78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS II SDN 3 WATUAGUNG KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014 Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan prestasi belajar IPA materi pembelajaran Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan Di Bumi melalui eksperimen pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Tahun pelajaran 2013/2014 Semester II. (2) Sikap siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Tahun 2013/2014 Semester II terhadap pembelajaran IPA yang menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru kelas II setiap harinya. Obyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan Kehidupan Di Bumi di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan April 2014 pada Semester II. Berdasarkan rincian kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 2 siklus penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 66,25 siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,54 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,88 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95.83%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) Dari hasil rekapitulasi angket yang telah dirancang dapat diketahui respon pada siklus I sebesar 1,68 dan siklus II sebesar 1,78. Siswa juga Nampak begitu antusias dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan juga dalam kegiatan eksperimen. Kata Kunci: Metode Eksperimen, Prestasi Belajar, IPA Mata pelajaran yang wajib dipelajari saat Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Karena pada hahekatnya pelajaran inilah yang akan digunakan dalam menempuh Ujian Nasional (UNAS). Proses Pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Sekolah Dasar pada dasarnya dapat menumbuhkan sikap logis, kritis, dan kreatif siswa terhadap gejala alam yang terjadi di lingkungannya. Tujuannya agar siswa mampu melakukan analisis terhadap apa yang ia pelajari, cermat dan teliti dalam mengambil keputusan, serta mampu menalar hubungan suatu peristiwa atau gejala alam satu dengan yang lainnya sehingga mampu menciptakan pola pikir ilmiah yang kritis sejak dini. Pelajaran IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan cara yang sifatnya analisis, cermat, lengkap, dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan yang lainnya. Sikap dan cara pandang ilmiah ini terjadi apabila siswa terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran IPA yang menarik bukan Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar... hanya pengetahuan berupa fakta, konsep, dan teori yang dijejalkan begitu saja kepada siswa, namun lebih dari itu. Pembelajaran tersebut haruslah bermakna, menantang, dan merangsang keingintahuan siswa dengan menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif. Ada 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu: proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial, dan modifikasi tingkah laku. (Sudjana, 1989) Peran guru sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya. (Ali, 1987) Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus bersama-sama aktif, sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Keaktifan siswa meliputi siswa tertarik pada pelajaran yang diajarkan dan bertanya. Dalam hal keaktifan guru, maka guru harus dapat membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih hidup karena terjadi komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Namun kenyatannya masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Jarang sekali siswa yang mau bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Rendahnya peran serta siswa dalam proses pembelajaran mengakibatkan rendah pula prestasi belajar siswa. Dalam hal ini profesionalisme guru sangat diperlukan agar bisa membangkitkan motivasi siswa agar dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. (Hasibuan, 1986) 79 Melalui cara berfikir logis kritis, dan kreatif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam beserta hubungan kausalitasnya. Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengandalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA. Pada umumnya materi pembelajaran IPA membutuhkan pembuktian dan pengalaman nyata bagi siswa dalam mempelajarinya. Pembuktian dan pengalaman nyata dalam belajar tersebut kurang efektif bila dilakukan dengan pendekatan ekspositorik seperti yang selama ini sering dilakukan guru. Untuk itu dibutuhkan metode yang tepat dalam memperoleh pengalaman nyata tersebut. Menurut Hamalik (2001) mengatakn bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini salah satunya adalah dengan melakukan metode eksperimen terhadap mata pelajaran 79 80 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 tertentu, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemerolehan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa adalah metode eksperimen. Karena metode eksperimen sebagai suatu metode pengembangan ilmu akan mampu merangsang sikap ilmiah siswa melalui percobaan sendiri secara sederhana, dan membuktikan kebenaran kata-kata yang selama ini diketahuinya tapi kurang dipahami maknanya. Karena itu metode eksperimen merupakan salah satu metode yang cocok dilakukan di SD dalam bentuk eksperimen yang sederhana. (Sukmadinata, 2005) Penggunaan metode eksperimen diharapkan mampu menumbuhkan rasionalitas siswa dalam berpikir dan bertindak, tidak hanya menerima pendapat orang lain. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kepedulian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru harus mengusahakan agar siswa dapat melakukan metode eksperimen yang efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam mengajar, hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan metode eksperimen yang sebaikbaiknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan metode eksperimen yang baik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: (a) Metode eksperimen akan lebih efektif kepada rangsangan-rangsangan yang mempunyai struktur dan bentuk yang jelas; (b) Pengamatan kepada sesuatu yang dekat akan lebih berkesan; (c) Metode eksperimen dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya; (d) Kegiatan Metode eksperimen dimulai dengan keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian; (e) Kegiatan Metode eksperimen dipengaruhi oleh peringkat perkembangan individu; (f) Terdapat individual dalam metode eksperimen. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Subyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan Kehidupan Di Bumi di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan April 2014 pada Semester II. Penelitian ini merupakan jenis penilaian diskriptif. Dalam penelitian ini digunakan 2 siklus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan beberapa instrument antara lain: (a) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan pembelajaran; (b) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan pembelajaran; (c) Lembar soal atau kisi-kisi ulangan; (d) Lembar observasi aktivitas guru dan siswa; (e) Lembar angket siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Dalam refleksi awal ini ditemukan adanya kemerosotan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebesar 66,25 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 33,33%, jauh berada di bawah standar ketuntasan belajar Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar... 81 yaitu 85,00%. Salah satu penyebab kemerosotan nilai siswa adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru pengajar yang kurang bervariasi. nutup terdiri dari: (a) Guru memberikan penguatan; (b) Memberikan pekerjaan rumah; (c) Menginformasikan materi yang harus dipersiapkan pada pertemuan berikutnya. Planning Adapun rincian tahap perencanaan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: (a) Menentukan materi yang akan dipelajari pada siklus I yaitu kenampakan matahari pada pagi siang dan sore hari Bab Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan Di Bumi; (b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen; (c) Menyusun alat evaluasi pembelajaran; (d) Menyusun instrument penelitian; (e) Mempersiapkan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPA (f) Menyusun jadwal penelitian. Pertemuan 2 Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Apersepsi: siswa danguru menyanyikan lagu “Matahari”. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi; (b) Guru membagikan lembar kerja siswa; (c) Siswa menerima lembar kerja; (d) Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya; (e) Siswa mempersipakan peralatan eksperimen; (f) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (g) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (h) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (i) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (j) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari: (a) Guru memberikan penguatan; (b) Memberikan pekerjaan rumah; (c) Menginformasikan tes pada pertemuan berikutnya. Action Pertemuan 1 Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Apersepsi: siswa dan guru menyanyikan lagu “Matahari”. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi; (b) Guru membagikan lembar kerja siswa; (c) Siswa menerima lembar kerja; (d) Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya; (e) Siswa mempersipakan peralatan eksperimen; (f) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (g) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (h) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (i) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (j) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan pe- Observation Hasil pengamatan aktifitas siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus I adalah 62.50%, termasuk kategori baik. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru oleh observer adalah persentase aktifitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen sebesar 61.25%. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran 81 82 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 ini termasuk dalam kategori “baik”. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode Eksperimen pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus: 66,25 dengan ketuntasan belajar 33,33% sedangkan pada siklus I meningkat menjadi: 78,54 dengan ketuntasan belajar 62,50%. demonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (g) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (h) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (i) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari (1) Guru memberikan penguatan; (2) Memberikan pekerjaan rumah. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan maka dapat digambarkan: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna; (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode Eksperimen; (c) Suasana kelas masih ramai belum mengarah pada suasana yang hidup; (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan. Pertemuan 2 Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Apersepsi: siswa dan guru menyanyikan lagu “Menanam Jagung”; (b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membagikan lembar kerja siswa; (b) Siswa menerima lembar kerja; (c) Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya; (d) Siswa mempersipakan peralatan eksperimen; (e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (f) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (g) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (h) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (i) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari: (a) Guru memberikan penguatan; (b) Menginformasikan tes pada pertemuan berikutnya Siklus II Planning Penelitian pada siklus II ini lebih menekankan keaktifan siswa dalam menerapkan metode eksperimen. Action Pertemuan 1 Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Apersepsi siswa dan guru menyanyikan lagu “Menanam Jagung”; (b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membagikan lembar kerja siswa; (b) Siswa menerima lembar kerja; (c) Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya; (d) Siswa mempersipakan peralatan eksperimen; (e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (f) Guru men- Observation Hasil pengamatan aktifitas dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus II adalah 85.00%, termasuk kategori sangat baik. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru adalah persentase aktifitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen sebesar 80.00%. Aktifitas guru yang diamati antara Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar... lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasaan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dalam bereksperimen dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam kategori “sangat baik”. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode Eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai ratarata yang diperoleh ialah: pada siklus I: 78,54 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi: 86,88. Ketuntasan belajar siswa mencapai 95,83%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. 83 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 86,88 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,83%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. Grafik hasil peningkatan pemahaman belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I, dan siklus II yang ditampilkan pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 66,25 siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,54 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,88 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,83%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari hasil rekapitulasi angket yang telah dirancang dapat dismpulkan bahwa siswa memberikan respon yang positif. Hal ini dapat diketahui dari respon siswa siklus I sebesar 1,68 dan siklus II sebesar 1,73. Siswa juga Nampak begitu antusias dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan juga dalam kegiatan eksperimen. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan maka dapat digambarkan: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode Eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana yang hidup; (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru; (e) Ketuntasan belajar minimal telah mencapai 88.89% dengan demikian maka penelitian in berakhir pada siklus II. Interpretasi Data Prestasi Belajar Siswa Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 66,25 siklus I diperoleh nilai rata-rata: 78,54 Saran Mengingat pentingnya metode Ekperimen sebagai upaya menunjang di sekolah maka diharapkan agar para guru 83 84 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 untuk menerapkan metode dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan metode dalam belajar siswa tidak merasa bosan dan sukar. 95.83 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 86.88 78.54 66.25 62.50 NILAI RATA-RATA 33.33 SEB. SIKLUS KETUNTASAN SIKLUS I SIKLUS II Gambar 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa DAFTAR RUJUKAN Ali, Mohammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Bandung. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hasibuan, J. J. dan Moejiono. 1986. Proses belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Karya. Winarno, Surakhmad. 1980. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmu. Bandung: Tarsito, Bandung. Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakaraya.