peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi pengaruh sinar

advertisement
78
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH
SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS II SDN 3 WATUAGUNG
KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN
2013/2014
Oleh:
Parliyah
SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan prestasi belajar IPA materi
pembelajaran Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan Di Bumi melalui
eksperimen pada siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Tahun pelajaran 2013/2014 Semester II. (2)
Sikap siswa Kelas II SDN 3 Watuagung Tahun 2013/2014 Semester II terhadap pembelajaran IPA
yang menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Watuagung Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru kelas II setiap
harinya. Obyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari
Terhadap Kondisi Alam Dan Kehidupan Di Bumi di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini
dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan April 2014 pada Semester II.
Berdasarkan rincian kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 2 siklus penelitian dapat disimpulkan
bahwa: (1) Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah
prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 66,25 siklus I diperoleh
nilai rata-rata 78,54 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,88 dengan prosentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 95.83%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 3
Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) Dari hasil
rekapitulasi angket yang telah dirancang dapat diketahui respon pada siklus I sebesar 1,68 dan siklus
II sebesar 1,78. Siswa juga Nampak begitu antusias dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
dan juga dalam kegiatan eksperimen.
Kata Kunci: Metode Eksperimen, Prestasi Belajar, IPA
Mata pelajaran yang wajib dipelajari saat
Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Karena pada hahekatnya pelajaran inilah yang akan digunakan dalam
menempuh Ujian Nasional (UNAS). Proses
Pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Sekolah Dasar pada dasarnya dapat menumbuhkan sikap logis, kritis, dan kreatif siswa
terhadap gejala alam yang terjadi di
lingkungannya. Tujuannya agar siswa mampu melakukan analisis terhadap apa yang ia
pelajari, cermat dan teliti dalam mengambil
keputusan, serta mampu menalar hubungan
suatu peristiwa atau gejala alam satu dengan
yang lainnya sehingga mampu menciptakan
pola pikir ilmiah yang kritis sejak dini.
Pelajaran IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk
memahami berbagai gejala alam. Untuk itu
diperlukan cara yang sifatnya analisis, cermat, lengkap, dan menghubungkan gejala
alam yang satu dengan yang lainnya.
Sikap dan cara pandang ilmiah ini terjadi apabila siswa terlibat secara penuh dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pembelajaran IPA yang menarik bukan
Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar...
hanya pengetahuan berupa fakta, konsep, dan
teori yang dijejalkan begitu saja kepada
siswa, namun lebih dari itu. Pembelajaran
tersebut haruslah bermakna, menantang, dan
merangsang keingintahuan siswa dengan
menggunakan informasi tentang lingkungan
sekitar secara logis, kritis, dan kreatif. Ada 22
model mengajar yang dikelompokkan ke
dalam 4 hal, yaitu: proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial, dan
modifikasi tingkah laku. (Sudjana, 1989)
Peran guru sangat penting dalam
menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
harus membuat perencanaan secara seksama
dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswa dan memperbaiki kualitas
mengajarnya. (Ali, 1987)
Untuk menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang baik, guru dan siswa harus
bersama-sama aktif, sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Keaktifan siswa
meliputi siswa tertarik pada pelajaran yang
diajarkan dan bertanya. Dalam hal keaktifan
guru, maka guru harus dapat membangkitkan
minat dan mendorong semangat siswa untuk
bertanya dan mencoba melakukan sesuatu
yang ada hubungannya dengan pelajaran
yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih
hidup karena terjadi komunikasi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa
lainnya. Namun kenyatannya masih banyak
siswa yang pasif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Jarang sekali siswa yang mau
bertanya maupun menjawab pertanyaan dari
guru. Rendahnya peran serta siswa dalam
proses pembelajaran mengakibatkan rendah
pula prestasi belajar siswa. Dalam hal ini
profesionalisme guru sangat diperlukan agar
bisa membangkitkan motivasi siswa agar
dapat aktif
dalam mengikuti proses
pembelajaran. (Hasibuan, 1986)
79
Melalui cara berfikir logis kritis, dan
kreatif tersebut dihasilkan suatu hasil atau
produk berupa penjelasan atau deskripsi
tentang fenomena-fenomena alam beserta
hubungan kausalitasnya. Dalam pelajaran
IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi
penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA
dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran
mental yang konkrit ini penting dalam
pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan
mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam
pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA
tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang
hanya mengandalkan teori dan rumus namun
dapat langsung diterapkan di teknologi
masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra
yang mengenai hakekat pembelajaran IPA.
