Paper Title (use style: paper title)

advertisement
Sajian Lagu “Kumpul Bocah” Oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) Pada
Kejuaraan Jember Open Marching Competition-II (JOMC-II) di Jember 2013
Oleh Mohamad Imron Maghrobi
Abstrak
Aransemen lagu “Kumpul Bocah” yang pernah dipopulerkan oleh Vina
Panduwinata ditata oleh Arranger (Penata Musik) Adi Junimon Noer Ss. Msi dan
Fuji. Lagu kumpul bocah sebagai musik pembuka pada sajian musik oleh Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching
Competition-II”, September 2013 dan berhasil menjuarai tingkat umum
Internasional klasemen Drum Cor’s/Marching band. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) menganalisis dan mendeskripsikan sajian lagu “Kumpul Bocah” dari
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching
Competition-II”, (2) mengetahui perbedaan sajian lagu “Kumpul Bocah” yang asli
dengan yang disajikan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS).
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian, yaitu Drum
Corp’s arek Suroboyo. Objek dalam penelitian ini, yaitu sajian lagu ‘’Kumpul
bocah‘’ dalam bentuk video. Pengumpulan data melalui beberapa cara yaitu : (1)
studi pustaka, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) dokumentasi. Validitas data
dalam penelitian ini mengunakan dua cara, yaitu : (1) triangulasi sumber, (2)
triangulasi metode. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Sumber
data yang di peroleh dalam penelitian : (1) sumber data manusia yakni Gagan
Gumilar Amd., dan (2) sumber data non manusia berupa dokumentasi dan catatan
lapangan.
Hasil penelitian sajian lagu ‘’Kumpul bocah’’ oleh Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS) pada kejuaraan “Jember Open Marching Competition-II” di
Jember tahun 2013 meliputi: (1) Sajian lagu “Kumpul Bocah” versi Drum Corp’s
Arek Suroboyo (DCAS) memiliki unsur gerak/Display pada kelompok pemain
musik dan gerakan dasar balet pada kelompok Colour Guard, kostum
menggunakan warna dominan hitam bermotif biru sehingga tercipta dimensi yang
indah. Aransemen musik oleh Adi Junimon Noer menggunakan pola teknik dasar
bermain musik marching band dalam komposisi aransemen lagu “Kumpul
Bocah”, (3) Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) termasuk salah satu kelompok
Marching band/Drum Corp’s terbaik di Jawa Timur.
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) ialah salah satu kelompok
Marchingband dari Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) 2009/2010, prestasi
yang diraih yakni tingkat propinsi, nasional hingga Internasional. Aransemen lagu
“Kumpul Bocah” oleh Adi Junimon Noer, dan Gagan Gumilar sebagai konseptor
terbukti mampu menjadi juara umum Marching Show pada kejuaraan
Internasional di Jember 2013.
Kata kunci: Drum Corp’s Arek Suroboyo, Sajian Lagu Kumpul Bocah
Pendahuluan
Marching Band adalah salah satu bentuk
cabang seni musik yang bentuk penyajiannya
dilakukan secara bersama-sama (musik ansamble).
Marching band sebagai salah satu bentuk musik
(Genre), pada awal perkembangannya memiliki
fungsi sebagai pengiring derap langkah para prajurit
atau tentara pada saat maju medan perang.
Marching band telah berkembang sejak awal abad
ke-20 sampai sekarang.
Marching
band
secara
penyajian
pertunjukan atau kemasan berbeda dengan
pertunjukan musik lain, yang membedakan ialah
selain bentuk aransemen lagu yang asli Marching
band juga mampu membawakan bentuk lagu yang
sudah diaransemen, perbedaan yang paling dominan
ialah
pertunjukannya
yang
mengasah
kemampuannya memainkan musik, dan bergerak
sesuai dengan formasi barisan (Display). Marching
band yang ada di Indonesia banyak mengadopsi dari
grup Marching band yang ada di luar negeri,
misalnya tema yang diangkat, bentuk formasi
barisan (Display) dan musikalitasnya.
Secara musikal, Marching band merupakan
gabungan atau perpaduan dari beberapa unsur yaitu,
irama, nada, dan warna Suara. Marching band dapat
dikatakan pula sebagai bentuk dari latihan barisberbaris sekaligus dengan memainkan beberapa
jenis alat musik baik melodis maupun ritmis,
sehingga dapat membentuk pulsa, irama, atau
ketukan yang identik dengan tempo lagu mars.
Marching band disusun atas dua unsur pokok yaitu
lagu (melodi) dan irama, tanpa adanya irama tidak
akan ada musik. Marching band juga merupakan
tempat atau wadah suatu kegiatan yang didalamnya
memiliki beberapa bentuk permainan musik dengan
beberapa jenis alat musik. Berbagai jenis alat musik
terdiri dari alat musik perkusi, dan tiup. Selain itu
disertai juga dengan beberapa kelompok penari
yang biasa disebut dengan istilah Colour Guard
(permainan bendera). Marching band merupakan
suatu perpaduan beberapa unsur, yaitu aransemen
musik dan beberapa gerakan baris-berbaris yang
dilakukan secara kompak dan memiliki formasi atau
pola lantai tertentu. Satu hal yang terpenting dalam
permainan musik marching band adalah Field
Comander (Gita Patih) dan Drum Mayor
(Mayorate).
Permainan Musik Marching band mulai
populer di Indonesia sejak tahun 70 sampai dengan
tahun 80-an, dipelopori oleh Persatuan Drum Band
Indonesia (PDBI) yang dibina langsung oleh
Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) yang
sering menyelenggarakan kejuaraan atau kompetisi
Drum Band di Indonesia khususnya di kota-kota
besar setiap bulannya dan kemudian fenomena
tersebut berkembang menjadi Marching Band sejak
tahun 80 sampai dengan 90-an di Indonesia
(Yunimon, 2003 :02).
Group Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) adalah Group Marching band yang ada di
Surabaya, grup ini mempunyai prestasi yang baik
dalam musikalitas aransemen dari setiap lagunya.
Group Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) lahir
atau terbentuk tanggal 10 November 2009 dibawah
naungan Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI)
dan Bapak Drs. H. Miskan H.S sebagai penanggung
jawab dari Group tersebut.
Terbentuknya group ini berawal dari
semangat
arek-arek
Surabaya
dalam
hal
memperjuangkan group tersebut agar lebih
berkembang lagi, berawal dari Pekan Olah Raga
Propinsi (Porprop) pada tahun 2009 di Malang yang
diikuti oleh 25 peserta atlet dari masing-masing
grup yang diikut sertakan dalam kejuaran, Drum
corp’s arek suroboyo menjadi juara umum untuk
klasemen Marching band dan Drum corp’s, setelah
itu munculah gagasan untuk membuka pendaftaran
junior yang bertujuan untuk regenerasi pada bidang
Drum band di Surabaya. Pada tahun 2010 sebelum
mengikuti Kejuaraan Nasional (KejurNas) di
Sleman Yogyakarta pada tahun 2011, Drum corp’s
arek suroboyo yang dulunya bernama grup Drum
band arek suroboyo merubah nama satuan menjadi
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) dikarenan
ditinjau dari alat musik yang digunakan.
Menjaga eksistensi dan prestasi, Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) menerapkan dengan
cara membuat jadwal latihan rutin yang
dilaksanakan setiap seminggu tiga kali untuk
meningkatkan kemampuan dasar baris berbaris dan
bermusik, karena kegiatan ini merupakan salah satu
cabang olah raga yang sangat kompleks yakni
meliputi 3 aspek, yakni fisik, pola pikir, dan olah
seni/rasa. Selain itu Drumb band juga membutuhkan
kesetiakawanan, kebersamaan, tanggung jawab, dan
sportifitas. Group Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) mempunyai kantor kesekretariatan di Jln.
Karah Tama Asri B-23 Surabaya Barat selain itu
grup ini memiliki tempat untuk menyimpan,
merawat alat musik dan sekaligus menjadi tempat
latihan yakni di Gedung Kesehatan Jl. Indra Pura
Surabaya, selain itu grup ini diberikan fasilitas
tempat berlatih di Balai Kota Surabaya. Memiliki
Grup musik pada bidang Drum Band yang berfungsi
sebagai wadah atau media untuk menunjang
perkembangan dari Drum Band yang ada di
Surabaya khususnya Group Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS), Pemerintah kota Surabaya
membantu dalam hal fasilitas dengan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh Group Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) seperti halnya
tempat untuk berlatih, bantuan secara vinansial
materi, dan perawatan alat musik.
Group Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) memiliki jadwal latihan seminggu tiga kali
pertemuan yaitu pada hari Rabu, Jum’at pukul.
18.30-22.00 wib di Balai Kota Surabaya, Jln. Sedap
Malam dan hari Minggu pukul 08.00-10.00 wib pagi
di Lapangan KONI Jatim Jln. Kertajaya Indah
Surabaya untuk mengikutilatihan ketahanan fisik.
Dengan adanya proses latihan setiap tiga kali dalam
seminggu terbukti Group Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS) mampu meraih penghargaan dan
juara pada kompetisi yang diselenggarakan dalam
lingkup Nasional maupun Internasional. Pada
kejuaraan International Jember Open Marching
Competition (JOMC) II yang dilaksanakan pada
tanggal 20 September 2013 di Jember, Group Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) berhasil meraih
juara umum tingkat Internasional. Hal ini menjadi
bukti bahwa kualitas dan eksistensi dari Group
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) bisa
diperhitungkan. Pada kejuaraan tersebut Group
Marching Band ini mengambil tema lagu POP
Indonesia yang dinyanyikan oleh Vina Panduwinata
ciptaan Dodo Zakaria yang berjudul “Kumpul
Bocah” sebagai lagu pembuka, “BIRU, Burung
Camar, Aku Makin Cinta” pada kejuaraan kompetisi
tersebut.
Latar belakang di atas memotivasi penulis
untuk menulis sekripsi yang berjudul “Sajian Lagu
Kumpul Bocah oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) Pada Kejuaraan Jember Open Marching
Competition-II (JOMC-II) di Jember Tahun 2013”.
Awal Mula Drum Corps Arek Suroboyo (DCAS)
Drum corp’s arek suroboyo (DCAS)
adalah salah satu kelompok atau unit drum band
dalam naungan PDBI, Sebelum menjadi Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) mereka membentuk
kelompok drum band dengan nama ‘’Drum band
arek suroboyo’’ kegiatan selanjutnya Drum Band
Arek Suroboyo mengikuti lomba Kejuaraan
Nasional (Kejurnas) di Sleman Yogyakarta dan
meraih juara umum, setelah itu nama drum band
arek suroboyo berubah menjadi Drum Corp’s (DC)
pada tahun 2010 dikarenakan instrument/alat musik
yang digunakan memiliki range atau jangkauan
nada lebih lebar.
Pada saat itu Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) dilatih oleh Pak Bambang sebagai pelatih
display atau formasi barisan, Pak Gagan Gumilar
sebagai pelatih dimensi dan Clour guard sekaligus
menjabat sebagai kepala pelatih, Pak Slamet sebagai
pelatih alat tiup (Brass), Pak Ro’is sebagai pelatih
ketahan fisik dan mental pemain (Atlet), Pak Jimy
sebagai asisten pelatih dari Pak Bambang, Pak
Miskan, Pak Pri, Pak Prayit sebagai pengelola Team
dan penanggung jawab dari Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS) hingga saat ini.
Sebagai roda aktivitas, grup ini memiliki
organisasi yang berfungsi sebagai mengatur segala
kegiatan baik pada saat proses latihan dan pada saat
kejuaraan ataupun perlombaan, saat ini Muh. Fuad
Hasan adalah pimpinan DanCorp’s (Komandan
Corp’s) dan Drs. H. Miskan. H.S yang bertanggung
jawab atas segala aktivitas didalamnya.
Keanggotaan Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS)
Dalam keanggotaannya, terbagi menjadi
dua kelompok besar, yakni pemain senior dan
pemain yunior. Maksud dari pengelompokan
pemain tersebut ialah mempermudah dalam
3
penyampaian materi yang akan dipelajari sesuai
dengan porsi kelompoknya. Untuk pemain yunior
akan dibekali pengetahuan mengenai musik
Marching band, pengenalan alat musik, dan
pengenalan dasar baris-berbaris Marchingband.
Sedangkan pemain senior lebih ke penguasaan
materi lagu dan aplikasi latihan-latihan dasar
Marchingband yang sudah diberikan.
Peralatan yang harus dipergunakan oleh
setiap pemain Marchingband adalah, pada saat
latihan membawa alat musik sesuai pembagianya,
semua menggunakan kaos putih, celana training
olahraga, sepatu olahraga, kain berwarna oranye
yang difungsikan untuk membersihkan alat musik,
peralatan pendukung lainnya ialah partitur sebagai
materi pembelajaran musik dasar Marchingband,
selain itu untuk menjaga stamina setiap pemain
musik atau Colour guard wajib membawa air
minum.
Komposisi alat musik yang digunakan oleh Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS)
Alat tiup brass identik dengan alat musik
tiup yang digunakan untuk upacara seremonial lagulagu Mars. Etruscan cornu atau sangkakala perang,
berukuran 126 x 55 inch, ukurannya lebih besar
untuk dipakai di marching band saat ini tetap saja
alat ini menjadi alat yang penting dilingkungan
militer dari waktu ke waktu dan juga dimainkan
dipertarungan
gladiator.
Etruscan
juga
menggunakan Lituus yang terlihat dan terdengar
seperti tuba seperti saat ini. French horns dibuat di
Perancis pertengahan abad ke-16. Dibutuhkan 12
kaki pipa gunung yang menghasilkan 12 suara,
rangkaian harmoni alami. Pada tahun 1750, para
musisi mulai menggunakan tangan pada bells (ujung
depan) dan memasukan lebih banyak lagi not
(Yunimon, 2003:02)
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS)
termasuk salah satu kelompok Marching Band yang
menggunakan alat musik brass berjangkau luas,
artinya menggunakan alat musik brass yang
memiliki range jangkauan nada yang luas. Adapun
komposisi alat musik dan perangkat pendukung lain
yang digunakan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo
baik kelompok alat tiup brass dan perkusi maupun
Colour Guard yakni:
1. Trumpet (High Brass)
Trumpet adalah salah satu alat musik tertua,
setidaknya 1500 SM. Dimainkan dengan meniup
udara melalui bibir tertutup, yang menghasilkan
suara “berdengung” yang dimulai oleh getaran
gelombang berdiri di kolom udara didala
instrument. Sejak akhir abad ke 15 mereka terutama
yang telah dibangun dari kuningan tabung, biasanya
membungkuk dua kali menjadi bentuk bulat
lonjong.
Ada beberapa jenis trumpet, yang paling umum
adalah instrumen transposing berkema di Bb (bes)
dengan panjang pipa sekitar 148 cm. Trumpet
sebelumnya tidak memiliki katup, tetapi instrumen
modern umumnya memiliki baik tiga katup piston
(valve) atau, lebih jarang, tiga katup rotary.
Karakter suara yang dihasilkan oleh trumpet
dominan berdinamika keras dan dapat menjangkau
nada-nada tinggi oleh karena itu trumpet
dikelompokan sebagai alat tiup High Brass.
Trumpet seringkali menjadi melodi utama dari
bagian lagu yang dimainkan sesuai dengan
kebutuhan musik.
2. Mellophone (Middle Brass)
Adalah tiga instrumen kuningan valved dalam
kunci F dan B-datar digunakan dalam marching
band. Instrumen ini digunakan sebagai pengganti,
karena lonceng/horn mereka hadap kedepan, bukan
ke samping. Tuning dilakukan semata-mata dengan
menyesuaikan pipa, bukannya menyesuaikan baik
pipa dan posisi tangan seperti pada Horn prancis.
Finggering untuk Mellophone adalah sama dengan
finggering terompet.
Mellophones sulit untuk tetap selaras dan
sangat keras, itulah sebabnya mereka hanya
digunakan dalam pengaturan out door. Mellophone
dianggap “tengah” kuningan, bukan kuningan tinggi
seperti trumpet atau kuningan rendah seperti Tuba.
Selain itu Mellophone memiliki karakter suara
lembut sehingga cocok menjadi nada pengisi, nada
jembatan, terkadang menjadi melodi dari bagian
lagu yang dimainkan sesuai dengan kebutuhan
musik.
3. Baritone (Low Brass)
Adalah intrumen kuningan yang memiliki
jangkauan nada lebih rendah satu oktaf dari nada
trumpet yaitu Bb. Baritone horn adalah instrument
berpingmen kuningan, katup piston, dengan lubang
didominasi silinder seperti terumpet dan
menggunakan cangkir corong lebar berbingkai dan
begitu pula dengan euphonium, namun yang sedikit
membedakan antara keduanya adalah karakter suara
yang dihasilkan.
Baritone yang digunakan oleh Drum Corp;s
Arek Suroboyo (DCAS) temasuk salah satu baritone
yang menghasilkan karakter bunyi yang bulat dan
halus. Pada bagian lagu atau partitur, baritone
digunakan sebagai nada root (Akar) atau nada
paling dasar dari akord yang dibentuk, hal ini
dimaksudkan agar akord atau melodi telihat
keaslihannya.
4. Tuba (Contra Brass)
Adalah sebutan latin untuk terumpet atau
klakson pada jaman barok, tuba mulai populer di
pertengahan era abad ke-19. Tuba termasuk jenis
alat musik/instrumen brass yang terbuat dari
kuningan atau logam yang memiliki bentuk paling
besar, sumber bunyi yang dihasilkan adalah dari
getaran bibir manusia yang meniupnya.
Tuba juga seringkali digunakan pada modernt
orcestra sebagai komponen memperkuat nada dasar
atau Root (akar), selain itu tuba berfungsi sebagai
kontrol nada agar tidak fals. Sehingga
menghasilkan efek suara yang lebih megah dan
kuat, oleh karena itu Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) menggunakan tuba, agar hasil yang
diinginkan tercapai, karena tuba termasuk alat
musik/instrumen Contra Brass yang mampu
menjangkau nada rendah yang tidak bisa dijangkau
oleh alat musik brass lain.
5. Snare Drum
Adalah instrumen musik perkusi yang didesain
untuk di mainkan sambil berjalan dengan
meletakkan snare drum pada alat pengait (disebut
dengan carrier) yang dikenakan oleh drummer.
Drum-drum tersebut didisain dan disetem dengan
artikulasi maksimum yang dilengkapi dengan
proyeksi suara karena aktivitas penggunaan yang
umumnya di lapangan terbuka ataupun ruang
tertutup yang luas.
Snare drum ini juga sering digunakan untuk
ansembele marching percussion sering pula disebut
drumline dan battery. Ukuran marching snare
drum biasanya lebih dalam dari ukuran biasanya
digunakan pada oerkestra atau drumkit. Hal ini
membuat suara yang dihasilkan menjadi keras,
sesuai dengan kebutuhan untuk penggunaan di
lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x
kedalaman) adalah 13 x 11 dan 14 x 12 inci dengan
berat antara 16-45 Ib. Ukuran yang lebih kecil
(13x9) akhir- akhir ini menjadi populer digunkan
untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup.
Snare drum ‘’high tension‘’ atau biasa disebut
HTS moders, dikembangkan sebagai jawaban atas
tensi membran yang lebih tinggi yang
dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau
kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali
dikembangkan oleh Legato di Australia, dan
menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada
marching band.
6. Qween Tom (Drum Tenor)
Marching band modern umumnya mengunakan
multi – tenor, yang terdiri atas tom-tom yang
dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah
drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk
memproyeksikan suara ke arah depan. Membran
head menggunkan double-ply PET film untuk
meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini
umumnya dimainkan dengan menggunakan maller
yang terbuat dari kayu atau aluminium dengan
ujung berbentuk bundar terbuat dari nilon atau biasa
disebut Stick drum.
Teknik permainan tenor drum umumnya
berbeda dengan teknik yang digunkan untuk
bermain snare drum. Lebih mirip seperti bermain
timpani karena membran dipukul biasanya lebih
dekat pada sisi-sisinya dibandingkan bagian tengah
membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan
suara yang lebih nyaring. Drum tenor umumnya
terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12, 13, dan 14
inci yang di atur membentuk busar, seringkali
dengan tambahan satu atau dua buah tom yang lebih
kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah dalam.
7. Drum Bass
Drum bass yang digunakan pada ensembel
perkusi modern bervariasi, dengan lebar universal
14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah setiap 2
inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film
lembut berwarna putih. Tidak seperti snare drum
dan drum tenor, drum bass dimainkan oleh
drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah
drum line menggunkan 4 hingga 6 jenis drum bass
dengan ukuran yang berbeda – beda, tiap satu drum
bass dimainkan oleh seorang drummer, Drum bass
5
memegang peran tempo/ketukan pada setiap birama
lagu.
8. Alat
pendukung
lainya
(Front
Instrument)
Alat musik pendukung lainya ialah, biasanya
berada dipaling depan pada saat perform, alat musik
yang
dimaksud
diantaranya
Xyllophone,
Vibraphone, Marimba, Glocken Spiel, Cymbal, dan
Tamborine. Ke enam alat musik tersebut sangat
dominan digunakan pada group marchingband
untuk mengisi part-part yang setidaknya perlu di isi
dengan nada, biasanya alat musik tersebut
difungsikan sebagai fiell in/filler apa tengah atau
akhir melody sehingga musik terdengar semakin
indah dan harmonis.
9. Colour Guard
Merupakan divisi dalam Marching band atau
Drum corp’s, yang memiliki keahlian dalam
kekuasaan tari atau olah tubuh (bassic Ballet),
penguasaan bendera (Falg technique), pengusaan
bendera ini termasuk salah satu media latihan dasar
yang menggunakan bendera berjenis Flag. Ada
beberapa latihan dasar yang harus dikuasai pemain
pemula seperti gerakan single, spinx, double spinx,
minwil, butterfly, kredo, dimensi, toss, standar toss,
flat toss, dan lainya. Bagian-bagian flag terdiri dari
tongkat dan kain bendera, terkadang ada bahan
pemberat seperti karet di masing-masing ujung
tongkat sebagai penyeimbang (Rubber pole caps),
bahan tongkat dari aluminium karena memiliki
keseimbangan yang baik, demikian pula untuk
pemilihan bahan kain bendera harus mempunyai
efek visual yang baik pula, yakni dengan
menggunakan kain Lame yang berjenis mengkilap
dan ringan.
Setelah menguasai teknik dasar bermain dengan
bendera flag, ada beberapa jenis bendera yang
sering dipakai untuk menari diantaranya bendera
keci (Double flag) bendera ini terbuat dari
aluminium yang panjangnya 1 m berdiameter ¼
inchi, teknik permainannya menggunakan dua
bendera yang dimainkan secara berfariasi, biasanya
bendera ini digunakan pada lagu yang bertempo
pelan.
Dalam suatu pertunjukan seni, estetika atau
nilai seni sangat jelas diperhatikan, demikian pula
dalam Marching band, untuk menambah
kemegahan dalam suatu pertunjukan seni musik
tentunya ada beberapa komponen pendukung lainya
agar esensi kemegahan itu tercapai. Dalam
kelompok Colour guard untuk menciptakan
klimaks dalam suatu pertunjukan bendera besar
(Giant Flag) biasa digunakan. Bendera ini
berukuran panjang tongkat 2 meter bahkan sampai
lebih, bahan bendera juga sama dan demikian pula
ukuran diameter tongkatnya, bendera ini biasanya
dimainkan pada akhir pertunjukan.
Penguasaan senapan (Rifle technique) juga
diperlukan dalam permainan Colour Guard untuk
memberikan efek yang lebih menarik, rifle
umumnya terbuat dari bahan kayu atau aluminium
dan berbentuk seperti senapan. Bagian dari rifle
terdiri dari bottom, neck, bolt, tip, dan strap
(optional), ukuran pada senapan ini sekitar 34, 36,
dan 39 inchi, sedangkan beratnya antara 0,8-1,5 kg.
penguasaan pedang (Sabre technique) teknik
alat ini hampir sama dengan rifle ada beberapa yang
menggunakan tos atau melempar secara berputar ke
atas dan menangkapanya kembali, alat ini terbuat
dari baja (Steel) yang kuat dan tahan lama/tidak
mudah bengkok. Berbentuk menyerupai pedang
samurai dan pipih/tipis. Bagian dari sabre antara
lain Hilt atau lengkungan pada pergelangan tangan,
handle sebagai pegangan pedang, blade ruas
pedang, dan tip ujung pedang yang panjangnya
sampai 32, 34, 36, dan 39 inchi disesuaikan dengan
pemain yang memainkannya. Penguasaan teaterikal
juga dibutuhkan, karena pemain colour guard harus
dapat menunjukan ekspresi mimik wajah pada saat
menari dan dapat mempengaruhi emosi penonton
yang disesuaikan dengan penampilan.
Bentuk Penampilan Performa Drum Corp’s
Arek Suroboyo (DCAS)
Penampilan
dan
performa
dari
grup
marchingband jelas akan sangat ditunggu oleh
audiens atau penonton. Didalam bentuk penampilan
dan performa, Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) sangat memperhatikan dimensi, dimensi
dalam arti estetika keindahan yang seimbang
dengan musik, tata rias kostum, dan tema lagu
sehingga menghasilkan nilai yang tinggi dalam hal
penilaian General Efek pada saat penampilan
pementasan.
Kostum yang dimiliki Drum corp’s arek
suroboyo (DCAS) berjumlah 4 jenis mulai dari
tahun 2009 hingga sekarang, dalam pembuatan
kostum terlebih dahulu disesuakan dengan tema dan
lagu pada saat pertunjukan. Kostum dalam tema
penampilan Drum corp’s arek suroboyo (DCAS)
pada
kejuaraan
Jember
Open
Marching
Competition-II (JOMC) di jember pada tahun 2013
terbagi menjadi 2 yaitu kostum unit yang dipakai
oleh seluruh pemain musik berwarna dominan
hitam dan bermotif biru, dilengkapi dengan topi
bulu warna putih yang berfungsi sebagai pendukung
pada saat melakukan formasi gerakan yang
dilakukan secara bersama atau bergantian.
Sedangkan kostum yang kedua dipakai oleh
kelompok Colourguard yang berwarna putih dan
menghasilkan kontras warna yang sangat menonjol
menjadikan dimensi yang indah.
Gambar 2. Di dalam gedung
Sajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s
Arek suroboyo (DCAS) Pada Kejuaraan Jember
Open Marching Competition-II (JOMC-II) di
Jember Tahun 2013
Lagu “Kumpul Bocah” adalah sebuah lagu
yang mempunyai karakteristik riang, gembira,
energik, dan memiliki katakter lembut. Aransemen
lagu oleh Adi Junimon Noer yang dapat
menciptakan karakter tersebut mampu mendukung
konsep suasana lagu gembira. Keunikan tersebut
tercipta dari permainan alat musik Mellophone yang
memiliki karakter suara lembut namun kuat diantara
alat Brass yang lainnya.
Jumlah birama pada Lagu “Kumpul Bocah”
ciptaan Dodo Zakaria yang dinyanyikan oleh Vina
Panduwinata terdapat 156 birama dengan tempo
118/bit begitu seterusnya, namun setelah ditata
ulang oleh penata musik/komposer Adi Junimon
Noer, lagu “Kumpul Bocah” terdapat 73 birama, di
dalamnya terdapat pula perubahan tempo agar lebih
mengkerucut dan kesan lagu lebih ada, pada awal
lagu (Intro) sampai dengan birama ke 12
menggunakan tempo 95 dalam musik termasuk
tempo Andante yakni tempo dengan rentang skala
76-108/bit atau hampir sama dengan langkah jalan
santai. Pada birama ke 13 lagu “Kumpul Bocah”
mengalami perubahan tempo menjadi 132 di dalam
musik termasuk tempo Allegro yakni tempo dengan
rentang skala 120-160/Bit atau hampir sama dengan
langkah jalan cepat, maksud dari adanya berubahan
tempo ialah memberikan kesan lebih semangat,
menegaskan sebagai lagu yang riang, dan sebagai
jembatan awal dari tempo lagu aslinya.
Suasana riang diperkuat dengan adanya
tanda dinamika yang ada pada lagu tersebut, pada
Intro atau awal lagu bar pertama menggunakan
tempo Andante. Pada bar pertama Baritone
menggunakan dinamika Mezzo Piano (lembut) dan
perkuat karakter suara dari tuba yang lebih awal
memulai lagu dengan dinamika Forte (keras),
selanjutnya disambung mellophone mengunakan
Bentuk Pementasan/Performa Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS)
Didalam
Pementasan/Performa
Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) terbagi menjadi dua
yaitu penampilan diluar gedung/Out door dan
didalam gedung/In door. Penampilan diluar gedung
biasanya hanya berbaris dan memainkan alat musik
sambil berjalan/kirab, sedangkan penampilan
didalam gedung terdapat ruang batas gerak dan
menampilkan formasi barisan/Display dengan
menyajikan materi musik yang dilombakan.
Penampilan didalam gedung memiliki sebatas yang
tidak begitu luas, yakni luas lapangan basket yang
dibatasi oleh KUNT (corong) yang sudah diberikan
tanda huruf kapital dari A-E pada sisi depan dan
blakang lapangan. Berikut adalah gambar
penampilan Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS)
didalam dan diluar gedung :
Gambar 1. Kirab/parade
7
dinamika Forte (keras) namun tetap lembut
terpengaruh karakter suara yang dihasilkan,
disambung trumpet dengan dinamika Mezzo piano
(lembut) sebagai penyeimbang bunyi selama satu
birama dan selanjutnya semua Brass Section
menggunakan dinamika Forte sebagai memperkuat
karakter lagu yang bersemngat
sehingga
memberikan kesan memperkenalkan lagu pertama
yang akan dimainkan.
Pada birama 13 terdapat perubahan tempo
yakni menjadi Allegro (langkah cepat), secara
umum lagu “Kumpul Bocah” sering menggunakan
tanda dinamika mezzo piano, mezzo forte, dan forte
sebagai memperkuat karakter lagu, tentunya tanda
dinamika digunakan sesuai dengan kebutuhan pada
setia birama secara bergantian atau saling
menyambung. Perubahan dinamika juga dapat
terjadi dikarenakan adanya tanda ekspresi lagu
yakni Cressendo dan Decressendo (melemah dan
menguat).
Penggunaan tanda sukat juga amat penting
dari sebuah lagu. Tanda sukat digunakan oleh
penata musik sebagai penunjuk pergantian nilai
suka pada setiap birama, hal ini dimaksudkan agar
progresi-progresi irama lebih beragam. Dalam lagu
“kumpul bocah” menggunakan tanda sukat jenis
Quadruple yaitu sukat sederhana 4/4, yang artinya
dalam satu birama terbagi menjadi 4 ketukan dan
menggunakan ritme berupa not penuh (O), setengah
(1/2), seperdelapanan (1/8), dan seperenambelasan
(1/16).
Lagu “Kumpul Bocah ini” terdapat tanda
kunci (Key Signature) yang digunakan untuk
menunjukan skala nada atau tangga nada yang
berbeda-beda. Lagu “Kumpul Bocah” ini
menggunakan tanda kuni natural dari alat musik
Brass yakni Bb (Bes), tanda kunci sangat
berpengaruh pada tangga nada (scales) atau melodi
yang digunakan untuk membangun sebuah lagu
sebagai nada dasar.
Penyajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) dilaksanakan di
lapangan basket atau gedung olahraga (GOR) Kali
Wates jember dan tidak menggunakan penerangan
berupa lampu sebagai pendukung suasana
dikarenakan kerjuaraan berlangsung di pagi hari
sampai dengan sore hari. Sebelum pada bentuk
penyajian berikut adalah media atau perangkat
untuk membantu pemain
Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS) mengetahui posisi berdiri atau
kordinat agar dapat menjaga jarak antar individu
dan kelompok kecil/besar. Lebih jelasnya dapat
diperhatikan pada gambar berikut dan keterangan
gambarnya :
Keterangan pada gambar 4.7.2 Drill
Kumpul Bocah ialah pada setiap garis bagian atas
dan bawah terdapat huruf A-E pada sisi kanan, kiri,
dan atas bawah lapangan dimaksudkan menjadi
patokan kelurusan barisan dari sisi depan dan
blakang pada posisi sebenarnya, begitu pula pada
lapangan bagian kanan dan kiri (lebar lapangan)
terdapat titik kordinat mulai dari 00-17 tergantung
ukuran lapangan yang dipakai untuk berkompetisi.
Simbol tersebut membantu untuk meluruskan
barisan setiap individu pemain musik, dan kelurusan
dari kelompok kecil pada setiap bentuk, sehingga
bentuk atau simbol yang diinginkan dalam Display
dapat terlihat maksud bentuknya. Gambar display
atau Chart berisi tentang bentuk yang diinginkan,
setiap pemain mempunyai nomer dada artinya
merupakan salah satu cara untuk mempermudah
pemain musik membaca gambar pada Chart display
untuk melihat posisi kordinatnya.
Pada ujung kiri atas lingkaran berwarna
merah adalah judul drill lagu yang akan diajarkan,
sedangkan pada kanan atas lingkaran berwarna biru
adalah menandakan bentuk 1, 2, 3, dst. Pada bagian
dalam kotak hijau sisi kiri sebagai kotak keterangan
informasi bagi pemain marchingband dan kotak ini
bisa ditempatkan dimana saja dan berisi informasi
apa saja. Berikutnya adalah kotak oranye dibagian
sisi kiri bawah adalah kotak terpenting, karena di
dalamnya terdapat beberapa petunjuk seperti Chart
adalah bentuk formasi barisan atau bagian-bagian
kecil dari formasi barisan, Count adalah langkah
bertahap atau step, Measure adalah birama musik
yang dimainkan. Sebagai contoh Chart 1, Count 16
step, Measure 1-4, artinya semua pemain musik
harus melihat Chart 1/gambar display bagian 1
membunyikan not pada birama 1-4 dan selanjutnya
melangkah 16 step untuk proses ke Chart
selanjutnya.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
bentuk penyajian lagu “Kumpul Bocah” oleh Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) maka dapat
dikelompokan menjadi tiga bagian yakni pada
bagian Intro, lagu/bait lagu, dan coda. Pada
pembagian tersebut akan diulas mengenai melodi
lagu yang dominan dan membandingkan melodi
lagu asli dan melodi lagu yang sudah diaransemen
beserta formasi barisan/Dislpay sesuai dengan
birama.
Pada Chart 2 semua pemain berjalan 4
langkah menuju bentuk selanjutnya, dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar Chart 2
dan pada bagian Chart 2 semua pemain musik
memainkan musik pada birama 3, seperti pada
gambar berikut.
Intro
birama 3
Sajian pada bagian Intro
Sajian pada bagian Intro dapat dilihat pada gambar
berikut :
Pada Chart 3 semua pemain musik berjalan
16 langkah langkah menuju pada bentuk
selanjutnya, dan selalu menjaga jarak berpatokan
pada orang paling depan, dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar Chart 1
Pada gambar Chart 1 pemain musik
berjalan 8 langkah ke posisi selanjutnya, dan
memperhatikan kelurusan antar kelompok. Pada
Chart 1 semua pemain musik memainkan musik
mulai dari birama 1-2 seperti padda gambar berikut:
Gambar Chart 3
pada bagian Chart 3 semua pemain musik
memainkan musik pada birama 4-7, seperti gambar
berikut.
9
Pada Chart 4 semua pemain musik berjalan
8 langkah menuju bentuk selanjutnya dan setelah itu
mark time (jalan ditempat) selama 8 bit seperti pada
gambar brikut:
Pada bagian Chart 4 semua pemain musik
memainkan musik pada birama 8-11, seperti pada
gambar berikut :
Sajian pada bagian Bait/lagu
Sajian pada bagian bait/lagu kumpul bocah
ini terdapat pada birama ke 12-39 dengan adanya
perubahan tempo yang sebelumnya 95/bit pada
birama 12 menjadi 132/bit. Terdapat 9 Chart mulai
dari Chart 5-13. Sebagai contoh dari sajian pada
bagian bait/lagu dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh Gambar Chart 8
Pada Chart 8 semua pemain musik berjalan
8 langkah/step menuju bentuk selanjutnya, dan mark
time 12/bit ditempat dengan gerakan visual (gerakan
tambahan). pada bagian Chart 8 semua pemain
musik memainkan musik pada birama 18-22,
diawali oleh mellophone dan trumpet sebagai
melodinya, seperti pada gambar berikut:
Pada bagian bait/lagu, Chart 9 menggambarkan
suasana dimensi langit yang menyerupai pelangi
mulai dari sisi yang paling kecil sampai sisi yang
semakin melebar dan melengkung, dimaksudkan
dalam sebuah hidup harus terdapat progres
perubahan semakin baik, ekspresi tersebut terdapat
pada gambar Chart 9 berikut ini :
Contoh Gambar Chart 9
Pada bagian bait/lagu chart dislpay 9 setiap pemain
berjalan 8 langkah menuju bentuk selanjutnya dan
berhenti 4 bit untuk mark time. Pada chart 9 pemain
musik memainkan musik pada birama 23-25,
berikut lebih jelasnya.
Sajian lagu kumpul bocah pada bagian reff
Sajian pada bagian reff lagu kumpul bocah ini
terdapat pada birama ke 40-63 dengan jumlah
birama 24. Terdapat 5 Chart mulai dari Chart 1418. Sebagai contoh dari sajian pada bagian reff
dapat dilihat pada gambar berikut :
bentuk bintang ini disesuaikan dengan syair/lirik
reff dari lagu kumpul bocah yakni “Petiklah bintang
dan bawalah pulang” sehingga pada chart 18
dibentuk seperti simbol bintang besar. Pemain
musik pada bagian ini memainkan musik pada
birama 53-62 yang melodi utamanya pada alat
musik Trumpet, berikut untuk lebih jelasnya:
Contoh Gambar Chart 17
Pada Chart 17 setiap individu pemain
musik berjalan 5 langkah, 3 bit stay, 8 bit langkah,
dan 4 bit move (pindah) menuju bentuk yang
berikutnya. Pada saat 3 bit dan 4 bit move,
kelompok brass melakukan teatrikal bermain
selayakna anak-anak yang setelah itu membentuk 5
segi tiga kecil yang masih terpisah. Pada bagian
tersebut pemain musik memainkan musik pada
birama 48-52, melodi pada birama tersebut
dimainkan oleh alat musik Glocken Speil, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Sajian pada bagian coda lagu kumpul bocah
Sajian pada bagian Coda lagu kumpul
bocah ini terdapat pada birama ke 63-72 dengan
jumlah birama 10. Terdapat 5 Chart mulai dari
Chart 19-23. Sebagai contoh dari sajian pada
bagian Coda dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada bagian birama ini melodi digantikan
oleh alat musik pit yaitu Glocken Speil yang
memiliki suara yang lenting sehingga terkesan lagu
yang cerian dan gembira, dengan diperkuat
aksentuasi dari tiupan brass yang membuat melodi
nampak lebih tebal dan tegas.
Pada Chart 19, setiap pemain musik
berjalan 8 langkah dan menuju pada bentuk
selanjutnya. Pada Chart 19 terlihat bentuk yang
sederhana, namun pada sisi lain posisi colourguard
memotong setengah dari bagian brass section. Pada
bentuk ini, pemain musik memainkan musik pada
birama 63-64 sebagai berikut:
Chart 21 adalah suatu gambaran bentuk
Broken (rusak) yakni artinya seolah pada masa
muda setiap manusia pasti pernah mengalami
masa susah atau mendapatkan musibah, bentuk
broken yang menyerupai bentuk lingkaran juga
melambangkan satu kesatuan yang tidak pernah
putus, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
contoh gambar berikut ini.
Contoh Gambar Chart 18
Pada Chart 18 setiap individu pemain
musik berjalan 16 langkah/step dan 24 bit stay
melakukan visual agar menambah keindahan
tampilan, setelah itu menuju pada bentuk
selanjutnya. Pada chart ini membentuk simbol
bintang dari hasil sebelumnya yakni segi tiga kecil,
11
birama terakhir sebagai tanda lagu pertama selesai,
lebih jelasnya terdapat pada gambar berikut ini :
Contoh Gambar Chart 21
Pada chart 21, pemain musik berjalan 8
langkah/step menuju bentuk selanjutnya dengan
memperhatikan kelurusan barisan dan mencari
patokan barisan, agar bentuk yang diinginkan dapat
terbentuk dengan benar. Pada bentuk ini, pemain
musik bermain musik pada birama 67-68 pada alat
musik trumpet, untuk lebih jelasnya berikut
gambarnya.
Chart 23 adalah bentuk terakhir dari lagu kumpul
bocah, bentuk terakhir menggambarkan tentang
proses pendewasaan seseorang yang mampu
memilah baik dan buruk, hal tersebut diambil pada
posisi dari brass section yang berurutan dimulai dari
trumpet, mellophone, baritone, dan tuba. Lebih
jelasnya pada contoh gambar berikut :
Contoh Gambar Chart 23
Pada Chart 23, setiap pemain berjalan
hanya 4 langkah/step, dengan meluruskan barisan
dan mecari patokan kordinat agar bentuk yang
dimaksud dapat tergambar dengan baik. Pemain
musik pada bentuk ini memainkan musik pada
Penutup
Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) adalah
salah satu media atau wadah berkembangnya musik
Drum Band dan Marching Band/Drum Corp’s di
Indonesia lebih khususnya di Surabaya. Drum
Corp’s Arek Suroboyo adalah salah satu kelompok
musik Marching Band/Drum Corp’s dibawah
tanggung jawab pemerintah kota Surabaya dan
Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI). Drum
Corp’s Arek Suroboyo termasuk dalam kelompok
Drum Corp’s karena alat musik yang digunakan
adalah termasuk alat musik besar dan memiliki
jangkauan nada yang lebih lebar dibandingkan alat
musik yang digunakan oleh kelompok musik Drum
Band.
Awal mula terbentuknya Drum Corp’s Arek
Suroboyo berawal dari kejuaraan Pekan Olahraga
Propinsi (Porprof) pada tahun 2009 yang dikuti oleh
25 pemain. Pada saat itu Drum Corp’s Arek
Suroboyo masih mempunyai nama satuan Drum
Band Arek suroboyo, yang selanjutnya pada sekitar
tahun 2010 menjadi Drum Corp’s Arek Suroboyo
dikarenakan alat musik yang digunakan dapat
menjangkau nada yang lebih lebar yakni pada
Brsass Section seperti Trumpet, mellophone,
baritone, uponium, dan tuba. Alat musik yang
digunakan oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo
memiliki standart internasional dikarenakan untuk
menunjang produksi suara, dan kemampuan dari
masing-masing pemain musik.
Karakteristik pada Drum Corp’s Arek Suroboyo
dapat dilihat dari segi latihan baris-berbaris (LBB),
bentuk permainan alat musik dan permainan
Colourguard yang diterapkan pada sebuah bentuk
yaitu Display dan kirab serta aransement musik
yang dibuat oleh Adi Junimon Noer. Ss.Msi. Dalam
kegiatan yang lakukan oleh Drum Corp’s Arek
Suroboyo terdapat kepengurusan organisasi yang
mengatur segala kegiatan mulai dari kegiatan
seleksi anggota baru sampai kegiatan lainya yang
sesuai dengan peraturan tata tertib dan ADART
Drum Corp’s Arek Suroboyo yang tentunya
bertujuan untuk membina pemain musik Drum
Corp’s Arek Suroboyo untuk terarah dalam kegiatan
positif dan mengembangkan Marchingband/Drumb
Corp’s di Surabaya.
Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS)
mengambil lagu “Kumpul Bocah” Ciptaan Dodo
zakaria yang pernah dinyanyikan oleh Diva
Indonesia Vina Panduwinata pada era 90-an, lagu
tersebut mempunyai 156 birama dengan tempo
118/bit. Setelah selanjutnya digubah (aransement)
oleh Adi Junimon Noer. Ss.Msi lagu Ciptaan Dodo
Zakaria yang berjudul “Kumpul Bocah” ini hanya
menjadi 73 birama dan dengan tempo awal 95/bit
yang setelah itu berubah menjadi 132/bit pada
birama ke 12. Lagu “Kumpul Bocah” versi Drum
Corp’s Arek Suroboyo (DCAS) ini termasuk lagu
pembuka/lagu pertama dalam penyajian musik pada
kejuaraan Jember Open Marching Competition-II di
Jember pada tanggal 18-22 September 2013 yang
menjadi juara umum klasifikasi mata lomba
Marching Show. Perbedaan yang sangat mendasar
pada lagu “Kumpul Bocah” versi Drum Corp’s Arek
Suroboyo (DCAS) ialah pada bagian melodi lagu
sudah diaransement dan cara penyajianya yang
sangat berbeda dengan versi aslinya, namun pada
penyajian lagu kumpul bocah versi Drum Corp’s
Arek Suroboyo (DCAS) masih berkesan gembira
dan riang sesuai dengan karakter lagu aslinya.
Bagi Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS)
Diharapkan
kedepan
memberikan
keleluasaan dalam memberikan informasi mengenai
objek penelitian yang nantinya sebagai bahan
kepenulisan, hal tersebut merupakan salah satu
upaya agar lebih berkembangnya ilmu dan
pengetahuan mengenai Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS) sebagai bahan pembelajaran kepustakaan.
Bagi penulis berikutnya
Setelah membaca kerya tulis ini, diharapkan
dapat
mengkaji lebih dalam lagi terhadap
perkembangan kesenian yang ada di Surabaya
khususnya musik Marching band/Drum Corp’s,
sehingga menambah refrensi ilmu baru bagi
pembaca dan penulis berikutnya.
Daftar Pustaka
Banoe, Pono. 1984. Pengantar Pengetahuan
alat musik. Jakarta : CV. Baru
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Deresan,
Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan
Semarang : Ikip Semarang Press.
Seni.
Djarmono, dkk. 1988. Seni Musik 3. Klaten : PT
Intan Pariwara
Dwidjowinoto, 1996. Metodologi Penelitian
Seni. Surabaya : University Press IKIP
Surabaya.
Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti mengenai bentuk lagu
“Kumpul Bocah” oleh Drum Corp’s Arek Suroboyo
(DCAS), maka saran yang dapat diberikan dari hasil
analisis sebagai berikut :
Bagi komposer/penata musik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan evaluasi untuk membuat lagu atau
materi baru yang lebih baik lagi baik secara materi
lagu dan prakteknya yang sesuai dari kemampuan
pamain Drum Corp’s Arek Suroboyo (DCAS).
Isfanhari, Musafir. 2000. Pengetahuan Dasar
Musik. Surabaya : Dinas P dan K Propinsi Jawa
Timur.
Kahono. 1984. Metode Drum Band dan
Marching Band. Solo : Tiga serangkai.
Karl-Edmund Prier, S.J. 1996. Ilmu Bentuk
Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
13
Mack, Dieter. 1995, Ilmu Harmoni. Yogyakarta
: Pusat Musik Liturgi.
Pustaka Maya
Marwoto, 1987. Musik Drumband. Semarang :
BPLP Semarang.
http://bpp1sp-reg1.go.id
http://blog.dhani.org/2003/09/musik-klasik
http://en.wikipedia.com
Moleong, Lexy, J. 1989. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : Remaja Roosdakarya.
Prier, K. E. 1991. Sejarah Musik jilid 1.
Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi
Purnomo W. Dan F. Subagyo. 2010. Terampil
Bermusik. Jakarta : Pusat pembukuan,
ketrampilan pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sumardjo, Jakob.2000.Filsafat Seni.Bandung:
ITB.
W.J.S Poerdarminta. 1999. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Yuninom, Noer. 2003. “Marching band dan
Percussion Clinicí” makalah disampaikan pada
seminar sehari Marching Band. 2003. Tanggal
19 November2003. Di Jakarta.
http://edukasi.kompasiana.com
http://gnssmaneg1baubau.wordpress.com
http://kstdrumband.blogspot.com
Download