Sajian Lagu “Kumpul Bocah” Oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Pada Kejuaraan Jember Open Marching Competition-II (JOMC-II) di Jember 2013 Oleh Mohamad Imron Maghrobi Abstrak Aransemen lagu “Kumpul Bocah” yang pernah dipopulerkan oleh Vina Panduwinata ditata oleh Arranger (Penata Musik) Adi Junimon Noer Ss. Msi dan Fuji. Lagu kumpul bocah sebagai musik pembuka pada sajian musik oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching Competition-II”, September 2013 dan berhasil menjuarai tingkat umum Internasional klasemen Drum Cor’s/Marching band. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis dan mendeskripsikan sajian lagu “Kumpul Bocah” dari Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching Competition-II”, (2) mengetahui perbedaan sajian lagu “Kumpul Bocah” yang asli dengan yang disajikan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS). Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian, yaitu Drum Corp’s arek Suroboyo. Objek dalam penelitian ini, yaitu sajian lagu ‘’Kumpul bocah‘’ dalam bentuk video. Pengumpulan data melalui beberapa cara yaitu : (1) studi pustaka, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini mengunakan dua cara, yaitu : (1) triangulasi sumber, (2) triangulasi metode. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Sumber data yang di peroleh dalam penelitian : (1) sumber data manusia yakni Gagan Gumilar Amd., dan (2) sumber data non manusia berupa dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian sajian lagu ‘’Kumpul bocah’’ oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching Competition-II” di Jember tahun 2013 meliputi: (1) Sajian lagu “Kumpul Bocah” versi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) memiliki unsur gerak/Display pada kelompok pemain musik dan gerakan dasar balet pada kelompok Colour Guard, kostum menggunakan warna dominan hitam bermotif biru sehingga tercipta dimensi yang indah. Aransemen musik oleh Adi Junimon Noer menggunakan pola teknik dasar bermain musik marching band dalam komposisi aransemen lagu “Kumpul Bocah”, (3) Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) termasuk salah satu kelompok Marching band/Drum Corp’s terbaik di Jawa Timur. Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) ialah salah satu kelompok Marchingband dari Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) 2009/2010, prestasi yang diraih yakni tingkat propinsi, nasional hingga Internasional. Aransemen lagu “Kumpul Bocah” oleh Adi Junimon Noer, dan Gagan Gumilar sebagai konseptor terbukti mampu menjadi juara umum Marching Show pada kejuaraan Internasional di Jember 2013. Kata kunci: Drum Corp’s Arek Suroboyo, Sajian Lagu Kumpul Bocah Pendahuluan Marching Band adalah salah satu bentuk cabang seni musik yang bentuk penyajiannya dilakukan secara bersama-sama (musik ansamble). Marching band sebagai salah satu bentuk musik (Genre), pada awal perkembangannya memiliki fungsi sebagai pengiring derap langkah para prajurit atau tentara pada saat maju medan perang. Marching band telah berkembang sejak awal abad ke-20 sampai sekarang. Marching band secara penyajian pertunjukan atau kemasan berbeda dengan pertunjukan musik lain, yang membedakan ialah selain bentuk aransemen lagu yang asli Marching band juga mampu membawakan bentuk lagu yang sudah diaransemen, perbedaan yang paling dominan ialah pertunjukannya yang mengasah kemampuannya memainkan musik, dan bergerak sesuai dengan formasi barisan (Display). Marching band yang ada di Indonesia banyak mengadopsi dari grup Marching band yang ada di luar negeri, misalnya tema yang diangkat, bentuk formasi barisan (Display) dan musikalitasnya. Secara musikal, Marching band merupakan gabungan atau perpaduan dari beberapa unsur yaitu, irama, nada, dan warna Suara. Marching band dapat dikatakan pula sebagai bentuk dari latihan barisberbaris sekaligus dengan memainkan beberapa jenis alat musik baik melodis maupun ritmis, sehingga dapat membentuk pulsa, irama, atau ketukan yang identik dengan tempo lagu mars. Marching band disusun atas dua unsur pokok yaitu lagu (melodi) dan irama, tanpa adanya irama tidak akan ada musik. Marching band juga merupakan tempat atau wadah suatu kegiatan yang didalamnya memiliki beberapa bentuk permainan musik dengan beberapa jenis alat musik. Berbagai jenis alat musik terdiri dari alat musik perkusi, dan tiup. Selain itu disertai juga dengan beberapa kelompok penari yang biasa disebut dengan istilah Colour Guard (permainan bendera). Marching band merupakan suatu perpaduan beberapa unsur, yaitu aransemen musik dan beberapa gerakan baris-berbaris yang dilakukan secara kompak dan memiliki formasi atau pola lantai tertentu. Satu hal yang terpenting dalam permainan musik marching band adalah Field Comander (Gita Patih) dan Drum Mayor (Mayorate). Permainan Musik Marching band mulai populer di Indonesia sejak tahun 70 sampai dengan tahun 80-an, dipelopori oleh Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) yang dibina langsung oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) yang sering menyelenggarakan kejuaraan atau kompetisi Drum Band di Indonesia khususnya di kota-kota besar setiap bulannya dan kemudian fenomena tersebut berkembang menjadi Marching Band sejak tahun 80 sampai dengan 90-an di Indonesia (Yunimon, 2003 :02). Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) adalah Group Marching band yang ada di Surabaya, grup ini mempunyai prestasi yang baik dalam musikalitas aransemen dari setiap lagunya. Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) lahir atau terbentuk tanggal 10 November 2009 dibawah naungan Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) dan Bapak Drs. H. Miskan H.S sebagai penanggung jawab dari Group tersebut. Terbentuknya group ini berawal dari semangat arek-arek Surabaya dalam hal memperjuangkan group tersebut agar lebih berkembang lagi, berawal dari Pekan Olah Raga Propinsi (Porprop) pada tahun 2009 di Malang yang diikuti oleh 25 peserta atlet dari masing-masing grup yang diikut sertakan dalam kejuaran, Drum corp’s arek suroboyo menjadi juara umum untuk klasemen Marching band dan Drum corp’s, setelah itu munculah gagasan untuk membuka pendaftaran junior yang bertujuan untuk regenerasi pada bidang Drum band di Surabaya. Pada tahun 2010 sebelum mengikuti Kejuaraan Nasional (KejurNas) di Sleman Yogyakarta pada tahun 2011, Drum corp’s arek suroboyo yang dulunya bernama grup Drum band arek suroboyo merubah nama satuan menjadi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) dikarenan ditinjau dari alat musik yang digunakan. Menjaga eksistensi dan prestasi, Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) menerapkan dengan cara membuat jadwal latihan rutin yang dilaksanakan setiap seminggu tiga kali untuk meningkatkan kemampuan dasar baris berbaris dan bermusik, karena kegiatan ini merupakan salah satu cabang olah raga yang sangat kompleks yakni meliputi 3 aspek, yakni fisik, pola pikir, dan olah seni/rasa. Selain itu Drumb band juga membutuhkan kesetiakawanan, kebersamaan, tanggung jawab, dan sportifitas. Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mempunyai kantor kesekretariatan di Jln. Karah Tama Asri B-23 Surabaya Barat selain itu grup ini memiliki tempat untuk menyimpan, merawat alat musik dan sekaligus menjadi tempat latihan yakni di Gedung Kesehatan Jl. Indra Pura Surabaya, selain itu grup ini diberikan fasilitas tempat berlatih di Balai Kota Surabaya. Memiliki Grup musik pada bidang Drum Band yang berfungsi sebagai wadah atau media untuk menunjang perkembangan dari Drum Band yang ada di Surabaya khususnya Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS), Pemerintah kota Surabaya membantu dalam hal fasilitas dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) seperti halnya tempat untuk berlatih, bantuan secara vinansial materi, dan perawatan alat musik. Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) memiliki jadwal latihan seminggu tiga kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, Jum’at pukul. 18.30-22.00 wib di Balai Kota Surabaya, Jln. Sedap Malam dan hari Minggu pukul 08.00-10.00 wib pagi di Lapangan KONI Jatim Jln. Kertajaya Indah Surabaya untuk mengikutilatihan ketahanan fisik. Dengan adanya proses latihan setiap tiga kali dalam seminggu terbukti Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mampu meraih penghargaan dan juara pada kompetisi yang diselenggarakan dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Pada kejuaraan International Jember Open Marching Competition (JOMC) II yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2013 di Jember, Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) berhasil meraih juara umum tingkat Internasional. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas dan eksistensi dari Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) bisa diperhitungkan. Pada kejuaraan tersebut Group Marching Band ini mengambil tema lagu POP Indonesia yang dinyanyikan oleh Vina Panduwinata ciptaan Dodo Zakaria yang berjudul “Kumpul Bocah” sebagai lagu pembuka, “BIRU, Burung Camar, Aku Makin Cinta” pada kejuaraan kompetisi tersebut. Latar belakang di atas memotivasi penulis untuk menulis sekripsi yang berjudul “Sajian Lagu Kumpul Bocah oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Pada Kejuaraan Jember Open Marching Competition-II (JOMC-II) di Jember Tahun 2013”. Awal Mula Drum Corps Arek Suroboyo (DCAS) Drum corp’s arek suroboyo (DCAS) adalah salah satu kelompok atau unit drum band dalam naungan PDBI, Sebelum menjadi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mereka membentuk kelompok drum band dengan nama ‘’Drum band arek suroboyo’’ kegiatan selanjutnya Drum Band Arek Suroboyo mengikuti lomba Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Sleman Yogyakarta dan meraih juara umum, setelah itu nama drum band arek suroboyo berubah menjadi Drum Corp’s (DC) pada tahun 2010 dikarenakan instrument/alat musik yang digunakan memiliki range atau jangkauan nada lebih lebar. Pada saat itu Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) dilatih oleh Pak Bambang sebagai pelatih display atau formasi barisan, Pak Gagan Gumilar sebagai pelatih dimensi dan Clour guard sekaligus menjabat sebagai kepala pelatih, Pak Slamet sebagai pelatih alat tiup (Brass), Pak Ro’is sebagai pelatih ketahan fisik dan mental pemain (Atlet), Pak Jimy sebagai asisten pelatih dari Pak Bambang, Pak Miskan, Pak Pri, Pak Prayit sebagai pengelola Team dan penanggung jawab dari Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) hingga saat ini. Sebagai roda aktivitas, grup ini memiliki organisasi yang berfungsi sebagai mengatur segala kegiatan baik pada saat proses latihan dan pada saat kejuaraan ataupun perlombaan, saat ini Muh. Fuad Hasan adalah pimpinan DanCorp’s (Komandan Corp’s) dan Drs. H. Miskan. H.S yang bertanggung jawab atas segala aktivitas didalamnya. Keanggotaan Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Dalam keanggotaannya, terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni pemain senior dan pemain yunior. Maksud dari pengelompokan pemain tersebut ialah mempermudah dalam 3 penyampaian materi yang akan dipelajari sesuai dengan porsi kelompoknya. Untuk pemain yunior akan dibekali pengetahuan mengenai musik Marching band, pengenalan alat musik, dan pengenalan dasar baris-berbaris Marchingband. Sedangkan pemain senior lebih ke penguasaan materi lagu dan aplikasi latihan-latihan dasar Marchingband yang sudah diberikan. Peralatan yang harus dipergunakan oleh setiap pemain Marchingband adalah, pada saat latihan membawa alat musik sesuai pembagianya, semua menggunakan kaos putih, celana training olahraga, sepatu olahraga, kain berwarna oranye yang difungsikan untuk membersihkan alat musik, peralatan pendukung lainnya ialah partitur sebagai materi pembelajaran musik dasar Marchingband, selain itu untuk menjaga stamina setiap pemain musik atau Colour guard wajib membawa air minum. Komposisi alat musik yang digunakan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Alat tiup brass identik dengan alat musik tiup yang digunakan untuk upacara seremonial lagulagu Mars. Etruscan cornu atau sangkakala perang, berukuran 126 x 55 inch, ukurannya lebih besar untuk dipakai di marching band saat ini tetap saja alat ini menjadi alat yang penting dilingkungan militer dari waktu ke waktu dan juga dimainkan dipertarungan gladiator. Etruscan juga menggunakan Lituus yang terlihat dan terdengar seperti tuba seperti saat ini. French horns dibuat di Perancis pertengahan abad ke-16. Dibutuhkan 12 kaki pipa gunung yang menghasilkan 12 suara, rangkaian harmoni alami. Pada tahun 1750, para musisi mulai menggunakan tangan pada bells (ujung depan) dan memasukan lebih banyak lagi not (Yunimon, 2003:02) Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) termasuk salah satu kelompok Marching Band yang menggunakan alat musik brass berjangkau luas, artinya menggunakan alat musik brass yang memiliki range jangkauan nada yang luas. Adapun komposisi alat musik dan perangkat pendukung lain yang digunakan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo baik kelompok alat tiup brass dan perkusi maupun Colour Guard yakni: 1. Trumpet (High Brass) Trumpet adalah salah satu alat musik tertua, setidaknya 1500 SM. Dimainkan dengan meniup udara melalui bibir tertutup, yang menghasilkan suara “berdengung” yang dimulai oleh getaran gelombang berdiri di kolom udara didala instrument. Sejak akhir abad ke 15 mereka terutama yang telah dibangun dari kuningan tabung, biasanya membungkuk dua kali menjadi bentuk bulat lonjong. Ada beberapa jenis trumpet, yang paling umum adalah instrumen transposing berkema di Bb (bes) dengan panjang pipa sekitar 148 cm. Trumpet sebelumnya tidak memiliki katup, tetapi instrumen modern umumnya memiliki baik tiga katup piston (valve) atau, lebih jarang, tiga katup rotary. Karakter suara yang dihasilkan oleh trumpet dominan berdinamika keras dan dapat menjangkau nada-nada tinggi oleh karena itu trumpet dikelompokan sebagai alat tiup High Brass. Trumpet seringkali menjadi melodi utama dari bagian lagu yang dimainkan sesuai dengan kebutuhan musik. 2. Mellophone (Middle Brass) Adalah tiga instrumen kuningan valved dalam kunci F dan B-datar digunakan dalam marching band. Instrumen ini digunakan sebagai pengganti, karena lonceng/horn mereka hadap kedepan, bukan ke samping. Tuning dilakukan semata-mata dengan menyesuaikan pipa, bukannya menyesuaikan baik pipa dan posisi tangan seperti pada Horn prancis. Finggering untuk Mellophone adalah sama dengan finggering terompet. Mellophones sulit untuk tetap selaras dan sangat keras, itulah sebabnya mereka hanya digunakan dalam pengaturan out door. Mellophone dianggap “tengah” kuningan, bukan kuningan tinggi seperti trumpet atau kuningan rendah seperti Tuba. Selain itu Mellophone memiliki karakter suara lembut sehingga cocok menjadi nada pengisi, nada jembatan, terkadang menjadi melodi dari bagian lagu yang dimainkan sesuai dengan kebutuhan musik. 3. Baritone (Low Brass) Adalah intrumen kuningan yang memiliki jangkauan nada lebih rendah satu oktaf dari nada trumpet yaitu Bb. Baritone horn adalah instrument berpingmen kuningan, katup piston, dengan lubang didominasi silinder seperti terumpet dan menggunakan cangkir corong lebar berbingkai dan begitu pula dengan euphonium, namun yang sedikit membedakan antara keduanya adalah karakter suara yang dihasilkan. Baritone yang digunakan oleh Drum Corp;s Arek Suroboyo (DCAS) temasuk salah satu baritone yang menghasilkan karakter bunyi yang bulat dan halus. Pada bagian lagu atau partitur, baritone digunakan sebagai nada root (Akar) atau nada paling dasar dari akord yang dibentuk, hal ini dimaksudkan agar akord atau melodi telihat keaslihannya. 4. Tuba (Contra Brass) Adalah sebutan latin untuk terumpet atau klakson pada jaman barok, tuba mulai populer di pertengahan era abad ke-19. Tuba termasuk jenis alat musik/instrumen brass yang terbuat dari kuningan atau logam yang memiliki bentuk paling besar, sumber bunyi yang dihasilkan adalah dari getaran bibir manusia yang meniupnya. Tuba juga seringkali digunakan pada modernt orcestra sebagai komponen memperkuat nada dasar atau Root (akar), selain itu tuba berfungsi sebagai kontrol nada agar tidak fals. Sehingga menghasilkan efek suara yang lebih megah dan kuat, oleh karena itu Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) menggunakan tuba, agar hasil yang diinginkan tercapai, karena tuba termasuk alat musik/instrumen Contra Brass yang mampu menjangkau nada rendah yang tidak bisa dijangkau oleh alat musik brass lain. 5. Snare Drum Adalah instrumen musik perkusi yang didesain untuk di mainkan sambil berjalan dengan meletakkan snare drum pada alat pengait (disebut dengan carrier) yang dikenakan oleh drummer. Drum-drum tersebut didisain dan disetem dengan artikulasi maksimum yang dilengkapi dengan proyeksi suara karena aktivitas penggunaan yang umumnya di lapangan terbuka ataupun ruang tertutup yang luas. Snare drum ini juga sering digunakan untuk ansembele marching percussion sering pula disebut drumline dan battery. Ukuran marching snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran biasanya digunakan pada oerkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi keras, sesuai dengan kebutuhan untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x kedalaman) adalah 13 x 11 dan 14 x 12 inci dengan berat antara 16-45 Ib. Ukuran yang lebih kecil (13x9) akhir- akhir ini menjadi populer digunkan untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. Snare drum ‘’high tension‘’ atau biasa disebut HTS moders, dikembangkan sebagai jawaban atas tensi membran yang lebih tinggi yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band. 6. Qween Tom (Drum Tenor) Marching band modern umumnya mengunakan multi – tenor, yang terdiri atas tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara ke arah depan. Membran head menggunkan double-ply PET film untuk meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan maller yang terbuat dari kayu atau aluminium dengan ujung berbentuk bundar terbuat dari nilon atau biasa disebut Stick drum. Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunkan untuk bermain snare drum. Lebih mirip seperti bermain timpani karena membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan bagian tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara yang lebih nyaring. Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12, 13, dan 14 inci yang di atur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah dalam. 7. Drum Bass Drum bass yang digunakan pada ensembel perkusi modern bervariasi, dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line menggunkan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda – beda, tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer, Drum bass 5 memegang peran tempo/ketukan pada setiap birama lagu. 8. Alat pendukung lainya (Front Instrument) Alat musik pendukung lainya ialah, biasanya berada dipaling depan pada saat perform, alat musik yang dimaksud diantaranya Xyllophone, Vibraphone, Marimba, Glocken Spiel, Cymbal, dan Tamborine. Ke enam alat musik tersebut sangat dominan digunakan pada group marchingband untuk mengisi part-part yang setidaknya perlu di isi dengan nada, biasanya alat musik tersebut difungsikan sebagai fiell in/filler apa tengah atau akhir melody sehingga musik terdengar semakin indah dan harmonis. 9. Colour Guard Merupakan divisi dalam Marching band atau Drum corp’s, yang memiliki keahlian dalam kekuasaan tari atau olah tubuh (bassic Ballet), penguasaan bendera (Falg technique), pengusaan bendera ini termasuk salah satu media latihan dasar yang menggunakan bendera berjenis Flag. Ada beberapa latihan dasar yang harus dikuasai pemain pemula seperti gerakan single, spinx, double spinx, minwil, butterfly, kredo, dimensi, toss, standar toss, flat toss, dan lainya. Bagian-bagian flag terdiri dari tongkat dan kain bendera, terkadang ada bahan pemberat seperti karet di masing-masing ujung tongkat sebagai penyeimbang (Rubber pole caps), bahan tongkat dari aluminium karena memiliki keseimbangan yang baik, demikian pula untuk pemilihan bahan kain bendera harus mempunyai efek visual yang baik pula, yakni dengan menggunakan kain Lame yang berjenis mengkilap dan ringan. Setelah menguasai teknik dasar bermain dengan bendera flag, ada beberapa jenis bendera yang sering dipakai untuk menari diantaranya bendera keci (Double flag) bendera ini terbuat dari aluminium yang panjangnya 1 m berdiameter ¼ inchi, teknik permainannya menggunakan dua bendera yang dimainkan secara berfariasi, biasanya bendera ini digunakan pada lagu yang bertempo pelan. Dalam suatu pertunjukan seni, estetika atau nilai seni sangat jelas diperhatikan, demikian pula dalam Marching band, untuk menambah kemegahan dalam suatu pertunjukan seni musik tentunya ada beberapa komponen pendukung lainya agar esensi kemegahan itu tercapai. Dalam kelompok Colour guard untuk menciptakan klimaks dalam suatu pertunjukan bendera besar (Giant Flag) biasa digunakan. Bendera ini berukuran panjang tongkat 2 meter bahkan sampai lebih, bahan bendera juga sama dan demikian pula ukuran diameter tongkatnya, bendera ini biasanya dimainkan pada akhir pertunjukan. Penguasaan senapan (Rifle technique) juga diperlukan dalam permainan Colour Guard untuk memberikan efek yang lebih menarik, rifle umumnya terbuat dari bahan kayu atau aluminium dan berbentuk seperti senapan. Bagian dari rifle terdiri dari bottom, neck, bolt, tip, dan strap (optional), ukuran pada senapan ini sekitar 34, 36, dan 39 inchi, sedangkan beratnya antara 0,8-1,5 kg. penguasaan pedang (Sabre technique) teknik alat ini hampir sama dengan rifle ada beberapa yang menggunakan tos atau melempar secara berputar ke atas dan menangkapanya kembali, alat ini terbuat dari baja (Steel) yang kuat dan tahan lama/tidak mudah bengkok. Berbentuk menyerupai pedang samurai dan pipih/tipis. Bagian dari sabre antara lain Hilt atau lengkungan pada pergelangan tangan, handle sebagai pegangan pedang, blade ruas pedang, dan tip ujung pedang yang panjangnya sampai 32, 34, 36, dan 39 inchi disesuaikan dengan pemain yang memainkannya. Penguasaan teaterikal juga dibutuhkan, karena pemain colour guard harus dapat menunjukan ekspresi mimik wajah pada saat menari dan dapat mempengaruhi emosi penonton yang disesuaikan dengan penampilan. Bentuk Penampilan Performa Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Penampilan dan performa dari grup marchingband jelas akan sangat ditunggu oleh audiens atau penonton. Didalam bentuk penampilan dan performa, Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) sangat memperhatikan dimensi, dimensi dalam arti estetika keindahan yang seimbang dengan musik, tata rias kostum, dan tema lagu sehingga menghasilkan nilai yang tinggi dalam hal penilaian General Efek pada saat penampilan pementasan. Kostum yang dimiliki Drum corp’s arek suroboyo (DCAS) berjumlah 4 jenis mulai dari tahun 2009 hingga sekarang, dalam pembuatan kostum terlebih dahulu disesuakan dengan tema dan lagu pada saat pertunjukan. Kostum dalam tema penampilan Drum corp’s arek suroboyo (DCAS) pada kejuaraan Jember Open Marching Competition-II (JOMC) di jember pada tahun 2013 terbagi menjadi 2 yaitu kostum unit yang dipakai oleh seluruh pemain musik berwarna dominan hitam dan bermotif biru, dilengkapi dengan topi bulu warna putih yang berfungsi sebagai pendukung pada saat melakukan formasi gerakan yang dilakukan secara bersama atau bergantian. Sedangkan kostum yang kedua dipakai oleh kelompok Colourguard yang berwarna putih dan menghasilkan kontras warna yang sangat menonjol menjadikan dimensi yang indah. Gambar 2. Di dalam gedung Sajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s Arek suroboyo (DCAS) Pada Kejuaraan Jember Open Marching Competition-II (JOMC-II) di Jember Tahun 2013 Lagu “Kumpul Bocah” adalah sebuah lagu yang mempunyai karakteristik riang, gembira, energik, dan memiliki katakter lembut. Aransemen lagu oleh Adi Junimon Noer yang dapat menciptakan karakter tersebut mampu mendukung konsep suasana lagu gembira. Keunikan tersebut tercipta dari permainan alat musik Mellophone yang memiliki karakter suara lembut namun kuat diantara alat Brass yang lainnya. Jumlah birama pada Lagu “Kumpul Bocah” ciptaan Dodo Zakaria yang dinyanyikan oleh Vina Panduwinata terdapat 156 birama dengan tempo 118/bit begitu seterusnya, namun setelah ditata ulang oleh penata musik/komposer Adi Junimon Noer, lagu “Kumpul Bocah” terdapat 73 birama, di dalamnya terdapat pula perubahan tempo agar lebih mengkerucut dan kesan lagu lebih ada, pada awal lagu (Intro) sampai dengan birama ke 12 menggunakan tempo 95 dalam musik termasuk tempo Andante yakni tempo dengan rentang skala 76-108/bit atau hampir sama dengan langkah jalan santai. Pada birama ke 13 lagu “Kumpul Bocah” mengalami perubahan tempo menjadi 132 di dalam musik termasuk tempo Allegro yakni tempo dengan rentang skala 120-160/Bit atau hampir sama dengan langkah jalan cepat, maksud dari adanya berubahan tempo ialah memberikan kesan lebih semangat, menegaskan sebagai lagu yang riang, dan sebagai jembatan awal dari tempo lagu aslinya. Suasana riang diperkuat dengan adanya tanda dinamika yang ada pada lagu tersebut, pada Intro atau awal lagu bar pertama menggunakan tempo Andante. Pada bar pertama Baritone menggunakan dinamika Mezzo Piano (lembut) dan perkuat karakter suara dari tuba yang lebih awal memulai lagu dengan dinamika Forte (keras), selanjutnya disambung mellophone mengunakan Bentuk Pementasan/Performa Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Didalam Pementasan/Performa Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) terbagi menjadi dua yaitu penampilan diluar gedung/Out door dan didalam gedung/In door. Penampilan diluar gedung biasanya hanya berbaris dan memainkan alat musik sambil berjalan/kirab, sedangkan penampilan didalam gedung terdapat ruang batas gerak dan menampilkan formasi barisan/Display dengan menyajikan materi musik yang dilombakan. Penampilan didalam gedung memiliki sebatas yang tidak begitu luas, yakni luas lapangan basket yang dibatasi oleh KUNT (corong) yang sudah diberikan tanda huruf kapital dari A-E pada sisi depan dan blakang lapangan. Berikut adalah gambar penampilan Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) didalam dan diluar gedung : Gambar 1. Kirab/parade 7 dinamika Forte (keras) namun tetap lembut terpengaruh karakter suara yang dihasilkan, disambung trumpet dengan dinamika Mezzo piano (lembut) sebagai penyeimbang bunyi selama satu birama dan selanjutnya semua Brass Section menggunakan dinamika Forte sebagai memperkuat karakter lagu yang bersemngat sehingga memberikan kesan memperkenalkan lagu pertama yang akan dimainkan. Pada birama 13 terdapat perubahan