Pada umumnya materi pembelajaran
IPA membutuhkan pembuktian dan pengalaman nyata bagi siswa dalam mempelajarinya. Pembuktian dan pengalaman nyata
dalam belajar tersebut kurang efektif bila
dilakukan dengan pendekatan ekspositorik
seperti yang selama ini sering dilakukan guru. Untuk itu dibutuhkan metode yang tepat
dalam memperoleh pengalaman nyata tersebut. Menurut Hamalik (2001) mengatakn
bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Dalam kemajuan metodologi dewasa ini
salah satunya adalah dengan melakukan
metode eksperimen terhadap mata pelajaran
79
80
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
tertentu, sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang lebih memadai. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk pemerolehan pengalaman belajar yang nyata bagi
siswa adalah metode eksperimen. Karena
metode eksperimen sebagai suatu metode
pengembangan ilmu akan mampu merangsang sikap ilmiah siswa melalui percobaan
sendiri secara sederhana, dan membuktikan
kebenaran kata-kata yang selama ini diketahuinya tapi kurang dipahami maknanya.
Karena itu metode eksperimen merupakan
salah satu metode yang cocok dilakukan di
SD dalam bentuk eksperimen yang sederhana. (Sukmadinata, 2005)
Penggunaan metode eksperimen diharapkan mampu menumbuhkan rasionalitas
siswa dalam berpikir dan bertindak, tidak
hanya menerima pendapat orang lain. Siswa
diharapkan mampu mengembangkan kepedulian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru harus mengusahakan agar siswa dapat melakukan metode
eksperimen yang efektif agar memperoleh
hasil pembelajaran yang sebaik-baiknya.
Dalam mengajar, hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan metode eksperimen yang sebaikbaiknya. Beberapa hal yang dapat dilakukan
guru untuk membantu siswa melakukan
kegiatan metode eksperimen yang baik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: (a)
Metode eksperimen akan lebih efektif kepada
rangsangan-rangsangan yang mempunyai
struktur dan bentuk yang jelas; (b)
Pengamatan kepada sesuatu yang dekat akan
lebih berkesan; (c) Metode eksperimen dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya; (d)
Kegiatan Metode eksperimen dimulai dengan keseluruhan, baru kemudian kepada
bagian-bagian; (e) Kegiatan Metode eksperimen dipengaruhi oleh peringkat perkembangan individu; (f) Terdapat individual
dalam metode eksperimen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SDN 3
Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Subyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan Kehidupan Di Bumi di SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 15
siswa laki laki dan 10 siswa perempuan.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu
mulai bulan Maret sampai dengan April 2014
pada Semester II. Penelitian ini merupakan
jenis penilaian diskriptif.
Dalam penelitian ini digunakan 2 siklus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk
mendapatkan data penelitian digunakan
beberapa instrument antara lain: (a) Lembar
rencana pembelajaran terhadap kegiatan
pembelajaran; (b) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan pembelajaran; (c) Lembar soal atau kisi-kisi ulangan; (d) Lembar
observasi aktivitas guru dan siswa; (e)
Lembar angket siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Refleksi Awal
Dalam refleksi awal ini ditemukan
adanya kemerosotan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA. Rata-rata prestasi belajar
siswa adalah sebesar 66,25 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 33,33%, jauh
berada di bawah standar ketuntasan belajar
Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar...
