRD) with treatments level of rennet enzymes 10%, 8%, 6%, 4%, 2% and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria on 0%, 2%, 4%, 6%, 8% levels, which is each treatment repeated as much as 40 of replications (panelists) with hedonic method used. The result showed that the utilizing of rennet enzyme and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria gives highly signifant different effects (P<0,01) on cheese color, aroma, texture and flavor. Based on the results of data analysis and discussions, can be concluded that cheese with rennet enzyme 2% and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria 8%, is the best performs and most preferred to panelists. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan enzim rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 terhadap sifat sensoris keju. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan level rennet 10%, 8%, 6%, 4%, 2% dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat puluh (panelis) dengan memakai skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan enzim rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap warna, aroma, tekstur dan citarasa keju. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keju dengan perlakuan Enzim rennet 2% dan bakteri Latobacillus plantarum YN 1.3 8% pada pengujian sensoris terhadap warna, aroma, tekstur, dan citarasa merupakan keju terbaik serta disukai oleh panelis. Key words: Cheese, Rennet Enzyme, Lactobacillus plantarum YN 1.3. PENDAHULUAN Kata kunci: Keju, Enzim Rennet, Bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3. Keju merupakan gumpalan atau substansi yang dibentuk karena koagulasi ABSTRACT protein susu dari ternak ruminansia, oleh THE UTILIZING OF RENNET ENZYMES and Lactobacillus plantarum YN 1.3 BACTERIA ON SENSORY CHARACTERISTICS OF CHEESE. reaksi enzim rennin atau enzim proteolitik lainnya, dalam kondisi asam oleh adanya asam laktat hasil kerja dari bakteri asam laktat yang ditambahkan. Penggunaan *Korespondensi (corresponding author) Email: [email protected] enzim rennet umumnya diperoleh dari 286 Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 lambung anak sapi yang masih menyusui MATERI DAN METODE pada induknya , dimana ketersediaannya PENELITIAN semakin terbatas sehingga perlu disiasati dengan melihat potensi ternak ruminansia Penelitian ini telah dilaksanakan lain, salah satunya adalah ternak kambing. Rennet merupakan pada tanggal 28 November 2016 sampai penggumpal dengan 24 Januari 2017 di Laboratorium kasein pada proses pembuatan keju yang di Teknologi Hasil Ternak, Fakultas dalamnya mengandung enzim protease Peternakan Universitas Sam Ratulangi rennin. Enzim rennet yang digunakan Manado. Bahan bahan yang digunakan merupakan enzim yang bersifat proteolitik adalah: 20 liter susu sapi segar yang yang dapat menggumpalkan susu pada diambil dari Balai Pengembangan Bibit dan proses awal pembuatan keju. Bakteri asam Pakan Ternak di Desa Tampusu, Enzim laktat yang sering digunakan pada industri rennet, Bakteri asam laktat (Lactobacillus keju adalah jenis Lactobacillus lactis. plantarum YN 1.3). Bakteri Lactobacillus plantarum Bahan analisa yang digunakan YN 1.3 adalah bakteri yang diisolasi dari adalah media MRSB (de Man-Rogosa- susu kambing secara spontan, mempunyai Sharpe Broth), alkohol 70%, aquadest, sifat proteolitik, mempunyai kemampuan spritus memfermentasi dapat digunakan untuk sensoris antara lain air selama proses mineral dan ketimun. Peralatan yang fermentasi berlangsung dan dapat sebagai digunakan selama penelitian antara lain, starter komersial pada industri. Bakteri ini lemari dapat digunakan dalam pembuatan yoghurt kompor, autoclave, erlenmeyer, tabung dan hasilnya sangat baik. reaksi, inkubator, thermometer, karet, laktosa menurunkan pH susu yang Penilaian sifat sensoris berperan tekstur dan pendingin, lain timbangan yang digital, centrifuge. yang dihasilkan, yang meliputi penilaian aroma, bahan-bahan kapas, pisau, telenan, tusuk gigi, stirer, dan penting dalam menentukan produk keju warna, dan Rancangan penelitian yang citarasa. digunakan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan penelitian yang untuk perlakuan level rennet 10%, 8%, 6%, 4%, mengetahui sifat yang 2% dan Bakteri Lactobacillus plantarum menggunakan enzim rennet dari abomasum YN 1.3 0%, 2%, 4%, 6%, 8%. masing- kambing dan bakteri asam laktat jenis masing perlakuan diulang sebanyak empat Lactobacillus plantarum YN 1.3. puluh (panelis). bertujuan sensoris keju 287 Data yang diperoleh Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) dianalisis menggunakan analisis varians, ISSN 0852 -2626 Warna Keju kemudian dilanjutkan dengan uji beda Warna merupakan salah satu nyata jujur (BNJ) (Steel dan Torrie, 1991). parameter yang diukur dalam penilaian Level enzim rennet dan level bakteri mutu dan tingkat penerimaan panelis atas Lactobaillus plantarum YN 1.3 yang sebuah produk. Data pada Tabel 1 diketahui digunakan adalah: bahwa perlakuan yang diberikan berupa A0: Enzim rennet 10% + bakteri level rennet dan bakteri Lactobacillus Lactobacillus plantarum YN 1.3 0% plantarum YN 1.3 menunjukkan bahwa A1: tingkat kesukaan panelis terhadap warna Enzim rennet 8% + bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 2% A2: Enzim rennet 6% + keju berkisar antara 4,60 (Agak suka) bakteri sampai 5,88 (suka). Nilai rataan skor Lactobacillus plantarum YN 1.3 4% tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 A3: yakni enzim rennet 2% dan bakteri Enzim rennet 4% + bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 6% Lactobacillus plantarum YN 1.3 8% dan A4: terendah pada perlakuan A0 enzim rennet Enzim rennet 2% + bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 8%. Variabel yang dianalisis 10% dan bakteri Lactobacillus plantarum pada YN 1.3 0%. penelitian ini adalah sifat sensoris atau Hasil analisis sidik ragam organoleptic meliputi warna, aroma, tekstur menunjukkan bahwa perlakuan enzim dan citarasa. rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap warna keju HASIL DAN PEMBAHASAN yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji lanjut Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Sensoris (Organoleptik) Keju Uji sensoris atau dengan uji beda nyata jujur menunjukkan bahwa perlakuan A0 berbeda organoleptik sangat nyata (P<0,01) dengan A1, A2, A3 terhadap suatu bahan pangan merupakan dan A4. dan perlakuan A1 berbeda tidak indikator yang dapat menunjukkan tingkat nyata (P<0,01) dengan A2 dan A3 tapi A1 penerimaan konsumen terhadap produk berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A0 tersebut. Pengaruh perlakuan terhadap sifat dan A4. Perlakuan A2 berbeda tidak nyata sensoris (organoleptik) keju yan diamati (P<0,01) dengan A1 dan A3, tapi A2 dalam penelitian ini meliputi warna, aroma, berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A0 tekstur dan citarasa. dan A4. Perlakuan A3 berbeda tidak nyata 288 Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 Tabel 1. Rataan Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Sensoris Keju Variabel Warna Aroma Tekstur Citarasa Perlakuan Enzim Rennet Dan Bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 A0 A1 A2 A3 A4 4,60a 5,23b 5,28bc 5,35bcd 5,88e 4,55a 5,45b 5,55bc 5,60bcd 6,03e 4,48a 5,00b 5,05bc 5,33cd 5,50de a b bc bcd 4,68 5,05 5,13 5,25 5,65e Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama artinya berbeda sangat nyata (P<0,01). (P<0,01) dengan A1 dan A2 tapi A3 dan akan memberikan pengaruh terhadap berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A0 karakteristik fisik dan kimia keju yang dan A4. Sedangkan Perlakuan A4 berbeda dihasilkan. sangat nyata (P<0,01) dengan A0, A1, A2, dan A3. Aroma Keju Data hasil uji sensoris warna keju Data pada Tabel 1, diketahui bahwa perlakuan A4 yakni enzim rennet 2% dan perlakuan yang diberikan berupa level bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 8% rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum lebih disukai panelis, hal ini disebabkan YN 1.3 yang digunakan menghasilkan karena warna keju yang di hasilkan lebih aroma yang khas dan sangat berpengaruh kuning dibandingkan dengan perlakuan terhadap aroma keju yang dihasilkan. lainnya. Hal ini selain di pengaruhi oleh Tingkat kesukaaan panelis terhadap aroma susu yang digunakan, warna keju juga keju berkisar antara 4,55 (agak suka) dipengaruhi oleh adanya penambahan sampai 6,03 (suka). Nilai rataan skor bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3. tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 Menurut (Buckle et al., 1987) Keju yang yakni enzim rennet 2% dan bakteri dibuat dari susu sapi tanpa pewarna akan Lactobacillus plantarum YN 1.3 8%, menghasilkan keju yang berwarna putih sedangkan terendah pada perlakuan A0 kekuning-kuningan karena adanya pigmen yakni enzim rennet 10% dan bakteri karoten yang larut didalam lemak susu. Lactobacillus plantarum YN 1.3 0%. Sejalan dengan pendapat (Rahman et