tempo yakni menjadi Allegro (langkah cepat), secara umum lagu “Kumpul Bocah” sering menggunakan tanda dinamika mezzo piano, mezzo forte, dan forte sebagai memperkuat karakter lagu, tentunya tanda dinamika digunakan sesuai dengan kebutuhan pada setia birama secara bergantian atau saling menyambung. Perubahan dinamika juga dapat terjadi dikarenakan adanya tanda ekspresi lagu yakni Cressendo dan Decressendo (melemah dan menguat). Penggunaan tanda sukat juga amat penting dari sebuah lagu. Tanda sukat digunakan oleh penata musik sebagai penunjuk pergantian nilai suka pada setiap birama, hal ini dimaksudkan agar progresi-progresi irama lebih beragam. Dalam lagu “kumpul bocah” menggunakan tanda sukat jenis Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4, yang artinya dalam satu birama terbagi menjadi 4 ketukan dan menggunakan ritme berupa not penuh (O), setengah (1/2), seperdelapanan (1/8), dan seperenambelasan (1/16). Lagu “Kumpul Bocah ini” terdapat tanda kunci (Key Signature) yang digunakan untuk menunjukan skala nada atau tangga nada yang berbeda-beda. Lagu “Kumpul Bocah” ini menggunakan tanda kuni natural dari alat musik Brass yakni Bb (Bes), tanda kunci sangat berpengaruh pada tangga nada (scales) atau melodi yang digunakan untuk membangun sebuah lagu sebagai nada dasar. Penyajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) dilaksanakan di lapangan basket atau gedung olahraga (GOR) Kali Wates jember dan tidak menggunakan penerangan berupa lampu sebagai pendukung suasana dikarenakan kerjuaraan berlangsung di pagi hari sampai dengan sore hari. Sebelum pada bentuk penyajian berikut adalah media atau perangkat untuk membantu pemain Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mengetahui posisi berdiri atau kordinat agar dapat menjaga jarak antar individu dan kelompok kecil/besar. Lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar berikut dan keterangan gambarnya : Keterangan pada gambar 4.7.2 Drill Kumpul Bocah ialah pada setiap garis bagian atas dan bawah terdapat huruf A-E pada sisi kanan, kiri, dan atas bawah lapangan dimaksudkan menjadi patokan kelurusan barisan dari sisi depan dan blakang pada posisi sebenarnya, begitu pula pada lapangan bagian kanan dan kiri (lebar lapangan) terdapat titik kordinat mulai dari 00-17 tergantung ukuran lapangan yang dipakai untuk berkompetisi. Simbol tersebut membantu untuk meluruskan barisan setiap individu pemain musik, dan kelurusan dari kelompok kecil pada setiap bentuk, sehingga bentuk atau simbol yang diinginkan dalam Display dapat terlihat maksud bentuknya. Gambar display atau Chart berisi tentang bentuk yang diinginkan, setiap pemain mempunyai nomer dada artinya merupakan salah satu cara untuk mempermudah pemain musik membaca gambar pada Chart display untuk melihat posisi kordinatnya. Pada ujung kiri atas lingkaran berwarna merah adalah judul drill lagu yang akan diajarkan, sedangkan pada kanan atas lingkaran berwarna biru adalah menandakan bentuk 1, 2, 3, dst. Pada bagian dalam kotak hijau sisi kiri sebagai kotak keterangan informasi bagi pemain marchingband dan kotak ini bisa ditempatkan dimana saja dan berisi informasi apa saja. Berikutnya adalah kotak oranye dibagian sisi kiri bawah adalah kotak terpenting, karena di dalamnya terdapat beberapa petunjuk seperti Chart adalah bentuk formasi barisan atau bagian-bagian kecil dari formasi barisan, Count adalah langkah bertahap atau step, Measure adalah birama musik yang dimainkan. Sebagai contoh Chart 1, Count 16 step, Measure 1-4, artinya semua pemain musik harus melihat Chart 1/gambar display bagian 1 membunyikan not pada birama 1-4 dan selanjutnya melangkah 16 step untuk proses ke Chart selanjutnya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bentuk penyajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) maka dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yakni pada bagian Intro, lagu/bait lagu, dan coda. Pada pembagian tersebut akan diulas mengenai melodi lagu yang dominan dan membandingkan melodi lagu asli dan melodi lagu yang sudah diaransemen beserta formasi barisan/Dislpay sesuai dengan birama. Pada Chart 2 semua pemain berjalan 4 langkah menuju bentuk selanjutnya, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar Chart 2 dan pada bagian Chart 2 semua pemain musik memainkan musik pada birama 3, seperti pada gambar berikut. Intro birama 3 Sajian pada bagian Intro Sajian pada bagian Intro dapat dilihat pada gambar berikut : Pada Chart 3 semua pemain musik berjalan 16 langkah langkah menuju pada bentuk selanjutnya, dan selalu menjaga jarak berpatokan pada orang paling depan, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar Chart 1 Pada gambar Chart 1 pemain musik berjalan 8 langkah ke posisi selanjutnya, dan memperhatikan kelurusan antar kelompok. Pada Chart 1 semua pemain musik memainkan musik mulai dari birama 1-2 seperti padda gambar berikut: Gambar Chart 3 pada bagian Chart 3 semua pemain musik memainkan musik pada birama 4-7, seperti gambar berikut. 