81
yaitu 85,00%. Salah satu penyebab kemerosotan nilai siswa adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru pengajar yang
kurang bervariasi.
nutup terdiri dari: (a) Guru memberikan penguatan; (b) Memberikan pekerjaan rumah;
(c) Menginformasikan materi yang harus
dipersiapkan pada pertemuan berikutnya.
Planning
Adapun rincian tahap perencanaan
pada siklus I ini adalah sebagai berikut: (a)
Menentukan materi yang akan dipelajari pada siklus I yaitu kenampakan matahari pada
pagi siang dan sore hari Bab Pengaruh Sinar
Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan Di Bumi; (b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen; (c) Menyusun alat
evaluasi pembelajaran; (d) Menyusun
instrument penelitian; (e) Mempersiapkan
media pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPA (f) Menyusun jadwal penelitian.
Pertemuan 2
Kegiatan Pendahuluan terdiri dari:
(a) Guru membimbing siswa untuk berdoa
bersama; (b) Apersepsi: siswa danguru menyanyikan lagu “Matahari”. Kegiatan Inti
terdiri dari: (a) Siswa menjawab pertanyaan
dari guru dari lagu tadi; (b) Guru membagikan lembar kerja siswa; (c) Siswa menerima
lembar kerja; (d) Guru meminta siswa untuk
berkumpul dengan kelompoknya; (e) Siswa
mempersipakan peralatan eksperimen; (f)
Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (g) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen;
(h) Siswa melakukan kegiatan eksperimen
sesuai dengan yang ada pada LKS; (i) Siswa
mempresentasikan hasil eksperimennya di
depan kelas secara bergantian; (j) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari: (a) Guru memberikan penguatan; (b) Memberikan pekerjaan rumah;
(c) Menginformasikan tes pada pertemuan
berikutnya.
Action
Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan terdiri dari:
(a) Guru membimbing siswa untuk berdoa
bersama; (b) Apersepsi: siswa dan guru menyanyikan lagu “Matahari”. Kegiatan Inti
terdiri dari: (a) Siswa menjawab pertanyaan
dari guru dari lagu tadi; (b) Guru membagikan lembar kerja siswa; (c) Siswa menerima
lembar kerja; (d) Guru meminta siswa untuk
berkumpul dengan kelompoknya; (e) Siswa
mempersipakan peralatan eksperimen; (f)
Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (g) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen;
(h) Siswa melakukan kegiatan eksperimen
sesuai dengan yang ada pada LKS; (i) Siswa
mempresentasikan hasil eksperimennya di
depan kelas secara bergantian; (j) Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan pe-
Observation
Hasil pengamatan aktifitas siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada
siklus I adalah 62.50%, termasuk kategori
baik. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas
guru oleh observer adalah persentase aktifitas
guru dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen sebesar
61.25%. Aktifitas guru yang diamati antara
lain: melakukan kegiatan apersepsi,
penguasan terhadap materi pembelajaran,
menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dan
lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran
81
82
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
ini termasuk dalam kategori “baik”. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan
metode Eksperimen pada bidang studi IPA
mengalami peningkatan yang cukup berarti
dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus: 66,25 dengan
ketuntasan belajar 33,33% sedangkan pada
siklus I meningkat menjadi: 78,54 dengan
ketuntasan belajar 62,50%.
demonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (g) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS;
(h) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (i)
Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari (1) Guru memberikan penguatan; (2) Memberikan pekerjaan rumah.
Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan
diadakan maka dapat digambarkan: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai
dengan rencana walaupun belum sempurna;
(b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode Eksperimen; (c) Suasana kelas masih ramai belum mengarah pada suasana yang hidup; (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak
memberikan penjelasan.
Pertemuan 2
Kegiatan Pendahuluan terdiri dari:
(a) Apersepsi: siswa dan guru menyanyikan
lagu “Menanam Jagung”; (b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi.
Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membagikan lembar kerja siswa; (b) Siswa menerima lembar kerja; (c) Guru meminta siswa
untuk berkumpul dengan kelompoknya; (d)
Siswa mempersipakan peralatan eksperimen;
(e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam
melakukan eksperimen; (f) Guru mendemonstrasikan langkah-langlah dalam eksperimen; (g) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS;
(h) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (i)
Siswa merefleksikan hasil diskusinya. Kegiatan penutup terdiri dari: (a) Guru
memberikan penguatan; (b) Menginformasikan tes pada pertemuan berikutnya
Siklus II
Planning
Penelitian pada siklus II ini lebih menekankan keaktifan siswa dalam menerapkan
metode eksperimen.
Action
Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan terdiri dari:
(a) Apersepsi siswa dan guru menyanyikan
lagu “Menanam Jagung”; (b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru dari lagu tadi.
Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membagikan lembar kerja siswa; (b) Siswa menerima lembar kerja; (c) Guru meminta siswa
untuk berkumpul dengan kelompoknya; (d)
Siswa mempersipakan peralatan eksperimen;
(e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam
melakukan eksperimen; (f) Guru men-
Observation
Hasil pengamatan aktifitas dengan
menggunakan metode eksperimen pada
siklus II adalah 85.00%, termasuk kategori
sangat baik. Sedangkan hasil pengamatan
aktifitas guru adalah persentase aktifitas guru
dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen sebesar
80.00%. Aktifitas guru yang diamati antara
Parliyah, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar...
lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasaan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dalam
bereksperimen dan lain-lain. Aktifitas guru
dalam pembelajaran ini termasuk dalam
kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian dengan
penggunaan metode Eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai ratarata yang diperoleh ialah: pada siklus I: 78,54
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi:
86,88. Ketuntasan belajar siswa mencapai
95,83%, sehingga dapat dikatakan bahwa
penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA pada siswa Kelas II SDN 3
Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
83
dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi: 86,88 dengan prosentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 95,83%. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode
Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II
SDN 3 Watuagung Kecamatan Watulimo
Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran
2013/2014. Grafik hasil peningkatan pemahaman belajar siswa yang didapatkan dari
hasil observasi belajar siswa dari awal siklus,
siklus I, dan siklus II yang ditampilkan pada
Gambar 1.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian (Classroom
Action Research) di atas dapat disimpulkan
bawah prestasi belajar bidang studi IPA
sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 66,25
siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,54 dan
pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 86,88 dengan prosentase ketuntasan
belajar siswa sebesar 95,83%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar
bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 3
Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dari hasil rekapitulasi angket yang
telah dirancang dapat dismpulkan bahwa
siswa memberikan respon yang positif. Hal
ini dapat diketahui dari respon siswa siklus I
sebesar 1,68 dan siklus II sebesar 1,73. Siswa
juga Nampak begitu antusias dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas dan juga
dalam kegiatan eksperimen.
Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan
diadakan maka dapat digambarkan: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai
dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami
konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode Eksperimen; (c) Suasana
kelas menjadi suasana yang hidup; (d) Siswa
sudah mulai berminat dan sudah terbiasa
bertanya kepada guru; (e) Ketuntasan belajar
minimal telah mencapai 88.89% dengan
demikian maka penelitian in berakhir pada
siklus II.
Interpretasi Data
Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil penelitian (Classroom
Action Research) di atas dapat disimpulkan
bawah prestasi belajar bidang studi IPA
sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata:
66,25 siklus I diperoleh nilai rata-rata: 78,54
Saran
Mengingat
pentingnya
metode
Ekperimen sebagai upaya menunjang di
sekolah maka diharapkan agar para guru
83
84
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
untuk menerapkan metode dalam proses
kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan
menggunakan metode dalam belajar siswa
tidak merasa bosan dan sukar.
95.83
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
86.88
78.54
66.25
62.50
NILAI RATA-RATA
33.33
SEB. SIKLUS
KETUNTASAN
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Mohammad. 1987. Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. 1989. Teknologi Pengajaran.
Bandung: Sinar Bandung.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2005. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, J. J. dan Moejiono. 1986. Proses
belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Karya.
Winarno, Surakhmad. 1980. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi
Ilmu. Bandung: Tarsito, Bandung.
Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakaraya.
Download