al., Berdasarkan nilai aroma keju, panelis lebih 1992) juga menyatakan bahwa bakteri asam menyukai aroma keju dengan perlakuan A4 laktat dalam yakni enzim rennet 2% dan bakteri penguraian lemak, protein, zat-zat organik Lactobacillus plantarum YN 1.3 8% dengan mempunyai kemampuan 289 Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 skor 6,03 yang termasuk dalam kategori asam laktat dapat menimbulkan aroma khas suka. Berdasarkan hasil analisis sidik pada keju dan juga dapat mempengaruhi ragam menunjukkan bahwa perlakuan level pembentukan tekstur selama pembentukan enzim rennet dan bakteri Lactobacillus curd. Yelnetty et al. (2014) menyatakan plantarum berbeda bahwa bakteri Lactobacillus plantarum YN memberikan pengaruh yang berbeda sangat 1.3 selain menghasilkan asam laktat juga nyata (P<0,01) terhadap tingkat kesukaan menghasilkan asam asetat, butirat dan aroma keju yang dihasilkan. propionat. YN 1.3 yang Hasil uji lanjut dengan Uji Beda Asam-asam mempengaruhi rasa pada ini akan keju yang Nyata Jujur menunjukkan bahwa perlakuan dihasilkan. Hasil skor untuk aroma keju A0 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan yang terbaik diperoleh pada perlakuan A4 A1, A2, A3 dan A4. Dan perlakuan A1 yakni enzim rennet 2% dan bakteri berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A2 Lactobacillus plantarum YN 1.3 dengan dan A3 tapi A1 berbeda sangat nyata skor 6,03 (suka). (P<0,01) dengan A0 dan A4. Perlakuan A2 berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A1 Tekstur Keju dan A3 tapi A2 berbeda sangat nyata Data pada Tabel 1 menunjukkan (P<0,01) dengan A0 dan A4. Perlakuan A3 bahwa perlakuan yang diberikan berupa berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A1 penambahan level enzim rennet dan bakteri dan A2 tapi A3 berbeda sangat nyata Lactobacillus (P<0,01) dengan A0 dan A4. Sedangkan berpengaruh terhadap tekstur keju yang perlakuan dihasilkan. A4 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A0, A1, A2 dan A3. plantarum Hasil YN yang 1.3 diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kesukaan Berdasarkan hasil uji sensoris, panelis terhadap tekstur keju dengan semua keju menghasilkan aroma yang khas perlakuan yang berbeda, berkisar antara hal ini dipengaruhi oleh penambahan 4,48 (netral) sampai 5,50 (agak suka). Nilai bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3. rataan Menurut (Singh, 2003) Peranan utama perlakuan A4 yakni enzim rennet 2% dan bakteri dalam fermentasi keju yaitu untuk bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 memulai fermentasi dengan produksi asam 8%. Sedangkan terendah pada perlakuan dari proses metabolismenya, menyebabkan A0 koagulasi protein yang dapat menghambat Lactobacillus plantarum YN 1.3 0%. pertumbuhan bakteri pathogen. Produksi 290 skor enzim tertinggi rennet terdapat 10% dan pada bakteri Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) Berdasarkan hasil analisis sidik ISSN 0852 -2626 tekstur dari keju. Menurut Yelnetty et al. ragam menunjukkan bahwa perlakuan (2014) bahwa bakteri enzim rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 merupakan bakteri yang plantarum YN 1.3 memberikan pengaruh bersifat yang berbeda sangat nyata (P<0,01) kemampuan dalam pembentukan curd. terhadap tekstur keju yang dihasilkan. Perubahan hidrolitik yang disebabkan oleh Setelah dilanjutkan dengan uji beda nyata sifat proteolitik enzim rennet tidak hanya jujur menunjukkan bahwa perlakuan A0 penting dalam pengembangan flavor tetapi berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A1, juga berpengaruh terhadap tekstur keju A2, A3 dan A4. Dan perlakuan A1 berbeda (Tarakci dan Kucukoner, 2006). Hasil skor tidak nyata (P<0,01) dengan A2 tapi A1 untuk tekstur keju yang terbaik diperoleh berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan A0, pada perlakuan A4 dengan skor 5,50 (suka). proteolitik yang Lactobacillus mempunyai A3 dan A4. Dan perlakuan A2 berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A1 dan A3 tapi Citarasa Keju A2 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan Citarasa merupakan faktor perlakuan A0 dan A4. Perlakuan A3 terpenting terhadap akseptabilitas selain berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A2 warna, aroma dan tekstur. Berdasarkan dan A4 tapi A3 berbeda sangat nyata Tabel 1, diketahui bahwa perlakuan yang (P<0,01) dengan A0 dan A1. Sedangkan diberikan berupa level enzim rennet dan perlakuan A4 berbeda tidak nyata (P<0,01) bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3 dengan A3 tapi perlakuan A4 berbeda dengan level yang berbeda menunjukkan sangat nyata (P<0,01) dengan A0, A1 dan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap A2. citarasa keju dengan perlakuan yang Berdasarkan hasil uji sensoris, berbeda berkisar antara 4.68 (agak suka) perlakuan keju menghasilkan tekstur yang sampai 5.65 (suka). disukai oleh panelis hal ini mungkin Berdasarkan hasil analisis sidik dikarenakan perlakuan level enzim rennet ragam menunjukkan bahwa perlakuan dan bakteri asam laktat yang digunakan enzim rennet dan bakteri Lactobacillus berpengaruh terhadap tekstur keju yang plantarum YN 1.3 memberikan pengaruh dihasilkan. Sejalan dengan hal diatas, sangat nyata (P<0.01) terhadap citarasa Hidayat et al. (2006) menyatakan bahwa keju. Berdasarkan hasil uji lanjut dengan uji penambahan kultur bakteri biasanya bakteri beda nyata jujur menunjukkan bahwa asam perlakuan laktat akan membantu proses pembentukan curd dan juga menentukan A0 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan A1, A2, A3 dan 291 Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 A4. Perlakuan A1 berbeda tidak nyata yakni enzim rennet 2% dan Bakteri (P<0,01) dengan perlakuan A2 dan A3 tapi Lactobacillus plantarum YN 1.3 8%. A1 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan A0 dan A4. Dan perlakuan A2 KESIMPULAN berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A1 dan A3 tapi A2 berbeda sangat nyata Berdasarkan hasil analisa data dan (P<0,01) dengan A0 dan A4. Perlakuan A3 pembahasan berbeda tidak nyata (P<0,01) dengan A1 disimpulkan bahwa keju dengan perlakuan dan A2 tapi A3 berbeda sangat nyata Enzim rennet 2% dan bakteri Latobacillus (P<0,01) dengan A0 dan A4. Sedangkan plantarum YN 1.3 8% pada pengujian perlakuan nyata sensoris terhadap warna, aroma, tekstur, (P<0,01) dengan A0, A1, A2 dan A3. Data- dan citarasa merupakan keju terbaik serta data tersebut menunjukkan bahwa panelis disukai oleh panelis. A4 berbeda sangat dalam penelitian ini lebih menyukai keju dengan perlakuan A4 yakni enzim rennet 2% dan bakteri DAFTAR PUSTAKA Lactobacillus plantarum YN 1.3 8% hal ini Broadbent, J.R., K. Houck, M.E. Johnson, and C.J. Oberg. 2003. Influence of adjunt use and cheese microenvironment on non starter bacteria in reduced fat cheedar type cheese. Journal Dairy Sci. 86: 27732782 dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Broadbent et al. (2003) menyatakan bahwa penambahan starter memberikan flavor atau rasa yang khas pada keju yang dihasilkan. Aktifitas starter yang digunakan akan menguraikan laktosa menjadi asam Buckle, K.A, R.A. Edwads, G.H. Fleet. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. laktat sehingga akan menghasilkan rasa yang khas. Selain starter, rennet juga Hayaloglu, A. A., S. Cakmakci, E. Y. Brechany, K. C. Deegan and P. L. H. McSweenwy. 2007. Microbiology, Biochemistry and Volatile Composition of Tulum Cheese Ripened in Goat’s Skin or Plastic Bags. Journal Dairy Sci. 90: 1102-1121. berperan dalam pengembangan flavor keju dan sebagai koagulan terhadap proteolisis primer yaitu pemecahan protein menjadi peptida – peptida (Hayaloglu et al., 2007). Berdasarkan skala tingkat kesukaan diketahui bahwa panelis bisa menerima Hidayat, N., M.C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. CV Andi Offset, Yogyakarta. semua perlakuan level rennet dan bakteri Lactobacillus plantarum YN 1.3. Nilai skor Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahayu dan C.C. Nurwitri. 1992. Teknologi yang terbaik terdapat pada perlakuan A4 292 Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 2 : 286 - 293 (Juli 2017) ISSN 0852 -2626 fermentasi susu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Insitut Pertanian Bogor. Tarakci, Z. dan E. Kucukoner. 2006. Changes on physicochemical, lipolysis and proteolysis of vacuumpacked turkish kashar cheese during ripening. Journal Central Euro. Agric. 7 (3): 459-464. Singh, T. K., M. Drake, and Cadwallader. 2003. Flavor of cheddar cheese, chemical and sensory perspective. Comprehensive reviews in Journal Food Science and Food Safety 2: 139-162. Yelnetty, A., Purnomo H., Purwadi, A. Mira. 2014. Biochemical characteristics of lactic acid bakteria with proteolytic activity and capability as starter culture. Isolated from spontaneous fermented local goat milk. Journal of Natural Sciences Research. Vol, 4 (10): 147-155. Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 293