9 Pada Chart 4 semua pemain musik berjalan 8 langkah menuju bentuk selanjutnya dan setelah itu mark time (jalan ditempat) selama 8 bit seperti pada gambar brikut: Pada bagian Chart 4 semua pemain musik memainkan musik pada birama 8-11, seperti pada gambar berikut : Sajian pada bagian Bait/lagu Sajian pada bagian bait/lagu kumpul bocah ini terdapat pada birama ke 12-39 dengan adanya perubahan tempo yang sebelumnya 95/bit pada birama 12 menjadi 132/bit. Terdapat 9 Chart mulai dari Chart 5-13. Sebagai contoh dari sajian pada bagian bait/lagu dapat dilihat pada gambar berikut : Contoh Gambar Chart 8 Pada Chart 8 semua pemain musik berjalan 8 langkah/step menuju bentuk selanjutnya, dan mark time 12/bit ditempat dengan gerakan visual (gerakan tambahan). pada bagian Chart 8 semua pemain musik memainkan musik pada birama 18-22, diawali oleh mellophone dan trumpet sebagai melodinya, seperti pada gambar berikut: Pada bagian bait/lagu, Chart 9 menggambarkan suasana dimensi langit yang menyerupai pelangi mulai dari sisi yang paling kecil sampai sisi yang semakin melebar dan melengkung, dimaksudkan dalam sebuah hidup harus terdapat progres perubahan semakin baik, ekspresi tersebut terdapat pada gambar Chart 9 berikut ini : Contoh Gambar Chart 9 Pada bagian bait/lagu chart dislpay 9 setiap pemain berjalan 8 langkah menuju bentuk selanjutnya dan berhenti 4 bit untuk mark time. Pada chart 9 pemain musik memainkan musik pada birama 23-25, berikut lebih jelasnya. Sajian lagu kumpul bocah pada bagian reff Sajian pada bagian reff lagu kumpul bocah ini terdapat pada birama ke 40-63 dengan jumlah birama 24. Terdapat 5 Chart mulai dari Chart 1418. Sebagai contoh dari sajian pada bagian reff dapat dilihat pada gambar berikut : bentuk bintang ini disesuaikan dengan syair/lirik reff dari lagu kumpul bocah yakni “Petiklah bintang dan bawalah pulang” sehingga pada chart 18 dibentuk seperti simbol bintang besar. Pemain musik pada bagian ini memainkan musik pada birama 53-62 yang melodi utamanya pada alat musik Trumpet, berikut untuk lebih jelasnya: Contoh Gambar Chart 17 Pada Chart 17 setiap individu pemain musik berjalan 5 langkah, 3 bit stay, 8 bit langkah, dan 4 bit move (pindah) menuju bentuk yang berikutnya. Pada saat 3 bit dan 4 bit move, kelompok brass melakukan teatrikal bermain selayakna anak-anak yang setelah itu membentuk 5 segi tiga kecil yang masih terpisah. Pada bagian tersebut pemain musik memainkan musik pada birama 48-52, melodi pada birama tersebut dimainkan oleh alat musik Glocken Speil, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Sajian pada bagian coda lagu kumpul bocah Sajian pada bagian Coda lagu kumpul bocah ini terdapat pada birama ke 63-72 dengan jumlah birama 10. Terdapat 5 Chart mulai dari Chart 19-23. Sebagai contoh dari sajian pada bagian Coda dapat dilihat pada gambar berikut : Pada bagian birama ini melodi digantikan oleh alat musik pit yaitu Glocken Speil yang memiliki suara yang lenting sehingga terkesan lagu yang cerian dan gembira, dengan diperkuat aksentuasi dari tiupan brass yang membuat melodi nampak lebih tebal dan tegas. Pada Chart 19, setiap pemain musik berjalan 8 langkah dan menuju pada bentuk selanjutnya. Pada Chart 19 terlihat bentuk yang sederhana, namun pada sisi lain posisi colourguard memotong setengah dari bagian brass section. Pada bentuk ini, pemain musik memainkan musik pada birama 63-64 sebagai berikut: Chart 21 adalah suatu gambaran bentuk Broken (rusak) yakni artinya seolah pada masa muda setiap manusia pasti pernah mengalami masa susah atau mendapatkan musibah, bentuk broken yang menyerupai bentuk lingkaran juga melambangkan satu kesatuan yang tidak pernah putus, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh gambar berikut ini. Contoh Gambar Chart 18 Pada Chart 18 setiap individu pemain musik berjalan 16 langkah/step dan 24 bit stay melakukan visual agar menambah keindahan tampilan, setelah itu menuju pada bentuk selanjutnya. Pada chart ini membentuk simbol bintang dari hasil sebelumnya yakni segi tiga kecil, 11 birama terakhir sebagai tanda lagu pertama selesai, lebih jelasnya terdapat pada gambar berikut ini : Contoh Gambar Chart 21 Pada chart 21, pemain musik berjalan 8 langkah/step menuju bentuk selanjutnya dengan memperhatikan kelurusan barisan dan mencari patokan barisan, agar bentuk yang diinginkan dapat terbentuk dengan benar. Pada bentuk ini, pemain musik bermain musik pada birama 67-68 pada alat musik trumpet, untuk lebih jelasnya berikut gambarnya. Chart 23 adalah bentuk terakhir dari lagu kumpul bocah, bentuk terakhir menggambarkan tentang proses pendewasaan seseorang yang mampu memilah baik dan buruk, hal tersebut diambil pada posisi dari brass section yang berurutan dimulai dari trumpet, mellophone, baritone, dan tuba. Lebih jelasnya pada contoh gambar berikut : Contoh Gambar Chart 23 Pada Chart 23, setiap pemain berjalan hanya 4 langkah/step, dengan meluruskan barisan dan mecari patokan kordinat agar bentuk yang dimaksud dapat tergambar dengan baik. Pemain musik pada bentuk ini memainkan musik pada Penutup Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) adalah salah satu media atau wadah berkembangnya musik Drum Band dan Marching Band/Drum Corp’s di Indonesia lebih khususnya di Surabaya. Drum Corp’s Arek Suroboyo adalah salah satu kelompok musik Marching Band/Drum Corp’s dibawah tanggung jawab pemerintah kota Surabaya dan Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI). Drum Corp’s Arek Suroboyo termasuk dalam kelompok Drum Corp’s karena alat musik yang digunakan adalah termasuk alat musik besar dan memiliki jangkauan nada yang lebih lebar dibandingkan alat musik yang digunakan oleh kelompok musik Drum Band. Awal mula terbentuknya Drum Corp’s Arek Suroboyo berawal dari kejuaraan Pekan Olahraga Propinsi (Porprof) pada tahun 2009 yang dikuti oleh 25 pemain. Pada saat itu Drum Corp’s Arek Suroboyo masih mempunyai nama satuan Drum Band Arek suroboyo, yang selanjutnya pada sekitar tahun 2010 menjadi Drum Corp’s Arek Suroboyo dikarenakan alat musik yang digunakan dapat menjangkau nada yang lebih lebar yakni pada Brsass Section seperti Trumpet, mellophone, baritone, uponium, dan tuba. Alat musik yang digunakan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo memiliki standart internasional dikarenakan untuk menunjang produksi suara, dan kemampuan dari masing-masing pemain musik. Karakteristik pada Drum Corp’s Arek Suroboyo dapat dilihat dari segi latihan baris-berbaris (LBB), bentuk permainan alat musik dan permainan Colourguard yang diterapkan pada sebuah bentuk yaitu Display dan kirab serta aransement musik yang dibuat oleh Adi Junimon Noer. Ss.Msi. Dalam kegiatan yang lakukan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo terdapat kepengurusan organisasi yang mengatur segala kegiatan mulai dari kegiatan seleksi anggota baru sampai kegiatan lainya yang sesuai dengan peraturan tata tertib dan ADART Drum Corp’s Arek Suroboyo yang tentunya bertujuan untuk membina pemain musik Drum Corp’s Arek Suroboyo untuk terarah dalam kegiatan positif dan mengembangkan Marchingband/Drumb Corp’s di Surabaya. Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mengambil lagu “Kumpul Bocah” Ciptaan Dodo zakaria yang pernah dinyanyikan oleh Diva Indonesia Vina Panduwinata pada era 90-an, lagu tersebut mempunyai 156 birama dengan tempo 118/bit. Setelah selanjutnya digubah (aransement) oleh Adi Junimon Noer. Ss.Msi lagu Ciptaan Dodo Zakaria yang berjudul “Kumpul Bocah” ini hanya menjadi 73 birama dan dengan tempo awal 95/bit yang setelah itu berubah menjadi 132/bit pada birama ke 12. Lagu “Kumpul Bocah” versi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) ini termasuk lagu pembuka/lagu pertama dalam penyajian musik pada kejuaraan Jember Open Marching Competition-II di Jember pada tanggal 18-22 September 2013 yang menjadi juara umum klasifikasi mata lomba Marching Show. Perbedaan yang sangat mendasar pada lagu “Kumpul Bocah” versi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) ialah pada bagian melodi lagu sudah diaransement dan cara penyajianya yang sangat berbeda dengan versi aslinya, namun pada penyajian lagu kumpul bocah versi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) masih berkesan gembira dan riang sesuai dengan karakter lagu aslinya. Bagi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Diharapkan kedepan memberikan keleluasaan dalam memberikan informasi mengenai objek penelitian yang nantinya sebagai bahan kepenulisan, hal tersebut merupakan salah satu upaya agar lebih berkembangnya ilmu dan pengetahuan mengenai Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) sebagai bahan pembelajaran kepustakaan. Bagi penulis berikutnya Setelah membaca kerya tulis ini, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi terhadap perkembangan kesenian yang ada di Surabaya khususnya musik Marching band/Drum Corp’s, sehingga menambah refrensi ilmu baru bagi pembaca dan penulis berikutnya. Daftar Pustaka Banoe, Pono. 1984. Pengantar Pengetahuan alat musik. Jakarta : CV. Baru Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Deresan, Yogyakarta : Penerbit Kanisius Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Semarang : Ikip Semarang Press. Seni. Djarmono, dkk. 1988. Seni Musik 3. Klaten : PT Intan Pariwara Dwidjowinoto, 1996. Metodologi Penelitian Seni. Surabaya : University Press IKIP Surabaya. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai bentuk lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS), maka saran yang dapat diberikan dari hasil analisis sebagai berikut : Bagi komposer/penata musik Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan evaluasi untuk membuat lagu atau materi baru yang lebih baik lagi baik secara materi lagu dan prakteknya yang sesuai dari kemampuan pamain Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS). Isfanhari, Musafir. 2000. Pengetahuan Dasar Musik. Surabaya : Dinas P dan K Propinsi Jawa Timur. Kahono. 1984. Metode Drum Band dan Marching Band. Solo : Tiga serangkai. Karl-Edmund Prier, S.J. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. 13 Mack, Dieter. 1995, Ilmu Harmoni. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Pustaka Maya Marwoto, 1987. Musik Drumband. Semarang : BPLP Semarang. http://bpp1sp-reg1.go.id http://blog.dhani.org/2003/09/musik-klasik http://en.wikipedia.com Moleong, Lexy, J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Roosdakarya. Prier, K. E. 1991. Sejarah Musik jilid 1. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi Purnomo W. Dan F. Subagyo. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta : Pusat pembukuan, ketrampilan pendidikan Nasional. Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sumardjo, Jakob.2000.Filsafat Seni.Bandung: ITB. W.J.S Poerdarminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Yuninom, Noer. 2003. “Marching band dan Percussion Clinicí” makalah disampaikan pada seminar sehari Marching Band. 2003. Tanggal 19 November2003. Di Jakarta. http://edukasi.kompasiana.com http://gnssmaneg1baubau.wordpress.com http://kstdrumband.blogspot.com